You are on page 1of 11

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PERNAPASAN

Pembimbing : Ns. Gusti Barlia, S.Kep

Disusun Oleh :
1. Edi Sutrisno ( NIM 20166120035 )
2. Mirawati ( NIM 20166120043 )
3. Momoy ( NIM 20166120045 )
4. Herlina ( NIM 20166120093 )

Fakultas Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak
Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2016
Sistem Pernapasan
kita tahu bahwa salah satu ciri-ciri makhluk hidup ialah bernafas. Tapi apakah kalian
tahu fungsi bernafas? Fungsi bernapas adalah proses menghirup atau memasukkan oksigen dari
udara yang akan digunakan untuk membakar atau mengoksidasi makanan serta mengeluarkan
sisa hasil oksidasi, yaitu karbon dioksida. Pernapasan manusia bertujuan untuk memperoleh
oksigen dari udara dan mengeluarkan gas sisa pembakaran dari dalam tubuh.
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yaitu saluran pernapasan dan
mekanisme pernapasan. Saluran pernapasan atau tractus respiratorius (respiratory tract) adalah
bagian tubuh manusia yang sifatnya berfungsi sebagai tempat perlintasan dan tampat pertukaran
gas yang diperlukan untuk proses pernapasan, saluran ini berpangkal pada hidung atau mulut dan
berakhir pada paru-paru. Banyak yang menyebutkan bahwa proses bernapas disebut juga
dengan proses Respirasi. Proses bernapas akan berlangsung jika ditunjang oleh alat-alat
pernapasan. Untuk itu, artikel kali ini akan membahas mengenai Sistem Pernapasan Pada
Manusia yang mencakup organ-organ pernapasan, serta beberapa gangguan yang berhubungan
dengan sistem pernapasan.

Alat Pernapasan Manusia


Dibawah ini merupakan bagian-bagian organ alat pernapasan pada manusia.
1. Hidung (Cavum Nasalis)

Hidung merupakan organ pernapasan yang letaknya paling luar. Manusia menghirup
udara melalui hidung. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput
lendir yang berfungsi menyaring udara yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di dalam
rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang masuk ke
paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung
oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S),
dan nitrogen (N2). Gas-gas tersebut ikut terhirup, namun hanya oksigen saja yang dapat
berikatan dengan darah.
Selain sebagai organ pernapasan, hidung juga merupakan indra penciuman yang sangat
sensitif. Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang
beracun atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari
rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan.
2. Tekak (Faring)

Faring, dari bahasa Yunani, pharynx, adalah tenggorok atau kerongkongan yang
merupakan bagian dari sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Istilah ini terutama dipakai
dalam kalangan ilmu kedokteran. Faring adalah tabung fibromuskular yang terdapat persis
didepan tulang leher yang berhubungan dengan rongga hidung, rongga telinga tengah, dan
laring. Pada umumnya faring dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Faring nasal yang berhubungan
dengan rongga hidung, Faring oral yang berhubungan dengan rongga paru-paru, dan Faring
laryngeal yang berhubungan dengan epiglottis dari laring serta menuju ke Esofagus.
Fungsi utama faring adalah sebagai saluran alat pencernaan yang membawa makanan
dari rongga mulut hingga ke Esofagus. Hubungan faring dengan rongga hidung dan laring ini
membuat faring menjadi cukup penting dalam produksi suara, serta memungkinkan manusia
untuk bernapas menggunakan mulut serta jika diperlukan secara medis memasukkan makanan
melalui hidung.
3. Tenggorokan (Trakea)

Trakea juga dikenal sebagai tenggorokan adalah tabung tulang yang menghubungkan
hidung dan mulut ke paru-paru, hal ini merupakan bagian penting dari sistem pernafasan pada
vertebrata. Tenggorokan atau Trakea berupa pipa yang dindingnya terdiri dari 3 lapisan, yaitu
lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang
rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan
kerongkongan.
Dalam anatomi, tenggorokan adalah bagian dari leher yang terdiri dari faring dan laring.
Tenggorokan memiliki sebuah selaput otot yang dinamakan epiglottis yang berfungsi untuk
memisahkan esofagus dari trakea dan mencegah makanan dan minuman untuk masuk ke saluran
pernapasan. Tenggorok itu terdiri dari 2 bagian:
 Jalan makan (kerongkongan): Orofaring, hipofaring dan esofagus
 Jalan napas (tenggorok): Faring, laring dan trakea
selain itu, jika makanan masuk ke Tenggorokan kita akan tersedak.

4. Cabang Tenggorokan (Bronkus)


Cabang Tenggorokan atau Bronkus merupakan percabangan trakea yang menuju paru-
paru kanan dan kiri. Struktur bronkus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih tipis.
Kedudukan bronkus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkus kanan, sehingga bronkus kanan
lebih mudah terserang penyakit. Bronkus terbagi menjadi dua, yaitu yang menuju paru-paru
kanan dan menuju paru-paru kiri. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan
bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Masing-masing cabang tersebut berakhir pada
gelembung paru-paru atau alveolus.

5. Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada
ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus.
Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada
bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel.
Fungsi Bronkiolus Secara sederhana dapat dijelaskan kalau fungsi dari bronkiolus adalah
sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.

6. Alveolus
Alveolus berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara,
dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.
Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas
permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.

7. Paru – Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Antara rongga dada dan rongga perut terdapat
suatu pembatas yang disebut diafragma. Pembatas ini bukan sekedar pembatas, tetapi berperan
juga dalam proses pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi dua buah, yaitu paru-paru kanan dan
paru-paru kiri. Paru-paru pada dasarnya merupakan cabang-cabang suatu saluran yang
ujungnya bergelembung. Gelembung gelembung tersebut disebut alveoli (tunggal: alveolus).
Dalam alveoli inilah sesungguhnya terjadi pertukaran gas-gas. Paru-paru kanan terdiri atas tiga
belahan sedangkan paru-paru kiri hanya dua belahan. Paru-paru kanan lebih besar
dibandingkan yang kiri. Agar lebih jelas, perhatikan olehmu gambar penampang sistem
pernapasan manusia berikut ini.

Adapun macam – macam Kapasitas volum paru-paru saat respirasi antara lain :
 Volume tidal : banyaknya udara yang masuk dan keluar paru-paru selama pernafasan normal
(500 ml). Volume tidal dipengaruhi oleh:
o Berat badan seseorang
o Jenis kelamin
o Usia
o Kondisi fisik

Proses Pernapasan Manusia


Bagaimanakah proses manusia bernapas? Cobalah kamu tarik napas perlahan-lahan
dan rasakan apa yang terjadi. Saat kamu bernapas, kamu menghirup udara melalui hidung. Udara
yang kamu hirup mengandung oksigen dan juga gas-gas lain. Dari hidung, udara terus masuk ke
tenggorokan, kemudian ke dalam paru-paru. Akhirnya, udara akan mengalir sampai ke alveoli
yang merupakan ujung dari saluran. Oksigen yang terkandung dalam alveolus bertukar dengan
karbon dioksida yang terkandung dalam darah yang ada di pembuluh darah alveolus melalui
proses difusi. Dalam darah, oksigen diikat oleh hemoglobin.

Selanjutnya darah yang telah mengandung oksigen mengalir ke seluruh tubuh. Tahukah kamu
untuk apa darah mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh? Oksigen diperlukan untuk proses
respirasi sel-sel tubuh. Gas karbon dioksida yang dihasilkan selama proses respirasi sel tubuh
akan ditukar dengan oksigen. Selanjutnya, darah mengangkut karbon dioksida untuk
dikembalikan ke alveolus paru-paru dan akan dikeluarkan ke udara melalui hidung saat kamu
mengeluarkan napas.

Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari
posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun
berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah mengembangnya
rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat kamu
mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga
dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, hal yang
perlu kamu ingat, bahwa udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang
bertekanan lebih kecil.

Jenis-Jenis Pernapasan Pada Manusia


Jenis-Jenis Pernapasan Berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan
ekspirasi, orang sering menyebut pernapasan dada dan pernapasan perut. Sebenarnya pernapasan
dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian
dibawah ini

a. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk
terangkat dan akibatnya volume rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada ini membuat
tekanan dalam rongga dada mengecil dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru
mengembang, tekanan udara di luar lebih besar daripada di dalam paruparu, akibatnya udara
masuk. Sebaliknya, saat otot antartulang rusuk berelaksasi, tulang rusuk turun. Akibatnya,
volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada keadaan ini paru-
paru mengempis sehingga udara keluar.
b. Pernapasan Perut
Pernapasan perut ini terjadi karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma
berkontraksi, rongga dada akan membesar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara akan
masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula.
Saat itu, rongga dada akan menyempit, mendorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya,
udara dari paru-paru akan keluar.

a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru. Ventilasi paru
mencakup gerakan dasar atau kegiatan bernafas atau inspirasi dan ekspirasi. Udara yang masuk
dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer,
dimana pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada tekanan
atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli.
Hukum Boyle’s :
Jika volume meningkat maka tekanan menurun
Jika volume menurun maka tekanan meningkat
Inspirasi → bersifat aktif
Selama inspirasi terjadi kontraksi otot diafragma dan intercosta eksterna, hal ini akan
meningkatkan volume intrathorak → menurunkan tekanan intratorak → tekanan intrapleural
makin negatif → paru berkembang → tekanan intrapulmonary menjadi makin negatif → udara
masuk paru.
Ekspirasi → bersifat pasif
Selama ekspirasi terjadi relaksasi otot diafragma dan interkosta eksterna, hal ini akan
menurunkan volume intratorak → meningkatkan tekanan intratorak → tekanan intrapleural
makin positif → paru mengempis → tekanan intrapulmonal menjadi makin positif → udara
keluar paru.
Kepatenan ventilasi tergantung pada faktor :
 Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi
masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru.
 Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan.
 Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
 Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal
interkosta, otot abdominal.

b. Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi,
dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris
dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam
proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan
8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume
darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume
atau tekanan darah sistemik.
Adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan perfusi. Pada
orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal = V) sekitar 4,0 lt/menit,
sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5,0 lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan
perfusi adalah :
Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/mnt = 0,8
Aliran darah kapiler pulmonar(Q) 5,0 lt/mnt
Besarnya rasio ini menunjukkan adanya keseimbangan pertukaran gas. Misalnya jika ada
penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka rasio V/Q akan menurun sehingga darah yang
mengalir ke alveolus kurang mendapatkan oksigen. Demikian halnya dengan jika perfusi kapiler
terganggu sedangkan ventilasinya adekuat maka terjadi penigkatan V/Q sehingga daya angkut
oksigen juga akan rendah.

c. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi
rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan
karbondioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi udara respirasi terjadi
antara alveolus dengan membran kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan
mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg
sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi
masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg
sedangkan alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.

d. Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh
dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb
membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan
dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian
menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
 Kardiak output
 Kondisi pembuluh darah
 Latihan (exercise )
 Hematokrit
 Eritrosit dan kadar Hb

Mekanisme Pernafasan
Berdasarkan cara melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya, ada 2
mekanisme pernafasan yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. PROSES PERNAFASAN
PADA MANUSIA dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Dikatakan sadar apabila kita
melakukan pengaturan-pengaturan saat bernapas misalnya menahannya dsb.
Sedangkan pernafasan yang dilakukan secara tidak sadar jika pernapasan yang dilakukan secara
otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, sebagai contoh adalah saat kita sedang tidur maka
kita bernafas secara otomatis. Bernafas adalah salah satu ciri-ciri makhluk hidup. Yuk kita
belajar bersama tentang MEKANISME PERNAFASAN PADA MANUSIA!!!

Mekanisme Pernapasan pada Manusia


Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi.

Mekanisme Pernafasan Dada


 a. Fase Inspirasi pernapasan dada Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi > tulang rusuk terangkat
(posisi datar) > paru-paru mengembang > tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar > udara luar masuk ke paru-paru
 b. Fase ekspirasi pernapasan dada Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi > tulang rusuk menurun > paru-paru menyusut > tekanan udara
dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar > udara keluar dari paru-
paru.
Mekanisme Pernapasan Perut
1. Fase inspirasi pernapasan perut Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi > posisi dari melengkung menjadi mendatar > paru-
paru mengembang > tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar
> udara masuk
2. Fase ekspirasi pernapasan perut Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafragma relaksasi > posisi dari mendatar kembali melengkung > paru-paru mengempis >
tekanan udara di paru-paru lebih besar dibandingkan tekanan udara luar > udara keluar dari paru-
paru.

Proses Pertukaran Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2)


Pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui suatu proses yang
dinamakan difusi. Proses disfusi tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses
difusi berlangsung sederhana yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas melalui
membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke konsentrasi rendah. Oksigen masuk
ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai alveolus. Di alveolus oksigen
mengalami difusi ke kapiler arteri paru-paru. Masuknya oksigen dari luar menyebabkan tekanan
parsial oksigen (PO2) di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler arteri paru-
paru. Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah , oksigen akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri paru-paru. Oksigen di kapiler
arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai jenuh. Makin tinggi tekanan
parsial oksigen di alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat oleh hemoglobin dalam darah.
Oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akan membentuk oksihemogblobin. Reaksi antara
hemoglobin dan oksigen berlangsung secara bolak-balik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu suhu, pH, konsentrasi oksigen dan karbon dioksida, serta tekanan parsial. Hemoglobin akan
mengangkut oksigen ke jaringan tubuh yang kemudian akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh
untuk digunakan dalam proses respirasi. Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, oksigen
digunakan untuk proses respirasi di dalam mitokondria sel. Semakin banyak oksigen yang
digunakan oleh sel-sel tubuh, semakin banyak karbondioksida yang terbentuk dari proses
respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan parsial karbon dioksida atau PCO2 dalam sel-sel
tubuh lebih tinggi dibandingkan PCO2 dalam kapiler vena sel-sel tubuh. Sehingga karbon
dioksida dapat berdifusi dari sel tubuh ke kapiler vena sel tubuh yang kemudian akan dibawa
oleh eritrosit menuju paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju
alveolus. Proses tersebut terjadi karena tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi
daripada tekanan parsial CO2 dalam alveolu. Karbondioksida akhirnya akan dikeluarkan dari
tubuh melalui ekspirasi.
Udara Pernapasan
Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara pernapasan. Udara
pernapasan pada manusia :
1. Udara pernapasan biasa (volume tidal) – VT Adalah udara yang masuk dan keluar paru-paru
pada saat pernapasan biasa. Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500 ml
2. Udara cadangan inspirasi (udara komplementer) – UK Adalah udara yang masih dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal, setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya
udara komplementer adalah 2500 – 3000 ml
3. Udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) – US Adalah udara yang masih dapat dikeluarkan
dari paru-paru secara maksimal setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya udara suplementer
adalah 1250 – 1300 ml
4. Udara residu – UR Adalah udara yang tersisa di dalam paru-paru yang berfungsi untuk menjaga
agar paru-paru tetap dalam keadaan mengembang. Volume udara residu adalah 1200 ml.
Volume Udara Pernapasan
Volume udara pernapasan berkisar 500 – 3500 ml. Dari 500 ml udara yang dihirup, hanya 350
ml yang sampai di alveolus, sisanya hanya sampai saluran pernapasan. Jumlah oksigen yang
diperlukan/hari/orang sebesar 300 cc.
Kapasitas Paru-paru
 a. Kapasitas vital –> KV Adalah kemampuan paru-paru mengeluarkan udara secara maksimal
setelah melakukan inspirasi secara maksimal.
 b.Kapasitas total –> KT Adalah udara yang dapat tertampung secara maksimal di paru-paru
secara keseluruhan.

You might also like