You are on page 1of 3

RENCANA KEGIATAN PRECEPTORSHIP

1. Peran preceptor ada 3 :


a. Pendidik : Mengkaji kebutuhan belajar, merencakan pengalaman belajar, dan
mengimplementasikan serta mengevaluasi.
b. Sosialisator agar preceptee merasa welcome.
c. Role Model.
2. Dalam menjalankan kegiatan preceptorship, perlu pemahaman tentang :
a. Karakter preceptee -> telah lulus uji klinik, siap fisik dan mental, paham proses dan
mekanisme preceptorship, mengetahui siapa preceptornya, dan semangat sebagai
calun profesional.
b. Kompetensi yang harus dicapai preceptee  Induksi (membekali visi misi RS,
peratuhan, kebijakan, dan prosedur yang berlaku), Penyesuaian tugas (melalui
kegiatan system preceptor untuk staf baru)
c. Spesifikasi unit.
d. Pertemuan pra dan post kegiatan
3. Pada pre kegiatan yang harus dilakukan adalah:
a. Bagian diklat melakukan induksi, waktu dan materi disesuaikan, biasanya materi
bersifat umum seperti bpengenalan visi misi RS, sejarah, profil dan bagian-bagian
umum lainya. Pada masa induksi preceptee dibimbing secara indoor dalam sebuah
ruangan.
b. Preceptor memperkenalkan diri
c. Preceptor menjelaskan rencana kegiatan preceptorship kepada preceptee, tentang
target waktu, rencana kegiatan, kriteria evaluasi dan peraturan-peraturan lainya
d. Preceptor menjelaskan tanggungjawab preceptee
e. Preceptee mengungkapkan harapan dan kesediaan untuk menjalin preceptorship
dengan preceptor sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4. Pada post kegiatan yang harus dilakukan adalah;
a. Tersedianya format evaluasi pencapaian kompetensi preceptee
b. Evaluasi disesuaikan dengan waktu yang telah disepakati
c. Evaluasi disesuaikan dengan kemampuan preceptee
d. Pencapaian kompetensi yang sudah dijelaskan pada pra pertemuan dibahas kembali
sehingga dapat ditentukan apakah preceptee dikatakan mampu atau tidak, berhasil
atau tidak melewati proses preceptorship tersebut
5. Membuat jadwal kegiatan preceptorship
a. Pemilihan tugas pada pasien yang tepat perhatikan kompleksitas kasus dan
sesuaikan dengan kemampuan preceptee, jika preceptee jika fresh graduate
sebaiknya berikan kasus dengan kompleksitas minimal.
b. Strategi meningkatkan berfikir kritis tugas preceptor bukan hanya mengasah
kemampuan skill preceptee tetapi juga knowledge. Preceptee harus mampu
melakukan reasoning analyze [ada setiap tindakan yang dia lakukan.
c. Memberikan otonomi preceptee perhatikan kaidah humanistic preceptee,
perhatikan juga haknya sebagai manusia seperti hak istirahat, cuti, bertanya dan
mengungkapkan keinginanya atau pendapatnya selama proses ptreceptorship.
d. Teaching learning strategy preceptor harus menyesuaikan strategi belajar
mengajar yang cocok dengan preceptee karena manusia itu unik, setiap preceptee
akan memiliki penangkapan dan respon yang berbeda pada stra tegi yang preceptor
lakukan.
e. Tekhnik evaluasi teknik evaluasi harus direncanakan dari awal pertemuan agar
proses preceptorship terarah dan jelas tujuanya. Evaluasi dilakukan bukan hanya
untuk mengevaluasi pencapaian kompetenbsi preceptee juga meliputi penilaian lain
seperti sikap, absensi dll. Selain itu preceptor juga harus melakukan evaluasi
terhadap program yang dia jalankan, apakah sudah sesuai dengan rencana atau
tidak.
6. Dalam menjalankan proses preceptorship yang efektif diperlukan juga lingkungan yang
kondusif. Lingkungan menentukan pencapaian pengalaman belajar dan kepuasan
preceptee.
7. Kriteria lingkungan kondusif adalah:
a. Lingkungan dapat memfasilitasi preceptee dalam mempelajari nilai-nilai profesi,
seperti preceptee dapat melihat perawat yang menjalankan tugasnya dengan
professional, melihat hubungan yang baik dengan dokter, dll.
b. Lingkungan dapat menunjukan hubungan yang harmonis harmonis baik secara
internal perawat dengan perawat, perawat dengan tenaga kesehatan lain begitupun
para senior di unit dengan preceptee.
c. Lingkungan dapat memberi kesempatan preceptee untuk mengamati, bertanya dan
mencoba pendekatan yang berbeda serta membantu perkembangan individu
8. Iklim lingkungan yang kondusif:
a. Lingkungan fisik yang bersifat santai
b. Pengaturan ruangan tidak terlalu formal
c. Kehadiran preceptee diakui dan dibutuhkan
d. Saling membutuhkan dan saling menguntungkan
e. Kebebasan untuk berekspresi tanpa rasa takut
f. Bersahabat dan informal antara karyawan
g. Sadari dan hargai keunikan individu.

You might also like