You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BOOKLET BERBASIS KEARIFAN LOKAL

MASYARAKAT DESA PENGADANG PADA MATERI TERMOKIMIA

Cornelia Violeta, Hairida, Masriani


Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak
Email : marengvio15@gmail.com

Abstract
This research and development aims to produce product booklet teaching materials based
on the local wisdom of Pengadang Village communities on thermochemical material.
This research was conducted from April to June 2018. The respondents were chosen
through snowball sampling. Dayak chieftain as the community leader was taken as the
primary respondent and the interview was done in semi-structured technique. The result
show that there are Annona muricata L., Hibiscus rosa-sinensis L., Kalanchoe pinnata,
Carica papaya L., Allium cepa L., Lansium domesticum, Stachytarpheta sp., Verbena sp.,
dan Blumea balsamifera (L.) DC. The result show Stachytarpheta sp., Allium cepa L., and
Blumea balsamifera (L.) DC. have 100% cition frequency. The development booklet
teaching materials based on the local wisdom of Pengadang Village communities on
thermochemical material based on measures of research and development by Borg &
Gall. Field test sample in this research was determined by purposive sampling. Data
collected by using a feasibility product questionnaire and student response questionnaire
to Booklet teaching materials based on the local wisdom of Pengadang Village
communities on thermochemical material. Based on analysis the results of the product
feasibility product questionnaire CVR is 0,99 (Valid) and CVI is 0,99 (Valid).
Preliminary field testing results for usability level product obtained a percentage of
77,62% % with a high criteria for use. Main field testing results for usability level
product obtained a percentage of 81,10 % with a highest criteria for use.

Keywords : Booklet Teaching Material, Development, Local Wisdom

PENDAHULUAN keunggulan dan kearifan lokal. Kearifan lokal


Kurikulum 2013 memiliki salah satu merupakan bagian dari budaya suatu
karakteristik yaitu menuntut peserta didik agar masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari
bisa mengimplementasikan hasil belajar yang bahasa masyarakat itu sendiri. Berdasarkan
diperoleh dari sekolah kepada masyarakat, hal di atas, kearifan lokal dapat dijadikan
begitu pula sebaliknya sehingga terjadi timbal sebagai salah satu cara untuk menjalankan
balik antara pelajaran di sekolah dengan kurikulum 2013 yang memiliki karakteristik
lingkungan sekitar (Permendikbud No. 70, pengaplikasian pendidikan yang diperoleh
2013). Selain itu, menurut Undang-undang peserta didik di sekolah pada lingkungan
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 masyarakat. Kearifan lokal sebagai nilai yang
tentang sistem pendidikan nasional pasal 36 tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
ayat 3 bahwa kurikulum yang digunakan saat ini semakin kurang dikenal terutama oleh
dalam proses pembelajaran harus kalangan muda (Utin Trisna Afrianti, 2007).
memperhatikan salah satunya yaitu potensi Nilai-nilai kearifan lokal kurang
daerah dan lingkungan tempat tinggal peserta diperkenalkan atau bahkan tidak dikaji di
didik. Sebagaimana amanah undang-undang sekolah-sekolah, sehingga secara perlahan
tersebut maka pembelajaran harus berbasis hilang dari khasanah pengetahuan. Hal inilah

1
yang menyebabkan kearifan lokal perlu masyarakat tersebut hanya terbatas pada
ditindaklanjuti untuk dilestarikan, kalangan orangtua sedangkan masyarakat
ditanamkan, dan diaktualisasikan (Wagiran, kalangan muda sudah tidak mengenal nilai-
2011). Nilai-nilai kearifan lokal dapat nilai kearifan lokal tersebut. Oleh karena itu,
diperkenalkan kepada kalangan muda melalui melalui pembelajaran kimia berbasis kearifan
proses pembelajaran di sekolah. Selain untuk lokal diharapkan dapat memperkenalkan dan
pelestarian, pengenalan, dan penanaman melestarikan tradisi masyarakat desa
nilai-nilai kearifan lokal di sekolah juga dapat Pengadang lewat pembelajaran kimia di
memotivasi peserta didik untuk lebih sekolah.
menyadari arti penting dari belajar kimia Berdasarkan hasil wawancara dengan
karena dikaitkan dengan lingkungan sekitar guru kimia SMA Negeri 1 dan 2 Sekayam
siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna diperoleh informasi bahwa peserta didik
bagi peserta didik. mudah lupa dengan materi yang diajarkan
Salah satu kearifan lokal yang saat ini terutama pada materi termokimia. Salah satu
sudah kurang dikenal yaitu penggunaan penyebabnya adalah kurang dikenalkan materi
tumbuh-tumbuhan sebagai obat demam. kimia dalam kehidupan sehari-hari sehingga
Demam secara klinis merupakan peningkatan pembelajaran pun menjadi kurang bermakna
suhu tubuh 1oC atau lebih besar di atas suhu bagi peserta didik. Hal ini Sesuai dengan
normal (El Rahadi, 2002). Peningkatan suhu pendapat yang diungkapkan oleh Nuril
tubuh terjadi secara fisiologis dengan Rahmayanti (2014) bahwa peserta didik yang
meminimalkan pelepasan dan peningkatan merekonstruksi sendiri pengetahuan awalnya
produksi panas (Fisher et al., 2005). Untuk dengan peristiwa yang dialami sendiri atau
mengembalikan ke suhu normal tubuh peristiwa dari lingkungan sekitar membuat
diperlukan obat agar pelepasan suhu tubuh pembelajaran yang dijalani menjadi lebih
meningkat dan produksi panas menurun. bermakna dan lebih tahan lama untuk diingat
Masyarakat desa Pengadang, kecamatan oleh peserta didik. Berdasarkan hasil
Sekayam telah menggunakan tumbuh- kuesioner, 100% dari masing-masing 5 orang
tumbuhan yang telah dihangatkan untuk peserta didik SMA Negeri 1 Sekayam dan 2
mengompres penderita demam. Seperti menyatakan bahwa guru tidak pernah
tumbuhan puduh tana (Stachytarpheta sp.) menyampaikan tambahan informasi pada
yang digunakan untuk mengompres penderita materi termokimia yang berkaitan dengan
demam dengan cara dihangatkan terlebih kearifan lokal.
dahulu di atas api sedang kemudian Mencermati berbagai fakta yang
ditempelkan pada dahi dan perut penderita diperoleh dari hasil kuesioner dan
demam, dan diulangi terus hingga panas tubuh wawancara, diperoleh informasi bahwa bahan
menurun. Kemudian ada cara lain yaitu ajar yang digunakan oleh guru saat mengajar
dengan menggunakan uap dari daun puduh dan dalam proses pembelajaran termokimia
tana yang telah direbus dengan air hingga belum memuat kearifan lokal terkhusus pada
mendidih, lalu didekatkan pada penderita materi temokimia yang berhubungan dengan
demam dan ditutup dengan menggunakan pengobatan demam. Oleh karena itu
tikar dengan posisi penderita demam dan hasil diperlukan pengemasan pembelajaran dengan
rebusan daun puduh tana di dalam tikar dan memasukkan nilai-nilai kearifan lokal dalam
ditutup hingga uap air rebusan tumbuhan penyampaian materi pelajaran, misalnya
tersebut habis. Menurut Nurlaili (2012) mengaitkan materi termokimia dengan
kompres hangat dapat menginduksi kebiasaan masyarakat yang menggunakan
vasodilatasi perifer, sehingga meningkatkan berbagai tumbuh-tumbuhan untuk mengobati
pengeluaran panas tubuh. Proses pelepasan demam dalam suatu bahan ajar yang sesuai.
panas tubuh ke lingkungan sesuai dengan Mempelajari sesuatu yang sudah menjadi
konsep reaksi eksoterm pada materi kebiasaan orang tua atau masyarakatnya
termokimia. Namun demikian, pengetahuan sendiri, akan menjadi pembelajaran yang

2
menyenangkan bagi siswa (Hairida, 2017). Pengembangan bahan ajar booklet berbasis
Pembelajaran yang menyenangkan akan kearifan lokal masyarakat Desa Pengadang
membuat peserta didik termotivasi untuk pada materi termokimia menggunakan metode
mengikuti proses pembelajaran dengan baik Research and Development (R & D) yang
dan didukung dengan bahan ajar yang mengacu pada model pengembangan Borg &
menarik. Bahan ajar adalah segala bentuk Gall (dalam Puslitjaknov, 2008) yang terdiri
bahan yang digunakan untuk membantu guru dari 10 (sepuluh) tahap kegiatan, yaitu: 1)
dalam melaksanakan kegiatan belajar pengukuran kebutuhan, 2) perencanaan, 3)
mengajar. Booklet adalah buku berukuran pengembangan produk awal, 4) pengujian
kecil (setengah kuarto), tidak lebih dari 30 lapangan terbatas, 5) revisi, 6) pengujian
lembar bolak balik yang berisi tentang tulisan lapangan luas, 7) penyempurnaan produk hasil
dan gambar-gambar (Roymond, 2009). uji lapangan, 8) pengujian pelaksanaan, 9)
Berdasarkan hasil penelitian oleh Febrianti penyempurnaan produk akhir, dan 10)
(2015) penggunaan booklet Cherlys dengan diseminasi dan impelementasi. Dalam
pendekatan konstruktivistik pada materi pelaksanaan penelitian, tahapan Borg & Gall
hidrolisis garam memberikan pengaruh (dalam Puslitjaknov, 2008) disederhanakan
sebesar 35,54% terhadap peningkatan hasil hanya sampai tahap 7, yaitu: 1) pengukuran
belajar siswa. Informasi penelitian tentang kebutuhan, 2) perencanaan, 3) pengembangan
pengembangan bahan ajar berbentuk booklet produk awal, 4) pengujian lapangan terbatas,
yang berisi kearifan lokal tentang penggunaan 5) revisi, 6) pengujian lapangan luas, 7)
tumbuh-tumbuhan sebagai obat demam belum penyempurnaan produk hasil uji lapangan.
pernah ditemui. Berdasarkan hal tersebut Menurut Borg & Gall ((dalam Puslitjaknov,
maka penelitian ini urgent untuk dilaksanakan 2008) bahwa prosedur penelitian
karena dapat menghasilkan bahan ajar yang pengembangan dapat dilakukan lebih
menarik dan layak digunakan sehingga dapat sederhana, hal ini dilakukan untuk membatasi
membantu mengatasi permasalahan penelitian dalam skala kecil.
pembelajaran di sekolah. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 dan
SMA N 2 Sekayam. Sampel pada
METODE PENELITIAN pengembangan bahan ajar booklet berbasis
Pada tahap penelitian tentang kearifan kearifan lokal ini ditentukan dengan
lokal berupa tumbuh-tumbuhan yang dapat menggunakan teknik purposive sampling.
mengobati demam dilakukan di Desa Jumlah sampel pada uji coba lapangan awal
Pengadang Kecamatan Sekayam Kabupaten adalah 12 orang siswa SMAN 1 dan SMAN 2
Sanggau menggunakan teknik snowball Sekayam dan jumlah sampel pada uji coba
sampling untuk menentukan responden. lapangan utama adalah 72 orang SMAN 1 dan
Responden yang mampu memberikan SMAN 2 Sekayam. Alat pengumpul data yang
informasi lengkap tentang tumbuh-tumbuhan digunakan adalah lembar validasi produk dan
berjumlah 40 orang. Pengumpulan data lembar penilaian respon siswa terhadap bahan
menggunakan wawancara semi terstruktur dan ajar booklet berbasis kearifan lokal
frekuensi sitasi. masyarakat Desa Pengadang pada materi
Frekuensi sitasi (%) = (N/T) × 100 % termokimia yang digunakan pada uji coba
Keterangan : N = Jumlah responden yang lapangan awal dan uji coba lapangan utama.
mensitasi; T = Jumlah total responden, Validasi melibatkan lima orang ahli
(Kumar dan Bharati, 2014). kelayakan booklet berbasis kearifan lokal.
Pada tahap pengembangan yang Untuk mengukur CVR, sejumlah ahli
digunakan mengacu pada metode menurut diminta untuk memeriksa setiap
Borg & Gall (dalam Puslitjaknov, 2008) yang komponen pada instumen kelayakan
menyatakan bahwa model pengembangan
bahan ajar booklet berbasis kearifan lokal.
pendidikan menggunakan temuan-temuan
penelitian dalam merancang produk baru. Masukan pada ahli ini kemudian
digunakan untuk menghitung CVR

3
masing-masing komponen. Hasil validasi Essensial; N = Total panelis, (Lawshe,
dari seluruh validator dianalisis dengan 1975).
menggunakan rumus sebagai berikut : Langkah-langkah pengolahan data angket
ne − 𝑁/2 respon adalah sebagai berikut : menghitung
𝐶𝑉𝑅 = frekuensi responden yang memilih SS, S,TS,
𝑁/2
dan STS pada tiap item/pernyataan positif
Keterangan : CVR = Nilai validitas ; ne
dan item/pernyataan negatif (Tabel 1.).
= Jumlah panelis yang mengatakan

Tabel 1. Skor Skala Likert Respon Terhadap Bahan Ajar Berbentuk Booklet
Kategori Pernyataan positif Pernyataan negatif
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
Sumber : Riduwan (2016)
Sanggau menggunakan teknik snowball
Menghitung persentase perolehan skor total sampling untuk menentukan responden.
per item dengan rumus : Responden yang mampu memberikan
⅀𝑥 informasi lengkap tentang tumbuh-tumbuhan
𝑃 = ⅀𝑥𝑖 𝑥 100 % Dengan : P = persentase
berjumlah 40 orang. Pengumpulan data
perolehn skor; ⅀𝑥 = jumlah perolehan skor menggunakan wawancara semi terstruktur dan
(skor total) tiap item; ⅀𝑥𝑖= jumlah skor ideal frekuensi sitasi. Terdapat 9 jenis tumbuh-
(skor tertinggi) (Riduwan, 2016). Menghitung tumbuhan yang dapat mengobati demam
persentase total respon dengan rumus : diantaranya, yaitu Annona muricata L.,
⅀𝑥
Ptotal = 𝑛 Dengan Ptotal : persentase setiap Hibiscus rosa-sinensis L., Kalnchoe
aspek; ⅀x : jumlah persentase perolehan skor; pinnata, Carica papaya L., Allium cepa
n : jumlah item / pernyataan, (Riduwan, L., Lansium domesticum, Stachytarpheta
2016). Menentukan kriteria respon per item sp., Verbena sp., dan Blumea balsamifera
dengan kriteria interpretasi sebagai berikut : (L.) DC. Tumbuhan yang memiliki frekuensi
angka 0-20% sangat rendah; angka 21-40% sitasi 100% adalah daun puduh tana, daun
rendah; angka 41-60% cukup; angka 61-80% sebayan, dan bawang merah yang berarti
tinggi; angka 81-100% sangat tinggi, tumbuhan itulah yang sering dimanfaatkan
(Riduwan, 2016). oleh masyarakat Desa Pengadang untuk
mengobati demam. Dibawah ini merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN data tentang jenis tumbuh-tumbuhan, bagian
Pada tahap penelitian tentang kearifan lokal yang sering digunakan, dan cara pengolahan
berupa tumbuh-tumbuhan yang dapat (Tabel.2).
mengobati demam dilakukan di Desa
Pengadang Kecamatan Sekayam Kabupaten

Tabel 2. Jenis Tumbuh-Tumbuhan Untuk Mengobati Demam, Bagian yang Sering


Digunakan, dan Cara Pengolahan Tumbuhan

No. Famili Nama Ilmiah/ Bagian Cara pengolahan Frekuensi


Nama Lokal yang Sitasi (%)
Digunakan
1. Annonaceae Annona Daun Diambil daun sirsak, 75

4
Sambungan Tabel. 2

muricata L. di remas-remas, dan


/Sirsak dicampur air hangat,
lalu di kompres pada
dahi dan perut
2. Malvaceae Hibiscus rosa- Daun Diambil daun 50
sinensis L. kembang sepatu, di
/Kembang remas-remas, dan
Sepatu dicampur air hangat,
lalu di kompres pada
dahi dan perut
3. Crassulaceae Kalnchoe Daun Diambil daun 50
pinnata /Cocor kembang sepatu, di
Bebek remas-remas, dan
dicampur air hangat,
lalu di kompres pada
dahi dan perut
4. Lilliaceae Allium cepa L. Umbi Diambil 2 siung 100
/Bawang bawang merah,
Merah diiris,ditambahkan
abu kayu bakar dan
garam, lalu
dioleskan pada dahi
dan perut
5. Meliaceae Lansium Kulit Dicuci batang 50
domesticum/ Batang langsat, direbus, lalu
Langsat diseduhkan
6. Verbenaceae Stachytarpheta Daun Diambil daun puduh 100
sp./Puduh tana, di remas-
Tana remas, dan dicampur
air hangat, lalu di
kompres pada dahi
dan perut, bisa juga
diuapkan pada
penderita demam
7. Verbenaceae Verbena Daun Diambil daun 100
sp./Sebayan sebayan, di remas-
remas, dan dicampur
air hangat, lalu di
kompres pada dahi
dan perut, bisa juga
diuapkan pada
penderita demam
8. Asteraceae Blumea Daun Diambil daun 90
balsamifera kecuwah, di remas-
(L.) remas, dan dicampur
DC./Kecuwah air hangat, lalu di
kompres pada dahi
dan perut, bisa juga
diuapkan pada
penderita demam

5
Sambungan Tabel.2

9. Caricaceae Carica papaya Daun Diambil daun 90


L./Daun pepaya, di remas-
Pepaya remas, dan dicampur
air hangat, lalu di
kompres pada dahi
dan perut, bisa juga
diuapkan pada
penderita demam

Daun sirsak mengandung saponin, tanin, flavonol dan diindikasikan sebagai fitokimia
alkaloid, dan flavonoid, yang mana senyawa flavonoid yang mempunyai kemampuan
ini dapat berfungsi sebagai desinfektan- antioksidan paling kuat (Vinson, 1998).
antiseptik, sehingga dapat dimungkinkan Bawang merah (Allium Cepa var.
bahwa tanaman yang mengandung senyawa ascalonicum) yang dapat dijadikan sebagai
ini dapat digunakan sebagai antibakteri kompres panas untuk menurunkan suhu tubuh
khususnya untuk mengobati penyakit demam atau demam (Rachmad,2012).
akibat bakteri (Yeni Dianita Sari dkk,2008). Sebagian besar senyawa aktif yang
Daun pepaya mengandung senyawa-senyawa terkandung dalam beberapa spesies cocor
kimia yang bersifat antiseptik, antiinflamasi, bebek adalah senyawa – senyawa
antifungal, dan antibakteri. Senyawa bufadienolida dan flavonoid, terutama pada
antibakteri yang terdapat dalam daun pepaya bagian daun (Biswas, et al., 2011; Supratman,
diantaranya tanin, alkaloid, flavonoid, et al., 2001). Salah satu tumbuhan yang
terpenoid, dan saponin (Duke, 2009). Selain digunakan untuk mengatasi demam dan sakit
itu daun pepaya mengandung zat aktif seperti kepala adalah daun cocor bebek (Taylor,
alkaloid carpaine, asam-asam organik seperti L.,2005).Selain mengatasi demam dan sakit
lauric acid, caffeic acid, gentisic acid, dan kepala, secara tradisional cocor bebek
asorbic acid, serta terdapat juga β-sitosterol, bermanfaat pula untuk membunuh bakteri,
flavanoid, saponin, tannin, dan polifenol virus, jamur, relaksasi otot, menyembuhkan
(Duke, 2009). batuk, melegakan saluran pernafasan,
Berdasarkan hasil penelitian ekstrak menurunkan kadar kolesterol, memperlancar
etanol daun pepaya (Carica papaya L.) haid, obat luka, sakit dada, bisul, dan penyakit
memiliki aktivitas farmakologi sebagai kulit lainnya (Taylor, L., 2005).
antelmintik, antimalaria, antibakteri, dan Daun kembang sepatu mengandung
antiinflamasi (Owoyele et al., 2008; Rehena, berbagai senyawa seperti alkaloid, glikosida,
2010; Bora, 2012; Nirosha dan flavonoid, tanin, fenol dan saponin. Kembang
Mangalanayaki, 2013). sepatu (H. rossinensis) diremas-remas dan
Berdasarkan penelitian dari Samuel dikompreskan pada kepala dan perut untuk
(2008) menyimpulkan bahwa ekstrak kulit menyembuhkan demam, (Damianus, 2013).
batang langsat memiliki aktivitas sebagai Bagian tumbuhan yang sering digunakan
antikanker dan antioksidan karena sebagai obat demam oleh masyarakat desa
mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan Pengadang adalah daun dengan persentase
tanin. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyati 77,78%. Hal ini ditunjukkan dengan frekuensi
(2006) menyebutkan bahwa Lansium sitasi bagian tumbuhan yang sering digunakan
domesticum L. memiliki khasiat sebagai oleh masyarakat desa Pengadang. Bagian
penurun panas atau demam. daun memiliki frekuensi sitasi paling tinggi
Dalam survei terhadap 29 sayuran dan yaitu 100%. Menurut Setyowati (2010)
buah-buahan, bawang merah menduduki bagian daun paling sering digunakan karena
peringkat tertinggi kandungan kuersetin. bagian daun paling mudah didapatkan bila
Kuersetin (3’,4’-dihidroksiflavonol) dibandingkan dengan bagian lain dari
merupakan senyawa flavonoid dari kelompok tumbuhan. Cara pengolahan bagian daun lebih

6
mudah dibadingkan bagian lain dari tumbuhan Pengadang adalah daun dengan persentase
dan mempunyai khasiat yang lebih baik. 77,78% dan cara pengolahan yang sering
Pengambilan daun untuk digunakan sebagai dilakukan adalah dengan cara dikompres.
obat tidak akan merusak tumbuhan karena Berdasarkan analisis hasil lembar
mudah untuk tumbuh kembali. penilaian kelayakan produk diperoleh CVR
Uji kelayakan bertujuan untuk 0,99 dengan kategori valid dan CVI 0,99
mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar dengan kategori valid. Hasil lembar penilaian
booklet berbasis kearifan lokal masyarakat uji lapangan awal bahan ajar booklet berbasis
Desa Pengadang pada materi termokimia yang kearifan lokal adalah 77,62% dengan kategori
ditinjau dari aspek materi, penyajian, bahasa, tinggi. Hasil lembar penilaian uji lapangan
dan grafika berdasarkan penilaian oleh para utama bahan ajar booklet berbasis kearifan
ahli. Validasi melibatkan lima orang validator lokal adalah 81,10% dengan kriteria sangat
dengan nilai CVR 0,99 (valid) dan CVI 0,99 tinggi.
(valid). Setelah melakukan validasi
selanjutnya revisi berdasarkan saran validator. Saran
Kemudian melakukan uji lapangan tahap awal Sebaiknya dilakukan penelitian lebih
menggunakan lembar respon siswa terhadap lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa
bahan ajar booklet berbasis kearifan lokal. kimia yang lebih spesifik yang berperan untuk
Hasil respon siswa terhadap bahan ajar mengobati demam pada kearifan lokal berupa
booklet berbasis kearifan lokal pada uji coba tumbuh-tumbuhan masyarakat Desa
lapangan awal adalah 77,76% dengan kategori Pengadang. Sebaiknya masyarakat Desa
tinggi. Setelah melakukan uji lapangan awal, Pengadang membudidayakan tumbuh-
selanjutnya melakukan revisi berdasarkan tumbuhan yang dapat mengobati demam
saran peserta didik. Kemudian, tahap disekitar tempat tinggal terutama untuk
selanjutnya melakukan uji lapangan utama tumbuh-tumbuhan yang sulit untuk
terhadap respon siswa terhadap bahan ajar didapatkan dan jauh dari permukiman
booklet berbasis kearifan lokal. Hasil respon penduduk.
siswa terhadap bahan ajar booklet berbasis Bahan ajar booklet berbasis kearifan
kearifan lokal pada uji coba lapangan utama lokal masyarakat Desa Pengadang kecamatan
adalah 81,10% dengan kategori sangat tinggi. Sekayam kabupaten Sanggau dapat dijadikan
sebagai bahan penelitian lanjutan mengenai
SIMPULAN DAN SARAN efektivitas penggunaan bahan ajar yang
Simpulan dikembangkan dalam pembelajaran. Bahan
Berdasarkan hasil penelitian tentang ajar booklet berbasis kearifan lokal
kearifan lokal masyarakat Desa Pengadang masyarakat Desa Pengadang kecamatan
berupa tumbuh-tumbuhan untuk mengobati Sekayam kabupaten Sanggau dapat menjadi
demam didapatkan 9 jenis tumbuhan sumber inspirasi bagi para guru untuk
diantaranya, yaitu Annona muricata L., mengembangkan bahan ajar dan disesuaikan
Hibiscus rosa-sinensis L., Kalnchoe dengan kebutuhan pembelajaran yang berbasis
pinnata , Carica papaya L., Allium cepa kearifan lokal.
L., Lansium domesticum, Stachytarpheta
sp., Verbena sp., dan Blumea balsamifera DAFTAR PUSTAKA
(L.) DC. Tumbuhan tersebut yang memiliki
Biswas, S. K., et al., Literature Review on
frekuensi sitasi tertinggi adalah daun puduh
Pharmacological Potentials of Kalanchoe
tana, daun sebayan, dan bawang merah yaitu
pinnata (Crassulaceae), African J.
100% yang berarti bahwa tumbuhan tersebut
Pharmacy and Pharmacology, 5(10):
paling sering digunakan oleh masyarakat Desa
(2011) 1258-1262.
Pengadang untuk mengobati demam. Bagian
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
tumbuhan yang sering dimanfaatkan untuk
Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
mengobati demam oleh masyarakat Desa

7
Direktorat Jenderal Manajemen Rachmad, Sri Suryani, dan Paulus Lobo
Pendidikan Dasar dan Menengah Gareso. (2012). Penentuan Efektifitas
Direktorat Pembinaan SMA. Jakarta. Bawang Merah dan Ekstrak Bawang
Duke, J. A. 2009. Dr. Duke’s Phytochemical Merah (Allium Cepa var. ascalonicum)
and Ethnobotanical Databases. dalam Menurunkan Suhu Badan.
http://www.ars- Grin.Gov/Duke/ Program Studi Fisika, Jurusan Fisika,
(Diakses pada 17 Mei 2017). Fakultas MIPA, UNHAS Makassar.
El-Radhi AS, Barry W. (2002). Rahmayanti, Nuril, Muntari & Jackson
Thermometry in pediatric practice Siahaan. (2014). Pengaruh Penerapan
Arch Dis Child 91: 351-6. Model Pembelajaran Diskusi Kelas
Febrianti. (2015). Pengaruh Media Booklet dengan Teknik Buzz Group terhadap
Cherlys dengan Pendekatan Prestasi Belajar Kimia Materi Pokok
Konstruktivitik terhadap Hasil Belajar Hidrokarbon. Jurnal Pijar Matematika
Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan dan Ilmu Pengetahuan Alam 9(1):32-35.
Pembelajaran 4 (9): 1-16. Riduwan. (2016). Dasar-dasar Statistika.
Fisher RG, Boyce TG. (2005). In: Moffet’s Alfabeta. Bandung.
Pediatric infectious disease: A problem- Roymond S. Simamora. (2009). Buku Ajar
oriented approach.4th ed. New York: Pendidikan dalam
Lippincott William & Wilkins 318-73. Keperawatan.EGC.Jakarta.
Hairida. (2017). Using Learning Science, Sari, Yeni Dianita, Siti Nur Djannah, Laela
Environment, Technology and Society Hayu Nurani. 2010. Uji Aktivitas
(SETS) Local Wisdom and based Antibakteri Infusa Daun Sirsak (Annona
Colloids Teaching Material. Journal of muricata L.) secara In Vitro terhadap
Education, Teaching and Learning, 2(1): Staphycococcus aureus ATCC 25923 dan
143-148. Eschericha coli ATCC 35218 serta Profil
Kumar & Bharati. (2014). Ethnomedicine of Kromatografi Lapis Tipisnya. Jurnal
Tharu Tribes of Dudhwa National Kesehatan Masyarakat Vol.4, No.3,
Park India. Ethnobotany Research & September 2010 : 144-239.
Applications vol. 12, hal. 1- Setyowati, FM, 2010, ‘Etnofarmakologi dan
14.<www.ethnobotanyjournal.org/vol12/i Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak
1115-3465-12-001.pdf. Tunjung di Kalimantan Timur, LIPI,
Lawshe, C. H.. (1975). A Quantitive Bogor’, Artikel Media litbang kesehatan,
Approach to Content Validity. Purdue vol. 20, no. 3, hal. 104-112.
University: Personnel Psychology, Inc. Susanti, Nurlaili. (2012). Efektivitas Kompres
Hlm. 563-575. Dingin dan Hangat pada Penatalaksanaan
Owoyele, B. V., O. M. Adebukola, A. Demam. Jurnal Saintis 1(1): 55-64.
A.Funmilayo, and A. O. Soladoye. 2008. Takoy, Damianus Muda, Riza Linda & Irwan
Anti-inflammatory Activities of Lovadi. 2013. Tumbuhan Berkhasiat
Ethanolic Extract of Carica papaya Obat Suku Dayak Seberuang di Kawasan
Leaves. Inflammopharmacology, 16: Hutan Desa Ensabang Kecamatan
168-173. Sepauk Kabupaten Sintang. Jurnal
Peraturan Menteri Pendidikan dan Protobiont Vol (2) 3: 122-128.
Kebudayaan Republik Indonesia No. 70 Taylor, L. 2005. The Healing Power of
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Rainforest Herbs, Raintree Nutrition,
Struktur Kurikulum SMK/MK. Inc., Carson City.
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Per Tim Puslitjaknov.(2008). Metode Penelitian
mendikbud70-2013KD- Pengembangan. Pusat penelitian
StrukturKurikulum-SMK-MAK.pdf 15 kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan
April 2018. Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional.

8
Undang-undang Republik Indonesia Nomor Vinson, J. A. 1998. Flavonoids in Foos as in
20 Tahun 2003 Tentang Sistem vitro and in vivo Antioxidants. Dalam:
Pendidikan Nasional. Ma, B (Ed). Flavonoids in the Living
https://www.komisiinformasi.go.id/regula Systems. New York: Plenum Press.
si/download/id/101 11 April 2018. Wagiran. (2011). Pengembangan Model
Utin Riesna Afrianti.( 2007). Kajian Pendidikan Kearifan Lokal dalam
Etnobotani dan Aspek Konservasi Mendukung Visi Pembangunan Provinsi
Sengkubak [Pycnarrhena cauliflora Daerah Yogyakarta2020. Jurnal
(Miers.) Diels] di Kabupaten Sintang Penelitian dan Pembangunan, 3(3):85-
Kalimantan Barat. Tesis Sekolah 100.
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

9
10

You might also like