You are on page 1of 7

Rahmawati, et al, Aplikasi Model Klinik Kesehatan Sahabat Remaja Berbasis Komunitas

Model Klinik Kesehatan Sahabat Remaja Berbasis Komunitas


di Kabupaten Jember
(Community Based Adolescents Friendly Health Models)
Iis Rahmawati, Wantiyah
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp/Fax. (0331) 323450
email: rahmawati.psik@gmail.com

Abstrak

Perilaku seksual berisiko remaja di daerah rural dan urban di Kabupaten Jember pada hasil penelitian
tahun pertama dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis kelamin, kegiatan waktu luang remaja,
sumber informasi kesehatan reproduksi remaja, pendidikan remaja, dan alasan penggunaan
pelayanan kesehatan setempat. Hasil studi penelitian tahun pertama perilaku kesehatan reproduksi
remaja di Kabupaten Jember pada daerah urban didapatkan aspek pengetahuan 82,3%, sikap 43,8%,
dan ketrampilan 70,8% adalah cukup. Sedangkan pada daerah rural menunjukkan pengetahuan
57,3% cukup, sikap 40,6% kurang, dan ketrampilan 63,5% cukup. Fenomena tersebut memerlukan
suatu intervensi model pelayanan kesehatan pada remaja, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan reproduksi remaja melalui suatu aplikasi model klinik sahabat remaja berbasis komunitas di
Kabupaten Jember. Perilaku kesehatan reproduksi di klinik sahabat remaja berbasis komunitas
diaplikasikan dalam upaya meningkatkan kemampuan ketrampilan hidup remaja dalam program klinik
sahabat remaja berbasis komunitas untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja di daerah
urban dan rural Kabupaten Jember. Target pencapaian dari program ini adalah peningkatan
ketrampilan hidup kesehatan reproduksi remaja dalam aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual
remaja melalui terbentuknya klinik sahabat remaja berbasis komunitas di daerah urban dan rural
Kabupaten Jember. Metode penelitian melalui quasi eksperiment dengan rancangan the randomized
control two group design with pretest dan postest. Penelitian pada tahun kedua ini untuk
mengaplikasikan model klinik sahabat remaja berbasis komunitas hasil dari penelitian tahun pertama.
Implementasi model melalui penggunaan terapi modalitas remaja dan keluarga dalam pencapaian
kemampuan perawatan dan kemandirian remaja sebagai pencapaian ketrampilan hidup sehingga
terbentuk suatu klinik layanan kesehatan reproduksi remaja berbasis komunitas. Tahun ketiga
merupakan aplikasi program model KSR (Klinik Sahabat Remaja) berbasis komunitas sebagai bagian
program PKPR (Program Kesehatan Peduli Remaja) di Dinas Kesehatan dan Kementerian
Kesehatan, tahun ketiga direncanakan apabila model klinik yang dihasilkan pada tahun kedua
mendapatkan HAKI. Penelitian kedua dilakukan oleh peneliti melalui kerja sama dengan puskesmas
dan sekolah serta masyarakat dalam penyiapan segala sumber daya untuk menghasilkan suatu
model KSR berbasis komunitas. Kegiatan dilakukan dalam pelatihan dan pembentukan kelompok-
kelompok sehat remaja di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pada tahun ketiga akan dilakukan
aplikasi dari model yang telah terbentuk pada tahun kedua dengan bekerja sama dengan Puskesmas,
Dinas Kesehatan, BKKBN, dan KPA (Komisi Pemberantasan HIV/AIDS) di Kabupaten Jember.
Kata Kunci : Klinik sahabat remaja, kesehatan reproduksi, komunitas

Pendahuluan sehingga menimbulkan dorongan seksual yang


Perilaku seksual remaja adalah segala menuntut untuk segera tersalurkan) dan
tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, factor eksternal (yaitu faktor dari luar individu
baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. yang menimbulkan dorongan seksual sehingga
Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam- memunculkan perilaku seksual). Stimulus
macam, mulai dari perasaan tertarik hingga seksual di peroleh dari pengalaman kencan,
tingkah laku berkencan, bercumbu dan pengalaman masturbasi, informasi seksualitas,
senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, diskusi dengan teman, jenis kelamin, pengaruh
baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam orang dewasa, membaca buku dan nonton film
khayalan atau diri sendiri. porno [1].
Penyebab perilaku seksual dipengaruhi Berdasarkan faktor-faktor resiko remaja
oleh faktor internal (faktor dari dalam individu akan menimbulkan berbagai masalah
yaitu bekerjanya hormon alat reproduksi kesehatan pada remaja sehingga akan semakin
Rahmawati, et al, Aplikasi Model Klinik Kesehatan Sahabat Remaja Berbasis Komunitas

menempatkan remaja sebagai bagian dari [3]. Permasalahan yang dialami oleh remaja
populasi berisiko di masyarakat dari aspek umumnya dikarenakan adanya krisis identitas
kesehatan reproduksi remaja, anatara lain tanpa adanya faktor pendukung dan sumber
Sexual Transmitted Diseases (STDs). Hasil informasi yang jelas dalam memberikan
survey Nasional 2003-2004 menunjukkan 24 ketersediaan layanan pada kelompok remaja
persen dari remaja perempuan berusia 14 [4]. Permasalahan kesehatan yang berisiko
sampai 19 tahun memiliki bukti laboratorium mengancam kesejahteraan remaja antara lain
menderita salah satu dari STD berikut: human merokok, konsumsi alkohol, konsumsi obat,
papillomavirus (HPV, 18 %), Chlamydia depresi atau risiko bunuh diri, emosi, masalah
trachomatis (4 %), Trichomonas vaginalis (3 %), fisik, problem sekolah dan perilaku seksual [5].
herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2, 2 %), atau Permasalahan kesehatan reproduksi
Neisseria gonorrhoeae Di antara gadis yang remaja di Indonesia diakibatkan belum
melaporkan pernah memiliki hubungan seks, 40 optimalnya komitmen dan dukungan
persen memiliki bukti laboratorium salah satu pemerintah dalam bentuk kebijakan yang
dari empat STD, sebagian besar HPV (30 %) mengatur tentang pendidikan seksual dan
dan klamidia (7 %). Khusus gonore genital pada reproduksi bagi remaja pada tatanan keluarga,
tahun 2008 meningkat dari 31 per 100.000 masyarakat, dan sekolah. Norma adat dan nilai
perempuan dari usia 10-14 tahun. untuk 636,8 budaya leluhur yang masih dianut sebagian
per 100.000 penduduk pada anak berusia 15- besar masyarakat Indonesia juga masih
19 tahun. Klamidia Genital usia 15-19 tahun menjadi kendala dalam penyelenggaraan
perempuan jauh lebih tinggi, di 3.275,8 per pendidikan seksual dan reproduksi berbasis
100.000 pada tahun 2008. komunitas terutama sekolah. Kelompok remaja
Hasil penelitian di Selatan dan Tenggara memerlukan perhatian yang khusus oleh
Amerika Serikat melaporkan 4,3 juta kelahiran praktisi kesehatan khususnya perawat
pada tahun 2006, sekitar 435.000 dari kelahiran komunitas [5]. Remaja umumnya mendapatkan
adalah ibu usia 15-19 tahun, atau meningkat kenyamanan dan terbuka pada kelompok
21.000 remaja memiliki bayi dari tahun 2005. sebayanya. Proses pembelajaran remaja dapat
Sementara di Misisipi pada tahun 2006 difasilitasi dalam kegiatan kelompok sebaya
melaporkan kehamilan remaja meningkat 60% melalui model dalam suatu klinik di masyarakat
dari rata-rata nasional dan di New Mexico, dan yang bersifat sebagai sahabat remaja (Klinik
Texas kehamilan remaja meningkat 50% dari Sahabat Remaja/KSR).
rata-rata nasional. Hasil penelitian di Amerika Klinik Sahabat Remaja (KSR) merupakan
menunjukan angka abortus di pada tahun suatu model asuhan keperawatan komunitas
2006 sebanyak 19,3 % dari 1.000 remaja yang dapat diterapkan oleh perawat komunitas
perempuan melakukan tindakan aborsi karena dalam mengkaji kebutuhan dan sumber-sumber
kehamilan. Kondisi ini 1% lebih tinggi bila serta mengidentifikasi nilai-nilai dalam populasi
dibandingkan tahun 2005. Hasil penelitian di remaja melalui penyusunan suatu program
Mumbai tahun 2006-2007 menunjukan bahwa dalam pemenuhan kesehatan reproduksi
dari 142 remaja yang hamil, 134 (94%) pasien remaja di masyarakat dan kelompok remaja
sudah menikah dan 8(5,63%) pasien belum melalui integrasi model pelayanan kesehatan
menkah. Dari 134 yang sudah menikah 33% komunitas [6], community as partner model [7],
meikah dibawah usia 18 tahun. Pernikahan dini family center nursing model [8], dan
ini disebabkan oleh rendahnya tingkat transcultural nursing model [9]. KSR merupakan
pendidikan dan kehamilan pada remaja. Jumlah suatu kegiatan yang diperuntukkan dari remaja,
remaja putus sekolah usai 13-18 tahun atau oleh remaja, dan untuk remaja didalam suatu
setara dengan usia SMP dan SMU di kota wadah komunitas remaja di suatu wilayah.
Kediri di tahun 2006 telah mencapai 4087 Model KSR mengacu pada pelaksanaan
remaja. adolescent friendly, Friendly Clinics (FC), My
Remaja selama masa pertumbuhan dan Future Is My Choices (MFMC), dan Pelayanan
perkembangan membutuhkan perhatian, Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
bimbingan, pengawasan maupun perencanaan Perbedaan pelayanan KSR dengan
pelayanan yang baik terkait dengan keempat program kesehatan reproduksi remaja
permasalahan kesehatan reproduksi, sehingga diatas adalah pada aspek tujuan, sasaran,
remaja akan terhindar dari perilaku berisiko dan tatanan, dan metode serta langkah program.
tumbuh kembang terjadi secara sehat [2]. Langkah-langkah kegiatan dalam program KSR
Sektor kesehatan memiliki peran penting dalam merupakan integrasi dari keempat model
membantu remaja sehat dan sukses dalam pelayanan kesehatan reproduksi remaja:
mencapai pertumbuhan dan perkembangannya Adolescent Friendly [10]; MCFC [11]; FC [12],
Rahmawati, et al, Aplikasi Model Klinik Kesehatan Sahabat Remaja Berbasis Komunitas

dan PKPR [13]. Remaja sebagai kelompok Alpha sebesar 0,638. Analisis data disesuaikan
berisiko terhadap kesehatan memerlukan dengan bentuk data. Analisis data kuantitatif
adanya pelayanan kesehatan yang menggunakan analisis univariat dan analisis
memperhatikan kebutuhan remaja sesuai bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk
dengan pertumbuhan dan perkembangan serta menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
lingkungan remaja. Pelayanan kesehatan responden. Analisis bivariat menggunakan
reproduksi remaja pada umumnya tidak wilcoxon dengan CI 95% dan α =0,05. Analisis
tersedia sehingga tidak terakses oleh remaja data kualitatif menggunakan analisis kualitatif
karena jarak pelayanan kesehatan yang tidak dengan mengkategorikan hasil temuan. Analisis
memadai [3]. Kehidupan populasi remaja di data hasil FGD dikelompokkan dalam kartu-
daerah rural dan urban berbeda dalam budaya kartu yang diberi warna tertentu untuk
dan norma serta perilaku sehingga mengetahui kecenderungan masyarakat dalam
mengakibatkan perbedaan dalam pencegahan perilaku seksual beresiko.
memprioritaskan masalah kesehatan reproduksi
remaja [14], tetapi secara umum permasalahan Hasil Penelitian
kesehatan yang dialami pada kedua populasi Pengaruh Pengetahuan Remaja Tentang
tersebut memiliki karakteristik yang hampir Kesehatan Reproduksi Terhadap
sama, seperti pengalaman seks pranikah, Komunikasi Orang Tua
kehamilan yang tidak diinginkan, dan infeksi Tabel1. Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin dan
saluran reproduksi atau HIV [15]. Agama Responden di SMA X Kabupaten
Permasalahan tersebut berkembang sejalan Jember tahun 2016 (n=100)
dengan perubahan lingkungan sekitar remaja di Variabel Jumlah %
Jenis kelamin
masyarakat, sehingga remaja membutuhkan Laki-laki 45 45
bimbingan dan pengawasan secara optimal Perempuan 55 55
selama masa perkembangan. Jumlah 100 100
Agama
Islam 100 100
Metode Penelitian Jumlah 100 100
Penelitian ini menggunakan kombinasi
Berdasarkan tabel 1 didapatkan data bahwa
antara metode kuantitatif, kualitatif dan
responden mayoritas berjenis kelamin
partisipatif. Jenis rancangan penelitian
perempuan yaitu 55 orang (55%) dan
kuantitatif yang digunakan adalah quasi
semuanya beragama islam (100%).
eksperimen dengan pre test dan post test pada
kelompok kontrol dan intervensi. Metode Tabel 2. Distribusi berdasarkan pengetahuan
kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini Responden di SMA X Kabupaten Jember
adalah wawancara dan observasi. Metode tahun 2016 (n=100)
partisipatif dalam penelitian dilakukan dengan Sebelum Sesudah Kontrol
cara diskusi kelompok terfokus (FGD) pada Variabel Jum-lah % Jumlah % Jumla %
h
stakeholder penelitian yaitu individu (remaja),
Baik 25 25 45 45 20 20
rumah tangga, pemuka masyarakat, sekolah Cukup 45 45 45 45 30 30
dan pemerintah. Populasi dalam penelitian ini Kurang 30 30 10 10 50 50
adalah seluruh keluarga remaja yang menetap Total 100 100 100 100 100 100
di wilayah urban dan rural Kabupaten Jember Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi
yaitu remaja usia 10-14 tahun sebanyak pengetahuan responden yang baik mengalami
206.794 orang dan remaja usia 15-19 tahun peningkatan dari 25 orang (25%) menjadi 50
sebanyak 189.867 orang. Teknik pengambilan orang (50%) setelah dilakukan perlakuan.
sampel menggunakan metode multistage Sedangkan pada kelompok perlakuan
random sampling dengan unit analisis kepala pengetahuan baik sebanyak 20 orang (20%).
keluarga yaitu 116 remaja di urban area
Kabupaten Jember. Lokasi penelitian ini di Pengaruh Peer Grup Terhadap Keterampilan
daerah urban Kabupaten Jember pada remaja Hidup Remaja di Kabupaten Jember
dengan permasalahan kesehatan reproduksi. Tabel 3 menunjukkan bahwa responden
Penelitian ini dilakukan selama 2 tahun rata-rata memiliki usia 16,18 tahun.
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan insrtrumen berupa Tabel 3. Distibusi Frekuensi Usia Kelompok
kuosioner, pedoman wawancara dan panduan Perlakuan Remaja Oleh Kader KSR di SMU
diskusi kelompok terfokus. Kuosioner yang Kabupaten Jember 2016 (n=34)
digunakan diadopsi dari pelaksanaan proyek Variabel Mean Modus Min-maks
Usia 16,18 tahun 16 tahun 16-17 tahun
inovasi Susanto (2010) dengan Cronbach’s
Rahmawati, et al, Aplikasi Model Klinik Kesehatan Sahabat Remaja Berbasis Komunitas

Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas Tidak Sekolah 1 3,3


responden adalah perempuan yaitu 23 orang Sekolah Dasar 13 43,3
SMP 9 30
(67,6%) dan mayoritas beragama islam yaitu 33 SMA 4 13,3
orang (97,1%). Mayoritas responden penelitian Sarjana 3 10
memiliki status pernah pacaran yaitu sebanyak Jumlah 30 100
28 orang (82,4%).
Tabel 8. Analisis Pengaruh Orang Tua terhadap
Tabel 4. Distribusi berdasarkan Jenis Kelamin dan pengetahuan, perilaku dan sikap remaja di
Agama Responden di SMA X Kabupaten Kabupaten Jember Tahun 2016 (n = 34)
Jember tahun 2016 (n=34) P-
Variabel Mean Z
Variabel Jumlah % value
Jenis kelamin Neg ranks 11,72
Pengetahuan -0,701 0,483
Laki-laki 11 32,4 Pos ranks 11,35
Perempuan 23 67,6 Neg ranks 9,21
Sikap -3.317 0,001
Jumlah 34 100 Pos ranks 16,84
Agama Neg ranks 13,96
Perilaku -0,907 0,365
Islam 33 97,1 Pos ranks 10,77
Katolik 1 2,9 Keterampilan Neg ranks 11,81
-2,842 0,004
Jumlah 34 100 total Pos ranks 16,84
Status Pacaran Tabel 7 menunjukkan bahwa indikator
Pacaran 6 17,6 pengetahuan memiliki p-value 0,483 (>0,05)
Tidak Pacaran 28 82,4
yang berarti bahwa tidak ada perbedaan
Jumlah 34 100
pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan
Tabel 5. Analisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan begitu juga pada indikator perilaku yang
Kader KSR terhadap Keterampilan memiliki p-value 0,365 (>0,05) yang berarti
Kesehatan Remaja Di SMA Negeri bahwa tidak ada perbedaan perilaku sebelum
Kabupaten Jember Tahun 2016 (n = 34) dan sesudah perlakuan. Tabel 7 menunjukkan
Variabel Mean SD P-value bahwa indikator sikap memiliki p-value 0,001
Pre 40,79 2,53 (>0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan
Pengetahuan 0,00
Post 43,47 2,50
Pre 59,50 3,56 sikap sebelum dan sesudah perlakuan begitu
Sikap 0,00 juga pada indikator keterampilan total yang
Post 60,97 3,57
Pre 47,76 1,61 memiliki p-value 0,004 (>0,05) yang berarti
Perilaku 0,00
Post 50,18 1,74 bahwa ada perbedaan keterampilan total
Keterampilan Pre 48,49 1,92 sebelum dan sesudah perlakuan.
0,00
total Post 50,73 1,68

Tabel 5 menunjukkan bahwa semua indikator Pembahasan


pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan Pengaruh Pengetahuan Remaja Tentang
total responden memiliki nilai p-value 0,00 Kesehatan Reproduksi Terhadap
(<0,05) berarti terdapat perbedaan yang Komunikasi Orang Tua
signifikan sebelum dan setelah dilakukan Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin
pendidikan kesehatan oleh Kader klinik perempuan (55%) lebih banyak dari laki-laki
kesehatan remaja (KSR). (45%). Menurut Nursal, proporsi perilaku
seksual berat lebih tinggi pada laki-laki karena
Pengaruh Orang Tua Terhadap Pengetahuan, secara sosial laki-laki cenderung lebih bebas
Sikap dan Perilaku Remaja di Kabupaten Jember
dibandingkan dengan perempuan dan orang
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden
tua cenderung lebih protektif pada perempuan.
rata-rata memiliki usia 49,33 tahun.
Pengekspresian dorongan seksual pada laki-
Tabel 6. Distibusi Frekuensi Usia Responden pada
Keluarga Remaja di Kabupaten Jember laki terkesan lebih diabaikan dibandingkan
2016 (n=30) kaum perempuan. Nursal menemukan bahwa
Variabel Mean Modus Min-maks laki-laki mempunyai peluang untuk berperilaku
Usia 49,33 tahun 36 tahun 24-81 tahun seksual beresiko berat sebesar 4,41 kali
Tabel 7 menunjukkan bahwa kebanyakan dibandingkan dengan perempuan yang memiliki
responden memiliki status pendidikan Sekolah peluang 0.424 kali.
Dasar (SD) sebanyak 13 responden (43,3%). Tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh
Tabel 7. Distribusi karakteristik responden responden memiliki agama Islam (100%). Nilai
berdasarkan pekerjaan pada kleuarga dan keyakinan remaja akan dapat
remaja di Kabupaten Jember tahun 2016 mempengaruhi kehidupan pubertas dan
(n=30) perilaku seksual yang beresiko di masyarakat
Variabel Jumlah % karena nilai dan keyakinan remaja di Indonesia
Penddidikan
Rahmawati, et al, Aplikasi Model Klinik Kesehatan Sahabat Remaja Berbasis Komunitas

yang masih menganggap tabu terhadap reproduksi, kebanyakan orang tua dan anak-
pendidikan sosial dari segi agama dan norma anak remaja tidak membahas tentang isu-isu
budaya, sehingga akan mengakibatkan perilaku kesehatan reproduksi. Penelitian menunjukkan
beresiko pada remaja. bahwa hanya 46%, 20%, dan 20% dari orang
Hasil penelitian didapatkan bahwa tua di Amerika Serikat, Lesotho, dan Ethiopia,
indikator pengetahuan responden yang paling telah membahas masalah tersebut dengan
kecil adalah mengenai pola komunikasi antara remajanya. Di Cina, hanya sepertiga dari
remaja dengan orang tua, yaitu sebesar 30 % . remaja perempuan yang membicarakan tentang
Tiga lingkungan yang membentuk karakter hal-hal seksual dengan ibunya, Akibatnya,
remaja yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat pengetahuan kebanyakan remaja pada isu-isu
dimana pendidikan keluarga paling dominan kesehatan reproduksi sering berasal dari
pengaruhnya dan yang paling berpengaruh informasi bersama oleh rekan-rekan sesama
pada anak remaja adalah orang tua. Orang tua mereka, yang mungkin atau tidak mungkin
merupakan pendidik pertama dan utama bagi diberitahu dengan baik. Hal ini dapat
anak-anaknya, melalui lingkungan keluarga menyebabkan informasi yang salah dan
anak mengalami proses sosialisasi awal. Orang bertahannya mitos yang merusak, membuat
tua mencurahkan perhatiannya untuk mendidik remaja rentan terhadap perilaku seksual yang
anak, agar anak tersebut memperoleh dasar- beresiko yang mengakibatkan, kehamilan yang
dasar pergaulan hidup yang benar dan baik. tidak diinginkan, penyakit menular seksual, dan
Orang tua memiliki kekuatan untuk aborsi.
membimbing perkembangan anak dalam hal
kesehatan seksual, mendorong anak untuk Pengaruh Orang Tua Terhadap
berperilaku seksual yang wajar dan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja di
mengembangkan keterampilan pengambilan Kabupaten Jember
keputusan pribadi yang baik. Hasil analisis pada tabel 7 menunjukkan
bahwa indikator indikator keterampilan total
Pengaruh Peer Grup Terhadap Keterampilan memiliki p-value 0,004 (>0,05) yang berarti
Hidup Remaja di Kabupaten Jember bahwa ada perbedaan keterampilan total
Tabel 5 menunjukkan bahwa semua sebelum dan sesudah perlakuan (peran orang
indikator pengetahuan, sikap, perilaku, dan tua). Namisi et al, 2009, melaporkan bahwa
keterampilan total responden memiliki nilai p- dalam hal komunikasi, 44% dari remaja lebih
value 0,00 (<0,05) berarti terdapat perbedaan suka berkomunikasi dengan ibu tentang
yang signifikan indikator pengetahuan, sikap, seksualitas, sementara 15% memilih ayah. Ibu
perilaku, dan keterampilan total responden adalah partner komunikasi yang disukai oleh
sebelum dan setelah dilakukan pendidikan mayoritas remaja perempuan di kedua
kesehatan oleh Kader klinik kesehatan remaja Tanzania dan Afrika Selatan. Penelitian Di
(KSR). Remaja mulai menjaga jarak dengan Tanzania menemukan bahwa orang-orang
keluarga namun lebih menganggap penting muda lebih memilih komunikasi seksualitas
teman sebayanya. Hasil penelitian O’Sullivan untuk mengambil tempat dengan orang tua dari
,2007 sebanyak 69% remaja di Amerika jenis kelamin yang sama. Studi yang dilakukan
menghabiskan waktunya bersama di kalangan anak muda berusia 11-17 tahun
teman/kelompok sebayanya. Hasil penelitian melaporkan bahwa secara keseluruhan, 44%
Chia 2006 di Singapura menyatakan kelompok dari peserta lebih suka berkomunikasi dengan
remaja seringkali memberikan tekanan kepada ibu tentang seksualitas, sementara 15% ayah
anggota kelompoknya (peer pressure) yang disukai. Di Cape Town, 31% lebih suka
terkadang berlawanan dengan hukum atau berdiskusi dengan ibu, dan 22% menyatakan
tatanan sosial yang ada.Tekanan itu bisa saja preferensi untuk ayah, sementara di dua lokasi
berupa paksaan untuk menggunakan narkoba, lainnya, proporsi yang lebih besar dari laki-laki
mencium pacar bahkan melakukan hubungan lebih suka berdiskusi dengan ayah
seks, sebaliknya, jika remaja berada dalam dibandingkan dengan ibu 47% dan 27% di Dar
lingkungan pergaulan yang selalu menyebarkan es Salaam dan Mankweng.
pengaruh positif yaitu kelompok yang selalu Interaksi orang tua berupa komunikasi
memberikan motivasi (peer motivation), orangtua-remaja dapat mempengaruhi
dukungan dan peluang untuk pengetahuan, sikap dan perilaku remaja,
mengaktualisasikan diri secara positif kepada karena orang tua merupakan sumber informasi
semua anggotanya. bagi anak-anak mereka. Komunikasi antara
Meskipun orang tua merupakan sumber orang tua dan remaja tentang seksualitas
informasi utama tentang isu-isu kesehatan mereka khususnya seringkali sulit untuk kedua
Rahmawati, et al, Aplikasi Model Klinik Kesehatan Sahabat Remaja Berbasis Komunitas

orang tua dan remaja. Di negara maju, sebuah Sebagai orang tua tidak berbicara dengan
studi oleh Burgess et al, 2005, menunjukkan anak-anak mereka tentang masalah kesehatan
bahwa komunikasi meningkat antara orang tua reproduksi, mereka tidak ingin anak-anak
dan remaja mereka tentang seks sangat mereka untuk melakukan sesuatu tentang
membantu dalam mengurangi perilaku risiko seksual, dan mereka menghindari menghadapi
remaja melakukan seksual pranikah. anak-anak mereka pada apa yang mereka
Komunikasi tentang seksualitas akan efektif lakukan mengenai seksualitas dan ini adalah
untuk mengurangi perilaku seksual bila sebagian besar umum di antara negara-negara
dikombinasikan dengan komunikasi orangtua- Afrika.
remaja yang efektif tentang masalah Komunikasi orang tua – remaja sangat
seksualitas remaja penting selama masa remaja terutama
Remaja sering terlibat dalam berbagai mengenai masalah kesehatan reproduksi
risiko perilaku seksual yang dapat merugikan karena dapat mempengaruhi pembentukan
kesehatan, sosial dan konsekuensi ekonomi. identitas remaja dan kemampuan mengambil
Ketidaknyamanan yang dialami oleh orang tua peran. Cooper et al. menunjukkan bahwa
dan remaja mereka dalam berbicara tentang remaja yang mengalami dukungan dari
kesehatan reproduksi remaja dapat mencegah keluarga akan merasa lebih bebas untuk
komunikasi kesehatan reproduksi yang efektif. mengeksplorasi isu-isu identitas. Holstein, 1972
Penelitian dari Ghana juga menunjukkan bahwa dan Stanley, 1978, menemukan bahwa diskusi
remaja enggan untuk membahas seksualitas antara orang tua dan anak-anak secara
dengan orang tua mereka dan mereka signifikan memfasilitasi pengembangan tingkat
cenderung lebih memilih untuk membahas yang lebih tinggi dari penalaran moral pada
masalah ini dengan teman-teman mereka, remaja.
karena mereka merasa malu dan juga karena Berdasarkan hasil penelitian yang telah
takut hukuman fisik untuk membahas dilakukan, kami mendapatkan model
seksualitas. pengembangan Klinik Kesehatan Sahabat
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan Remaja (KKSR) di komunitas yaitu pada bagan
bahwa masalah kesehatan seksual seperti HIV 1.
/ AIDS dan kehamilan yang tidak direncanakan
atau tidak diinginkan yang lazim di kalangan
remaja Afrika Selatan, dan ini memerlukan
KOMUNITAS
PENGETAHUAN
Kemampuan peer educator dalam
remaja tentang kesehatan reproduksi
melakukan peer grup discussion

KEMAMPUAN PEER
EDUCATOR KOMUNIKASI ANTARA REMAJA
a. Keterampilan fisk ORANG TUA DAN Pengetahuan, sikap dan
b. Keterampilan mental ANAK REMAJA keterampilan remaja
c. Keterampilan emosional
d. Keterampilan spiritual

ORANG TUA
TINDAKAN ORANG TUA Tingkat kemandirian orang
a. Pengetahuan tua dalam pemenuhan
b. Sikap kebutuhan remaja
c. Perilaku
perhatian yang utama. Untuk meningkatkan Simpulan dan Saran
Bagan
efektivitas program 1 Model Pengembangan
pencegahan bagi remaja,Klinik Kesehatan Sahabat Remaja
Kesimpulan (KKSR)
dari hasil penelitian adalah
penting bahwa remaja memperoleh a. Pengetahuan yang baik tentang kesehatan
pengetahuan yang memadai dan persepsi baik- reproduksi remaja akan meningkatkan
informasi tentang seks, aspek di mana interkasi kesadaran remaja untuk hidup sehat
orangtua-remaja dan konteks keluarga b. Keputusan peer group yang tepat dalam
memainkan peran yang sangat diperlukan. melakukan ketrampilan hidup remaja akan
Rahmawati, et al, Aplikasi Model Klinik Kesehatan Sahabat Remaja Berbasis Komunitas

meningkatkan keterampilan hidup remaja Application.5th ed. Philadelphia :


sebagai bekal pengkaderan terhadap Lippincott Williams & Wilkins. 2006
remaja berikutnya. [7] Anderson, E., & Mc Farlane, J. Community
c. Tindakan adalah proses awal orang tua As Partner: Theory and Practice in
dalam berperilaku, memahami atau Nursing, 4th edition. Philadelphia:
mengenal kondisi remaja yang akan Lippincott Williams & Wilkins. 2004
menjadi dasar dan motivasi orang tua [8] Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones,
untuk mempelajari keterampilan hidup E.G. Family Nursing: Research Theory &
remaja yang harus dipersiapkan saat Practice. New Jersey: Prentice Hall. 2003
berinteraksi dengan anak remaja. [9] Leininger, M.M., McFarland, M.R.
Saran dari peneliti adalah model Transcultural Nursing: Concepts, Theories,
pengembangan Klinik Kesehatan Sahabat Research, and Practice 3rd edition. The
Remaja (KKSR) dapat diterapkan sebagai salah McGrwaw-Hill Companies. 2002
satu mekanisme pencegahan perilaku seksual [10] UNPFA. Adolescent Sexual and
beresiko pada remaja yang berbasis komunitas. Reproductive Health Toolkit For
Peneliti berharap dengan penerapan model Humanitarian Settings: A Companion to
KKSR ini ketrampilan hidup yang mencakup The Interagency Field Manual on
kemampuan remaja secara fisik, mental, Reproductive Health in Humanatarian
emosional dan spiritual bisa tumbuh dan Setting. 2009
berkembang dan dapat melindungi remaja dari [11] UNICEF. Working For and With
berbagai resiko dan tantangan hidup yang Adolescent: Some UNICEF Examples.
dihadapi remaja. ADPU UNICEF. 2002
[12] Sun, T.T.H. Adolesencent Sexuality and
Ucapan Terima Kasih Reproductive Health in Taiwan. Quartely
Peneliti menyampaikan terima kasih of Community Health Education, Vol. 23(2)
kepada responden penelitian dan seluruh pihak 139-149, 2004-2005. Jurnal. 2004
yang telah membantu peneliti dalam [13] Depkes RI. Pelayanan Kesehatan Peduli
melaksanakan penelitian. Remaja (PKPR), Jakarta: Dirjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 2003
Daftar Pustaka [14] Situmorang, A. Adolescent Reproductive
[1] Hurlock, E.B. Developmental Psychology : Health in Indonesia. A Report Prepared for
a life span approach (5th ed), London : STARH Program, Johns Hopkins
McGraw Hill Inc. 1998 University/Center for Communication
[2] Allender, J.A. & Spardley, B.W. Community Program Jakarta, Indonesia. 2003
Health Nursing: Promoting and Protecting [15] Mephan, I,. A Review of NGO Adolescent
the Public’s Health. Philadelpia: Lippincott Reproductive Health Programs in
Williams & Wilkins. 2001 Indonesia. Diakses dari
[3] WHO. Accelerating Implementation of http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/Pnacw748.p
Adolescent Friendly Health Services in df. Internet. 2001. Diambil pada 12 Januari
South East Asia Region. Report of The 2015.
Meeting of The National Adolescent Health
Programme Managers in Member .
Countries of The South East Asia Region
Bali, Indonesia, 12-15 February 2008.
2008.
[4] Direktorat Remaja dan perlindungan Hak-
Hak Reproduksi BKKBN. Ketrampilan
Hidup (Life Skills) Dalam Program
Kesehatan Reproduksi Remaja. BKKBN
Pusat. 2008
[5] Stanhope, M. dan Lancaster, J.
Community Health Nursing : Promoting
Health Of Agregates, Families And
Individuals, 4 th ed. St.Louis : Mosby, Inc.
2004
[6] Marquis,B.L. and Huston, Carol J.
Leadership Roles and Roles Management
Functions in Nursing : Theory and

You might also like