Professional Documents
Culture Documents
PENYAKIT PARKINSON
OLEH :
Muhammad Rizqi Kholifaturrohmy
H1A013041
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tinjauan pustaka ini tepat pada waktunya. Tinjauan
pustaka yang berjudul “Penyakit Parkinson” ini disusun dalam rangka mengikuti
Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf RSUD Provinsi NTB.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.
1. dr. Ilsa Hunaifi, Sp.S, selaku pembimbing
2. dr. Ester Sampe, Sp.S, selaku Ketua SMF Ilmu Penyakit Saraf RSUP NTB.
3. dr. Herpan Syafii Harahap, M. Biomed, Sp.S, selaku supervisor
4. dr. Wayan Subagiartha, Sp.S selaku supervisor
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan tinjauan pustaka ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan tinjauan pustaka ini.
Semoga tinjauan pustaka ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan
khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan praktek sehari-hari
sebagai dokter. Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif ke dua yang paling
sering dijumpai setelah penyakit Alzheimer. Penyakit parkinson pertama kali
diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London,
Inggris, pada tahun 1817. James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang
akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang
khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty).1
Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia. Sekitar 5 – 10 % orang yang
menderita penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tetapi
rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia
pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari
0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 – 89 tahun. Sedangkan
total kasus kematian akibat penyakit parkinson di Indonesia menempati peringkat
ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia.
Selain itu, obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala
parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini.
Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidup pasien.
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat
menyebabkan kematian.2
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan meliputi:
1. Agar dokter muda mampu mengenali, dan mendiagnosis parkinson dengan
tepat.
2. Agar dokter muda mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang relevan terkait parkinson.
3. Agar dokter muda mampu melakukan penaatalaksanaan untuk penyakit
parkinson.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.M
Umur : 61 Tahun
Alamat : Gerung, Lombok Barat
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
No. RM : 11 72 84
Tanggal Pemeriksaan : 05 Juli 2018
B. ANAMNESIS
I. Keluhan Utama:
Kedua tangan gemetar
II. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik syaraf RSUD Prov. NTB untuk kontrol dengan
keluhan sering gemetaran pada kedua tangan. Keluhan tersebut dirasakan sejak 3
tahun yang lalu. Pasien mengaku tangan dirasakan bergetar terus menerus saat
beristirahat atau sedang tidak beraktifitas. Gemetar juga sering dirasakan saat
pasien akan melakukan aktivitas misalkan saat makan, sehingga pasien merasa
kesusahan karena tangannya gemetar. Pasien mengatakan gemetaran yang
dirasakan tidak bisa dikendalikan. Pasien juga mengeluhkan bahwa anggota
geraknya terasa kaku dan lambat jika digerakkan, dan berjalan seperti robot.
Berbicara pasien sulit, serak, dan suara yang dikeluarkan kurang jelas, namun
pasien masih dapat beraktivitas seperti biasa seperti mandi, memakai pakaian dan
lain sebagainya meskipun terkadang pasien merasa terganggu.
Pasien merasakan lemas bila obat yang sebelumnya tidak diminum, keluhan
nyeri kepala dan pusing disangkal, riwayat mual serta muntah disangkal, tidak
ada keluhan terkait dengan BAB dan BAK. Pasien juga menyangkal riwayat
trauma kepala atau riwayat kejang.
C. PEMERIKSAAN FISIK
TANDA-TANDA VITAL
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4M6V5
• Tekanan Darah : 170/70 mmHg
• Frekuensi nadi : 80x/menit, regular, kuat angkat
• Suhu : 36,7 oC
• Pernapasan : 19x/menit, regular, torakoabdominal
STATUS GENERALIS
1) Status Lokalis
a) Kepala leher
Kepala :
- Ekspresi wajah : normal
- Bentuk dan ukuran : bulat dan normal
- Rambut : sebaran rambut rata, kebotakan (-)
- Edema wajah : (-)
- Nyeri tekan kepala : (-)
Mata :
- Bentuk : normal, simetris
- Alis : normal
- Bola mata : exopthalmus (-/-), anopthalmus (-/-), nystagmus (-/-),
strabismus (-/-)
- Palpebra : edema (-/-), ptosis (-/-)
- Konjungtiva : anemis (-/-), hiperemia (-/-)
- Sklera : ikterus (-/-), perdarahan (-), hiperemia (-/-), pterigium
(-/-)
- Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
- Kornea : normal
- Lensa : keruh (-/-)
- Pergerakan bola mata : normal ke segala arah
Telinga :
- Bentuk : normal, simetris kiri dan kanan
- Liang telinga (MAE): normal, sekret (-/-), serumen (-/-)
- Nyeri tekan tragus : (-/-)
Hidung :
- Bentuk : simetris, deviasi septum (-)
- Napas cuping hidung : (-)
- Perdarahan : (-/-)
- Sekret : (-/-)
Mulut :
- Bentuk : simetris
- Bibir : sianosis (-), edema (-), stomatitis angularis (-), pursed
lips breathing (-)
- Gusi : hiperemia (-), edema (-), perdarahan (-), benjolan (-)
- Gigi : karang gigi (-), caries (-)
- Mukosa : pucat (-), lesi (-), kotor (-)
- Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah berselaput (-),
kemerahan di pinggir (-), tremor (-), lidah kotor (-),
pseudomembran (-), deviasi ke kanan (kontraksi)
- Faring : hiperemia (-)
Leher :
- Pembesaran KGB : (-)
- Trakea : posisi di tengah
- JVP : 5 + 2 (normal)
- otot SCM : aktif (-), hipertrofi (-)
- Pembesaran tiroid : (-)
b) Thorax
1. Inspeksi:
Bentuk & ukuran: normal, simetris antara sisi kiri dan kanan
Gerakan dinding dada simetris, kelainan bentuk dada (-/-), ictus cordis tidak
tampak
Permukaan dinding dada: jejas (-), papula (-), petechiae (-), purpura (-),
ekimosis (-), spider naevi (-), vena kolateral (-), massa (-).
Penggunaan otot bantu nafas: SCM tidak aktif, tak tampak hipertrofi SCM,
otot bantu napas abdomen tidak aktif
Iga dan sela iga: simetris, pelebaran ICS (-/-)
Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis: simetris kiri dan kanan.
2. Palpasi:
Pengembangan dinding dada simetris
Trakea: deviasi (-)
Nyeri tekan (-), benjolan (-), edema (-), krepitasi (-)
3. Perkusi:
Paru-paru
o Perkusi sonor di semua lapang paru
Jantung
o Batas kanan → ICS 2 parasternal line dekstra
o Batas kiri→ ICS 5 midclavicula line sinistra
4. Auskultasi:
Paru-paru:
o Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Jantung:
o S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-).
c) Abdomen
Inspeksi : distensi (-), jejas (-), massa (-)
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba.
d) Ekstremitas :
Akral hangat : + +
+ +
Edema : - -
- -
Deformitas : - -
- -
CRT <2 detik
STATUS NEUROLOGIS
Tanda Rangsang Meningeal
-
Kakukuduk : (-)
-
Laseque : > 70o / > 70o
-
Kernig :> 135o / > 135o
-
Brudzinski 1 :(-)
-
Brudzinski 2 :(-)
-
Brudzinski 3 :(-)
Pemeriksaan Nervus Kranialis
I Tidak dilakukan
Visus: OD//OS: >2/60 // >2/60
II
Lapang pandang: Normal
Pupil: reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+,
III, IV, VI nistagmus -/-
Gerak bola mata: baik kesegala arah
Motorik: baik
V Sensorik: V-1, V-2, V-3: +/+
Refleks kornea: +/+
Angkatalis, kerut dahi: dapat, simetris
Tutupmata : dapat, simetris
VII Kembung pipi: dapat, simetris
Menyeringai: dapat, simetris
Rasa 2/3 anterior lidah: tidak dilakukan
Tesberbisik: simetris
Rinne, Webber, Schwabach: tidak dilakukan
VIII
Nistagmus: (-)
Tes Romberg: (-)
Arkus faring: simetris
Uvula: terletak di tengah. Simetris
IX, X
Disfonia: (-)
Disfagia: (-)
Menoleh kanan-kiri: dapat melawan tahanan
XI
Angkat bahu: dapat melawan tahanan
Disartria (-/-)
XII Lidah di dalam mulut: tidak ada deviasi, fasikulasi (-), atrofi (-),tremor (-)
Menjulurkan lidah: tidak ada deviasi
Pemeriksaan Sensibilitas
Sensibilitas taktil Normal
Sensibilitas nyeri Normal
Pengenalan rabaan Normal
Pemeriksaan Refleks
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Kornea Normal Normal
Laring Tidak dinilai Tidak dinilai
Biseps +2 +2
Triseps +2 +2
Bulbokavernosus Tidak dinilai Tidak diniilai
Refleks Patologis Kanan Kiri
Lengan
Hoffman-Tromner Negatif Negatif
Tungkai
Babinski Negatif Negatif
Chaddoks Negatif Negatif
Oppenheim Negatif Negatif
Gordon Negatif Negatif
Schaeffer Negatif Negatif
Klonus kaki Negatif Negatif
D. RESUME
Laki-laki 61 tahun datang dengan keluhan gemetar pada kedua tangan ± 3
tahun yang lalu. Pasien juga mengeluhkan bahwa anggota geraknya terasa kaku dan
lambat jika digerakkan, riwayat darah tinggi. Keluhan nyeri kepala dan pusing
disangkal, riwayat mual serta muntah disangkal.
Pasien mempunyai riwayat hipertensi (+). Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan TD: 170/70 mmHg. Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan neurologi
nervus kranialis, Pemeriksaan sensibilitas dan refleks fisiologis dan patologis dalam
batas normal. Berdasarkan hasil pemeriksaan neurologi ditemukan adanya tremor,
rigiditas, dan bradikinesia.
E. ASSESSMENT
Diagnosis klinis : Sindroma Parkinson resting tremor, rigiditas, bradikinesia
Diagnosis topis : Substansia nigra pars compacta
Diagnosis etiologis : Parkinson primer disease
Diagnosis sekunder : Hipertensi grade II
F. PLANNING
Terapi Farmakologi:
Leparson (levodopa+benzerazide) 3x1
Trihexyphenidyl 3x1
Valsartan 80 mg 1x1
Terapi Non-farmakologi:
Fisioterapi
KIE:
Diberikan pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya meminum obat
teratur dan menghindari jatuh.
Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota keluarganya sehingga
dukungan fisik dan psikik mereka menjadi maksimal.
Memberikan support kepada pasien dan keluarga pasien agar tetap semangat, tetap
berlatih dan beraktivitas di rumah, serta menjaga nutrisi.
G. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia ad malam
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis
progresif, serta merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia
basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra
ke globus palidus/ neostriatum(striatal dopamine deficiency). Selain itu dibutuhkan
penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang dalam mengatasi penyakit ini.
Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan
operasi dapat mengatasi gejala yang timbul.4
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi
total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat
menyebabkan kematian. Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-
berbeda. Sebagian besar pasien dapat merespon terhadap pengobatan. Perluasan gejala
berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi.5
DAFTAR PUSTAKA
1. Harsono. 2000. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
2. Machfoed, Hamdan, dan Machin. 2011. Buku Ajar Ilmu Peyakit Saraf. Surabaya. FK
UNAIR
3. Hauser. 2016. Parkinson Disease. Accessed from :
http://emedicine.medscape.com/article/1831191-overview#a1
4. Gazewood. Parkinson Disease : An Update. 2013. Am Fam Physician ;87(4):267-273.
Accessed from http://www.aafp.org/afp/2013/0215/p267.html
5. Gonzales-Usigli. Secondary and Atypical Parkinsonism. Accessed from
http://www.merckmanuals.com/professional/neurologic-disorders/movement-and-
cerebellar-disorders/secondary-and-atypical-parkinsonism
6. Sidharta, Priguna dan Mardjono. 2000. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. PT. Dian
Rakyat.
7. Jankovic. 2007. Parkinson’s Disease: Clinical features and diagnosis. J Neurol
Neurosurg Psychiatry. Accessed from http://jnnp.bmj.com
8. Goldman and Schafer. 2008. Goldman’s Cecil Medicine. 24th edition. Elsevier
Saunders.
9. NICE. 2017. Parkinson’s Disease in Adult: Diagnosis and Management. National
Institute for Health Care and Excellence, Accessed from:
https://www.nice.org.uk/guidance/ng71/evidence/full-guideline-pdf-4538466253.