You are on page 1of 12

Rini et al. Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan ….

|505

INKUIRI TERBIMBING PADA REAKSI REDOKS DALAM


MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJAWAB
PERTANYAAN KLARIFIKASI

Indah Kusuma Rini*, Ila Rosilawati, Noor Fadiawati


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1

*Corresponding author, email: Ririn_1333@yahoo.co.id

Abstract: The Guided Inquiry on Redox Reactions to Increase the Answering


Clarification Questions Ability. This research aimed to describe the effectiveness
of guided inquiry model on redox reactions to increase the answering clarification
answering questions ability. The samples in this research were the 1 st and 2nd of
the 10th grade as experimental and control class which obtained by using
purposive sampling technique from all of the 10th grade students in SMAN 2
Gadingrejo on 2014/2015 Academic Years. This research used quasi experiment
method with non-equivalent (pretest-posttest) control group design. The learning
effectiveness was showed by a different significantly of n-Gain in experimental
and control class. The results showed that the average of n-Gain of the
answering clarification questions ability on experimental and control class were
0.63 and 0.22 respectively. Based on the results of hypothesis testing, guided
inquiry model was effective to increase the answering clarification questions
ability.

Key words: Guided inquiry model, redox reactions, the answering clarification
questions ability

Abstrak: Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan


Keterampilan Menjawab Pertanyaan Klarifikasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada
reaksi redoks dalam meningkatkan keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi.
Sampel penelitian ini adalah kelas X1 dan X2 sebagai kelas eksperimen dan
kontrol yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling dari
seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2014-2015.
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan non-eqiuvalent
(pretest-posttest) control group design. Efektivitas pembelajaran ditunjukkan
dengan adanya perbedaan n-Gain yang signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata n-Gain keterampilan
menjawab pertanyaan klarifikasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
berturut-turut adalah 0,63 dan 0,22. Berdasarkan hasil uji hipotesis, disimpulkan
bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan
keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi.

Kata kunci: Keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi, model pembelajaran


inkuiri terbimbing, reaksi redoks
506| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.2 Edisi Agustus 2015, 505-516

PENDAHULUAN melakukan seleksi atau membuat


Ilmu pengetahuan alam (IPA) keputusan berdasarkan hasil eva-
berkaitan dengan cara mencari tahu luasi. Menurut Ennis (1996) berpikir
tentang gejala alam secara sistematis, kritis adalah sebuah proses yang
sehingga IPA bukan hanya pengua- dalam mengungkapkan tujuan yang
saan kumpulan pengetahuan yang dilengkapi alasan yang tegas tentang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, suatu kepercayaan dan kegiatan yang
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga telah dilakukan. Kemampuan ber-
merupakan suatu proses penemuan. pikir kritis berpengaruh positif ter-
Ilmu kimia adalah cabang dari IPA hadap aspek kognitif dan aspek afek-
yang mempelajari segala sesuatu tif siswa. Siswa yang berpikir kritis
tentang zat yang meliputi komposisi, akan menjadikan penalaran landasan
struktur dan sifat, perubahan, dina- berpikir, berani mengambil keputus-
mika dan energetika zat yang meli- an, dan konsisten dengan keputusan
batkan keterampilan dan penalaran. tersebut. Oleh sebab itu, keterampil-
Pelajaran kimia bertujuan agar siswa an berpikir kritis menjadi salah satu
memiliki kemampuan diantaranya keterampilan yang perlu dikembang-
memupuk sikap ilmiah: jujur, objek- kan pada kegiatan pembelajaran.
tif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat Berdasarkan hasil observasi dan
bekerjasama dengan orang lain (Tim wawancara dengan guru kimia di
Penyusun, 2006). Salah satu cara SMAN 2 Gadingrejo, guru kimia
yang dapat dilakukan untuk menum- menerapkan pembelajaran konven-
buhkan sikap kritis tersebut adalah sional, yang dominan dengan meng-
dengan melatih keterampilan berpikir gunakan metode ceramah yang lang-
kritis. sung memberikan konsep, terkadang
Presseisen dalam Costa (1985) diselingi diskusi, lembar kerja siswa
mengemukakan bahwa keterampilan (LKS) berisi latihan soal, dan jarang
adalah suatu kecakapan untuk melak- melakukan kegiatan praktikum. Cara
sanakan tugas, dimana keterampilan pembelajaran seperti itu membuat
tidak hanya meliputi gerakan moto- siswa menjadi pasif dan hanya me-
rik, tetapi juga melibatkan fungsi nerima informasi yang diberikan
mental yang bersifat kognitif, yaitu guru sehingga tidak dapat melatih
suatu tindakan mental dalam usaha keterampilan berpikir kritis siswa.
memperoleh pengetahuan. Proses Berdasarkan kurikulum tingkat
berpikir berkaitan dengan pola peri- satuan pendidikan (KTSP), siswa
laku yang lain dan membutuhkan menguasai standar kompetensi pada
keterlibatan aktif pemikir. Pengertian setiap jenjang pendidikannya dan
ini mengindikasikan bahwa berpikir standar kompetensi ini dijabarkan
merupakan upaya yang kompleks dalam bentuk kompetensi dasar.
dan reflektif bahkan suatu pengalam- Salah satu kompetensi dasar yang
an yang kreatif. harus dicapai siswa kelas X semester
Menurut Gerhard dalam genap adalah menjelaskan perkem-
Redhana (2008) berpikir kritis dide- bangan konsep reaksi redoks dan
finisikan sebagai suatu proses kom- hubungannya dengan tata nama
pleks yang melibatkan penerimaan senyawa serta penerapannya (Tim
dan penguasaan data, analisis data, Penyusun, 2006). Pada materi
dan evaluasi data dengan memper- redoks, siswa dapat diajak untuk
timbangkan aspek kualitatif serta mengamati fenomena reaksi redoks
Rini et al. Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan …. |507

yang terjadi dalam kehidupan, seperti Gadingrejo yang menunjukkan


perkaratan besi. Siswa diberikan bahwa model pembelajaran inkuiri
permasalahan tentang penyebab ter- terbimbing terbukti efektif dalam
jadinya perkaratan besi yang berhu- meningkatkan keterampilan berpikir
bungan dengan reaksi redoks. Pada kritis yaitu keterampilan memberikan
materi reaksi redoks dapat dilatihkan penjelasan sederhana dan menerap-
beberapa keterampilan berpikir kan konsep yang dapat diterima pada
kritis, salah satu keterampilan ber- materi hidrolisis garam. Dengan
pikir kritis yang dapat dilatihkan demikian diharapkan dengan model
pada materi reaksi redoks yaitu pembelajaran inkuiri terbimbing,
keterampilan menjawab pertanyaan keterampilan menjawab pertanyaan
klarifikasi. Dengan demikian diper- klarifikasi siswa dapat dilatihkan.
lukan suatu model pembelajaran di Dalam artikel ini akan dides-
mana dalam tahapannya dapat kripsikan efektivitas model pem-
melatihkan keterampilan berpikir belajaran inkuiri terbimbing pada
kritis siswa. Salah satunya meng- reaksi redoks dalam meningkatkan
gunakan model pembelajaran inkuiri keterampilan menjawab pertanyaan
terbimbing. klarifikasi.
Inkuiri terbimbing merupakan
suatu cara yang efektif untuk mem- METODE
buat variasi suasana pola pembelajar- Populasi dalam penelitian ini
an kelas. Pembelajaran inkuiri ter- adalah semua siswa kelas X SMAN
bimbing merupakan pembelajaran 2 Gadingrejo Tahun Ajaran 2014-
kelompok dimana siswa diberi 2015 yang tersebar dalam empat
kesempatan untuk berpikir mandiri kelas (X1-X4). Pengambilan sampel
dan saling membantu dengan teman dilakukan dengan teknik purposive
yang lain. Pembelajaran inkuiri ter- sampling. Dalam hal ini pertim-
bimbing membimbing siswa untuk bangan pengambilan sampel yang
memiliki tanggung jawab individu digunakan adalah tingkat kognitif
dan tanggung jawab dalam kelom- kedua kelas relatif sama.
poknya (Ambarsari, 2013). Berdasarkan informasi dari guru
Berdasarkan hal tersebut, diha- kimia kelas X yang memahami
rapkan melalui pembelajaran dengan karakteristik siswa di sekolah
model inkuiri terbimbing, keteram- tersebut maka sebagai sampel yaitu
pilan menjawab pertanyaan klarifi- kelas X1 dan X2. Berdasarkan peng-
kasi siswa dapat dilatihkan bahkan undian, kelas X1 sebagai kelas eks-
ditingkatkan. Hal ini didukung oleh perimen yang diterapkan model pem-
hasil penelitian Yunitasari (2012) belajaran inkuiri terbimbing dan
pada siswa SMAN 1 Gadingrejo kelas X2 sebagai kelas kontrol yang
yang menunjukkan bahwa model diterapkan model pembelajaran
pembelajaran inkuiri terbimbing konvensional.
terbukti efektif dalam meningkatkan Data penelitian yang digunakan
keterampilan berpikir kritis yaitu berupa data hasil tes sebelum pem-
keterampilan menyebutkan contoh belajaran diterapkan (pretes) dan
dan keterampilan mengemukakan data hasil tes setelah pembelajaran
kesimpulan dan hipotesis siswa pada diterapkan (postes). Data pendukung
pokok materi hidrolisis garam. Hasil penelitian ini yaitu data kinerja guru
penelitian Septiana (2012) SMAN 1 dan data aktivitas siswa. Variabel
508| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.2 Edisi Agustus 2015, 505-516

yang digunakan dalam penelitian ini dosen pembimbing untuk menelaah


adalah variabel bebas yaitu model kesesuaian tersebut.
pembelajaran inkuiri terbimbing dan Berikut ini merupakan teknik
pembelajaran konvensional. Variabel analisis data, yaitu: (1) mengubah
terikat yaitu keterampilan menjawab skor menjadi nilai; selanjutnya (2)
pertanyaan klarifikasi. menghitung n-Gain dari nilai
Metode penelitian yang diguna- siswa. Efektivitas model pembelaj-
kan pada penelitian ini yaitu kuasi aran inkuiri terbimbing dapat di-
eksperimen dengan menggunakan tunjukkan dengan perbedaan n-Gain
non-equivalent (pre-test and posttest) yang signifikan. Terlebih dahulu
control group design yang ditunjuk- dilakukan uji normalitas untuk me-
kan pada Tabel 1. Sebelum diterap- ngetahui apakah dua sampel yang
kan perlakuan kedua kelompok berasal dari populasi berdistribusi
sampel diberikan pretes (O1). Kemu- normal atau tidak dan uji homo-
dian pada kelas eksperimen diterap- genitas untuk menguji apakah
kan model pembelajaran inkuiri sampel data yang diambil berasal
terbimbing (X) dan pada kelas kon- dari varians yang homogen atau
trol diterapkan pembelajaran kon- tidak.
vensional. Selanjutnya, kedua Untuk uji normalitas menggu-
kelompok sampel diberikan postes nakan uji chi-kuadrat dengan ru-
(O2). musan hipotesisnya yaitu H0 = dua
Instrumen penelitian yang sampel yang berasal dari populasi
digunakan adalah pemetaan, berdistribusi normal dan H1 = dua
silabus, Rencana Pelaksanaan sampel yang berasal dari populasi
Pembelajaran (RPP) yang sesuai tidak berdistribusi normal. Kriteria
dengan standar Kurikulum Tingkat uji = terima Ho jika χ2 hitung ≤
Satuan Pendidikan (KTSP), LKS χ2tabel dengan taraf nyata 5 %. Uji
materi reaksi redoks berbasis homogenitas menggunakan uji-F
inkuiri terbimbing sebanyak 4 dengan rumusan hipotesisnya yaitu
LKS, soal pretes dan postes adalah H0 = Sampel mempunyai varian
materi reaksi redoks yang terdiri yang homogen dan H1 = Sampel
dari 6 butir soal uraian untuk mempunyai varian yang tidak homo-
mengukur keterampilan menjawab gen. Kriteria pengujian = terima
pertanyaan klarifikasi, lembar H0 jika Fhitung < Ftabel pada taraf
observasi kinerja guru dan lembar nyata 5%. Uji perbedaan dua rata-
observasi aktivitas siswa. Peng- rata menggunakan uji-t dengan ru-
ujian instrumen pada penelitian ini musan hipotesisnya yaitu H0 =
menggunakan validitas isi. Vali- rata-rata n-Gain keterampilan
ditas isi adalah kesesuaian antara menjawab pertanyaan klarifikasi
instrumen dengan ranah atau pada reaksi redoks yang diterap-
domain yang diukur. Pengujian kan model pembelajaran inkuiri
validitas isi ini dilakukan dengan terbimbing lebih rendah atau sama
cara judgment. Pengujian dilakukan dengan rata-rata n-Gain keteram-
dengan menelaah kisi-kisi, teruta- pilan menjawab pertanyaan klari-
ma kesesuaian antara tujuan pene- fikasi dengan pembelajaran konven-
litian, tujuan pengukuran, indikator, sional dan H1 = rata-rata n-Gain
dan butirbutir pertanyaannya. keterampilan menjawab pertanyaan
Dalam hal ini dilakukan oleh klarifikasi pada reaksi redoks yang
Rini et al. Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan …. |509

Tabel 1. Desain penelitian non-equivalent (pre-test and posttest) control group


design (Creswell, 2009)

diterapkan model pembelajaran in- pertanyaan klarifikasi pada kelas


kuiri terbimbing lebih tinggi dari- kontrol dan kelas eksperimen dila-
pada rata-rata n-Gain keterampilan kukan perhitungan pada keteram-
menjawab pertanyaan klarifikasi pilan menjawab pertanyaan mengapa
dengan pembelajaran konvensional. pada kelas kontrol dan kelas eks-
Dengan kriteria uji terima Ho jika perimen dan keterampilan apa alas-
thitung< t(1-α) pada taraf nyata 5% an utama anda pada kelas kontrol
dan tolak sebaliknya. Uji norma- dan kelas eksperimen. Diperoleh
litas, uji homogenitas, uji perbe- ratarata nilai pretes dan postes
daan dua rata-rata menggunakan keterampilan menjawab pertanyan
rumus menurut Sudjana (2005). mengapa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen disajikan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN bentuk Gambar 1.
Berdasarkan penelitian yang Pada Gambar 1 terlihat bahwa
dilakukan pada kelas eksperimen rata-rata nilai pretes keterampilan
dan kelas kontrol, dari hasil perhi- menjawab pertanyaan mengapa pada
tungan diperoleh data berupa nilai kelas kontrol dan kelas eksperi-
pretes, postes dan n-Gain keteram- men berturut-turut adalah 22,69
pilan menjawab pertanyaan klarifika- dan 23,61, sedangkan rata-rata nilai
si meliputi keterampilan menjawab postes keterampilan menjawab per-
pertanyaan mengapa dan keteram- tanyaan mengapa pada kelas
pilan apa alasan utama anda. kontrol dan eksperimen berturut-
Untuk memperoleh nilai pretes turut adalah 49,54 dan 79,63.
dan postes keterampilan menjawab

Gambar 1. Rata-rata nilai pretes dan postes keterampilan menjawab pertanyaan


mengapa.
510| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.2 Edisi Agustus 2015, 505-516

Berdasarkan data tersebut, rata- pada kelas kontrol dan eksperimen


rata nilai pretes keterampilan men- berturut-turut adalah 15,74 dan
jawab pertanyaan mengapa pada 56,94. Berdasarkan data tersebut,
kelas eksperimen relatif sama di- rata-rata nilai pretes keterampilan
bandingkan dengan kelas kontrol, apa alasan utama anda pada kelas
sedangkan rata-rata nilai postes eksperimen relatif sama kelas kon-
keterampilan menjawab pertanyaan trol, sedangkan rata-rata nilai postes
mengapa pada kelas eksperimen keterampilan apa alasan utama
memiliki rata-rata lebih tinggi dari- anda pada kelas eksperimen memi-
pada kelas kontrol. liki rata-rata lebih tinggi daripada
Selanjutnya, dilakukan perhi- kelas kontrol.
tungan pada keterampilan apa alasan Berdasarkan rata-rata nilai pretes
utama anda pada kelas kontrol dan postes keterampilan menjawab
dan kelas eksperimen. Berdasarkan pertanyaan mengapa dan keteram-
hasil perhitungan pada keterampilan pilan apa alasan utama anda pada
apa alasan utama anda pada kelas kelas kontrol dan kelas eksperi-
kontrol dan kelas eksperimen, di- men yang diperoleh, selanjutnya
peroleh rata-rata nilai pretes dan pos- digunakan untuk menghitung rata-
tes keterampilan apa alasan utama rata nilai pretes dan postes keteram-
anda pada kelas kontrol dan kelas pilan menjawab pertanyaan klarifi-
eksperimen yang disajikan dalam kasi pada kelas kontrol dan kelas
bentuk Gambar 2. eksperimen. Berdasarkan perhitung-
Pada Gambar 2 terlihat bahwa an pada kelas kontrol dan kelas
rata-rata nilai pretes keterampilan eksperimen, diperoleh rata-rata
apa alasan utama anda pada kelas nilai pretes dan postes keterampil-
kontrol dan kelas eksperimen ber- an menjawab pertanyaan klarifikasi
turut-turut adalah 7,87 dan 5,09, pada kelas kontrol dan kelas ekspe-
sedangkan rata-rata nilai postes kete- rimen yang disajikan dalam bentuk
rampilan apa alasan utama anda Gambar 3.

Gambar 2. Rata-rata nilai pretes dan postes keterampilan apa alasan utama anda.
Rini et al. Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan …. |511

Gambar 3. Rata-rata nilai pretes dan postes keterampilan menjawab pertanyaan


klarifikasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Pada Gambar 3 terlihat bahwa nilai postes keterampilan menjawab


rata-rata nilai pretes keterampilan pertanyaan klarifikasi pada kelas
menjawab pertanyaan klarifikasi eksperimen memiliki rata-rata lebih
pada kelas kontrol dan kelas tinggi daripada kelas kontrol.
eksperimen berturut-turut adalah Selanjutnya, dilakukan perhi-
15,28 dan 14,35, sedangkan rata- tungan n-Gain keterampilan men-
rata nilai postes keterampilan jawab pertanyaan klarifikasi pada
menjawab pertanyaan klarifikasi kelas kontrol dan kelas eksperi-
pada kelas kontrol dan eksperimen men.Diperoleh rata-rata n-Gain ke-
berturut-turut adalah 32,64 dan terampilan menjawab pertanyaan
68,29. Berdasarkan data tersebut, klarifikasi pada kelas kontrol dan
rata-rata nilai pretes keterampilan kelas eksperimen disajikan dalam
menjawab pertanyaan klarifikasi bentuk Gambar 4. Pada Gambar 4
pada kelas eksperimen relatif sama dapat dilihat bahwa rata-rata n-
kelas kontrol, sedangkan ratarata Gain keterampilan menjawab

Gambar 4. Rata-rata n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi siswa


pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
512| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.2 Edisi Agustus 2015, 505-516

pertanyaan klarifikasi kelas eksperi- efektivitas model pembelajaran in-


men lebih tinggi dibandingkan kelas kuiri terbimbing dalam meningkat-
kontrol. kan keterampilan menjawab perta-
Berdasarkan hasil uji normalitas nyaan klarifikasi pada materi reaksi
ini dilakukan pada kedua sampel ke- redoks. Keterampilan menjawab per-
las (kelas kontrol dan kelas eksperi- tanyaan klarifikasi yang dilatihkan
men) diperoleh bahwa χ2hitung pada pada penelitian ini adalah keteram-
kelas kontrol sebesar 5,85 dan kelas pilan menjawab pertanyaan mengapa
eksperimen sebesar 7,71. χ2hitung pada dan apa alasan utama anda.
kedua sampel kelas lebih kecil dari- Proses pembelajaran materi
pada χ2tabel untuk kedua kelas sebesar reaksi redoks dengan menggunakan
7,81, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbim-
terima H0, yaitu dua sampel peneliti- bing menurut Gulo dalam Trianto
an berasal dari populasi berdistribusi (2009) dilakukan dengan tahap-tahap
normal. sebagai berikut:
Selanjutnya dilakukan uji homo-
genitas n-Gain keterampilan menja- Tahap 1. Mengajukan pertanyaan
wab pertanyaan. Hasil perhitungan atau permasalahan.
uji homogenitas n-Gain keterampilan Pada awal pembelajaran, guru
menjawab pertanyaan klarifikasi di- memulai pembelajaran pada setiap
peroleh nilai Fhitung sebesar 1,06 dan pertemuan dengan menyampaikan
Ftabel sebesar 1,76. Nilai Fhitung lebih indikator dan tujuan pembelajaran.
kecil daripada nilai Ftabel, maka dapat Selanjutnya, guru membagikan LKS
disimpulkan terima H0, yaitu sampel 1 mengenai konsep reaksi redoks
mempunyai varians yang homogen. berdasarkan penggabungan dan pe-
Dengan demikian pengujian dilaku- lepasan oksigen. Pada LKS 1 guru
kan dengan uji-t. Hasil perhitungan memberikan fakta untuk memuncul-
uji-t n-Gain keterampilan menjawab kan masalah yang berkaitan dengan
pertanyaan klarifikasi diperoleh thitung kehidupan sehari-hari. Pada perte-
sebesar 13,12 dan t(1-α) sebesar 1,99. muan pertama guru mengajukan
Nilai thitung lebih besar daripada nilai fenomena perkaratan besi. Selanjut-
t(1-α), maka dapat disimpulkan tolak nya guru memberikan permasalahan
H0 dan terima H1 yaitu rata-rata n- untuk diselesaikan siswa: Mengapa
Gain keterampilan menjawab perta- besi dapat berkarat?
nyaan klarifikasi pada reaksi redoks Pada pertemuan kedua, siswa di-
yang diterapkan model pembelajaran berikan pengantar berupa hasil per-
inkuiri terbimbing lebih tinggi dari- cobaan yang telah dilakukan minggu
pada rata-rata n-Gain keterampilan sebelumnya. Lalu siswa diberikan
menjawab pertanyaan klarifikasi permasalahan terkait hasil percobaan
dengan pembelajaran konvensional. tersebut yaitu faktor apa sajakah
Berdasarkan hasil penelitian yang menyebabkan paku berkarat
yang diperoleh dan analisis data yang dan tidak berkarat pada percobaan?
telah dilakukan, menunjukkan bahwa Pada pertemuan kedua ini, siswa
model pembelajaran inkuiri terbim- juga diberikan LKS 2 dengan perma-
bing pada reaksi redoks efektif me- salahan reaksi yang tidak melibatkan
ningkatkan keterampilan menjawab oksigen yaitu Ca(s) + S(s) → CaS(s)
pertanyaan klarifikasi siswa. Pene- dengan pertanyaan: Reaksi ini
litian ini bertujuan mendeskripsikan termasuk reaksi redoks, manakah
Rini et al. Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan …. |513

yang mengalami oksidasi dan reduk- diberikan berdasarkan pengetahuan


si? awal dan informasi yang diperoleh
Pada pertemuan ketiga, siswa siswa.
diingatkan kembali tentang konsep Pada pertemuan pertama, yaitu
reaksi redoks yang telah dipelajari pembahasan LKS 1 siswa masih
pada pertemuan sebelumnya. Kemu- mengalami kesulitan dalam meru-
dian siswa diberikan reaksi redoks: muskan hipotesis, hal ini terlihat
Fe(s) + HCl (aq) → FeCl3(aq) + H2(g) dari rumusan hipotesis yang kurang
dengan pertanyaan: Bagaimanakah tepat. Kelompok 2 merumuskan
konsep biloks dapat menjelaskan hipotesis “besi dapat berkarat dise-
reaksi reduksi dan oksidasi pada babkan hujan dan panas matahari,”
reaksi tersebut? hipotesis yang seharusnya adalah
Permasalahan-permasalahan di- besi dapat berkarat karena bereaksi
berikan pada tiap pertemuan meng- dengan oksigen.
undang rasa ingin tahu siswa dan Pada pertemuan selanjutnya,
menjadikan siswa termotivasi untuk siswa sudah mulai memahami bagai-
dapat mencari penyelesaian masalah mana cara merumuskan hipotesis
tersebut serta mengembangkan ke- dengan tepat. Pada LKS 2, siswa
terampilan berpikir mereka. Hal ini diberikan permasalahan yaitu per-
sesuai dengan pendapat Bruner samaan reaksi yang tidak melibatkan
dalam Dahar (1996) yang menyata- oksigen: Ca(s) + S(s) → CaS(s) dengan
kan bahwa pembelajaran inkuiri pertanyaan “Reaksi ini termasuk
sesuai dengan pencarian pengetahuan reaksi redoks, manakah yang meng-
secara aktif oleh siswa, dengan sen- alami oksidasi dan reduksi?” Siswa
dirinya memberikan hasil yang perwakilan dari kelompok 2 meng-
paling baik, berusaha sendiri untuk ungkapkan pendapatnya dengan
mencari pemecahan masalah serta memberikan jawaban pada LKS 2.
pengetahuan yang menyertainya, dan Jawaban kelompok 2 sesuai dengan
menghasilkan pengetahuan yang permasalahan yang diberikan yaitu
benar-benar bermakna. reaksi ini merupakan reaksi redoks,
Ca melepaskan elektron yang artinya
Tahap 2. Merumuskan hipotesis. sama dengan mengalami oksidasi
Pada tahap ini, siswa berdiskusi dan S menangkap elektron yang arti-
dan bekerja sama dalam kelompok nya sama dengan mengalami reduksi.
untuk menjawab pertanyaan dan Namun, jawaban kelompok lain
merumuskan hipotesis dari permasa- masih belum sesuai dengan perma-
lahan yang ada pada LKS. Siswa salahan.
juga diberi kesempatan untuk men- Pada LKS 3 permasalahan yang
cari informasi dari berbagai sumber diberikan adalah persamaan reaksi
agar dapat merumuskan hipotesisnya redoks yang cukup rumit yaitu:
dengan baik. Guru bertugas mem- Fe(s) + HCl (aq) → FeCl 3(aq) + H2(g)
bimbing siswa dalam menentukan dengan pertanyaan “Bagaimanakah
hipotesis yang relevan dengan per- konsep biloks dapat menjelaskan
masalahan. Selanjutnya, guru mem- reaksi reduksi dan oksidasi pada
berikan kesempatan pada siswa reaksi tersebut?” Siswa kelompok 1
untuk menyampaikan pendapat merumuskan hipotesis “untuk men-
mereka mengenai hipotesis yang jelaskan reaksi redoks tersebut
relevan dengan permasalahan yang dengan melihat perubahan biloks,
514| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.2 Edisi Agustus 2015, 505-516

jika terjadi kenaikan biloks yang di- memudahkan siswa dalam mene-
sebut oksidasi dan penurunan biloks mukan konsep. Pertanyaan yang
yang disebut reduksi”. diberikan pada LKS berisi pertanya-
Awalnya siswa belum baik me- an yang melatih keterampilan men-
rumuskan hipotesis, namun dengan jawab pertanyaan klarifikasi yaitu
bimbingan guru, siswa mampu keterampilan menjawab pertanyaan
merumuskan hipotesis dengan baik. mengapa dan keterampilan apa
Perkembangan ini terlihat pada per- alasan utama anda. Misalnya, per-
temuan selanjutnya dimana setiap tanyaan pada LKS 1: ”Mengapa
kelompok telah mampu merumuskan perkaratan dapat terjadi?” siswa
hipotesis dengan baik dan relevan dilatihkan keterampilan menjawab
dengan permasalahan yang diberi- pertanyaan mengapa. Pertanyaan
kan. Hal ini didukung oleh pernya- pada LKS 2: “Manakah yang meng-
taan Carol C. Khulthau dan Ross J. alami oksidasi dan mengalami re-
Todd dalam Sofiani (2011) bahwa duksi pada persamaan reaksi berikut
siswa mengembangkan rangkaian ini: Ca(s) + S(s) → CaS(s)? Jelaskan!”
berpikir dalam proses pembelajaran siswa dilatihkan keterampilan apa
melalui bimbingan. alasan utama anda. Pada LKS 3
siswa juga diberikan beberapa reaksi,
Tahap 3. Mengumpulkan data. kemudian siswa menjelaskan reaksi
Hipotesis digunakan untuk me- mana yang termasuk reaksi redoks
nuntun proses pengumpulan data. atau bukan redoks.
Pada tahap ini siswa akan mencari Dalam menganalisis data, siswa
tahu kebenaran hipotesis yang me- sudah dapat melakukannya dengan
reka kemukakan melalui percobaan baik, terbukti saat mereka menjawab
dan melengkapi tabel dengan data pertanyaan pada LKS 1 yaitu per-
yang diperoleh. karatan terjadi karena bereaksi
Pada LKS 1, siswa melakukan dengan oksigen. Begitu pula pada
percobaan perkaratan besi dengan LKS 2 dan 3, siswa dapat menjawab
menggunakan paku yang diberikan pertanyaan-pertanyaan yang ada.
perlakuan yang berbeda-beda dan di
amati selama tujuh hari. Kemudian Tahap 5. Membuat kesimpulan.
siswa melengkapi tabel hasil peng- Tahap akhir dari pembelajaran
amatan. Pada LKS 2 dan LKS 3 sis- inkuiri terbimbing adalah membuat
wa tidak melakukan percobaan, sis- kesimpulan. Pada tahap ini guru
wa mengumpulkan data dengan cara membimbing siswa dalam membuat
mengamati persamaan reaksi dan kesimpulan yang berdasarkan hasil
mengisi di tabel yang disediakan. pengumpulan data dan analisis data
yang telah dilakukan. Guru mem-
Tahap 4. Menganalisis data. bimbing siswa untuk mendapatkan
Pada tahap ini guru membim- jawaban yang relevan yang pada
bing siswa dalam menganalisis data akhirnya didapatkan kesimpulan dari
hasil percobaan yang telah dilaku- pemecahan masalah yang telah
kan, siswa berdiskusi dalam kelom- diberikan. Misalnya, pada LKS 1
poknya untuk menjawab pertanyaan- diperoleh kesimpulan tentang konsep
pertanyaan yang terdapat pada LKS. reaksi redoks berdasarkan pengga-
Pertanyaan-pertanyaan ini disusun bungan dan pelepasan oksigen. Pada
secara konstruktif untuk pertemuan selanjutnya, siswa sudah
Rini et al. Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan …. |515

dapat membuat kesimpulan untuk menganalisis data pada model pem-


membuktikan hipotesisnya dengan belajaran inkuiri terbimbing. Rata-
baik. rata n-Gain keterampilan menjawab
Setelah siswa selesai mengisi pertanyaan klarifikasi pada reaksi
LKS, guru meminta siswa untuk redoks yang diterapkan model pem-
menyampaikan hasil diskusi kelom- belajaran inkuiri terbimbing lebih
poknya secara lisan kepada teman- tinggi daripada rata-rata n-Gain
teman lainnya. Hal ini bertujuan keterampilan menjawab pertanyaan
untuk melatih kemampuan berkomu- klarifikasi dengan pembelajaran kon-
nikasi siswa dengan teman-teman vensional. Model pembelajaran in-
sebayanya. kuiri terbimbing pada reaksi redoks
Secara keseluruhan pembelajar- efektif dalam meningkatkan kete-
an berjalan dengan efektif. Hal ini rampilan menjawab pertanyaan kla-
terlihat dari keantusiasan pada siswa rifikasi.
dalam mengikuti proses pembelajar-
an. Pada awal pembelajaran, banyak DAFTAR RUJUKAN
siswa yang bertanya pada tiap tahap Ambarsari, W., Santosa, S.,
pembelajaran. Pada pertemuan beri- Maridi. 2013. Penerapan Pembel-
kutnya, siswa mulai terbiasa dengan ajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
model pembelajaran inkuiri terbim- Keterampilan Proses Sains Dasar
bing. Dalam hal ini tugas guru ada- pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas
lah membimbing siswa pada setiap VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal
tahap pembelajaran agar proses pem- Pendidikan Biologi UNS, 5 (1):
belajaran berjalan dengan baik. 8195.
Banyak siswa yang semula pasif Costa, A. L. 1985. Developing
dalam kegiatan belajar menjadi aktif, Minds A Resource Book for Teaching
ditunjukkan dengan aktif diskusi Thinking. Virginia: Association for
dalam kelompok dan bertanya ke- Supervision and Curriculum Deve-
pada guru. lopment.
Pada penelitian ini terdapat ken- Creswell, J.W. 2009. Research
dala selama pelaksanaan penelitian Design: Qualitative, Quantitative,
yaitu waktu pembelajaran yang di- and Mixed Methodes Approaches.
sediakan pihak sekolah terbatas Thousand Oaks California 91320:
untuk melaksanakan tahap-tahap Third Edition CSAGE Publications.
pembelajaran menggunakan model Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori
inkuiri terbimbing, padahal dibutuh- Belajar. Jakarta: Erlangga.
kan waktu yang lebih lama untuk Ennis. R. H. 1996. Critical
melaksanakan pembelajaran dengan Thinking. New Jersey: Simon &
menggunakan model pembelajaran Schuster / A Viacom Company.
ini dibandingkan dengan mengguna- Redhana, I.W. dan Liliasari.
kan pembelajaran konvensional. 2008. Program Pembelajaran Kete-
rampilan Berpikir Kritis pada Topik
SIMPULAN Laju Reaksi untuk Siswa SMA.
Berdasarkan hasil analisis data Jurnal Forum Pendidikan, 27 (2):
dan pembahasan pada penelitian ini, 110.
dapat disimpulkan bahwa: Keteram- Septiana, R. 2012. Efektivitas
pilan menjawab pertanyaan klarifi- Model Pembelajaran Inkuiri Terbim-
kasi dilatihkan pada tahap bing pada Materi Hidrolisis Garam
516| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.2 Edisi Agustus 2015, 505-516

dalam Meningkatkan Keterampilan


Memberikan Penjelasan Sederhana
dan Menerapkan Konsep yang dapat
Diterima. Skripsi (tidak diterbitkan).
Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
Sofiani, E. Pengaruh Model
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
pada Konsep Listrik Dinamis.
Skripsi. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Sudjana, N. 2005. Metoda
Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Tim Penyusun. 2006. Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendi-
dikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan.
Trianto. 2009. Model-Model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Yunitasari, I. 2012. Efektivitas
Model Pembelajaran Inkuiri Terbim-
bing dalam Meningkatkan Keteram-
pilan Menyebutkan Contoh dan
Mengemukakan Kesimpulan serta
Hipotesis pada Materi Hidrolisis
Garam. Skripsi (tidak diterbitkan).
Bandar Lampung: Universitas
Lampung.

You might also like