You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara
global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada
tahun 2010, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh PTM.
Penyebab kematian terbesar pada PTM disebabkan oleh penyakit kardiovaskular yaitu
sebanyak 39% dari kejadian kematian akibat PTM (WHO, 2010). Menurut Badan
Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat PTM diperkirakan akan terus meningkat di
seluruh dunia, 70% dari populasi global akan meninggal akibat PTM seperti kanker,
penyakit jantung, stroke dan diabetes. Tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa
kematian per tahun karena penyakit tidak menular (KEMENKES RI, 2010).
Hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, 2009 dan sistem
informasi rumah sakit menyimpulkan bahwa adanya peningkatan risiko PTM terutama
pada penyakit jantung dan stroke, untuk itu perlu penelitian lebih merinci lagi tentang
penyakit jantung yang lebih spesifik (RISKESDAS, 2013).
Salah satu penyebab PTM adalah Stroke, penyakit ini merupakan penyebab
kematian ketiga di Negara maju sedangkan di Indonesia sendiri Stroke merupakan
penyakit utama yang dapat menyebabkan cacat dan kematian (Lumbantobing, 2003).
Stroke adalah suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan
defisit neurologis (IPD UI, 2009). Secara garis besar Stroke yang banyak terjadi adalah
Stroke iskemik dimana penyakit ini memiliki angka kejadian 85% terhadap seluruh
analisiskardioemboli diakibatkan dari emboli yang berasal dari jantung, yang dapat
mengganggu aliran darah ke otak. Penyebab tersering timbulnya emboli ini adalah
kelainan dari kelistrikan jantung yaitu, Fibrilasi Atrium (Nurdjaman,2010).
Fibrilasi Atrium adalah gangguan irama jantung yang paling sering ditemukan
dalam praktek sehari-hari, yang mengakibatkan terjadinya takikardisupraventrikuler
dengan karakterisktik aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi dan dapat memudahkan
terbentuknya thrombus di atrium apabila masuk ke aliran darah thrombus yang telah
menjadi emboli ini akan menyumbat aliran darah pada otak yang menyebabkan risiko
terhadap terjadinya stroke kardioemboli (Ignatius, 2013).
Menurut analisis Framingham Fibrilasi Atrium memiliki risiko besar untuk
terjadinya kematian dengan peningkatan 1,5-2 kali lebih besar di bandingkan yang tidak
mengalami Fibrilasi Atrium, penyakit ini juga menurunkan styatus kesehatan, kapasitas
jantung dan kualitas hidup seseorang. Dalam 2 dekade terakhir terjadi peningkatan angka
rawat rumah sakit akibat gangguan listrik jantung, diperkirakan penyakit ini akan terus
meningkat dalam 50 tahun kedepan dan dapat menyebabkan beban ekonomi pada Negara
berkembang (Yoga, 2013).
Terdapat penelitian tentang hubungan fibrilasi atrium sebagai faktor resiko
kejadian stroke non hemoragik di bagian saraf RSUD DR SOEDARSO Pontianak tahun
2015 oleh Agnes widyaningsih dengan hasil didapatkan fibrilasi atrium sebagai faktor
resiko terjadinya stroke iskemik, dan penelitian di RSUD Dr. Moewardi 2012 oleh
Ananto wibisono yang menyatakan 11 dari 55 pasien stroke iskemik mengalami Fibrilasi
atrium. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan terdapat hubungan fibrilasi atrium
dengan stroke iskemik, untuk itu peneliti ingin meneliti hubungan fibrilasi atrium dengan
stroke iskemik di RSPAD Gatot Soebroto.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat hubungan antara Fibrilasi atrium dengan Stroke iskemik di
RSPAD Gatot Soebroto Jakarta periode Januari – Desember 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa angka kejadian Fibrilasi atrium di RSPAD Gatot
Soebroto periode Januari – Desember 2014
2. Untuk mengetahui hubungan Fibrilasi atrium dengan Stroke iskemik di RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta periode Januari – Desember 2014
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk menambah ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
informasi tentang pengaruh Fibrilasi atrium dengan Stroke iskemik.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat untuk penulis di bidang akademik
Penelitian ini diharapkan memberikan bukti data secara empiris mengenai
faktor resiko Firilasi atrium, serta memberikan informasi bagi lembaga atau
institusi kesehatan untuk mengetahui faktor resiko Fibrilasi atrium, sehingga
dapat mengatasi faktor resiko tersebut lebih dini. Penelitian ini juga sebagai syarat
dalam menyelesaikan pendidikan akademik bagi peneliti.
2. Manfaat untuk masyarakat umum
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat
mengenai penyakit Fibrilasi atrium dan stroke, sehingga masyarakat lebih
waspada dan dapat mencagah faktor resiko terhadap penyakit fibrilasi atrium.
3. Manfaat untuk perkembangan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian
pustaka untuk peneliti selanjutnya
4. Manfaat untuk Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta
Mendapat informasi dari hasil penelitian tentang banyaknya angka
kejadian stroke iskemik yang di akibatkan oleh Fibrilasi atrium dan adanya faktor
resiko bagi penderita Aritmia untuk menjadi stroke iskemik, sebagai antisipasi
kesehatan pasien yang berobat ke RSPAD Jakarta.

You might also like