You are on page 1of 2

1.

Formula pada management cairan pada pasien luka bakar


Formula Parkland
 Inisial pada 24 jam: Ringer laktat 4ml/ KgBB / derajat luka bakar pada
pasien dewasa. Pada anak-anak 3ml / KgBB/ derajat luka bakar. Larutan RL
ditambahkan sebagai maintenance for children:
 4ml/kg/jam untuk anak anak 0-10kg
 40ml/jam + 2ml/jam pada anak anak dengan berat badan 10-20kg
 60 ml/jam + 1ml/kgbb/jam pada anak anak denga berat badan 20kg
atau lebih
Formula ini direkomendasikan untuk memberikan koloid pada 24 jam
pertama
 24 jam selanjutnya: koloid diberikan 20-60% pada perhitungan volume
plasma. Tidak diberikan kristaloid. Glucose ditambahkan untuk memelihara
output cairan urin 0.5 – 1ml/jam pada dewasa dan 1 ml/jam pada anak-anak
Modifikasi Formula Parkland
 24 Jam inisial : Ringer laktat 4ml/ kg/ derajat luka bakar pada dewasa
 24 jamselanjutnya: dimulai dengan infus koloid 5% albumin 0.3 –
1ml/kg/derajat luka bakar/16jam
Formula Brooke
 24 jam inisial: infus RL 1.5 ml/kg/derajat luka bakar ditambah dengan
koloid 0.5 ml/kg/derjat luka bakar ditambah dengan 2000 ml glukosa
 24 jam selanjutnta: RL 0.5 ml/kg/derajat luka bkar, koloid 0.25 ml/kg/
derajat luka bakar dan sama dengan jumlah glukosa pada 24 jam pertama
Modifikasi formula Brooke
 24 jam inisial: tidak diberikan koloid, RL 2ml/kg/ derajat luka bakar dan
3ml/kg/derajat luka bakar pada anak anak
 24 jam selanjutnya: koloid 0.3-0.5 ml/kg/derajat luka bakar dna tidak
diberikan kristaloid. Glukosa ditambahkan untuk memmelihara output urin
Formula Monafo
 Monafo merekomendasikan untuk pemberian cairan 250 mEq Na, 150 mEq
lactate dan 100 mEq Cl. Jumlah disesuaikan dengan putput urin. Pada 24
jam selanjutnta, cairan dititrasi dengan 1/3 salin normal berdasarkan
2. Komplikasi Luka Bakar
 Fase Akut:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menyebabkan
hipoproteinemia, hiponatremia, hiperkalemi, hipovolemi dan dapat
menyebabkan syok.

 Fase Sub-akut
Infeksi dan sepsis, multi organ failure
SIRS merupakan suatu bentuk respon klinis yang bersifat sistemik terhadap
berbagai stimulus yang dapat diakibatkan timbulnya infeksi ataupun
noninfeksi seperti trauma, luka bakar, reaksi autoimun, sirosis dan lain-lain.
Respon ini merupakan dampak dari pelepasan mediator-mediator inflamasi
yang berlebihan dan menyebabkan kerusakan pada organ-organ sistemik
menyebabkan disfungsi organ dan berakhir dengan kegagalan organ.

Jaringan yang mengalami luka bakar menyebabkan tersedianya media


perkembangbiakan bakteri dan dapat menyebabkan komplikasi sepsis
invasif dan septikimia. Prosedur eksisi dan skin graft pada luka bakar dapat
mencegah komplikasi sepsis terutama dilakukan pada luka bakar derajat III

 Fase Lanjut
Hipertrofi jaringan parut merupakan komplikasi kulit yang biasa dialami
pasien dengan luka bakar dan dipengaruhi oleh kedalaman luka bakar,
lamanya waktu perbaikan kulit, dan usia pasien.

Kontraktur merupakan komplikasi pada luka bakar yang dapat


mempengaruhi fungsi dari pergerakan yang diakibatkan oleh scar pada luka
bakar

You might also like