You are on page 1of 8

JNPH

Volume 5 No. 2 (Desember 2017)


© The Author(s) 2017

APLIKASI TEORI MODEL CALISTA ROY DALAM PEMBERIAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN KISTA OVARIUM DI
SUKAMAJU KOTA BENGKULU

APPLICATION OF THE THEORY OF CALISTA ROY MODEL IN GIVING NURSING


ASSISTANCE IN NY. S WITH OVARIAN CYSTS IN SUKAMAJU BENGKULU CITY

ITA SUSIANTI
UPTD PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
Email: dwilestariwiji@gmail.com

ABSTRAK

Kista ovarium dapat mengganggu pembentukan sel telur karena peningkatan hormon androgen
sehingga mengganggu pematangan folikel, dengan demikian saat terjadi ovulasi tidak berisi sel
telur (Ricci, 2009). Karena ovulasi tidak mengandung sel telur, maka perempuan cenderung
menjadi infertil (Ricci, 2009). Teori adaptasi Calista Roy merupakan model keperawatan yang
menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara
mempertahankan perilaku adaptasi serta mampu merubah perilaku yang inadaptif. Penerapan
teori akan membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi selama sehat dan sakit (Tomey & Alligood,
2010). Pendekatan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan teori adaptasi Calista
Roy dipandang sangat ideal untuk diterapkan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan profesional terutama pada pasien dengan penyakit kista ovarium yang memerlukan
adaptasi panjang terhadap perubahan status kesehatannya Jenis studi kasus ini adalah studi
kasus Kista Ovarium dengan aplikasi teori Calista Roy dengan menggunakan metode deskriptif
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan memusatkan perhatian pada objek tertentu.
Keefektifan aplikasi teori Roy pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien kista ovarium
yaitu dapat meningkatkan perilaku yang baik pada penderita kista ovarium dalam melakukan
upaya penanganan dan upaya pencegahan terhadap terjadinya kista ovarium. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa teori Roy dapat meningkatkan kesehatan pasien secara optimal baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Kepada pihak pelayanan kesehatan diharapkan dapat
menerapkan aplikasi keperawatan pada pasien dengan aplikasi yang ada seperti dengan
menggunakan aplikasi teori Calista Roy, ataupun dengan aplikasi teori lainnya yang sesuai
dengan keadaan pasien dan teori yang ada sehingga didapatkan hasil perawatan yang optimal.
Kata Kunci: kista ovarium, teori calista roy

ABSTRACT

Ovarian cysts can interfere with the formation of the eggs because of the increase in androgen
hormones that interfere with follicular maturation, thus when ovulation does not contain egg
cells (Ricci, 2009). Because ovulation does not contain eggs, women tend to become infertile
(Ricci, 2009). Calista Roy's adaptation theory is a nursing model that describes how individuals

42 Journal of Nursing and Public Health


are able to improve health by maintaining adaptation behaviors and able to change adaptive
behaviors. Application of theory will help one to adapt to changes in physiological needs, self-
concept, role function, and interdependence during health and illness (Tomey & Alligood,
2010). The approach of nursing care using the Calista Roy adaptation approach is considered to
be ideal for application in providing professional nursing care especially in patients with
ovarian cyst disease requiring long adaptation to health status change. This case study type is
case study of Ovarian Cyst with Calista Roy theory application with using descriptive method is
a method that is done with the main purpose to create a picture or description of a situation
objectively and focus on a particular object. The effectiveness of Roy's theory application on
the implementation of nursing care in patients with ovarian cysts is that it can improve good
behavior in patients with ovarian cysts in making efforts and prevention efforts against the
occurrence of ovarian cysts. So it can be concluded that the theory Roy can improve patient
health optimally both short and long term. To the health service is expected to apply nursing
applications in patients with existing applications such as using the application of Calista Roy
theory, or with other theoretical applications in accordance with the state of the patient and the
existing theory to obtain optimal care results.
Keywords: ovarian cyst, calista roy theory

PENDAHULUAN sekitar 21.980 kasus baru kanker ovarium


akan didiagnosis dan 14.270 wanita akan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari meninggal karena kanker ovarium di Amerika
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan Serikat. Angka kejadian kista ovarium
setiap orang hidup produktif secara sosial dan tertinggi ditemukan pada negara maju,
ekonomis. Pembangunan kesehatan bertujuan dengan rata-rata 10 per 100.000, kecuali di
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan Jepang (6,5 per 100.000). Insiden di Amerika
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang Selatan (7,7 per 100.000) relatif tinggi bila
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat dibandingkan dengan angka kejadian di Asia
yang setinggi-tingginya. Kegiatan untuk dan Afrika (WHO,2015).
meningkatkan kesehatan (promotif), Angka kejadian kista ovarium di
mencegah penyakit (preventif), terapi Indonesia belum diketahui dengan pasti
(kuratif) maupun pemulihan kesehatan karena pencatatan dan pelaporan yang kurang
(rehabilitatif) adalah upaya kesehatan baik. Sebagai gambaran Rumah Sakit yang
masyarakat (Depkes RI, 2011). terdeteksi kista ovarium terbesar di indonesia
Kista ovarium merupakan salah satu antarnya di RSU Dharmais, ditemukan kira-
bentuk penyakit repoduksi yang banyak kira 300 pasien setiap tahun, RSUD Cipto
menyerang wanita. Kista atau tumor Mangunkusumo terdata pada tahun 2008 ada
merupakan bentuk gangguan yang bisa 428 kasus pasien kista endometriosis setiap
dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot tahun. Sedangkan pada tahun 2009 terjadi
polos pada ovarium yang jinak. Walaupun peningkatan tajam di RSUD Cipto
demikian tidak menutup kemungkinan untuk Mangunkusumo terdata 768 kasus pasien
menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan kista ovarium dan 25% diantaranya
penyakit ini sering disebut sillent killer atau meninggal dunia 70% diantaranya adalah
secara diam diam menyebabkan banyak wanita karir yang telah berumah tangga. Kista
wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya ovarium menempati urutan pertama pada
sudah terserang kista ovarium dan hanya kasus terbesar di RSUD Cipto
mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba Mangunkusumo dan RSU Dharmais
dari luar atau membesar ( Depkes RI, 2011). menempati urutan ke dua dari seluruh Rumah
The American Cancer Society Sakit terbesar yang ada di indonesia
memperkirakan bahwa pada tahun 2014, (Nasdaldy, 2009).

43 Journal of Nursing and Public Health


Di sumatera angka kejadian kista dapat menimbulkan kecemasan pada
ovarium belum diketahui dengan pasti akan pasiennya (Sungkar, 2015).
tetapi sebagai gambaran terdapat jumlah Penanganan infertil pada perempuan
seluruh wilayah sumatera dengan penderita salah satunya dengan menggunakan obat
kista ovarium tahun 2008-2009 sebanyak penyubur (fertility drugs) sementara obat-obat
47orang (Safitri, 2010). Sedangkan pada penyubur telah diidentifikasi menjadi faktor
tahun 2010-2015 terjadi peningkatan kasus risiko terjadinya neoplasma ovarium
penderita kista ovarium sebanyak 116 kasus (Denschlag, 2010). Neoplasma ovarium
(Dumaris 2016). Provinsi Bengkulubukan termasuk dalam kelompok tumor epithelial,
salah satu 7 provinsi daerah endemis kista kebanyakan bersifat jinak dan hanya sebagian
ovarium namun merupakan provinsi yang kecil yang bersifat ganas, neoplasma ovarium
banyak ditemukan kasus baru kista ovarium ganas lebih mematikan dibandingkan dengan
di Sumatera. Berdasarkan laporan diketahui jenis kanker ginekologi lainnya (Sallinen et-
bahwa jumlah kasus kista ovarium yang al, 2014). Neoplasma ovarium selain
ditemukan meningkat dari tahun ke tahun. mempengaruhi kesuburan seorang
Pada tahun 2014 ditemukan 35 kasus dan perempuan, juga dapat menyebabkan
tahun 2015 ditemukan 47 kasus lagi terjadinya gangguan menstruasi, tumbuh
sedangkan pada tahun 2016 meningkat bulu-bulu halus pada wajah (hirsutism), kulit
menjadi 89 kasus kista ovarium (Provinsi menipis, terdapat echymosis, centraladiposity,
Bengkulu, 2016). buffalo hump, penumpukan lemak pada
Penyebab penyakit kista ovarium supraclavicula dan hipertensi berat. Untuk
sebagian merupakan kista fungsional, bersifat mengatasi permasalahan tersebut dapat
jinak dan dapat menghilang dengan dilakukan dengan oophorectomy atau
sendirinya, sebagian memerlukan tindakan pengangkatan ovarium (Sallinen et-al, 2014,
khusus antara lain pengangkatan dengan cara Yuan et-al, 2014).
operasi (BCCOG, 2011). Penyakit kista Pengangkatan ovarium yang dilakukan
ovarium dapat menyebabkan komplikasi dapat berpengaruh terhadap pembentukan
antara lain indung telur membesar dan hormon estrogen dan progesteron dan bila
menjadi lebih berat dan memicu terjadinya pengangkatan dilakukan sebelum pubertas
robekan (rupture), terpelintir (torsion) yang maka organ-organ yang pematangannya
menyebabkan nyeri hebat, dysplasia dan dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron
sepsis (Salehpour et-al, 2013). akan mengalami gangguan. Estrogen juga
Kista ovarium dapat mengganggu berfungsi menjaga kekuatan tulang,
pembentukan seltelur karena peningkatan berkurangnya estrogen akan menyebabkan
hormon androgen sehingga mengganggu penarikan kalsium dari tulang yang berakibat
pematangan folikel, dengandemikian saat pada osteoporosis (Ricci, 2009). Kista yang
terjadi ovulasi tidak berisi sel telur (Ricci, sudah diangkat dapat tumbuh kembali
2009). Karena ovulasi tidak mengandung sel ditempat yang sama dan menyebar ketempat
telur, maka perempuan cenderung menjadi lainnya. Seseorangyang mengalami hirsutism,
infertil (Ricci, 2009). Kista ovarium gangguan menstruasi, hipertensi, peningkatan
menimbulkan beragam manifestasi klinis cortisol dan androgen merupakan tanda awal
pada pasien. Manifestasi klinis yang terjadi terjadinya kekambuhan (recurrence) setelah
dapat berupa ketidak nyamanan pada dilakukan pengangkatan kista (Yuan et-al,
abdomen, sulit buang air kecil, nyeri panggul, 2014).
dan nyeri saat senggama serta gangguan Permasalahan yang terjadi pada fisik
menstruasi. Adanya gangguan menstruasi ini seseorang akan berpengaruh pada kondisi
menyebabkan masyarakat berpendapat bahwa psikologi, demikian keluhan yang dirasakan
wanita yang mengalami kista ovarium akan oleh penderita neoplasma meliputi gejala fisik
mengalami kemandulan (infertilitas). Hal ini seperti nyeri dan pembesaran massa tumor,

44
psikologi seperti kecemasan, gangguan body. sejumlah 3 orang dan pada tahun 2015 adalah
mempengaruhi satu dengan yang lainnya sebanyak 5 orang, sedangkan pada tahun
(Dodd et-al, 2011, Kim et-al, 2005). 2016 data kasus dengan tindak lanjut kista
Mengingat permasalahan yang dialami ovarium sebanyak 9 orang yang berkunjung
penderita tumor meliputi fisik dan psikologi dan dilakukan survei sejumlah wilayah UPTD
maka dalam penangananpun harus merupakan Puskesmas Padang serai Bengkulu. Hal ini
satu kesatuan. Hakekat asuhan keperawatan terjadi peningkatan adanya kurang kesadaran
adalah memberikan asuhan kepada pasien pengetahuan masyarakat terutama bagi wanita
secara holistik dan komprehensif meliputi yang sudah terkena kista ovarium ataupun
bio, psiko, sosial dan spiritual (Perry & yang belum mengetahuinya.
Potter, 2009). Perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan agar sesuai dengan METODE PENELITIAN
permasalahan yang ada, maka perlu dipilih
suatu teori pendekatan asuhan keperawatan. Jenis studi kasus ini adalah studi kasus
Teori adaptasi Calista Roy merupakan kista ovarium dengan aplikasi teori Calista
model keperawatan yang menguraikan Roy dengan menggunakan metode deskriptif
bagaimana individu mampu meningkatkan yaitu suatu metode yang dilakukan dengan
kesehatan dengan cara mempertahankan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
perilaku adaptasi serta mampu merubah deskripsi tentang suatu keadaan secara
perilaku yang inadaptif. Penerapan teori akan obyektif dan memusatkan perhatian pada
membantu seseorang untuk beradaptasi objek tertentu (Notoatmojo, 2010).
terhadap perubahan kebutuhan fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi HASIL PENELITIAN
selama sehat dan sakit (Tomey & Alligood,
2010). Pendekatan asuhan keperawatan Aplikasi teori Calista Roy dalam
dengan menggunakan pendekatan teori pemberian asuhan keperawatan pada Ny S
adaptasi Calista Roy dipandang sangat ideal dengan kista ovarium. Dalam Bab ini, penulis
untuk diterapkan dalam memberikan akan membahas meliputi segi pengkajian,
pelayanan asuhan keperawatan profesional diagnosa, perencanaan keperawatan,
terutama pada pasien dengan penyakit kista implementasi keperawatan, dan evaluasi
ovarium yang memerlukan adaptasi panjang keperawatan mengenai kasus yang penulis
terhadap perubahan status kesehatannya. angkat.
Teori adaptasi Roy menitikberatkan
pendekatan pada tiga hal meliputi stimulus Pengkajian
fokal yaitu stimulus atau rangsangan yang
berasal dari dalam individu maupun dari luar Pengkajian merupakan tahap awal dari
individu dan harus dihadapi secara langsung proses keperawatan dan merupakan suatu
pada saat itu juga. Stimulus kontekstual proses pengumpulan data yang sistematis dari
adalah semua stimulus yang berpengaruh berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
terhadap stimulus fokal berasal dari mengidentifikasi status kesehatan klien. Pada
lingkungan sekitar, sedangkan stimulus saat pengumpulan data, penulis tidak
residual merupakan faktor yang berasal dari menemukan banyak kendala karena Ny. S dan
lingkungan sekitar yang dapat berpengaruh keluarga sangat kooperatif yang ditunjang
secara tidak langsung pada individu (Tomey dengan terbinanya kepercayaan antara penulis
& Alligood, 2010). Melihat hal di atas pada dengan Ny. S beserta keluarga. Ny. S juga
survei pendahuluan yang dilakukan di UPTD memberikan informasi yang lengkap dan jelas
Puskesmas Padang Serai Bengkulu dari data sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
pencatatan dengan pasien tindak lanjut kasus penulis. Dalam pengkajian keperawatan ini
kista ovarium terdapat data tahun 2014 difokuskan pada teori Calista Roy pada saat

45 Journal of Nursing and Public Health


pengkajian didapatkan data hasil: Nadi: perdarahan, gangguan nutrisi kurang dari
84x /menit, Suhu: 36,20C, Pernafasan: 20x kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
/menit, Tensi darah: 140 / 90, konjunctiva tidak adekuat.
anemis, klien sering merasa pusing, BU 5x Roy mendefenisikan untuk menyusun
/menit, terdapat pengeluaran darah diagnosa keperawatan, menggunakan tipologi
pervaginam, bentuk abdomen asimetris, diagnosa yang dikembangkan oleh roy dan
terdapat benjolan di abdomen dekstra, klien berhubungan dengan 4 mode adaptif. Jadi
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, peningkatan adaptasi dalam tiap 4 cara
nyeri dirasakan klien seperti melilit – lilit, menyesuaikan diri yaitu: fungsi fisiologi,
panas pada bokong selama ±4jam secara terus konsep diri, fungsi peran dan interpendensi.
menerus dengan skala ±10 (sakit sekali), klien Harapan terhadap peningkatan integritas
mengatasinya dengan mengelus – elus adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan
bokongnya. manusia, kualitas hidup dan kematian yang
Menurut pengembangan teori Roy bermanfaat. Tujuan keperawatan diraih ketika
pengkajian dilakukan yaitu oksigenasi: stimulus vokal berada didalam suatu area
menggambarkan pola penggunaan oksigen tingkatan adaptasi manusia, dan ketika
berhubungan dengan respirasi, dan sirkulasi, stimulus vokal tersebut tidak ada dalam area,
Nutrisi: menggambarkan pola penggunaan manusia dapat membuat suatu penyesuaian
nutrisi untuk memperbaiki kondisi tubuh dan diri atau respon efektif.
perkembangan, eliminasi: menggambarkan
pola eliminasi, aktivitas dan istirahat: Intervensi
menggambarkan pola fisiologis kulit,
rasa/senses: menggambarkan fungsi sensoris Dalam penyusunan perencanaan
perceptual berhubungan dengan panca indra, keperawatan, penulis melakukan sesuai
cairan dan elektrolit: menggambarkan pola dengan diagnosa yang telah diprioritaskan
fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit, yaitu komponen tujuan, kriteria dan rencana
fungsi neurologis: menggambarkan pola keperawatan. Dalam menentukan intervensi
kontrol neurologis, pengaturan dan keperawatan pada pasien penulis menyusun
intelektual, fungsi endokrin: menggambarkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan pasien,
pola kontrol dan pengaturan termasuk respon dimodifikasi sesuai kondisi, usia, emosi,
stress dan system reproduksi, pengkajian status sosial, kebudayaan, dan kapasitas
konsep diri, pengkajian fungsi peran (sosial) intelektual pasien. Pada penetapan tujuan dan
dan pengkajian interdependensi. rencana tindakan perawat akan memfasilitasi
Ny. S dalam melakukan penanganan pada
Diagnosa Keperawatan masalah kista ovarium yang
meliputi:Gangguan Rasa nyaman nyeri
Diagnosa keperawatan memberikan berhubungan dengan adanya masa di perut
dasar untuk pemilihan intervensi bawah
keperawatan, untuk mencapai hasil yang Gangguan volume cairan kurang dari
merupakan tanggung jawab perawat. Pada kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya
asuhan keperawatan Ny. S dengan kista perdarahan, gangguan nutrisi kurang dari
ovarium ditemukan diagnosa keperawatan. kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
Sedangkan masalah – masalah keperawatan tidak adekuat.
yang muncul pada klien Ny. S pada saat Menurut Roy intervensi keperawatan
melakukan asuhan keperawatan antara lain adalah suatu perencanaan dengan tujuan
:gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan merubah atau memanipulasi simulasi fokal,
dengan adanya masa di perut bawah, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya
gangguan volume cairan kurang dari juga ditujukan kemampuan klien dalam
kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya koping secara luas, supaya stimulus secara

46
keseluruhan dapat terjadi pada klien, sehingga pelayanan pada orang – orang. Lebih spesifik
total stimuli berkurang dan kemampuan dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu
adaptasi meningkat. Tujuan intervensi dan praktek dari peningkatan adaptasi untuk
keperawatan adalah pencapaian kondisi yang meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk
optimal, dengan menggunakan koping yang mempengaruhi kesehatan secara positif.
konstruktif. Tujuan jangka panjang harus Keperawatan meningkatkan adaptasi individu
dapat menggambarkan penyelesaian masalah dan kelompok dalam situasi yang berkaitan
adaptif dan ketersediaan energi untuk dengan kesehatan, jadi model adaptasi
memenuhi kebutuhan tersebut keperawatan menggambarkan lebih spesifik
(mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). perkembangan ilmu keperawatan dan praktek
Tujuan jangka pendek mengidentifikasi keperawatan yang berdasarkan ilmu
harapan perilaku klien setelah manipulasi keperawatan tersebut. Dalam model tersebut,
stimulus fokal, kontekstual dan residual. keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan
dan aktivitas keperawatan.
PEMBAHASAN
Evaluasi Keperawatan
Implementasi
Evaluasi keperawatan adalah proses
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan keperawatan mengukur respon klien terhadap
pada klien seluruh rencana tindakan dapat tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke
diaplikasikan dengan baik dan tidak ada arah pencapaian tujuan (potter dan perry
masalah yang berarti. Karena banyak hal yang 2006). Dari diagnosa yang penulis temukan,
mendukung dalam pelaksanaan asuhan semua sesuai dengan masalah yang dialami
keperawatan ini. Adapun faktor yang Ny. S pada saat penulis melakukan studi
mendukung implementasi ini adalah: adanya kasus kepada Ny. S semua intervensi sudah
keinginan pasien untuk sembuh sehingga mencapai kriteria hasil. Pasien mampu
pasien menerima saran dan anjuran perawat, melakukan hidup sehat dan melakukan
adanya keinginan pasien dan untuk pencegahan kista ovarium mampu berperilaku
mengetahui penanganan penyakitnya. Semua yang baik dalam penanganan yang baik
masalah yang ada penulis dapat terhadap penyakit yang dideritanya dan tidak
melaksanakannya dan dari tindakan yang ada tanda infeksi serta kebutuhan tidur pasien
telah direncanakan dan diimplementasikan terpenuhi.
atas persetujuan pasien serta berdasarkan Menurut Roy penilaian terakhir dari
standar praktek keperawatan. Implementasi proses keperawatan berdasarkan tujuan
keperawatan direncanakan dengan tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan
merubah atau memanipulasi fokal, keberhasilan suatu asuhan keperawatan
kontekstual, dam residual stimuli dan juga didasarkan pada perubahan perilaku dari
memperluas kemampuan koping seseorang kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya
pada zona adaptasi sehingga total stimuli adaptasi pada individu (Asmadi, 2008).
berkurang dan kemampuan adaptasi
meningkat (Asmadi, 2008) Keefektifan Teori Roy
Roy (1983) menggambarkan
keperawatan sebagai disiplin ilmu dan Keefektifan aplikasi teori Roy pada
praktek. Sebagai ilmu keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
mengobservasi, mengklasifikasikan dan kista ovarium yaitu dapat meningkatkan
menghubungkan proses yang secara positif perilaku yang baik pada penderita kista
berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai ovarium dalam melakukan upaya penanganan
disiplin, praktek, keperawatan menggunakan dan upaya pencegahan terhadap terjadinya
pendekatan pengetahuan untuk menyediakan kista ovarium. Sehingga dapat disimpulkan

47 Journal of Nursing and Public Health


bahwa teori Roy dapat meningkatkan KESIMPULAN
kesehatan pasien secara optimal baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Keunggulan Intervensi dan implementasi yang
Roy dalam penatalaksanaan kasus ini adalah ditegakkan oleh penulis sudah sesuai dengan
dimana pada pengkajian mencakup semua teori Calista Roy sesuai diagnosa yang
pada aspek fisiologis maupun aspek ditegakkan, implementasi dilakukan sesuai
psikologis dan faktor sistem pendukung dengan rencana keperawatan yang disusun,
terjadinya masalah pada pasien. Selain itu disertai respon hasil dari pasien, tahap
juga pada hasil yang didapat pada asuhan evaluasi dari diagnosa keperawatan yang
keperawatan ini sangat efektis sebagai upaya penulis implementasikan selama 4 hari
meningkatkan perilaku pasien dalam berhasil dilakukan, teori Model Calista Roy
melakukan penanganan pada penyakitnya dan efektif di aplikasikan pada pasien dengan
upaya jangka panjang dalam mencegah kasus kista ovarium.
terjadinya penyakit tersebut berulang.
Menurut Roy, melalui pengelolaan SARAN
faktor-faktor stimulus, pencetus tidak
efektifnya perilaku diubah atau meningkatkan Kepada pihak pelayanan kesehatan
kemampuan individu untuk mengatasi diharapkan dapat menerapkan aplikasi
masalah. Itu adalah memperlebar penyesuaian keperawatan pada pasien dengan aplikasi
diri. Jadi stimulus akan jatuh ke area yang yang ada seperti dengan menggunakan
dibangun oleh tingkat penyesuaian diri aplikasi teori calista roy, ataupun dengan
manusia dan perilaku adaptif akan terjadi. aplikasi teori lainnya yang sesuai dengan
Intervensi keperawatan berikutnya, keadaan pasien dan teori yang ada sehingga
mengevaluasi hasil akhir perilaku dan didapatkan hasil perawatan yang optimal.
memodifikasi pendekatan-pendekatan
keperawatan sesuai kebutuhan. Ini harus DAFTAR PUSTAKA
dicatat bahwa dalam model manusia
dihormati sebagai individu yang Agusfarly. 2013. Penyakit Kandungan,
berpartisipasi aktif dalam perawatan dirinya. Jakarta : Pustaka Populer Obor
Tujuan disusun berdasarkan tujuan yang Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan,
saling menguntungkan. Jakarta ; Buku Kedokteran EGC
BCCOG. 2011. Asuhan Keperawatan, Jakarta
Kelemahan aplikasi teori dalam : Salemba
menyelesaikan masalah yang diangkat Chyantia. 2009. Pahami Kista Anda Akan
Terbebaskan, Yogyakarta : Maximus
Kelemahan dari model adaptasi Roy ini Cunningham. 2009. Penyakit Kandungan,
adalah terletak pada sasarannya. Model Jakarta : Pustaka Populer Obor
adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses .2014. Ilmu Penyakit Reproduksi, Jakarta
adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan : Pustaka Populer Obor
masalah pasien dengan menggunakan proses Denschlag. 2010. Kista Ovarium, Jakarta :
keperawatan dan tidak menjelaskan IDI
bagaimana sikap dan perilaku cara merawat Depkes RI. 2011. Rencana Stategis
(caring) pada pasien. Sehingga seorang Kementrian Kesehatan 2010-2014,
perawat yang tidak mempunyai perilaku Jakarta
caring ini akan menjadi stressor bagi Dinkes . 2016. Profil Laporan Penyakit Kista
pasiennya. Ovarium, Dinas Kesehatan
Doadd et-al. 2011. Manajemen Asuhan
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
Dumaris. 2016. Jurnal Kista Ovarium.

48
Diunduh dari Http://mail.yahoo.com. Kehamilan Fisiologi, Jogyakarta ; Mitra
Diakses tanggal 20 Juli 2017 Cendika
Djuanda. 2013. Buku Ajar Asuhan WHO. 2015. Profil Data Kesehatan Penyakit
Keperawatan, Jakarta : Andi Offlet Kista, Jurnal
Joedosepoetro. 2005. Solusi Problem Yuan et-al. 2014. Kenali Kista Sejak Dini,
Persalinan, Jakarta : Puspa Suara Jakarta : Pustaka
Jocoeb. 2010. Buku ajar Ilmu Bedah,
Jakarta : ECG
Kusuma. 2008. Ilmu penyakit Kulit dan
Kelamin, Jakarta : KAUI
Kim et al. 2005. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis, Jakarta : Rineka
Cipta
Maharani. 2008. Penyakit Kulit, Jakarta :
FKM UI
Nasdaldy. 2009. Aplikasi dan Konsep
Keperawatan, Jakarta : Cipta Pustaka
Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
Nusratuddin. 2009. Buku Saku Kumpulan
Penyakit Dalam, Bandung : Pustaka
Notoatmodjo. 2010. Motode Penelitian
Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Perry dan Potter. 2009. Buku ajar
fundamental Keperawatan Volume 2.
Edisi 4, Jakarta : EGC
Provinsi Bengkulu. 2016. Profil Laporan
Penyakit Kista Ovarium, Dinas
Kesehatan
Ricci. 2009. Hapami Penyakit Kista Ovarium,
Jakarta; Andi Offlet
Sallinen et-al. 2014. Buku Panduan
Pelayanan Kesehatan, Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka
Sarwono. 2008. Manajemen Obstetri Asuhan
Keperawatan, Jakarta : Mitra Cendikia
Saleh pour et-al. 2013. Konseptual Asuhan
Keperawatan Obstetri, Jakarta : Cipta
Pustaka
Setiati. 2009. Buku Asuhan Keperawatan,
Jogyakarta : Mitra Cendikia
Sungkar. 2015. Dermakologi Praktis,
Jakarta : Hipokrates
Tomey dan alligood. 2010. Kista ovarium,
jakarta : FKUI
UPTD Puskesmas padang serai. 2016. Profil
Data Penyakit Kista Ovarium, Kota
Bengkulu
Winkjosastro. 2009. Asuhan kebidanan pada

49 Journal of Nursing and Public Health

You might also like