You are on page 1of 22

Anatomi Kepala

# Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu; skin atau kulit, connective
tissue atau jaringan penyambung, aponeurosis atau galea aponeurotika, loose conective
tissue atau jaringan penunjang longgar dan pericranium Tulang tengkorak terdiri dari kubah
(kalvaria) dan basis kranii.
Tulang tengkorak terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital.
Kalvaria khususnya diregio temporal adalah tipis, namun disini dilapisi oleh otot temporalis.
Basis cranii berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak
akibat proses akselerasi dan deselerasi. Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu : fosa
anterior tempat lobus frontalis, fosa media tempat temporalis dan fosa posterior ruang bagi
bagian bawah batang otak dan serebelum .

# Meningen

Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Dura mater
Dura mater secara konvensional terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endosteal dan lapisan
meningeal. Dura mater merupakan selaput yang keras, terdiri atas jaringan ikat fibrisa yang
melekat erat pada permukaan dalam dari kranium.Karena tidak melekat pada selaput
arachnoid di bawahnya, maka terdapat suatu ruang potensial (ruang subdura) yang terletak
antara dura mater dan arachnoid, dimana sering dijumpai perdarahan subdural.Pada cedera
otak, pembuluh-pembuluh vena yang berjalan pada permukaan otak menuju sinus sagitalis
superior di garis tengah atau disebut Bridging Veins, dapat mengalami robekan dan
menyebabkan perdarahan subdural.Sinus sagitalis superior mengalirkan darah vena ke sinus
transversus dan sinus sigmoideus.Laserasi dari sinus-sinus ini dapat mengakibatkan
perdarahan hebat.
Arteri-arteri meningea terletak antara dura mater dan permukaan dalam dari kranium (ruang
epidural).Adanya fraktur dari tulang kepala dapat menyebabkan laserasi pada arteri-arteri ini
dan menyebabkan perdarahan epidural.Yang paling sering mengalami cedera adalah arteri
meningea media yang terletak pada fosa temporalis (fosa media).
2. Selaput Arakhnoid
Selaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang.Selaput arakhnoid
terletak antara pia mater sebelah dalam dan dura mater sebelah luar yang meliputi otak.
Selaput ini dipisahkan dari dura mater oleh ruang potensial, disebut spatium subdural dan
dari pia mater oleh spatium subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis. Perdarahan
sub arakhnoid umumnya disebabkan akibat cedera kepala.
3. Pia mater
Pia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri. Pia mater adarah membrana vaskular
yang dengan erat membungkus otak, meliputi gyri dan masuk kedalam sulci yang paling
dalam.Membrana ini membungkus saraf otak dan menyatu dengan epineuriumnya.Arteri-
arteri yang masuk kedalam substansi otak juga diliputi oleh pia mater

# Otak

Otak merupakan suatu struktur gelatin yang mana berat pada orang dewasa sekitar 14 kg.
Otak terdiri dari beberapa bagian yaitu; Proensefalon (otak depan) terdiri dari serebrum dan
diensefalon, mesensefalon (otak tengah) dan rhombensefalon (otak belakang) terdiri dari
pons, medula oblongata dan serebellum.
Fisura membagi otak menjadi beberapa lobus. Lobus frontal berkaitan dengan fungsi emosi,
fungsi motorik dan pusat ekspresi bicara.Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sensorik
dan orientasi ruang.Lobus temporal mengatur fungsi memori tertentu. Lobus oksipital
bertanggungjawab dalam proses penglihatan. Mesensefalon dan pons bagian atas berisi
sistem aktivasi retikular yang berfungsi dalam kesadaran dan kewapadaan.Pada medula
oblongata terdapat pusat kardiorespiratorik. Serebellum bertanggungjawab dalam fungsi
koordinasi dan keseimbangan.

# Cairan Serebrospinal (CSS)


Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan kecepatan produksi
sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari dari ventrikel lateral melalui foramen monro menuju
ventrikel III, akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel IV. CSS akan direabsorbsi ke dalam
sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior.
Adanya darah dalam CSS dapat menyumbat granulasio arakhnoid sehingga mengganggu
penyerapan CSS dan menyebabkan kenaikan takanan intrakranial. Angka rata-rata pada
kelompok populasi dewasa volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml CSS
per hari.

# Tentorium
Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi ruang supratentorial (terdiri dari fosa
kranii anterior dan fosa kranii media) dan ruang infratentorial (berisi fosa kranii posterior).

# Vaskularisasi otak
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis.Keempat arteri ini
beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus Willisi.Vena-vena
otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak
mempunyai katup.Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus venosus
cranialis.

Fisiologi Kepala
Tekanan intrakranial (TIK) dipengaruhi oleh volume darah intrakranial, cairan secebrospinal
dan parenkim otak. Dalam keadaan normal TIK orang dewasa dalam posisi terlentang sama
dengan tekanan CSS yang diperoleh dari lumbal pungsi yaitu 4 – 10 mmHg. Kenaikan TIK
dapat menurunkan perfusi otak dan menyebabkan atau memperberat iskemia.Prognosis yang
buruk terjadi pada penderita dengan TIK lebih dari 20 mmHg, terutama bila menetap (3).Pada
saat cedera, segera terjadi massa seperti gumpalan darah dapat terus bertambah sementara
TIK masih dalam keadaan normal. Saat pengaliran CSS dan darah intravaskuler mencapai
titik dekompensasi maka TIK secara cepat akan meningkat. Sebuah konsep sederhana dapat
menerangkan tentang dinamika TIK.Konsep utamanya adalah bahwa volume intrakranial
harus selalu konstan, konsep ini dikenal dengan Doktrin Monro-Kellie (3).Otak memperoleh
suplai darah yang besar yaitu sekitar 800ml/min atau 16% dari cardiac output, untuk
menyuplai oksigen dan glukosa yang cukup (8). Aliran darah otak (ADO) normal ke dalam
otak pada orang dewasa antara 50-55 ml per 100 gram jaringan otak per menit. Pada anak,
ADO bisa lebih besar tergantung pada usainya (3,12). ADO dapat menurun 50% dalam 6-12
jam pertama sejak cedera pada keadaan cedera otak berat dan koma. ADO akan meningkat
dalam 2-3 hari berikutnya, tetapi pada penderita yang tetap koma ADO tetap di bawah
normal sampai beberapa hari atau minggu setelah cedera. Mempertahankan tekanan perfusi
otak/TPO (MAP-TIK) pada level 60-70 mmHg sangat rirekomendasikan untuk meningkatkan
ADO.

ANATOMI DASAR KEPALA (CRANIUM)

A. Tulang Kepala (Os. Cranium)


1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)

2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :


a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan
berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk
mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain
seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.

3. Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :


a. Tulang pelipis ( os Temporal )
b. Sebagian tulang dahi
c. Tulang ubun-ubun
d. Tulang baji.
Anatomi dan Fungsi Otak Manusia

Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat dari
keseluruhan tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh
serta menunjang kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda terganggu,
maka kesehatan tubuh dan mental Anda bisa ikut terganggu.

Seandainya jantung atau paru-paru Anda berhenti bekerja selama beberapa menit, Anda
masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak Anda berhenti bekerja selama satu detik
saja, maka tubuh Anda mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling
penting dari seluruh organ di tubuh manusia.

Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas tentang
anatomi dan fungsi otak secara detail bisa memakan waktu berhari-hari. Oleh karena itu
disini kita akan membahas anatomi dan fungsi otak secara garis besarnya saja sekedar
membuat Anda paham bagian-bagian dan fungsi otak Anda sendiri.
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)

1. Cerebrum (Otak Besar)

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki
kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan
kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas
bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus
Occipital dan Lobus Temporal.
 Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak
Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan
gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian,
kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa
secara umum.
 Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
 Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
 Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi
terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area
yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua
belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung
oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan
mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak
kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk
logika dan berpikir rasional. Mengenai fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri sudah kami
bahas pada halaman tersendiri. Anda bisa membacanya dengan klik disini.

2. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher
bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan
gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan
otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat
menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut
tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu
mengancingkan baju.

3. Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang.
Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung,
mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting
dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.

Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang
otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan teritorial”
sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam
ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:


 Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak
tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata,
pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
 Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri
badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol
funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan
pencernaan.
 Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga
atau tertidur.
Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan
kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini ditentang oleh
para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak ada dasar ilmiahnya.

4. Limbic System (Sistem Limbik)

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang


otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang
berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan
mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia.
Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala,
hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi
menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa
haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori
jangka panjang.

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya
adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak.
Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri dibanding dengan anak orang
yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena Anda punya hubungan emosional yang kuat
dengan anak Anda. Begitu juga, ketika Anda membenci seseorang, Anda malah sering
memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini terjadi karena Anda punya hubungan
emosional dengan orang yang Anda benci.

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang
lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran.
Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran
kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus
lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua
nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.

Perbedaan Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri


Gambar Ilustrasi Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri

Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik
dan kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan
otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry.

Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah
bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir,
menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.

Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal
dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang
berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio,
kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa
pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).

Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ).
Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian
emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan,
memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis
kegiatan kreatif lainnya.
Belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya fungsi
masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, menurut
penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak
kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak
mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.

Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses pemikiran logis,
namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung memiliki telinga
kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki
kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah orang yang
pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis.

Ada banyak cara untuk mengetahui apakah seseorang dominan otak kanan atau
dominan otak kiri. Misalnya dengan melihat perilaku sehari-hari, cara berpakaian,
dengan mengisi kuisioner yang dirancang khusus atau dengan peralatan
Electroencephalograph yang bisa mengamati bagian otak mana yang paling aktif.

Disekitar Anda pastinya ada orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tapi tidak
pandai bergaul. Sebaliknya ada orang yang pandai bergaul, tapi kurang pandai di
sekolahnya. Keadaan semacam ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara otak
kanan dan otak kiri.

Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi secara
optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi
orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi.

Untuk mengoptimalkan dan menyeimbangkan kinerja dua belahan otak, Anda bisa
menggunakan teknologi CD Aktivasi Otak. Metode ini sangat mudah diikuti karena Anda
hanya perlu mendengarkan semacam musik instrumental yang dirancang khusus untuk
menyelaraskan dan mengaktifkan kedua belahan otak Anda.

NEURON
Neuron atau sel saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sisem saraf. Neuron
merupakan sel fungsional pada system saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensi
aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensi aksi
merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan informasi. Pembentukan
potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh system saraf dalam melaksanakan
fungsi kendali dan koordinasi tubuh.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel glia
merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung
struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran impuls. Dalam otak
manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah
sel glia dan neuron ialah 10:1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan
ionic disekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang
zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah
satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang
disebut selubung mielin.
Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron
motorik, sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk
membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang
belakang atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf yang berfungsi membawa
rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung
ialah sel saraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik
dan motorik.
Didalam neuron terdapat Glia dan sawar Darah Otak
A. Glia
Sel nonneuronal didalam sel saraf pusat adalah Glia yang disebut juga dengan sel glia
neuroglia, dan makroglio. Astrosit, oligondendrosit, sel ependimal dan makroglia merupakan
empat tipe sel glia yang ada didalam sistem saraf pusat. Banyak leporan penelitian yang
melaporkan bahwa sel glia jauh lebih aktif terlibat dalam aktifitas neuronal. Reseptor untuk
banyak neuro transmiter dapat ditemukan di sel glia. Struktur penunjang untuk neuron
diberikan oleh astrosit yang terlibat dalam pembentukan parut di sistem saraf pusat jika
neuron berdegenerasi.
Mielin pada sistem saraf pusat juga melakukan peranan yang memelihara neuron. Proses
fagositosis disitem saraf pusat melibatkan astrosit dan oligodendrosit. Sel ependimal melapisi
ventrikel otak dan kanalis sentralis medula spinalis permukaan ependima biasanya dilapisi
oleh silia. Silia berfungsi mempermudah pergerakan cairan serebrospinalis.
B. Sawar Darah Otak
Sawar Darah Otak adalah semi permeabel, yang membolehkan beberapa material untuk
menembusnya, tetapi menghalangi material lainnya. Jaringan endotelial memiliki ruangan
kecil di antara tiap sel individu sehingga substansi dapat lewat di antara bagian luar dan
dalam pembuluh darah. Meskipun, pada otak, sel-sel endotel saling berhubungan dan
substansi-substansi tidak dapat melewati aliran darah. (beberapa molekul, seperti glukosa,
ditranspor oleh darah dengan cara khusus).
Blood Brain Barrier mempunyai beberapa fungsi penting :
1. Melindungi otak dari “substansi asing” dari darah yang dapat melukai otak.
2. Melindungi otak dari hormon-hormon dan neurotransmitter di seluruh tubuh.
3. Mempertahankan lingkungan yang konstan pada otak.
2.1.3 Stuktur Otak secara keseluruhan
Didalam sistem sareaf pusat, substansi abu-abu mengandung badan sel, sedangkan substansi
putih mengandung akson neuronal yang bermielin. Tiga daerah substansi abu-abu korteks
serebral, korteks serebelar dan nukleus-nukleus serebral dan serebelar subkortikal. Hemisfer
serebral kanan dan kiri dihubungkan oleh korpus kalosum dan saluran komisura kecil.
Korteks serebral sendiri sangat berlipat-lipat dengan penonjolan atau lekukan. Batang otak
terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mesensesalon.
A. Meningen
Merupakan selaput pembungkus otak paling luar. Meningen menutupi otak dan medulla
spinalis. Penutup yang paling luar dan kuat adalah dura mater yang melekat dengan bagian
dalam tengkorak. Dibawah dura meter adalah arachnoid dan pia mater yang berlekatan pada
permukaan otak.
B. Sistem Ventrikular
Cairan serebrospinal berada dalam rongga didalam masing-masing hemisfer serebral. Rongga
tersebut merupakan sistem ventrikular. Ventrikel lateral dari masing-masing hemisfer dibagi
menjadi kornu anterior, bagian sentral, kornu posterior, dan kornu tempolaris. Kedua
ventrikel lateral bersatu dalam ventrikel ketiga tunggal melalui foramen interventrikularis
munro. Ventrikel ketiga berhubungan dengan ventrikel keempat melalui aquaduktus serebral.
C. Korteks Serebral
Jalur masuk utama ke korteks serebral mengandug informasi visual, auditoris, dan somato
sensoris dan masing-masing mengarah ke korteks osipitalis, temporalis dan parietalis. Fungsi
keluar yang terutama dan dapat diobservasi adalah berasal dari area motorik primer, area
premotorik, dan area broca yang menyebabkan pergerakan otot spesifik, dan terkoordinasi.
Korteks serebral mengandung kurang lebih 70% neuron di sistem saraf pusat. Korteks
serebral merupakan lapisan tipis substansi abu-abu yang menutupi permukaan hemisfer
serebral.
D. Korteks Frontalis
Gangguan neurologis yang paling sering mengenai lobus frontalis adalah tumor, trauma,
penyakit serebro vaskuler, dan sklerosis multipel.
KLASIFIKASI

Cedera kepala menurut patofisiologi dibagi menjadi dua :


Cedera kepala primer
Akibat langsung pada mekanisme dinamik (acelerasi – decelerasi rotasi ) yang menyebabkan
gangguan pada jaringan.
Pada cedera primer dapat terjadi :
gegar kepala ringan
memar otak
laserasi
cedera kepala sekunder
pada cedera kepala sekunder akan timbul gejala, seperti :
Hipotensi sistemik
Hipoksia
Hiperkapnea
Udema otak
Komplikasi pernapasan
infeksi / komplikasi pada organ tubuh yang lain
Klasifikasi cedera kepala berdasarkan Nilai Skala Glasgow (GCS):
Cedera Kepala Ringan

・GCS 13 – 1

・Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.

・Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.

Cedera kepala Sedang

・GCS 9 – 12

・Kehilangan kesadaran dan amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.

・Dapat mengalami fraktur tengkorak.

Cedera Kepala Berat


・GCS 3 – 8

・Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.

・Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.

Mekanisme : berdasarkan adanya penetrasi durameter:


Trauma tumpul
Kecepatan tinggi(tabrakan mobil).
Kecepatan rendah(terjatuh,di pukul).
Trauma tembus(luka tembus peluru dan cidera tembus lainnya.
Morfologi
Fraktur tengkorak : kranium: linear/stelatum; depresi/non depresi; terbuka/tertutup.
Basis:dengan/tanpa kebocoran cairan
serebrospinal,dengan/tanpa kelumpuhan nervus VII.
Lesi intrakranial : Fokal: epidural, subdural, intraserebral. Difus: konkusi ringan, konkusi
klasik, cidera difus.
Klasifikasi Klinis Cedera Kepala
Cedera kepala pada praktek klinis sehari-hari dikelompokkan atas empat gradasi sehubungan
dengan kepentingan seleksi perawatan penderita, pemantauan diagnostic-klinik penanganan
dan prognosisnya, yaitu :
TINGKAT GEJALA
TINGKAT I bila dijumpai adanya riwayat kehilangan kesadaran/pingsan yang sesaat setelah
mengakami trauma, dan kemudian sadar kembali. Pada waktu diperiksa dalam keadaan sadar
penuh, orientasi baik, dan tidak ada deficit neurologist.
TINGKAT II kesadaran menurun namun masih dapat mengikuti perintah-perintah yang
sederhana, dan dijumpai adanya deficit neurologist fokal.

TINGAKT III kesadaran yang sangat menurun dan tidak bisa mengikuti perintah (walaupun
sederhana)sana sekali. Penderita masih bisa bersuara , namun susunan kata-kata dan
orientasinya kacau, gaduh gelisah. Respon motorik bervariasi dari keadaan yang masih
mampu melokalisir rasa sakit sampai tidak ada respon sama sekali. Postur tubuh dapat
menampilkan posisi dekortikasi-deserebrasi
TINGKAT IV tidak ada fungsi neurologist sama sekali
KLASIFIKASI TRAUMA KAPITIS BERDASARKAN MEKANISMENYA

Trauma kepala terbuka


kerusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak masuk kedalam jaringan otak dan melukai:
merobek durameter ( ICS merembes )
saraf tengkorak
jaringan otak
trauma kepala tertutup
komosio :
Cedera kepala ringan
disfungsi neurologis sementara
muncul gejala nyeri, pusing, muntah
kontosio:
adanya memar otak
gangguan kesadaran lebih lama
peningkatan tekanan intrakranial
hematom epidural :
perdarahan antara tulang tengkorak dan durameter
kategori talk and die
lokasi tersering : frontal dan temporal
hematom subdural
perdarahan antara durameter dan archnoid
gejala 24 – 48 jam
peningkatan tekanan intrakranial
hematom intrakranial
perdarahan intraserebral kurang lebih 25 CC
selalu diikuti oleh kontusio
penyebab : fraktur depresi, peneltrasi peluru
Annegers ( 1998 ) membagi trauma kepala berdasarkan lama tak sadar dan lama amnesia
pasca trauma yang di bagi menjadi :
Cidera kepala ringan,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia berlangsung kurang dari 30
menit.
Cidera kepala sedang,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia terjadi 30 menit sampai 24
jam atau adanya fraktur tengkorak
Cidera kepala berat,apabiula kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari 24 jam,perdarahan
subdural dan kontusio serebri.

ETIOLOGI

Pukulan benda tumpul di bagian kepala


Pukulan benda tajam di bagian kepala
Luka termbak
Kecelakaan lalulintas tanpa menggunakan pelindung kepala
Pasca pembedahan kepala
Trauma lahir

TANDA DAN GEJALA

Pola pernafasan
Pusat pernafasan diciderai oleh peningkatan TIK dan hipoksia, trauma langsung atau
interupsi aliran darah. Pola pernafasan dapat berupa hipoventilasi alveolar, dangkal.
Kerusakan mobilitas fisik
Hemisfer atau hemiplegi akibat kerusakan pada area motorik otak.
Ketidakseimbangan hidrasi
Terjadi karena adanya kerusakan kelenjar hipofisis atau hipotalamus dan peningkatan TIK
Aktifitas menelan
Reflek melan dari batang otak mungkin hiperaktif atau menurun sampai hilang sama
sekaliKerusakan komunikasi
Pasien mengalami trauma yang mengenai hemisfer serebral menunjukkan disfasia,
kehilangan kemampuan untuk menggunakan bahasa.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

CT Scan: tanpa/dengan kontras) mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan ukuran


ventrikuler, pergeseran jaringan otak.
Angiografi serebral: menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan
otak akibat edema, perdarahan, trauma.
X-Ray: mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis (perdarahan
/ edema), fragmen tulang.
Analisa Gas Darah: medeteksi ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenasi) jika terjadi
peningkatan tekanan intrakranial.
Elektrolit: untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan
intrakranial
PENATALAKSANAAN
Konservatif
Bedrest total
Pemberian obat-obatan, seperti antibiotik untuk cidera kepala terbuka guna mencegah infeksi,
pemberian diuretik dan obat anti inflamasi untuk menurunkan TIK dan analgetik untuk
mengurangi rasa nyeri.
Observasi tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran.
Air dan Breathing
Perhatikan adanya apnoe
Untuk cedera kepala berat lakukan intubasi endotracheal. Penderita mendapat ventilasi
dengan oksigen 100% sampai diperoleh AGD dan dapat dilakukan penyesuaian yang tepat
terhadap FiO2.
Tindakan hiperventilasi dilakukan hati-hati untuk mengoreksi asidosis dan menurunkan
secara cepat TIK pada penderita dengan pupil yang telah berdilatasi. PCO2 harus
dipertahankan antara 25-35 mmhg.
Circulation
Hipotensi dan hipoksia adalah merupakan penyebab utama terjadinya perburukan pada CKS.
Hipotensi merupakan petunjuk adanya kehilangan darah yang cukup berat, walaupun tidak
tampak. Jika terjadi hipotensi maka tindakan yang dilakukan adalah menormalkan tekanan
darah. Lakukan pemberian cairan untuk mengganti volume yang hilang sementara penyebab
hipotensi dicari.
Disability (pemeriksaan neurologis)
Pada penderita hipotensi pemeriksaan neurologis tidak dapat dipercaya kebenarannya. Karena
penderita hipotensi yang tidak menunjukkan respon terhadap stimulus apapun, ternyata
menjadi normal kembali segera tekanan darahnya normal
Pemeriksaan neurologis meliputi pemeriksaan GCS dan reflek cahaya pupil

KOMPLIKASI
Edema post traumatik
Herniasi
Perdarahan
Infeksi telinga dan hidung
Hidrosefalus
PROGNOSIS

Pemulihan fungsi otak tergantung kepada beratnya cedera yang terjadi, umur anak, lamanya
penurunan kesadaran dan bagian otak yang terkena. 50% dari anak yang mengalami
penurunan kesadaran selama lebih dari 24 jam, akan mengalami komplikasi jangka panjang
berupa kelainan fisik, kecerdasan dan emosi. Kematian akibat cedera kepala berat lebih
sering ditemukan pada bayi.Anak-anak yang bertahan hidup seringkali harus menjalani
rehabilitasi kecerdasan dan emosi. Masalah yang biasa timbul selama masa pemulihan adalah
hilangnya ingatan akan peristiwa yang terjadi sesaat sebelum terjadinya cedera (amnesia
retrograd), perubahan perilaku, ketidakstabilan emosi, gangguan tidur dan penurunan tingkat
kecerdasan.

Macam-macam Pendarahan pada Otak


a. Intraserebral hematoma (ICH)
Perdarahan intraserebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak biasanya akibat
sobekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Secara klinis ditandai dengan adanya
penurunan kesadaran yang kadang-kadang disertai lateralisasi, pemeriksaan CT scan
didapatkan adanya daerah hiperdens yang diindikasi dilakukan operasi jika single, diameter
lebih dari 3 cm, perifer, adanya pergerakan garis tengah, dan secara klinis hematoma tersebut
dapat menyebabkan ganguan neurologis /lateralisasi. Operasi yang dilakukan biasanya adalah
evakuasi hematoma disertai dekompresi dari tulang kepala.
b. Subdural hematoma (SDH)
Subdural hematoma adalah terkumpulnya darah antara dura mater dan jaringan otak, dapat
terjadi akut kronis. Terjadi akibat pecahan pembuluh darah vena/jembatan vena yang
biasanya terdapat diantara dura mater, perdarahan lambat dan sedikit. Pengertian lain dari
subdural hematoma adalah hematoma yang terletak dibawah lapisan dura mater dengan
sumber perdarahan dapat berasal dari Bridging vein (paling sering), A/V cortical, sinus
venosus duralis. Berdasarkan waktu terjadinya perdarahan maka subdural hematoma dibagi
menjadi tiga meliputi subdural hematoma akut terjadi kurang dari 3 hari dari kejadian,
subdural hematoma subakut terjadi antara 3 hari – 3 minggu dan subdural hematoma kronis
jika perdarahan terjadi lebih dari 3 minggu.
Secara klinis subdural hematoma akut ditandai dengan adanya penurunan kesadaran, disertai
adanya lateralisasi yanag paling sering berupa hemiparese/hemiplegia dan pemeriksaan CT
scan didapatkan gambaran hiperdens yang berupa bulan sabit (cresent).
Indikasi operasi, menurut Europe Brain Injury Commition (EBIC), pada perdarahan subdural
adalah jika perdarahan lebih dari 1 cm. Jika terdapat pergesaran garis tengah labih dari 5 mm.
Operasi yang dilakukan adalah evakuasi hematoma, menghentikan sumber perdarahan. Bila
ada edema serebri biasanya tulang tidak dikembalikan (dekompresi) dan disimpan sugalea.
Prognosis dari klien SDH ditentukan dari GCS awal saat operasi, lamanya klien datang
sampai dilakukan operasi, lesi penyerta dijaringan otak, serta usia klien pada klien dengan
GCS kurang dari 8 prognosisnya 50%, semakin rendah GCS maka semakin jelek
prognosisnya. Semakin tua klien maka semakin jelek prognosisnya. Adanya lesi lain akan
memperjelek prognosisnya.
Gejala dari subdural hematoma meliputi keluhan nyeri kepala, bingung, mengantuk, menarik
diri, perubahan proses pikir (berpikir lambat), kejang, dan edema pupil.
c. Epidural hematoma (EDH)
Epidural hematoma adalah hematoma yang terletak antara dura mater dan tulang, biasanya
sumber perdarahannya adalah sobeknya arteri meningica media (paling sering), vena diploica
(oleh karena adanya fraktur kalvaria), vena emmisaria, sinus venosus duralis. Secara klinis
ditandai dengan penurunan kesadaran yang disertai lateralisasi (ada ketidaksamaan antara
tanda-tanda neurologis sisi kiri dan kanan tubuh) yang dapat berupa hemiparese/hemiplegia,
pupil anisokor, adanya refleks patologis satu sisi, adanya lateralisasi dan jejas pada kepala
menunjukan lokasi dari EDH. Pupil anisokor /dilatasi dan jejas pada kepala letaknya satu sisi
dengan lokasi EDH sedangkan hemiparese/hemiplegia letaknya kontralateral dengan lokasi
EDH. Lucid interval bukan merupakan tanda pasti adanya EDH karena dapat terjadi pada
perdarahan intrakranial yang lain, tetapi lucid interval dapat dipakai sebagai patokan dari
prognosisnya. Semakin panjang lucid interval maka semakin baik prognosisnya klien EDH
(karena otak mempunyai kesempatan untuk melakukan kompensasi). Nyeri kepala yang
hebat dan menetap tidak hilang pemberian analgetik. Pada pemeriksaan CT scan didapatkan
gambaran area hiperdens dengan bentuk bikonveks di antara 2 sutura, gambaran adanya
perdarahan volumenya lebih dari 20 cc atau lebih dari 1 cm atau dengan pergeseran garis
tengah (midline shift) lebih dari 5 mm. Operasi yang dilakukan adalah evakuasi hematoma,
menghentikan sumber perdarahan sedangkan tulang kepala dapat dikembangkan. Jika saat
operasi tidak didapatkan adanaya edema serebri sebaliknya tulang tidak dikembangkan jika
saat operasi didapatkan dura mater yang tegang dan dapat disimpan subgalea.
4. Patofisiologi
Beberapa variabel yang mempengaruhi luasnya cedera kepala adalah :
a) Lokasi dan arah dari penyebab benturan
b) Kecepatan kekuatan yang datang
c) Permukaan dari kekuatan yang menimpa
d) Kondisi kepala ketika mendapat penyebab benturan
Kerusakan otak yang dijumpai pada cedera kepala dapat terjadi melalui dua cara

1. Efek langsung ; trauma pada fungsi otak


2. Efek tidak langsung ; kerusakan neurologik langsung disebabkan oleh suatu benda
atau serpihan tulang yang menembus dan merobek jaringan otak. Semua ini berakibat
terjadinya akselerasi- deselarasi.

Derajat kerusakan dipengaruhi oleh kekuatan yang menimpa. Ada 2 macam kekuatan yang
dihasilkan :

1. Cidera setempat yang disebabkan oleh benda tajam, kerusakan neurologik


terjadi pada tempat yang terbatas pada tempat serangan.
2. Cidera menyeluruh yang lebih lazim dijumpai pada trauma tumpul dan setelah
kecelakaan.

Kerusakan terjadi waktu energi atau kekuatan diteruskan pada otak. Banyak energi diserap
oleh lapisan pelindung yaitu : rambut, kulit kepala dan tengkorak. Tetapi pada cidera berat
penyerapan ini tidak cukup untuk melindungi otak.
Jika kepala bergerak dan berhenti dengan mendadak dan kasar, kerusakan tidak hanya
disebabkan oleh cidera setempat tetapi juga oleh akselerasi dan deselarasi. Kekuatan
akselerasi dan deselerasi menyebabkan isi dalam tengkorak yang keras bergerak, sehingga
memaksa otak membantur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang berlawanan
benturan dan dampak yang terjadi adalah cedera jaringan otak.
Setiap kali jaringan mengalami cidera, akan terjadi perubahan isi cairan intrasel dan ekstrasel.
Penigkatan suplai darah ketempat dimana terjadi cidera yang menimbulkan tekanan
intracranial mengalami penigkatan sebagai akibat cidera sirkulasi otak untuk mengatur volum
darah ke otak yang mengalami kemampuannya sehingga menyebabkan iskemia pada otak.
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang timbul dapat berupa ganguan kesadaran, konfusi, abnormalitas pupil,
serangan (onset) tiba-tiba berupa defisit neuorologis, perubahan tanda vital, ganguan
penglihatan, disfungsi sensorik, kejang otot, sakit kepala, vertigo(pusing), ganguan
pergerakan, kejang, dan syok akibat cidera multi sistem.

Klasifikasi cidera kepala berdasarkan mekanisme dan keparahan cidera :


 Mekanisme berdasarkan adanya penetrasi duramater :

1. Trauma tumpul ; kecepatan tinggi (tabrakan)


2. Trauma tajam ; luka tembus peluru dan cidera tembus lainnya.
3. Keparahan cidera :

a. Cedera kepala ringan (kelompok resiko rendah)


1) Skor skala coma Glasgow 13 – 15 (sadar penuh dan orientatif)
2) Tidak ada kehilangan kesadaran
3) Tidak ada intoksikasi alcohol atau obat terlarang
4) Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
5) Pasien dapat menderita haematoma pada kulit kepala
6) Tidak ada criteria cedera sedang – berat
b. Cedera kepala sedang (kelompok resiko sedang)
1) Skor skala coma Glasgow 9 – 12 (letargi)
2) Amnesia paska trauma
3) Muntah
4) Tanda kemungkinan fraktur kranium (mata rabun, hemotimpanum, otorea, rinorea
cairan serebrospinal)
5) Kejang
c. Cedera kepala berat (kelompok resiko berat)
1) Skor skala coma Glasgow ≤ 8 (coma)
2) Penurunan derajat kesadaran secara progresif
3) Tanda neurologis vocal
4) Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur kranium.

You might also like