Dokumen tersebut merinci rencana kegiatan preceptorship untuk mengarahkan preceptee agar memiliki kompetensi sebagai tenaga kesehatan. Terdapat peran preceptor sebagai pendidik, sosialisator, dan role model serta pemahaman tentang karakter dan kompetensi yang harus dicapai preceptee. Rencana meliputi pertemuan pra dan post kegiatan, membuat jadwal kegiatan, serta lingkungan kondusif untuk mendukung proses belajar mengajar
Dokumen tersebut merinci rencana kegiatan preceptorship untuk mengarahkan preceptee agar memiliki kompetensi sebagai tenaga kesehatan. Terdapat peran preceptor sebagai pendidik, sosialisator, dan role model serta pemahaman tentang karakter dan kompetensi yang harus dicapai preceptee. Rencana meliputi pertemuan pra dan post kegiatan, membuat jadwal kegiatan, serta lingkungan kondusif untuk mendukung proses belajar mengajar
Dokumen tersebut merinci rencana kegiatan preceptorship untuk mengarahkan preceptee agar memiliki kompetensi sebagai tenaga kesehatan. Terdapat peran preceptor sebagai pendidik, sosialisator, dan role model serta pemahaman tentang karakter dan kompetensi yang harus dicapai preceptee. Rencana meliputi pertemuan pra dan post kegiatan, membuat jadwal kegiatan, serta lingkungan kondusif untuk mendukung proses belajar mengajar
a. Pendidik : Mengkaji kebutuhan belajar, merencakan pengalaman belajar, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi. b. Sosialisator agar preceptee merasa welcome. c. Role Model. 2. Dalam menjalankan kegiatan preceptorship, perlu pemahaman tentang : a. Karakter preceptee -> telah lulus uji klinik, siap fisik dan mental, paham proses dan mekanisme preceptorship, mengetahui siapa preceptornya, dan semangat sebagai calun profesional. b. Kompetensi yang harus dicapai preceptee Induksi (membekali visi misi RS, peratuhan, kebijakan, dan prosedur yang berlaku), Penyesuaian tugas (melalui kegiatan system preceptor untuk staf baru) c. Spesifikasi unit. d. Pertemuan pra dan post kegiatan 3. Pada pre kegiatan yang harus dilakukan adalah: a. Bagian diklat melakukan induksi, waktu dan materi disesuaikan, biasanya materi bersifat umum seperti bpengenalan visi misi RS, sejarah, profil dan bagian-bagian umum lainya. Pada masa induksi preceptee dibimbing secara indoor dalam sebuah ruangan. b. Preceptor memperkenalkan diri c. Preceptor menjelaskan rencana kegiatan preceptorship kepada preceptee, tentang target waktu, rencana kegiatan, kriteria evaluasi dan peraturan-peraturan lainya d. Preceptor menjelaskan tanggungjawab preceptee e. Preceptee mengungkapkan harapan dan kesediaan untuk menjalin preceptorship dengan preceptor sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 4. Pada post kegiatan yang harus dilakukan adalah; a. Tersedianya format evaluasi pencapaian kompetensi preceptee b. Evaluasi disesuaikan dengan waktu yang telah disepakati c. Evaluasi disesuaikan dengan kemampuan preceptee d. Pencapaian kompetensi yang sudah dijelaskan pada pra pertemuan dibahas kembali sehingga dapat ditentukan apakah preceptee dikatakan mampu atau tidak, berhasil atau tidak melewati proses preceptorship tersebut 5. Membuat jadwal kegiatan preceptorship a. Pemilihan tugas pada pasien yang tepat perhatikan kompleksitas kasus dan sesuaikan dengan kemampuan preceptee, jika preceptee jika fresh graduate sebaiknya berikan kasus dengan kompleksitas minimal. b. Strategi meningkatkan berfikir kritis tugas preceptor bukan hanya mengasah kemampuan skill preceptee tetapi juga knowledge. Preceptee harus mampu melakukan reasoning analyze [ada setiap tindakan yang dia lakukan. c. Memberikan otonomi preceptee perhatikan kaidah humanistic preceptee, perhatikan juga haknya sebagai manusia seperti hak istirahat, cuti, bertanya dan mengungkapkan keinginanya atau pendapatnya selama proses ptreceptorship. d. Teaching learning strategy preceptor harus menyesuaikan strategi belajar mengajar yang cocok dengan preceptee karena manusia itu unik, setiap preceptee akan memiliki penangkapan dan respon yang berbeda pada stra tegi yang preceptor lakukan. e. Tekhnik evaluasi teknik evaluasi harus direncanakan dari awal pertemuan agar proses preceptorship terarah dan jelas tujuanya. Evaluasi dilakukan bukan hanya untuk mengevaluasi pencapaian kompetenbsi preceptee juga meliputi penilaian lain seperti sikap, absensi dll. Selain itu preceptor juga harus melakukan evaluasi terhadap program yang dia jalankan, apakah sudah sesuai dengan rencana atau tidak. 6. Dalam menjalankan proses preceptorship yang efektif diperlukan juga lingkungan yang kondusif. Lingkungan menentukan pencapaian pengalaman belajar dan kepuasan preceptee. 7. Kriteria lingkungan kondusif adalah: a. Lingkungan dapat memfasilitasi preceptee dalam mempelajari nilai-nilai profesi, seperti preceptee dapat melihat perawat yang menjalankan tugasnya dengan professional, melihat hubungan yang baik dengan dokter, dll. b. Lingkungan dapat menunjukan hubungan yang harmonis harmonis baik secara internal perawat dengan perawat, perawat dengan tenaga kesehatan lain begitupun para senior di unit dengan preceptee. c. Lingkungan dapat memberi kesempatan preceptee untuk mengamati, bertanya dan mencoba pendekatan yang berbeda serta membantu perkembangan individu 8. Iklim lingkungan yang kondusif: a. Lingkungan fisik yang bersifat santai b. Pengaturan ruangan tidak terlalu formal c. Kehadiran preceptee diakui dan dibutuhkan d. Saling membutuhkan dan saling menguntungkan e. Kebebasan untuk berekspresi tanpa rasa takut f. Bersahabat dan informal antara karyawan g. Sadari dan hargai keunikan individu.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional