Professional Documents
Culture Documents
• nutritional additives,
• processing agents,
• preservatives, dan
• sensory agents
Nutritional additives
• Nutritional additives digunakan untuk memperbaiki zat gizi
yang hilang atau berkurang selama pemrosesan, bisa juga
untuk fortifikasi atau pengayaan untuk memperbaiki
kekurangan seseorang terhadap zat gizi tertentu.
• Fortifikasi makanan dimulai th 1924 saat iod ditambahkan
dalam garam. Vitamin juga banyak ditambahkan untuk
memperbaiki nilai gizi
• Contohnya vitamin A dan D ditambahkan pada produk hewani
dan sereal, vit B ditambahkan pada tepung, sereal, pasta, dan
vit C ditambahkan pada minuman rasa buah, sereal, permen.
• Aditif yang lain termasuk essential fatty acid linoleic acid,
mineral seperti Ca dan Fe dan dietary fibre.
Processing agents
Antioxidants
Ascorbic acid oxygen scavenger
Butylated hydroxyanisole (BHA) free radical scavenger
Butylated hydroxytoluene (BHT) free radical scavenger
Citric acid enzyme inhibitor/metal chelator
Sulfites enzyme inhibitor/oxygen scavenger
Tertiary butylhydroquinone (TBHQ) free radical scavenger
Tocopherols free radical scavenger
Antimicrobials
Acetic acid disrupts cell membrane function
(bacteria, yeasts, some molds)
Benzoic acid disrupts cell membrane function/inhibits
enzymes (molds, yeasts, some bacteria)
Natamycin binds sterol groups in fungal cell
membrane (molds, yeasts)
Nisin disrupts cell membrane function (gram-
positive bacteria, lactic acid-producing
bacteria)
Nitrates, nitrites inhibits enzymes/disrupts cell membrane
function (bacteria, primarily Clostridium
botulinum)
Propionic acid disrupts cell membrane function (molds,
some bacteria)
Sorbic acid disrupts cell membrane function/inhibits
enzymes/inhibits bacterial spore
germination (yeasts, molds, some
bacteria)
Sulfites and sulfur dioxide inhibits enzymes/forms addition
compounds (bacteria, yeasts, molds)
antioksidan
• Proses oksidasi makanan melibatkan
penambahan atom oksigen atau keluarnya
atom H dari molekul yang ada pada makanan
• Dua jenis oksidasi yang berkontribusi besar
pada proses pembusukan adalah autoxidation
of unsaturated fatty acids (autooksidasi pada
asam lemak tak jenuh) dan oksidasi karena
enzim.
• autoxidation dari unsaturated fatty acids melibatkan reaksi
antara ikatan ganda antar karbon dengan molekul oksigen
(O2). Hasilnya dikenal sebagai radikal bebas, yang sangat
reaktif, menciptakan senyawa yang menyebabkan bau dan
rasa tidak enak
• Antioksidan yang bereaksi dengan radikal bebas (disebut “free
radical scavengers”) menghambat autooksidasi.
• These antioxidants include the naturally occurring tocopherols
(vitamin E derivatives) and the synthetic compounds
butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene
(BHT), and tertiary butylhydroquinone (TBHQ).
• Specific enzymes may also carry out the oxidation of many food
molecules.
• The products of these oxidation reactions may lead to quality changes in
the food. For example, enzymes called phenolases catalyze the oxidation
of certain molecules (e.g., the amino acid tyrosine) when fruits and
vegetables, such as apples, bananas, and potatoes, are cut or bruised.
• The product of these oxidation reactions, collectively known as enzymatic
browning, is a dark pigment called melanin.
• Antioxidants that inhibit enzyme-catalyzed oxidation include agents that
bind free oxygen (i.e., reducing agents), such as ascorbic acid (vitamin C),
and agents that inactivate the enzymes, such as citric acid and sulfites.
antimikrobia
• Penggunaan Antimikrobia biasanya dikombinasikan dengan
cara pengawetan yang lain misalnya pendinginan atau
pemvakuman.
• Garam Dapur (NaCl), mungkin adalah antimikrobia tertua
yang dipakai manusia.
• Asam organik, termasuk asetat, benzoat, propionat dan sorbat
dipergunakan untuk melawan mikroorganisme pada makanan
berpH rendah.
• Nitrat dan nitrit digunakan untuk menghambat bacterium
Clostridium botulinum pada daging yang dicuring (e.g., ham
dan bacon).
• Sulfur dioxide dan sulfit digunakan pada buah, dan produk
buah.
Sensory agents (terkait dg penerimaan
inderawi)
• Warna makanan sangat penting karena warna mempengaruhi
penerimaan (citarasa dan mutu secara keseluruhan)
• Pemrosesan bisa mengubah warna asli atau warna alamiah
sebuah produk makanan
• Karena itulah pada beberapa makanan, penambahan zat
warna tertentu dilakukan misal pada minuman ringan,
permen es krim, dll
• Pewarna digolongkan menjadi 2: alami dan sintetis. Pewarna
alami berasal dari tumbuhan, hewan atau mineral. Sementara
pewarna sintetis umumnya berasal dari senyawa turunan
minyak bumi
Natural colorants
*Plus other similar compounds. **Many carotenoids used as food colorants are chemically
synthesized.
Pewarna dari tumbuhan
• Masalah:
– Warna sering tidak seragam
– Tidak stabil kena panas dan cahaya
– Supplai tidak berkesinambungan
– Reaktif
– Seringkali membawa aroma dan citarasa
– Banyak yang tidak larut dalam air
Synthetic colorants