You are on page 1of 15

MAKALAH

MODEL-MODEL ASESSMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI


SEKOLAH DASAR
“PENILAIAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DI SD”

Oleh:
KELOMPOK 4

Izzatil Mufidah
Nindila Hutri
Meri Elvina
Putri Maulani
Rekho Panca Juniawan
Yesiska Mikaris Citra Tamara

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penilaian merupakan kegiatan sangat penting dalam pembelajaran matematika.
Penilaian dapat memberikan umpan balik yang konstruktif bagi guru maupun siswa.
Berdasarkan hasil penilaian, guru dapat mengambil keputusan secara tepat untuk
menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Guru juga dapat mengetahui
seberapa jauh keberhasilan belajar matematika siswa serta ketepatan metode mengajar
yang digunakan. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
berprestasi lebih baik. Bahkan penilaian dapat mempengaruhi perilaku belajar karena
siswa cenderung mengarahkan kegiatan belajarnya menuju muara penilaian yang
dilakukan guru. Oleh karena pentingnya penilaian, setiap guru matematika harus
memiliki pemahaman yang benar tentang berbagai aspek penilaian.
Penilaian pembelajaran seharusnya beorientasi pada peningkatan kompetensi
siswa. Penilaian dilakukan secara terus menerus, menggunakan alat ukur maupun
teknik yang bervariasi, berbasis kinerja nyata siswa, tidak hanya ditujukan untuk
mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek
kepribadian peserta didik, seperti perkembangan moral, perkembangan emosional,
perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula,
penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga
mempertimbangkan segi proses.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apa pengertian penilaian pemahaman konsep Matematika di SD?
2. Bagaimana mendesain (RPP, Soal, dan Karakteristik) pada penilaian pemahaman
konsep Matematika di SD?
3. Bagaimana analisis penilaian pemahaman konsep Matematika di SD?
4. Bagaimana skoring penilaian pemahaman konsep Matematika di SD?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan
makalah ini adalah:
1. Dapat memahami pengertian penilaian pemahaman konsep Matematika di SD.
2. Dapat memahami bagaimana mendesain (RPP, Soal, dan Karakteristik) pada
penilaian pemahaman konsep Matematika di SD.
3. Dapat memahami bagaimana analisis penilaian pemahaman konsep Matematika di
SD.
4. Dapat memahami bagaimana skoring penilaian pemahaman konsep Matematika di
SD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Pemahaman Konsep Matematika di SD


Penilaian pemahaman konsep terdiri atas 3 suku kata. Pertama, penilaian adalah kegiatan
menafsirkan hasil pengukuran dengan menggunakan norma-norma tertentu. Penilaian akan
menghasilkan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk (Sigalingging 2010; 7).
Sedangkan, penilaian menurut PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 1 dikatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Pendapat lain menyebutkan bahwa penilaian menurut Sudijono (2012;5) adalah kegiatan
atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang
dinilai itu, dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, pengujian
inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah tes.
Kedua, Sudijono (2012;5) menjelaskan pemahaman (comprehension) adalah kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dan memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Jadi, pemahaman akan membuat seseorang mampu melihat sesuatu dari berbagai segi dan
mengingatnya dengan baik.
Ketiga, konsep merupakan dasar bagi proses-proses untuk memecahkan suatu masalah.
Konsep dalam matematika biasanya dijelaskan melalui definisi atau contoh-contoh. Definisi
yang menjelaskan suatu konsep dalam matematika merupakan rumusan kata-kata yang
digunakan untuk menjelaskan konsep tersebut. Rumusan kata-kata itu dapat berbeda-beda
bergantung pada cara dan pendekatan yang digunakan dalam menjelaskan konsep itu. Ada
suatu konsep yang dinyatakan dengan simbol-simbol atau istilah-istilah matematika, ada pula
yang dinyatakan dalam kalimat atau kata-kata sehari-hari yang maksudnya sudah jelas dan
ada pula penjelasan suatu konsep yang dinyatakan dengan gabungan dari kedua cara tersebut
(Jujun, 2003; 172).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penilaian pemahaman konsep matematika adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik dalam memahami konsep-konsep matematika.

B. Mendesain (RPP, Soal, dan Karakteristik) Penilaian Pemahaman Konsep


Matematika di SD
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MATEMATIKA
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas / Semester : 4 /1
Pelajaran : Pecahan
Sub Pelajaran : Pembulatan dan Penaksiran Bilangan
Alokasi waktu : 90 menit

I. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
II. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar:
3.3 Menjelaskan dan melakukan penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi
dua bilangan cacah maupun pecahan dan desimal
4.3 Menyelesaikan masalah melakukan penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan
hasil bagi dua bilangan cacah maupun pecahan dan desimal
Indikator:
3.3.1 Menjelaskan pembulatan bilangan
3.3.2 Melakukan pembulatan bilangan ke satuan terdekat, puluhan terdekat, dan ratusan
terdekat
3.3.3 Menjelaskan penaksiran hasil operasi hitung dua bilangan
3.3.4 Melakukan penaksiran hasil operasi hitung dua bilangan
4.3.1 Menyelesaikan masalah penaksiran
III. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan konsep pembulatan
bilangan dengan benar.
2. Dengan mengerjakan latihan soal, siswa dapat melakukan pembulatan bilangan ke
satuan terdekat, puluhan terdekat, dan ratusan terdekat dengan tepat.
3. Dengan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan konsep penaksiran hasil operasi hitung
dua bilangan dengan benar.
4. Dengan mengerjakan latihan soal,siswa dapat melakukan penaksiran hasil operasi
hitung dua bilangan dengan tepat.
5. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menyelesaikan masalah penaksiran dengan
benar.
IV. MATERI PEMBELAJARAN
Pembulatan bilangan dan Penaksiran hasil operasi hitung dua bilangan
V. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan saintifik
Metode: Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Kelompok dan Penugasan
VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1
Kegiatan Awal
1. Sebelum melakukan proses pembelajaran, guru mengucapkan salam pembuka dan
memberi motivasi kepada peserta didik untuk selalu meningkatkan keimanan kepada
Tuhan YME.
2. Untuk menarik minat peserta didik, guru meminta peserta didik untuk menyebutkan
contoh bilangan cacah dan bilangan desimal.
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan tentang konsep pembulatan bilangan.
2. Guru memberi contoh cara membulatkan bilangan ke satuan terdekat, puluhan
terdekat, dan ratusan terdekat.
3. Guru memberi soal latihan kepada peserta didik tentang pembulatan bilangan untuk
didiskusikan bersama kelompoknya
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
5. Kelompok yang lain diminta memberikan tanggapan.
6. Guru menjelaskan tentang konsep pembulatan pada bilangan desimal.
7. Bersama teman sekelompok, peserta didik berdiskusi tentang soal yang diberikan
oleh guru berkaitan dengan pembulatan bilangan desimal.
8. Guru membahas soal yang diberikan bersama peserta didik.
9. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami.
10. Guru memberi soal latihan kepada peserta didik.
11. Guru membimbing peserta didik untuk merangkum materi yang baru saja disajikan.
Kemudian, guru meminta peserta didik mengomunikasikannya di depan kelas.
12. Guru mengarahkan peserta didik pada kesimpulan yang benar.
Kegiatan Akhir
1. Guru meminta peserta didik mengulang materi yang baru dipelajari dan
mempersiapkan materi untuk pertemuan berikutnya
2. Guru memberi penugasan kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah.
Pertemuan ke-2
Kegiatan Awal
1. Sebelum melakukan proses pembelajaran, guru mengucapkan salam pembuka dan
memberi motivasi kepada peserta didik untuk selalu meningkatkan keimanan kepada
Tuhan YME.
2. Untuk menarik minat peserta didik, guru meminta peserta didik untuk memberi
contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan penaksiran.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengingat kembali tentang konsep pembulatan
bilangan.
Kegiatan Inti
1. Dengan metode tanya jawab, guru menjelaskan tentang konsep penaksiran hasil
operasi hitung dua bilangan.
2. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan penaksiran hasil operasi hitung
dua bilangan.
3. Guru memberi soal latihan kepada peserta didik yang berkaitan dengan penaksiran
hasil operasi hitung dua bilangan.
4. Peserta didik mendiskusikan soal yang diberikan guru bersama teman sekelompok.
5. Peserta didik diminta membuat kesimpulan yang benar tentang penaksiran hasil
operasi hitung dua bilangan.
6. Salah satu wakil dari tiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
7. Kelompok lain memberikan tanggapan.
8. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami.
9. Guru membimbing peserta didik untuk merangkum materi yang baru saja disajikan.
Kemudian, guru meminta peserta didik mengomunikasikannya di depan kelas.
10. Guru mengarahkan peserta didik pada kesimpulan yang benar.
Kegiatan Akhir
1. Guru meminta peserta didik mengulang materi yang baru dipelajari dan
mempersiapkan materi untuk pertemuan berikutnya.
2. Guru memberi penugasan kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah.
VII.SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Mari Belajar Matematika 4 untuk SD/MI kelas IV: Dewi Nuharini dan Sulis
Priyanto, CV Usaha Makmur
VIII. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Teknik penilaian : Tes
Instrumen penilaian : Soal Isian

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada SDN 23 Ujung Gurun khususnya pada kelas
IVB. Soal ulangan harian yang digunakan guru untuk mengukur pencapaian KD ini adalah
soal tertulis yang terdiri atas 10 butir soal.
Kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai konsep matematika sejak SD
(sekolahDasar) menjadi kunci untuk melanjutkan pelajaran di bidang pengetahuan lain.
MenurutPeraturan Dirjen DikdasmenDepdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004Tanggal 11
November 2004(dalam Ivan 2017) pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep
matematika dapat dilihatdari kemampuan siswa dalam:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep,
b. Mengklasifikasi objek menurut sifatsifat tertentu sesuai dengan konsepnya,
c. Memberi contoh dan bukan contoh darisuatu konsep,
d. Menyajikan konsep dalam berbagaibentuk representasi matematika,
e. Mengembangkan syarat perlu atausyarat cukup dari suatu konsep,
f. Menggunakan dan memanfaatkan sertamemilih prosedur atau operasi tertentu,
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritmapada pemecahan masalah.
C. Skoring Penilaian Pemahaman Konsep Matematika di SD
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ivan (2017) langkah-langkah dalam melakukan
penilaian pemahaman konsep adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa lembar jawaban siswasehingga didapatkan skor per indikator
pada setiap soal kemampuan pemahaman konsep.
2. Menentukan pencapaian indikatorkemampuan pemahaman konsep yangdiperoleh
siswa berdasarkan pedomanpenskoran kemampuan pemahaman konsep siswa.
3. Menentukan kategori kemampuan siswadalam setiap indikator pemahaman konsep
siswa seperti sangat baik, baik, cukup,rendah, dan sangat rendah. Untuk
mengambil kesimpulan kategorikemampuan pemahaman konsep subjek
penelitian secara keseluruhan dalampenelitian ini, akan dicari rata-rata
keseluruhan subjek penelitian dalam setiapindikator kemampuan pemahaman
konsep.Adapun pedoman dalam menentukankategori kemampuan pemahaman konsep
siswa dijelaskan pada tabel sebagaiberikut:

4. Mendiagnosis lebih dalam subjekpenelitian dengan melakukan wawancara


kepada siswa untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhikemampuan
pemahaman konsep siswa terhadap materi.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap 2 siswa kelas IVB SDN
23 Ujung Gurun maka skoring penilaian pemahaman konsep berdasarkan langkah-langkah
diatas adalah
Indikator Jumlah Rata-rata
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 skor Kategori
skor
1. Jihan 3 3 3 2 3 4 3 21 3,5 Sangat baik
2. Natasya 0 1 0 2 2 2 0 7 1 Rendah

D. Analisis Penilaian Pemahaman Konsep Matematika di SD


Berdasarkan skoring penilaian pemahaman konsep matematika di atas maka hasil
analisis penilaian pemahaman konsep matematika sebagai berikut:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep
Kemampuan menyatakan ulang sebuahkonsep merupakan kemampuan siswa untuk
mengungkapkan kembali konsep yang telahdikomunikasikan kepadanya.
Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban ulangan harian di atas adalah siswa yang
bernama Jihan dapat menyatakan ulang konsep ketika ditanya observer walaupun
belum tepat. Sedangkan siswa yang bernama Natasya tidak dapat menjawab ketika
ditanya observer. Hal ini terjadi karena ia merupakan salah satu siswa yang memang
pendiam, namun ketika ditanya apakah ia mengulang pelajaran dirumah, ia
menjawab tidak. Oleh karena itu, kami menyimpulkan karena 2 alasan tersebut ia
tidak mencapai indikator ini.
2. Mengklasifikasikan sifat-sifat dari suatu objek berdasarkan konsep
Berdasarkan hasil wawancara siswa yang bernama Jihan dapat mengelompokkan
pembulatan bilangan ke satuan terdekat, puluhan terdekat. Sedangkan, Natasya tidak
dapat mengklasifikasi sifat-sifat dari suatu objek berdasarkan konsep.
3. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Kemampuan memberi contoh dan noncontoh dari suatu konsep, yaitu kemampuan
siswa dalam memberikan contoh danmembedakan dengan bukan contoh dari
konsep yang telah dipelajari.Dari hasil wawancara, Jihan sudah mampu menyebutkan
pembulatan dan penaksiran pada pecahan campuran harus memperhatikan nilai
pembilang dan penyebutdan bilangan desimal tidak perlu memperhatikan 2 hal
tersebut. Sedangkan Natasyatidak dapat menjawab ketika ditanya observer.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
Kemampuan menyajikan konsep dalamberbagai bentuk representasi matematika,
merupakan kemampuan siswa dalammemaparkan konsep secara berurutan
yangbersifat matematis serta dapat memaparkankonsep dalam bentuk gambar, tabel,
grafik,
dan sebagainya, juga mampu menuliskankalimat matematika dari suatu
konsep.Berdasarkan lembar hasil UH kedua siswa serta wawancara, Jihan dapat
menuliskan kalimat matematika dari suatu konsep walaupun masih terdapat
kesalahan. Hal tersebut juga berlaku terhadap Natasya, ia dapat menuliskan kalimat
matematika dari suatu konsep walaupun masih banyak kesalahan. Untuk kasus Jihan
ia memiliki kendala dalam ketelitian sedangkan Natasya merupakan siswa yang
cukup lamban dalam memahami dan menyajikan konsep.
5. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Berdasarkan lembar jawaban siswa dan wawancara. Jihan sudah mampu menyatakan
bahwa untuk melakukan penaksiran harus paham dengan pembulatan. Sedangkan,
Natasya belum dapat menyatakan secara tegas bahwa ada syarat tertentu yang harus
dipahami saat menyelesaikan soal penaksiran.
6. Menggunakan atau memanfaatkan serta memilih suatu prosedur atau operasi
tertentu
Terlihat pada lembar jawaban siswa. Jihan dapat menyelesaikan soal dengan
memanfaatkan prosedur yang sudah ia pelajari. Sedangkan, Natasya belum
sepenuhnya bisa menyelesaikan soal dengan adanya kendala perkalian dan
lambannya ia dalam menyelesaikan soal sehingga jawaban yang dibuat cenderung
banyak salah.
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah
Dari wawancara yang dilakukan, siswa yang bernama Jihan dapat menggunakan
konsep atau prosedur dalam menyelesaikan soal dalam kehidupan sehari-hari. Namun
ia sendiri mengakui bahwa ia lebih suka mengerjakan soal yang biasa (rutin) daripada
soal cerita karena dianggap butuh pemikiran yang lebih lagi dalam
menyelesaikannya.
Sedangkan, untuk Natasya ia belum mampu menggunakan konsep atau prosedur
dalam menyelesaikan soal dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Penilaian pemahaman konsep matematika adalah proses pengumpulan dan


pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dalam
memahami konsep-konsep matematika. Indikator siswa memahami konsep matematika
adalah mampu : Menyatakan ulang sebuah konsep, Mengklasifikasi objek menurut
tertentu sesuai dengan konsepnya, Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep, Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, Menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, Mengaplikasikan konsep
atau algoritma dalam pemecahan masalah.

B. Saran
Sebagai calon pendidik sebaiknya kita mengetahui indikator penilaian pemahaman
konsep pada siswa dalam pembelajaran agar kita mengetahui sejauh mana konsep yang
telah dipahami oleh siswa , disarankan untuk membaca dan memahami isi makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN

Ivan, Sada. 2017. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Segiempat Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018. Artikel Penelitian. Program
Studi Pendidikan MatematikaSTKIP PGRI Lubuklinggau(Online) (diakses 22
September 2018)
Jujun S.Suriasumantri. 2003. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sigalingging, Hamonangan. 2010. Paparan Mata Kuliah Pengembangan Assesmen
Pembelajaran di Sekolah. Semarang: FIS UNNES.
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

You might also like