You are on page 1of 19

MAKALAH

MODEL-MODEL ASESSMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH


DASAR
“PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DI SD”

Oleh:
KELOMPOK 4

Izzatil Mufidah
Nindila Hutri
Meri Elvina
Putri Maulani
Rekho Panca Juniawan
Yesiska Mikaris Citra Tamara

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Jika pendekatan pembelajarannya menarik dan terpusat pada siswa, maka
motivasi dan perhatian siswa akan terbangkitkan sehingga akan terjadi pendekan interaksi siswa
dengan siswa dan siswa dengan guru kupsehingga kualitas pembelajaran akan meningkat.

Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi
lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaksi, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kendati demikian, tidak
dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut pasti
dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar. Untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarankan program
pembelajaran remedial atau perbaikan.

Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak jarang pula
dijumpai peserta didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk mengoptimalkan
perkembangan prakarsa, kreatifitas, partisipasi, kemandirian, minat, bakat, keterampilan fisik,
dsb. Untuk mengantisipasi potensi lebih yang dimiliki peserta didik tersebt, setiap satuan
pendidikan perlu menyelenggarakan program pembelajaran pengayaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengertian penilaian remedial pembelajaran matematika SD ?
2. Bagaimana menentukan kriteria penilaian remedial pembelajaran matematika SD ?
3. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan penilaian remedial pembelajaran
matematika SD ?
4. Bagaimana melaksanakan dan mencobakan penilaian remedial di SD ?
5. Bagaimana analisis penilaian remedial ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian remedial pembelajaran matematika SD
2. Untuk mengetahui cara menentukan kriteria penilaian remedial pembelajaran
matematika SD
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan penilaian remedial pembelajaran
matematika SD
4. Untuk mengetahui cara melaksanakan dan mencobakan penilaian remedial di SD
5. Untuk mengetahui cara analisis penilaian remedial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Remedial
Program remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain
yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajara.
Kegiatan remedial dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk
belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara : menjawab pertanyaan, membuat
rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data.waktu remedial diatur
berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau
luar jam efektif. Untuk itu pendidik perlu menyusun rancangan program remedial dan
perangkat yang sesuai dengan kebutuhan serta menerapkannya program remedial untuk
peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai kriteria minimal ketuntasan belajar.
1. Pengertian pembelajaran remedial
Kunandar (2015; 331) remedial berasal dari kata remedy(Bahasa Inggris), artinya
obat, memperbaiki atau menolong. Pembelajaran remedial adalah suatu pembelajaran
yang bersifat mengobati, menyembuhkan dan membuatnya lebih baik bagi peserta didik
yang hasil belajarnya masih dibawah standar yang telah ditetapkan oleh guru atau
sekolah. Remedial merupakan suatu system belajar yang dilakukan berdasarkan diagnosis
yang komprehensif (menyeluruh), yang dimaksudkan untuk menemukan kekurangan-
kekurangan yang dialami peserta didik dalam belajar, sehingga dapat
mengoptimalisasikan prestasi belajar.
Kunandar (2015; 332) latar belakang pembelajaran remedial adalah : (1) adanya
perbedaan peserta didik dalam menangkap dan menyerap materi pembelajaran dan (2)
adanya tuntunan belajar tuntas (Mastery-Learning), yaitu pendekatan dalam
pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh
standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran.
2. Tujuan dan Prinsip Pembelajaran Remedial
Kunandar (2015; 332 - 333) tujuan pembelajaran remedial adalah : (1)peserta didik
dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat mengenal kelemahannya
dalam mempelajari materi pelajaran dan juga kekuatannya, (2) peserta didik dapat
memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik, (3) peserta didik dapat
memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat, (4) peserta didik dapat mengembangkan
sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik, dan
(5) peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tuntas adalah (1) penyiapan
pembelajaran: proses identifikasi kebutuhan peserta didik dan menyiapkan rencana
pembelajaran agar efektif, (2) merancang berbagai kegiatan pembelajaran remedial untuk
peserta didik dengan bervariasi, (3) merancang belajar bermakna, misalnya games, kuis
dan sebagainya, (4) pemilihan pendekatan pembelajaran, (5) berikan arahan yang jelas
untuk menghindari kebingunan peserta didik, (6) rumuskan gagasan utama sesuai dengan
kesulitan yang dialami peserta didik, (7) meningkatkan keinginan belajar dan motivasi
kepada peserta didik, (8) mendorong peserta didik berpartisipasi aktif dalam kelas, (9)
memfokuskan pada proses belajar, dan (10) memperlihatkan kepedulian terhadap
individu peserta didik.
3. Fungsi Pembelajaran Remedial
Fungsi pengajaran remedial menurut Kunandar (2015; 333 – 334)adalah :
a. Fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau
perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan
keseluruhan proses pembelajaran.
b. Fungsi pemahaman, artinya dngan pengajaran remedial memungkinkan guru, peserta
didik, atau pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
dan komprehensif mengenal pribadi peserta didik.
c. Fungsi pengayaan, artinya pengajaran remedial akan dapat memperkaya proses
pembelajaran, sehingga materi yang tidak disampaikan dalam pengajaran regular,
akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial.
d. Fungsi penyesuaian, artinya pengajaan remedial dapat membentuk siswa untuk bisa
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya(proses belajarnya).
e. Fungsi akselarasi, artinya dengan pengajaran remedial akan dapat diperoleh hasil
belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efisien.
f. Fungsi terapeutik, artinya secara langsung atau tidak langsung, pengajaran remedial
akan dapat membanu menyembuhkn atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian
peserta didik yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan.
4. Sasaran Pembelajaran Remedial
Kelompok peserta didik yang masuk dalam sasaran pembelajaran remedial menurut
Kunandar (2015; 334)adalah :
a. Kemampuan mengingat relatif kurang.
b. Perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesutu yang lain di
sekitarnya pada saat belajar.
c. Secara relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh.
d. Kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar.
e. Kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya.
f. Lemah dalam kemampuan memecahkan masalah.
g. Sering gagal dalam menyimak sesuatu gagasan dari suatu informasi.
h. Mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak.
i. Gagal menghubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya yang relevan.
j. Memerlukan waktu relatif lebih lama dari pada yang lainnya untuk menyelesaikan
tugas-tugas.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pembelejaran remedial sebaiknya diberikan dengan memperhatikan kesulitan belajar tiap
siswa. Akan tetapi, karena kesulitan belajar dialami tiap individu disebabkan oleh faktor yang
berbeda dan beragam, dan sangat berat bagi guru jika mengatasinya per individu, maka siswa
yang mengikuti kegiatan remedial ini berdasarkan tingkat kesulitan belajarnya, dapat
dikelompokkan menjadi tiga menurut Majid (2015;233 – 234), yaitu:
a. Tingkat kesulitan ringan. Untuk tingkat kesulitan belajar yang ringan ini
pemecahannya tidak terlalu sulit. Cara pemecahannya dapat dilakukan dengan
menerangkan kembali pokok bahasan atau menyuruh mereka mempelajari kembali
catatan atau buku sumber tentang pokok bahasan yang dipelajari dengan suasana yang
lebih serius.
b. Tingkat kesulitan sedang. Untuk tingkat kesulitan belajar yang sedang ini, guru harus
menanganinya secara khusus. Mungkin saja gangguan ini disebabkan oleh suasana
keluarga yang tidak harmonis (broken home), atau baru sembuh dari sakit atau
mungkin sedang mendapat musibah. Dalam hal ini, guru hendaknya bekerja sama
dengan guru bimbingan konseling.
c. Tingkat kesulitan berat. Untuk tingkat kesulitan belajar yang berat ini, mungkin karena
siswa tersebut mengalami kecelakaan sehingga salah satu organ tubuhnya rusak,
akibatnya ia sulit menangkap pelajaran atau memang kemampuannya yang sangat
minim. Walaupun demikian, seorang guru harus tetap berusaha membantunya
sedemikian rupa, sekalipun sukar memperbaikinya.
6. Metode Pembelajaran Remedial
Kunandar (2015; 334 – 335) perbedaan kegiata remedial dari pembelajaran biasa
terletak pada pendekatan yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Kegiatan remedial direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan
individu atau kelompok peserta didik. Sedangkan pembelajaran biasa menerapkan
pendekatan klasikal, baik dalam perencanaan maupunn dalam pelaksanaannya. Dalam
melaksanakan kegiatan remedial guru dapat menerapkan berbagai metode dan media
sesuai dengan kesulitan yang dihadapi dan tingkat kemampuan peserta didik serta
menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki peserta didik.
7. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Kunandar (2015; 335 – 336) dalam pengajaran remedial yang diperbaiki adalah
keseluruhan proses belajar mengajar seperti cara mengajar, metode pengajaran, materi
pengajaran, alat belajar, dan lingkungan belajar.
Pengajaran remedial berbeda dengan proses belajar mengajar biasa dalam segi :
a. Tujuan. Artinya, pengajaran biasa diarahkan pada penguasaan (materi) bahan secara
tuntas, sehingga tujuan instruksional maupun tujuan pengiring tercapai secara
maksimal. Sedangkan pengajaran remedial lebih diarahkan pada peningkatan
penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan dapat
memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang mungkin diterima.
b. Strategi. Artinya, strategi belajar remedial sifatnya sangat individual dalam arti
tergantung pada letak masalah yang dihadapi setiap siswa. Metode penyampaian
harus bervriasi dan diharapkan disusun secara sistematis dari materi/tugas yang
mudah menuju tugas yang sukar.
c. Bahan. Artinya, bahan pengajaran remedial biasanya dengan penggolongan-
penggolongan yang lebih kecil dari pada bahan yang dikembangkan untuk
pengajaran biasa.
8. Langkah-langkah Pembelajaran Remedial
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial menurut Kunandar
(2015; 336) adalah :
1. Mengindentifikasi kesulitan peserta didik
2. Analisis hasil diagnosis kesulitan belajar
3. Menemukan penyebab kesulitan
4. Menyusun rencana kegiatan remedial
5. Melaksanakan kegiatan remedial (perlakuan)
6. Menilai kegiatan remedial (memberi tes)

B. Pembelajaran Pengayaan
1. Hakikat Pembelajaran Pengayaan
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik
yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua
peserta didik dapat melakukannya.
Kunandar (2015; 337) program pengayaan adalah program pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang belajar lebih cepat. Ada dua model pembelajaran bagi siswa yang
memerlukan pembelajaran pengayaan. Pertama,peserta didik yang berkemampuan belajar
lebih cepat diberi kesempatan memberikan pelajaran tambahan kepada peserta didik yang
lambat dalam belajar ( mentoring dan tutoring). Kedua, pembelajaran yang memberikan
suatu proyek khusus yang dapat dilakukan dalam kurikulum ekstrakurikuler dan
dipresentasikan di depan rekan-rekannya.
2. Tujuan Program Pengayaan
Majid (2015; 242 ) dalam proses pembelajaran, bagi siswa yang cepat menyelesaikan
tugas belajarnya akan mempunyai kelebihan waktu. Kegiatan untuk mengisi kelebihan waktu
bagi peserta didik yang cepat menyelesaikan tugas belajarnya ini dimaksudkan agar peserta
didik:
a. Lebih menguasai bahan pelajaran dengan cara peserta didik disuruh membuat
ringkasan tentang materi yang sudah disampaikan.
b. Memupuk rasa sosial karena peserta didik ini diminta membantu temannya yang
belum selesai tugas belajarnya.
c. Menambah wawasan peserta didik yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan guru dengan cara membaca surat kabar, atau buku-buku di perpustakaan dan
sumber belajar lainnya.
d. Memupuk rasa tanggung jawab peserta didik dengan cara melaporkan atau
menyampaikan informasi yang diperoleh.
3. Jenis Pembelajaran Pengayaan
Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan menurut Kunandar (2015; 339), yaitu:
a. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada
peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dan
lain sebagainya yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
b. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam
melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topic yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri.
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan
belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigative/penelitian ilmiah.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Kunandar (2015; 339 - 342) agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu
ditempuh langkah-langkah sistematis berikut.
a. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar
1) Tujuan
a) Belajar lebih cepat. Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi
ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran
tertentu.
b) Menyimpan informasi lebih mudah peserta didik yang memiliki kemampuan
menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang
tersimpan dalam memori/ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.
c) Keingintahuan yang tinggi. Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan
tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
d) Berpikir mandiri. Pesera didik dengan kemampuan berpikir mandiri
umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai
pemimpin.
e) Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir
abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.
f) Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru
dam berpasrtisipasi dalam banyak kegiatan.
2) Teknik
Teknik yang dapat dilakukan untuk mengindentifikasi kemampuan berlebih
peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui:
a) Tes IQ (Intelegence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
tingakat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat
kemampuan spasial, interpersonal, musical, intrapersonal, verbal,
logic/matematik, kinestetik, naturalistic, dan lain sebagainya.
b) Tes inventori. Tes inventori digunakan untuk menemukan dan
mengumpulkan data mengenal bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dan
sebagainya.
c) Wawancara. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan
dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program
pengayaan yang diminati peserta didik.
d) Pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara
cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan
dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan
untuk peserta didik.
b. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
1) Belajar kelompok. Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil
menungu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum
mencapai ketuntasan.
2) Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati.
3) Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum di bawah tema besar
sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin
ilmu.
4) Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi /materi
yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian, tersedia waktu bagi
peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam
proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-
masing.
Kegiatan pengayaan dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang
sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.

C. Implementasi Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


Berdasarkan hasil ulangan harian beberapa siswa di bawah ini, maka tindak lanjut yang
dapat diberikan kepada siswa yaitu berupa remedial yaitu untuk siswa yang nilainya di bawah
KKM dan sebaliknya pengayaan yaitu untuk siswa yang nilainya di atas KKM.
Dari analisis hasil ulangan harian di atas terdapat 3 orang siswa yang nilainya dibawah
KKM dan membutuhkan remedial. Namun, disini kami hanya mewawancara 1 orang siswa yang
nilainya terendah.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial berdasarkan teori yang
telah kami jabarkan di atas adalah :
1. Mengindentifikasi kesulitan peserta didik
Dari pengamatan kami selama kegiatan belajar mengajar dan wawancara, siswa ini lambat
(lama) menyelesaikan pekerjaan (tugasnya), kurangnya partisipasi dan kontribusinya dalam
pemecahan masalah dan mengerjakan tugas dalam kelompok, serta kemampuan kerja sama dan
penyesuaian sosialnya yang kurang.
2. Analisis hasil diagnosis kesulitan belajar
Dari hasil ulangan terlampir, hanya 4 soal yang dijawab dengan benar begitu pun dari hasil
pengamatan observer, saat guru memberikan soal-soal latihan, siswa tersebut tidak mengerjakan
satu pun soal yang diberikan guru dan ketika di tanya siswa tersebut hanya diam. Ini
menunjukkan bahwa siswa tersebut kesulitan dalam belajar. Tidak hanya pada materi
pembulatan dan penaksiran namun pada materi yang lain nilai anak tersebut juga tergolong
rendah.
3. Menemukan penyebab kesulitan
Faktor penyebab kesulitan belajar :Faktor intern siswa itu sendiri meliputi gangguan atau
kekurangmampuan psiko fisik siswa, yaitu rendahnya kapasitas inteligensi siswa dan kurangnya
minat belajar dari siswa. Faktor ekstern yaitu kurangnya perhatian guru terhadap siswa tersebut.
4. Menyusun rencana kegiatan remedial
Dilihat pada lampiran analisis ulangan diatas, hanya 3 orang siswa yang nilainya dibawah
KKM dan membutuhkan remedial. Oleh karena itu, perlu disusun sebuah rencana kegiatan
remedial yang terdiri atas menentukan KD yang belum dikuasai siswa, menentukan waktu
pelaksanaan remedial, dan teknik pelaksanaannya. Dalam permasalahan ini KD yang belum
dikuasai yaitu KD 3.3 Menjelaskan dan melakukan penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali,
dan hasil bagi dua bilangan cacah maupun pecahan pecahan dan desimal. Selanjutnya, guru perlu
menentukan waktu pelaksanaannya, menurut kami waktu pelaksanaan remedial bagi siswa
adalah setelah jam pulang sekolah karena siswa dapat lebih berkonsentrasi dalam dalam
mengulang pelajaran tanpa tertinggal materi pada jam reguler. Lalu, untuk teknik pelaksanaanya
itu dapat dilakukan olehguru dengan cara memberikan bimbingan secara individu. Hal ini
dilakukan karena kemungkinan 3 orang siswa ini mengalami kesulitan yang berbeda-beda,
sehingga memerlukan bimbingan secara individualyang dapat disesuaikan dengan tingkat
kesulitan yang dialami oleh siswa. Guru dapat mengajarkan kembali bahan yang sama kepada
siswa dengan penyajian yang berbeda yaitu dengan membahas soal ulangan serta mendudukkan
konsep siswa, lalu melatih kemampuansiswa dengan memberikan latihan soal yang mudah
terlebih dahulu misalnya dengan menggunakan angka yang lebih kecil. Saat pembelajaran
remedial berlangsung guru perlu memberikan apresiasi agar minat siswa dalam belajar dapat
meningkat. Pemberian tugas perseorangan kepada siswa juga penting dilakukan agar siswa
terlatih dalam menyelesaikan soal. Dan yang paling penting, jam pelajaran sebaiknya
disesuaikan misalnya sekitar 10 – 20 menit, jangan sampai siswa merasa terbebani dan merasa
jenuh.
5. Melaksanakan kegiatan remedial (perlakuan)
Melaksanakan kegiatan remedial yang telah disusun sebelumnya . Adapun sasaran pokok
langkah ini adalah meningkatkan prestasi dan kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan
diri dengan ketentuan yang telah ditetapkan guru.
6. Menilai kegiatan remedial (memberi tes)
Penilaian dapat dilakukan dengan mengkaji kemajuan siswa. Apabila kemajuan yang
ditunjukkan siswa sesuai dengan yang diharapkan maka kegiatan yang dilaksanakan sudah cukup
efektif. Tetapi apabila siswa tidak mengalami kemajuan atau tidak mencapai kompetensi yang
diharapkan maka kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif. Singkatnya, kegiatan penilaian ini
sebenarnya bertujuan untuk mengetahui keefektifan kegiatan yang telah dilaksanakan. Jika dari
hasil evaluasi kegiatan remedial ternyata siswa masih belum bisa mencapai kompetensi yang
diharapkan, maka guru harus mengulang merencanakan kegiatan remedial kembali.

Selanjutnya, dari analisis hasil ulangan harian di atas terdapat 15 orang siswa yang berhasil
memperoleh nilai tuntas sehingga perlu diberikan pengayaan. Salah satu siswa yang kami
wawancara langsung yaitu Jihan Al Khaira merupakan salah satu siswa yang perlu diberikan
pengayaan.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan pengayaan berdasarkan teori yang
telah kami jabarkan di atas adalah :
1. Identifikasi kelebihan kemampuan belajar
Dari pengamatan kami selama kegiatan belajar mengajar dan wawancar, siswa ini
merupakan salah satu siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dari teman-temannya yang
lain yaitu dapat belajar lebih cepat ditandai dengan cepatnya ia memahami materi yang
disampaikan guru serta menyelesaikan soal, memiliki keingintahuan yang tinggi, dan minat yang
tinggi pula. Dan dari hasil diagnosa kemahiran matematis sebelumnya, ia tergolong siswa yang
mahir dalam matematika.
2. Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pengayaan yang dapat dilakukan antara lain melalui pemberian
soal latihan tambahan yang tingkat kesukarannya lebih tinggi daripada sebelumnya. Lalu,
membantu guru membimbing teman-teman yang belum tuntas atau dapat dikatakan menjadi
tutor sebaya bagi temannya.
Berikut contoh rancangan pelaksanaan remedial dan pengayaan.
1. Contoh Rancangan Pelaksanaan Remedial
Pembelajaran Remedial Terkait Dengan Keunikan Peserta Didik
Identifikasi :
Melalui hasil identifikasi awal (observasi selama proses pembelajaran dan pengujian sederhana
terhadap indera penglihatan peserta didik), guru menemukan bahwa peserta didik tersebut
memiliki jarak penglihatannya terbatas serta ia sulit dalam mengenali bentuk yang dilihatnya.
Kelas : I
Tema : Keluargaaku (lihat buku guru kelas 1, tema : keluargaku)
Subtema: 3, “Keluarga Besarku”, Pembelajaran 4
Mata Pelajaran : Matematikka
Hasil Penilaian:
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar konpetensi yang
ditentukan, hanya waktu pencapaiannya yang berbeda. Ada peserta didik yang lambat dalam
penguasaan suatu materi dan ada pula peserta didik yang sangat cepat dalam penguasaan materi.

Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang
telah ditentukan, maka sekolah melakukan suatu tindakan yaitu pemberian program
pembelajaran remedial atau perbaikan. Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat
mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan
perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.

Remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial
didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual
peserta didik. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan
sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan
kecakapannya.

Sebelum memberikan pembelajaran remedial, terlebih dahulu pendidik perlu melaksanakan


diagnosis terhadap kesulitan belajar peserta didik. Banyak teknik yang dapat digunakan, antara
lain menggunakan tes, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Setelah diketahui kesulitan
belajarnya peserta didik diberikan pembelajaran remedial. Sedangkan sebelum memberikan
pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu pendidik perlu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan
yang dimiliki peserta didik. Banyak teknik yang dapat digunakan,secara umum tidak jauh
berbeda dengan pembelajaran remedial, antara lain menggunakan tes, wawancara, dan
pengamatan, dan sebagainya. Setelah diketahuai kelebihan yang dimiliki peserta didik diberikan
pembelajaran pengayaan.

B. Saran
Sebagai calon pendidik sebaiknya kita mengetahui konsep dan langkah-langkah dalam
pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan, disarankan untuk membaca dan memahami
isi makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN

Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) . Jakarta:Rajawali Pers.

Majid, Abdul. 2015. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

You might also like