Professional Documents
Culture Documents
NEFROLITHIASIS
Pembimbing
dr. Setianingsih, Sp.Rad
dr. Ardhiana Kasaba, Sp.Rad
Disusun Oleh :
LAPORAN KASUS
NEFROLITHIASIS
Laporan kasus dengan judul Nefrolithiasis telah diperiksa dan disetujui sebagai
salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di
Pembimbing 1 Pembimbing 2
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... 1
Lembar Pengesahan ........................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................ 3
Daftar Gambar ................................................................................................... 4
Kata Pengantar .................................................................................................. 5
Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................ 6
Bab 2 Presentasi Kasus ...................................................................................... 8
2.1 Identitas Pasien .................................................................................... 8
2.2 Anamnesis ........................................................................................... 8
2.3 Pemeriksaan Fisik ................................................................................ 9
2.4 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 11
Bab 3 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 14
3.1 Definisi................................................................................................. 14
3.2 Etiologi................................................................................................. 14
3.3 Epidemiologi........................................................................................ 16
3.4 Patogenesis........................................................................................... 17
3.5 Klasifikasi............................................................................................ 18
3.6 Manifestasi Klinisi............................................................................... 23
3.7 Diagnosis............................................................................................... 24
3.8 Diagnosis Banding................................................................................ 28
3.9 Penatalaksanaan..................................................................................... 29
3.10 Pencegahan............................................................................................. 35
3.11 Diagnosis............................................................................................... 35
3.12 Prognosis............................................................................................... 38
Bab 4 Analisis Kasus .......................................................................................... 38
Bab 5 Kesimpulan................................................................................................ 43
Daftar Pustaka .................................................................................................... 44
3
DAFTAR GAMBAR
23
26
Gambar 9 USG........................................................................................... 27
Gambar 10 ESWL........................................................................................ 30
Gambar 11 PNL.........................................................................................., 32
Gambar 12 Bedah Terbuka........................................................................... 33
4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
“Nefrolithiasis”.
Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
Ucapan terima kasih dokter pembimbing dan semua pihak terkait yang
kritik dan saran yang membangun. Semoga tulisan laporan kasus ini dapat
5
Surabaya, Februari 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
kemih ginjal, uteter dan kandung kemih yang dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di
lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas. Hal ini karena
adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat
terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini
merupakan salah satu dari tiga penyakit terbanyak di bidang urologi disamping
penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di
klinik urologi. 1
Batu saluran kemih dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar
6
buah anggur. Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala
dan biasanya dapat keluar bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang
berada di saluran kemih atas (ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika
batu berada di saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra) dapat
menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis
maupun tubulus renalis dapat menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis.1
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh
Berdasarkan letaknya, batu saluran kemih terdiri dari batu ginjal, batu
ureter, batu buli-buli dan batu uretra. Batu saluran kemih pada umumnya
mengandung unsur: kalsium oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium-
amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, silikat dan senyawa lainnya. Semua
tipe batu saluran kemih memiliki potensi untuk membentuk batu staghorn, namun
disebut juga batu struvit atau batu triple phosphate, batu fosfat, batu infeksi, atau
batu urease.1,3
batu oleh karena itu diperlukan pmeriksaan penunjang antara lain: Foto Polos
7
Abdomen, Intra Vena Pielografi (IVP), USG, Renogram, Analisis batu, Kultur
BAB 2
PRESENTASI KASUS
nyeri berat, cekot cekot tidak ada penjalaran. Pasien tidak bisa
8
- Stroke dalam keluarga : (-)
adalah air sumur. Di daerah sekitar rumah ada yang menderita batu
ginjal.
- GCS : 4-5-6
- Vital Sign :
a. TD : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84 x/min
c. Temp : 36,8˚ C
d. RR : 20 x/min
2.3.3 Leher :
2.3.4 Thoraks:
- Paru :
9
massa.
b. Palpasi : ekspansi dinding dada simetris, stem fremitus
dalam batas normal, tidak teraba adanya massa
c. Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
d. Auskultasi : suara vesikular kanan kiri, Rh(-)/(-),
Wh (-)/(-)
- Jantung :
2.3.5 Abdomen :
- Pemeriksaan Darah
Hasil Laboratorium :
Hb : 10,8 g/dl
Hematokrit : 32,2 %
- Foto thorax AP
10
Deskripsi :
Foto thorax AP
- Foto BOF
11
Deskripsi :
Foto BOF :
Tulang:
12
Kontur ginjal: ukuran kedua renal tampak membesar, didapatkan batu
BAB 3
NEFROLITHIASIS
3.1 Definisi 2
Batu di dalam saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang berada
13
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (nephrolithiasis), ureter
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu
14
1. Herediter (keturunan)
2. Umur
3. Jenis kelamin
pasien perempuan.
1. Geografi
yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerah
3. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air
4. Diet
15
5. Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
insidens rate tertinggi kelompok umur berdasarkan letak batu yaitu saluran
kemih atas adalah pada kelompok umur 55-64 tahun 11,2 per-100.000
populasi, tertinggi kedua adalah kelompok umur 65-74 tahun 10,7 per-
batu yaitu saluran kemih atas adalah pada jenis kelamin laki-laki 74 per-
Insidens rate tertinggi kelompok umur berdasarkan letak batu yaitu saluran
populasi. Insidens rate tertinggi jenis kelamin berdasarkan letak batu yaitu
pada tahun 2005, jenis kelamin laki-laki dengan batu kalsium 75%, batu
asam urat 23,1%, batu struvit 5%, dan batu cysteine 0,5%, sedangkan
pada perempuan jenis batu kalsium 86,2%, batu asam urat 11,3%, batu
struvit 1,3%, dan batu cysteine 1,3%. Analisis jenis batu berdasarkan jenis
kelamin di Australia Selatan pada tahun 2005 yaitu pada jenis kelamin
laki-laki jenis batu kalsium oksalat 73%, batu asam urat 79%,
16
sedangkan pada perempuan jenis batu struvit 58%. Analisis jenis batu
berdasarkan kelompok umur, jenis batu kalsium oksalat 50-60 tahun, batu
20,1%. Di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2007 jumlah pasien rawat
jenis batu proporsi yang tertinggi adalah jenis batu kalsium oksalat 100%,
urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan
infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna, stiktura, dan buli-
pembentukan batu.
berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada
17
keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal.
belum cukup mampu menyumbat saluran kemih. Untuk itu agregat kristal
menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari
sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu
dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, laju aliran
urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran
Komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal dan saluran kemih
urat oksalat, dan sistin. Kandungan batu saluran kemih terbanyak terdiri
dari :
1. 75 % kalsium.
18
Gambar 2. Batu Saluran Kemih 3
a. Batu kalsium
BSK yaitu sekitar 70%-80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini
urine atau darah dan akibat dari dehidrasi. Batu kalsium terdiri dari dua
air kemih.
2. Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite
19
whewellite.
urat. Pasien biasanya berusia > 60 tahun. Batu asam urat dibentuk
hanya oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi
sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat bervariasi
staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe batu yang dapat
20
dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi
kemolisis.
Batu struvit disebut juga batu infeksi. Batu struvit disebabkan karena
batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Kuman
penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea
splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi
reaksi: CO(NH2)2+H2O2NH3+CO2.
batu triple phosphate, batu fosfat, batu infeksi, atau batu urease, walaupun
dapat pula terbentuk dari campuran antara kalsium oksalat dan kalsium
fosfat.
21
Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya konsentrasi ammonium
dan pH air kemih >7. Pada batu struvit volume air kemih yang banyak
dari fosfat.
d. Batu Sistin
urine yang sangat jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada
22
Suasana basa ini yang memudahkan garam-garam magnesium,
Karena terdiri atas 3 kation Ca++ Mg++ dan NH4+) batu jenis ini dikenal
Batu pada kaliks ginjal memberikan rada nyeri ringan sampai berat
karena distensi dari kapsul ginjal. Begitu juga baru pada pelvis renalis,
gejala batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan
infeksi. Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau
pinggang. Nyeri ini mungkin bisa merupakan nyeri kolik ataupun bukan
kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem
23
Nyeri ini disebabkan oleh karena adanya batu yang menyumbat
daerah pinggang (flank) yang sering menjalar ke perut, atau lipat paha,
bahkan pada batu ureter distal sering ke kemaluan. Mual dan muntah
- Pemeriksaan Penunjang2,3
radioopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini
24
Gambar 7. Foto Polos Abdomen 3
adanya batu radio opak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan
kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering dijumpai diantara batu
lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen). Urutan
Kalsium Opak
MAP Semiopak
ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun
batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika
25
IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat
Gambar 8. IVP 3
3. Ultrasonografi (USG)
Gambar 9. USG
26
Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, menentukan
tertingggalnya batu.
terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun, dan pada wanita
5. Renogram
secara terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter
tersumbat total. Cara ini dipakai untuk memastikan ginjal yang masih
mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk melakukan tindak
27
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut,
misalnya distensi usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu, jika
dicurigai terjadi kolik ureter maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu
adneksitis.
apalagi bila hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat
kemungkinan tumor ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor
Grawitz.
3.9 Penatalaksanaan2,3,5
berat. Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran
kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus
diambil karena suatu indikasi sosial. Obstruksi karena batu saluran kemih
yang telah menimbulkan hidroureter atau hidronefrosis dan batu yang sudah
28
Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti
batu yang diderita oleh seorang pilot pesawat terbang) memiliki resiko
1. Terapi Konservatif
b. α - blocker
c. NSAID
batu syarat lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien,
ada tidaknya infeksi dan obstruksi. Adanya kolik berulang atau ISK
tunggal, ginjal trasplan dan penurunan fungsi ginjal ) tidak ada toleransi
29
Gambar 10 ESWL
diberi obat penangkal nyeri. Pasien akan berbaring di suatu alat dan akan
ESWL generasi terakhir pasien bisa dioperasi dari ruangan terpisah. Jadi,
begitu lokasi ginjal sudah ditemukan, dokter hanya menekan tombol dan
telentang atau telungkup sesuai posisi batu ginjal. Batu ginjal yang
sudah pecah akan keluar bersama air seni. Biasanya pasien tidak perlu
30
di ginjal atau saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih (kecuali
yang terhalang oleh tulang panggul). Batu yang keras (misalnya kalsium
oksalat monohidrat) sulit pecah dan perlu beberapa kali tindakan. ESWL
gangguan pembekuan darah dan fungsi ginjal, wanita hamil dan anak-
sejelas-jelasnya
3. Endourologi
mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan
melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses
31
kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi
fragmen-fragmen kecil.
Gambar. 11 PNL
batu ureter yang besar, sehingga perlu alat pemecah batu seperti
32
batu tertentu, tergantung pada pengalaman masing-masing operator
4. Bedah Terbuka
33
5. Pemasangan Stent
3.10 Pencegahan2,12
yang menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada
4. Pemberian medikamentosa.
34
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:
2. Rendah oksalat.
hiperkalsiuri.
4. Rendah purin.
paru dan urinoma. Sedang yang termasuk kurang signifikan perforasi ureter,
hematom perirenal, ileus, stein strasse, infeksi luka operasi, ISK dan migrasi
stent.
disebabkan oleh intervensi, tetapi juga dipicu oleh reaksi inflamasi dari batu,
35
terutama yang melekat. Angka kejadian striktur kemungkinan lebih besar
dari yang ditemukan karena secara klinis tidak tampak dan sebagian besar
infeksi terjadi sesaat setelah dilakukannya PNL, atau pada beberapa saat
setelah dilakukannya ESWL saat pecahan batu lewat dan obstruksi terjadi.
Cidera pada organ-organ terdekat seperti lien, hepar, kolon dan paru serta
perforasi pelvis renalis juga dapat terjadi saat dilakukan PNL, visualisasi
yang adekuat, penanganan yang hati-hati, irigasi serta drainase yang cukup
demam, dan terapi nyeri yang diperlukan selama dan sesudah prosedur lebih
PNL. Demikian pula ESWL dapat dilakukan dengan rawat jalan atau
kombinasi terapi sama (< 20%). Kebutuhan transfusi pada ESWL sangat
36
rendah kecuali pada hematom perirenal yang besar. Kebutuhan transfusi
mengalami sepsis dan komplikasi akut lainnya. Dari data yang ada di pusat
urologi di Indonesia, risiko kematian pada operasi terbuka kurang dari 1%.
trauma parietal dan viseral. Dalam evaluasi jangka pendek pada anak pasca
yang kembali normal setelah 15 hari. Belum ada data mengenai efek jangka
terbuka meliputi leakage urin (9%), infeksi luka (6,1%), demam (24,1%),
pada anak adalah dengan ESWL monoterapi, PNL, atau operasi terbuka.
3.12 Prognosis11
batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu,
37
adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan
fungsi ginjal
karena masih ada sisa fragmen batu dalam saluran kemihnya. Pada pasien
yang ditangani dengan PNL, 80% dinyatakan bebas dari batu, namun hasil
BAB 4
ANALISIS KASUS
Pada pasien ini, penulis mendiagnosis pasien menderita Nefrolithiasis Dex Sin
1. Anamnesis
Nyeri pinggang kanan dan kiri dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.
nyeri berat, cekot cekot tidak ada penjalaran. Pasien tidak bisa
38
dirasakan seperti ada tepungnya. Kencing merah tidak dikeluhkan.
adalah air sumur. Di daerah sekitar rumah ada yang menderita batu
ginjal.
2. Pemeriksaan Fisik
- GCS : 4-5-6
- Vital Sign :
a. TD : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84 x/min
c. Temp : 36,8˚ C
d. RR : 20 x/min
Leher :
Thoraks:
- Paru :
39
retraksi dinding dada (-), tidak tampak adanya
massa.
b. Palpasi : ekspansi dinding dada simetris, stem fremitus
dalam batas normal, tidak teraba adanya massa
c. Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
d. Auskultasi : suara vesikular kanan kiri, Rh(-)/(-),
Wh (-)/(-)
Jantung :
Abdomen :
- Pemeriksaan Darah
Hasil Laboratorium :
Hb : 10,8 g/dl
Hematokrit : 32,2 %
Foto thorax AP
40
o Sinus costofrenikus dextra dan sinistra : tajam
o Tulang : os clavicula, os scapula, vertebrae thoracalis I-IV,
- Foto BOF :
o Bayangan gas usus: Distribusi merata sampai cavum pelvis,
41
BAB 5
KESIMPULAN
1. Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di
Umur., Jenis kelamin dan faktor ekstrinsik diantaranya : Geografi, Iklim dan
dan rencana terapi antara lain Foto Polos Abdomen, Intra Vena Pielografi
5. Komplikasi batu pada saluran kemih adalah obstruksi dan infeksi sekunder,
6. Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu,
42
DAFTAR PUSTAKA
1. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
2. Purnomo, Basuki 2007. Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto:
Jakarta
3. DR ALEQ
4. Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai
Raven Publisher.
7. Oswari, Jonatan; Adrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar bedah, EGC: Jakarta
FKUI: Jakarta.
America.
http://kidney,niddk.gov/statistic/uda/Urologic_Disease_in_America.pdf.
43
44