You are on page 1of 13

Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol.

1 Juli – September 2011

KEBIJAKAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


DALAM MENGATASI SITUS PORNO PADA MEDIA MAYA
Studi Peran Departemen Komunikasi dan Informatika RI
dalam Penyusunan Kebijakan Komunikasi
Indonesian Government Policy in Overcoming Porn Sites in Cyber Media;
A Role Study of Department Information and Technology
In Arranging a Communication Policy

Rizki Ameliah Cawidu*, Hafied Cangara**


*Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta. rizkiameliah6@gmail.com
**Universitas Hasanuddin, Makassar. cangara_hafied@gmail.com

Abstract
This research aims to find out what kind of policy in government has created through Depkominfo in overcoming porn
sites in cyber media and how the government spreads the policy of public. The method of analysis used was descriptive
qualitative analysis with data reduction, data presentation, and the conclusion of data from interview resulth. The unit of
analysis were (the kinds of the existing government policies and the ones that would be issued, (2) Information
Technology Era which was increasing either the policy which was directly issued by Depkominfo or the one issued by
other departments as the team of policy makers. The effect of this policy would also be viewed from the aspects of
culture, religion, community’s mindset, technology, and economy. Teh result show that the policy issued by
Depkominfo has positive value on Indonesia people and other countries. Even though it is late tohave policy of
Information Technology and Telematika Law or Cyber Law, Indonesia already has a good point to pursue its
achievement. There are three things to do to eliminate pornography and porn sites; (a) self-control, (b) goverment
regulations and policy, (c) collabortion with satellite operators and providers that exist in Indonesia. On the other hand,
however, there are several inhibiting factors of the policy such as inadequate technology expert and software which can
be hacked by the hackers. From the economic point of view, the elimination of porn sites by Indonesian government
will threat some segments in Indonesia.

Keywords ; Porn sites, Government Communication Policy, Depkominfo RI

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa sajakah kebijakan yang telah dihasilkan pemerintah melalui Depkominfo
dalam menangani situs-situs porno pada media maya, dan bagaimanakah cara menyebarluaskan kebijakan tersebut
kepada masyarakat. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Unit kajian analisis ini adalah kebijakan-kebijakan apa
sajakah yang telah ada dan yang akan ada di era Teknologi Informasi yang semakin berkembang, baik itu kebijakan
yang langsung dihasilkan oleh Depkominfo maupun dari Departemen lain dan Depkominfo menjadi Tim dalam
penentu kebijakan tersebut. Juga bagaimana dampak kebijakan tersebut jika dilihat dari segi budaya, agama, mindset
masyarakat, teknologi dan perkenonomian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan yang dihasilkan
Depkominfo sampai saat ini telah mendapat nilai yang positif baik dari masyarakat maupun Negara lainnya, meskipun
terbilang sangat telat memiliki kebijakan mengenai Teknologi Informasi, Hukum Telematika maupun Cyberlaw, namun
Indonesia sudah mendapatkan “good point” untuk mengejar keterlambatan tersebut. Ada tiga hal yang membantu
bagaimana pornografi maupun situs porno dapat dihilangkan antara lain : (a) Self-controlling (b) Adanya regulasi
ataupun kebijakan, dari pemerintah, dan (c) Bekerjasama dengan para operator satelit maupun provider yang ada di
Indonesia. Akan tetapi ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dari kebijakan tersebut antara lain teknologi yang
belum memadai dan juga software yang masih rentan untuk dihack oleh para hacker. Sedangkan faktor perekonomian
menjadi ancaman bagi Indonesia jika kebijakan Cyber Law untuk menutup situs porno itu disetujui oleh pemerintah.

Kata kunci : Situs Pornografi, Kebijakan Pemerintah (UU ITE), Depkominfo RI

236
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Pendahuluan satelit yang menghubungkan komputer,


(Vivian,2008:262). Sebagian besar di
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar Indonesia bahkan di seluruh dunia ini yang
dunia tidak dapat mengelak dari pengaruh memiliki komputer maupun handphone yang
derasnya arus globalisasi. Terlebih, setelah berkapasitas internet bisa masuk ke dalam
pemerintahan Orde Baru tidak berkuasa, jaringan internet. Hanya dengan menekan
reformasi telekomunikasi yang ditandai tombol mouse kita akan masuk ke lautan
dengan penghapusan monopoli tele- informasi dan hiburan yang ada di seluruh
komunikasi menyusul pemberlakukan dunia.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999
tentang Telekomunikasi, dapat berjalan sangat Dari tahun ke tahun internet semakin
pesat yang menyebabkan arus globalisasi digandrungi oleh masyarakat, baik
semakin berkembang karena dampaknya perkantoran, universitas, sekolah, pemerintah
mampu menyentuh langsung kepada individu- hingga rumah tangga, hampir sebahagian
individu di pelosok pedesaan. besar mereka mengakses internet untuk
mencari dan bertukar informasi. Keuntungan
Sejalan dengan perkembangan teknologi internet dapat dilihat dengan cara lain, seperti
komunikasi dan perkembangan masyarakat kita tidak perlu lagi membaca koran edisi
yang makin kompleks dan global dimana cetak dan lebih memilih membaca melalui
masyarakat makin sulit memisahkan antara edisi internet. Di AS hampir semua majalah
kehidupan modern dengan telekomunikasi. dan koran baik nasional maupun lokal
Oleh karena itu fungsi komunikasi tidak lagi memiliki situs internet, begitu pula dengan
sekedar untuk memenuhi kebutuhan informasi iklan-iklan yang sangat marak beredar di
dan hiburan, tetapi makin terasa dibutuhkan dunia internet, (Vivian, 2008:263).
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Baik itu di sektor industri, perdagangan, Tak dapat dipungkiri internet membuka
hubungan antar negara, manajemen, peluang bagi para penjahat, tak terkecuali
pertanian, hubungan antar etnis, lingkungan para penyaji dan para netter yang bertukar
hidup, kesehatan masyarakat, lingkungan koleksi gambar atau tulisan yang bersifat
keluarga, pemerintahan, pelayanan sosial, porno. Tidaklah dipungkiri bahwa para
pendidikan, dan sebagainya. pengguna internet saat ini kebanyakan adalah
kaum muda, sehingga kehadiran cyberporn
Cepatnya perkembangan Information merupakan hiburan tersendiri, apalagi
Communication and Technology (ICT) pasca kebanyakan gambar-gambar yang disajikan
reformasi politik 1998 dan reformasi adalah gambar orang-orang yang telah dikenal
telekomunikasi 1999 itu setidaknya telah di masyarakat.
menciptakan banyak perubahan di tengah
masyarakat Indonesia akibat pengaruh Dalam thesis ini penulis tertarik untuk
terjadinya konvergensi atau perkawinan menguraikan masalah situs-situs porno yang
fungsi antara teknologi komputer baik sekian lama hangat diperbincangkan di
perangkat keras maupun perangkat lunak dan Indonesia. Seperti yang kita ketahui jasa
teknologi komunikasi sebagai sarana pornografi merupakan segala jenis layanan
penyebaran informasi data, teks, audio, visual. pornografi yang dapat diperoleh antara lain
melalui saluran telepon, televisi
Teknologi yang memungkinkan untuk hal kabel,internet, dan alat komunikasi elektronik
itu adalah melalui media internet. Internet lainnya dengan cara pesanan atau
muncul di pertengahan 1960-an sebagai berlangganan, serta layanan pornografi berupa
medium media massa baru yang amat kuat. barang-barang pornografi yang dapat
Internet adalah jaringan kabel dan telepon

237
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

diperoleh secara langsung dengan cara Setiap orang dilarang menyebarkan informasi
menyewa. elektronik yang memiliki muatan pornografi
dan atau pornoaksi melalui komputer atau
Menyebarluaskan layanan pornografi sistem elektronik, Pasal 27 ayat (1)
adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan Menggunakan dan atau mengakses komputer
mengedarkan materi media massa cetak, dan atau sistem elektronik dengan cara
media massa elektronik, media media apapun tanpa hak, untuk memperoleh,
komunikasi lainnya, dan mengedarkan mengubah, merusak, atau menghilangkan
komunikasi lainnya, dan mengedarkan informasi dalam komputer dan atau sistem
barang-barang yang mengandung sifat elektronik.
pornografi dengan cara memperdagangkan,
memperlihatkan, memperdengarkan, memper- Berdasarkan kesimpulan diatas maka
tontonkan, mempertunjukkan, menyiarkan, sebaiknya aparatur pemerintah lebih
menempelkan ataupun menuliskan. Sedang- menyempurnakan perundang-undangan yang
kan menggunakan layanan pornografi adalah menyangkut pornografi, agar para pelaku
kegiatan atau serangkaian kegiatan memakai tersebut dapat di jerat melalui peraturan yang
materi media massa cetak, media massa menyangkut pornografi. Oleh sebab itu untuk
elektronik, media media komunikasi lainnya, meminimalkan sekaligus mengoptimalkan
dan memakai barang-barang pornografi. manfaat informasi melalui internet maka
pemerintah mensosialisasikan dengan cara
Indonesia sendiri merupakan peringkat menjalankan program internet sehat. Pihak
lima besar dalam mengakses situs porno ini. komunitas Internet di Indonesia yang peduli
Seperti yang penulis ketahui bahwa situs dengan sehat-nya Internet menjalankan
porno merupakan salah satu fenomena program Internet sehat.
terbesar yang berada di Indonesia. Semakin
mudah masyarakat membuka, melihat dan Rumusan Masalah
mengunduh situs porno maka semakin
parahlah moral yang dimiliki masyarakat kita. Berdasarkan latar belakang masalah, penulis
Akan tetapi tidak semudah yang dibayangkan dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
untuk menutup dan memblokir situs tersebut
karena tidak dapat dipungkiri salah satu bisnis 1. Bagaimanakah kebijakan pemerintah
yang terbesar dan memiliki pengaruh bagi melalui Depkominfo dalam menangani
ekonomi Indonesia adalah situs porno. situs-situs porno di media maya?
Selama pemerintah belum memiliki regulasi 2. Bagaimana upaya yang dilakukan
yang kuat untuk menutup situs porno maka pemerintah melalui Depkominfo dalam
semakin kecil pula kemungkinan Indonesia menyebarluaskan kebijakan tersebut
akan bersih dari situs negartif yang beredar di kepada masyarakat Indonesia?
internet.
Kajian Konsep dan Teori
Oleh karena itu pihak pemerintah melalui
Departemen Komunikasi Dan Informatika Komunikasi dan Informasi
(DEPKOMINFO) sudah menyiapkan
langkah-langkah untuk memperkuat UU Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa
Pornografi dalam rangka memblokir situs- ingin berhubungan dengan manusia lainnya.
situs porno dalam beberapa pekan terakhir Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
melalui penetapan Undang-Undang Tentang bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU dalam dirinya. Rasa ingin tahu memaksa
ITE). Dalam pengaturan kejahatan pornografi manusia perlu berkomunikasi. Menurut
(cyberporn) ini telah diatur dalam Pasal 26 : Everett dalam Cangara (2004:1) bahwa

238
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

komunikasi sudah merupakan bagian kekal 1. Teori Kebijakan Publik


dari kehidupan manusia, seperti halnya
bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup, Dalam wacana teori ada banyak pengertian
maka ia perlu berkomunikasi. Banyak pakar dan definisi tentang kebijakan publik,
menilai bahwa komunikasi adalah suatu sebagaimana dinyatakan oleh para ahli dari
kebutuhan yang sangat fundamental bagi sudut pandang masing-masing. Menurut Carl.
seseorang dalam hidup bermasyarakat. J. Friedrick
Schramm dalam Cangara (2004:1) menyebut
komunikasi dan masyarakat merupakan dua
kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak “Public policy is a proposed course of action of a
mugkin masyarakat terbentuk, sebaliknya person, group, or government within a given
environment providing obstacles and
tanpa masyarakat maka manusia tidak dapat opportunities which the policy was proposed to
mengembangkan komunikasi. utilize and overcome in an effort to reach a goal
or realize an objective or purpose” (Kebijakan
Berbicara mengenai komunikasi tidak publik adalah serangkaian tindakan yang
lepas dari konsep kebijakan komunikasi. diusulkan seseorang,kelompok, atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu dengan
Kebijakan komunikasi merupakan kumpulan menunjukkan hambatan-hambatan dan
prinsip-prinsip dan norma-norma yang kesempatankesempatan terhadap pelaksanaan
sengaja diciptakan untuk mengatur perilaku usulan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai
sistem komunikasi. Hal ini menunjukkan tujuan tertentu).
bahwa sistem komunikasi mendahului
keberadaan kebijakan komunikasi. Kebijakan Sedangkan menurut James E. Anderson
komunikasi tak bisa dipisahkan dari “Public policies are those policies developed
perkembangan sosial, politik dan ekonomi by governmental bodies and officials”.
sebuah negara. Menurut Paula Chakravartty
dan Katherine dalam Abrar (2008:4) Kebijakan publik adalah kebijakan kebijakan
kebijakan komunikasi selalu memiliki yang dikembangkan oleh badanbadan dan
konteks, domain dan paradigm. Konteks pejabat-pejabat pemerintah.
berarti keterkaitan kebijakan komunikasi
dengan sesuatu yang melingkupi dirinya, Kebijakan publik dapat dilihat dari dua
misalnya politik-ekonomi, politik komunikasi, sudut pandang, dari pra dan pasca
dan sebagainya. Konteks ini pula yang terbentuknya. Yang pertama (pra), melihat
menentukan domain kebijakan komunikasi dari proses pembentukan sedangkan yang
dan menjadi arti yang penting bagi kebijakan kedua (pasca) memandang dari setelah
komuniaksi itu sendiri. menjadi produk kebijakan, berupa
perundangan dan atau peraturan publik
Teori dapat menuntun kita dalam (http://pdf-search-engine.com/teori-
mengambil keputusan-keputusan dan kebijakanpublik.pdf.html).
mengambil tindakan-tindakan, dan teori
berubah dari waktu ke waktu saat kita melihat Model implementasi kebijakan yang
hal-hal baru dan memerlukan pandangan- dijelaskan oleh Mazmanian dan Sabatier
pandangan baru (John, 1996:1). Sebenarnya (http://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/05/02/pe
banyak teori komunikasi massa yang telah ndekatan-implementasi-kebijakan/) adalah
ditemukan oleh para ahli komunikasi, namun untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi
berkaitan dengan penelitian ini akan setelah suatu kebijakan dibuat dan
dikemukakan beberapa teori yang dapat dirumuskan yaitu subyek dari implementasi
mendukung thesis ini, antara lain : kebijakan. Mazmanian dan Sabatier (1983:3)
menyebutkan adanya dua sudut pandang

239
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

dalam studi implementasi. Yaitu dari sudut implementasi. Alasan tipologi tersebut bahwa
pandang ilmu administrasi negara dan dari proses implementasi itu akan dipengaruhi
sudut pandang ilmu politik. oleh dimensi-dimensi kebijakan semacam itu.
Hal lain yang dikemukan mereka bahwa yang
Menurut Van Meter dan Van Horn menghubungkan kebijakan dan kinerja
tipologi dalam menentukan proses dipisahkan oleh sejumlah variabel bebas yang
implementasi kebijakan publik dilihat dari saling berkaitan. Variabel bebas itu adalah :
jumlah masing-masing perubahan yang akan Ukuran dan tujuan kebijakan, sumber-sumber
terjadi dan juga jangkauan atau lingkup kebijakan, komunikasi antar organisasi, sikap
kesepakatan terhadap tujuan diantara pihak- para pelaksana, lingkungan ekonomi, sosial
pihak yang terlibat dalam proses dan juga politik.

Gambar 1.1 Proses Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn

Sumber : Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi

Kebijakan Negara, 1997:66

Dari gambar yang menunjukkan proses politik) di mana kebijakan itu


implementasi kebijakan, maka dapat dilihat diimplementasikan, komunikasi antar-
hasil akhir dari kebijakan adalah prestasi kerja. organisasi dan birokrasi pelaksana menjadi
Keberhasilan implementasi kebijakan sangat faktor dominan bagi penentu keberhasilan
ditentukan oleh banyak faktor, baik implementasi kebijakan.
menyangkut kebijakan yang diim-
plementasikan, pelaksana kebijakan, maupun
lingkungan di mana kebijakan tersebut
diimplementasikan (kelompok sasaran). Faktor
lingkungan (kondisi sosial, ekonomi dan

240
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

2. Teori Gatekeeper (penjaga gerbang) seluruh kebijakan yang berada di Indonesia,


pemerintah pusatlah yang menentukan
Penelitian awal tentang gatekeeper atau semuanya dan dibantu dengan masukan dari
“penjaga gerbang” hanya membatasi pemerintah daerah lainnya. Departemen
jangkauan permasalahan sekitar kegiatan Komunikasi dan Informatika merupakan salah
pemilihan berita yang berlangsung dalam satu Departemen yang mencetuskan beberapa
kamar berita atau newsroom, kebijakan mengenai masalah situs-situs porno
(White,1950;Gieber,1956 dalam Mc. di internet yang sekarang ini telah semakin
Quails,1987:162). Istilah gatekeeper sendiri mewabah di Indonesia.
pertama kali digunakan oleh Kurt Lewin
dalam bukunya Human Relations (1974), Penelitian ini dilaksanakan selama empat
istilah ini mengacu kepada (1) proses dengan bulan, yakni bulan Mei sampai dengan
mana suatu pesan berjalan melalui berbagai Agustus 2009. Lokasi penelitian dilaksanakan
pintu, selain juga pada (2) orang atau institusi di Departemen Komunikasi dan Informasi RI,
yang memungkinkan pesan lewat, Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika, Jl.
(DeVito,1997:530). Gatekeeper ini sangat Medan Merdeka Barat No. 9, Jakarta Pusat.
Gedung Utama Lt. 3, Jakarta Pusat.
penting menjadi jembatan penghubung sebagai
penyaring informasi yang memberi suatu Jenis Penelitian ini adalah studi kasus
lingkungan yang berbeda dan memberikan (case study) yaitu berusaha mendeskripsikan
suatu orientasi kepada penerima yang tidak mengenai “Kebijakan Pemerintah Republik
berada dalam lingkungannya atau yang Indonesia dalam Mengatasi Situs Porno Pada
sebelumnya tidak di perhatikan. Dalam Media Maya (Studi Peran Departemen
konteks komunikasi massa, umpan balik dapat Komunikasi dan Informatika RI dalam
mengalir dengan tiga arah : dari penerima ke Penyusunan Kebijakan Komunikasi).” Oleh
penjaga gerbang, dari penerima ke sumber karena itu dengan menelaah masalah dalam
media massa, dan dari pemimpin pendapat ke penelitian ini dengan memusatkan perhatian
sumber media massa. pada Departemen Komunikasi dan Informasi
(Depkominfo) di Jakarta.
Seiring berjalannya waktu dan semakin
berkembangnya teori-teori maka dapat Penelitian ini menggunakan pendekatan
disimpulkan gatekeeper adalah penjagaan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut
gerbang (seleksi) terhadap semua bahan-bahan Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2000:75)
informasi yang berdatangan dari berbagai adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
penjuru arah sumber informasi, hal ini terjadi data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau
karena terbatasnya ruang di satu pihak lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
informasi yang datang berjumlah banyak, diamati. Penelitian ini dimaksudkan untuk
dilain pihak ruang yang tersedia memuatnya memahami perilaku manusia dari kerangka
terbatas (Sutiono,1994, dalam acuan si pelaku sendiri, yakni bagaimana si
http://welcomeleoners.blogspot.com/2007/09/r pelaku memandang dan menafsirkan kegiatan
iset-media_26.html). dari segi pendiriannya, yang disebut “presepsi
emic”, sedangkan menurut Bogdan dan Biklen
Metode Penelitian dalam Moleong (2000:77) mengucapakan
bahwa penelitian kualitatif mempunyai latar
Penelitian ini dilaksanakan di DKI yang alami sebagai sumber penelitian dalam
Jakarta, tepatnya Jakarta Pusat di Departemen pengumpulan data, disamping itu penelitian
Komunikasi dan Informatika atau lebih akrab kualitatif bersifat deskriftif yang lebih
dengan singkatan Depkominfo, penulis mementingkan proses dari pada hasil secara
melakukan penelitian di kota ini dikarenakan induktif dan makna temuan merupakan hal

241
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

yang paling esensial dalam rancangan Hasil Penelitian dan Pembahasan


kualitatif.
Kebijakan Depkominfo Dalam Penanganan
Penelitian ini berfokus pada permasalahan Pornografi Di Cyber Media
bagaimanakah kebijakan pemerintah melalui
Depkominfo RI dalam penanganan situs-situs Salah satu alasan bagi masyarakat untuk
media porno pada media maya sehingga menilai dengan cara yang berbeda, banyak
kebijakan-kebijakan tersebut dapat yang berbicara Depkominfo belum berfungsi
memberikan kontribusi yang positif dan sebagai juru penerang. Disebabkan kelangkaan
akhirnya menghasilkan data atau informasi informasi terus terjadi. Masyarakat tergantung
yang pada masyarakat. Fokus penelitian ini informasi media untuk mengetahui seluk-beluk
pula merujuk kepada UU ITE yang telah flu burung, gizi buruk, kelangkaan pekerjaan,
disahkan pada akhir tahun 2008 dengan bahan pengangguran, kenaikan harga, dan
Undang Undang lainnya yang menerangkan seterusnya. Membangun kapasitas sosialisasi
mengenai masalah pornografi di Indonesia dan kebijakan dan diseminasi informasi sehingga
upaya dalam meng-kampanyekan internet kita bisa berharap pemerintah tidak terlambat
sehat sebagai media pendidikan dan hiburan dalam mengantisipasi masalah sosial yang
yang positif bagi masyarakat pengguna terjadi..
internet.
Sesuai dengan visi dan misi dimana
Informan dalam penelitian ini adalah Depkominfo harus mewujudkan masyarakat
pegawai Departemen Komunikasi dan informasi yang sejahtera melalui
Informasi (Depkominfo) Jakarta, Direktorat penyelenggaraan komunikasi dan informatika
Aplikasi Telematika. Selanjutnya dari yang efektif dan efisien dalam kerangka
informan tersebut, ditentukan beberapa orang Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
sebagai informan kunci. Informan kunci dalam meningkatkan, mendorong dan
penelitian ini sebanyak 2 (dua) orang yaitu; mengembangkan kapasitas layanan informasi
Sekretaris Dirjen Aplikasi Telematika, Bapak dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam
Djoko Agung Harijadi, dan Kepala Pusat Data rangka mewujudkan masyarakat berbudaya
dan Informasi, Bapak Ary Santoso, dan 2 informasi. Maka Depkominfo mulai membuat
(dua) orang informan ahli yaitu; Staf Ahli dan mencanangkan kebijakan-kebijakan yang
Menteri Bidang Hukum, Bapak Edmond dapat membuat masyarakat mengetahui lebih
Makarim, dan Direktur Sistem Informasi dini mengetahui informasi-informasi terkini.
Perangkat Lunak dan Konten, Ibu Lolly Informasi yang dilemparkan pun melalui
Amaliah, yang akan diwawancarai untuk berbagai media, baik itu elektronik dan non-
memperoleh gambaran atau penjelasan tentang elektronik. Untuk keperluan penelitian dalam
masalah pokok yang diteliti, khususnya hal ini penulis mempersempit media elektronik
mengenai “Kebijakan Pemerintah Republik dengan media internet, meskipun bukan hanya
Indonesia dalam Mengatasi Situs Porno Pada melalui internet masyarakat dapat
Media Maya (Studi Peran Departemen mendapatkan informasi.
Komunikasi dan Informatika RI dalam
Penyusunan Kebijakan Komunikasi).” Regulasi Mengenai Pornografi oleh
Depkominfo
Dalam penelitian ini digunakan empat
jenis instrumen pengumpulan data yaitu Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
observasi, wawancara, studi kepustakaan, Informasi Teknologi dan Elektronik (ITE)
dokumentasi.
Depkominfo mulai membuat UU ini
dikarenakan, perkembangan teknologi yang

242
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

semakin berkembang tiap harinya, sedangkan konten memiliki peranan, pengaruh, dan
Indonesia sama sekali belum memiliki hokum dampak yang signifikan dalam
telematika, hokum cyber yang mengatur tata penyelenggaraan jasa multimedia, baik
cara penggunaan dan tindakan pidana dalam terhadap penyelenggara jasa multimedia itu
menggunakan teknologi ini. Apalagi sendiri maupun terhadap masyarakat pada
masyarakat semakin merasakan dirugikan umumnya dan pada khususnya anggota
dengan kejadian yang tidak mengenakkan masyarakat yang merasa dirugikan oleh
selama teknologi ini berkembang, semakin pembuatan, pengumuman, dan/atau
banyak kejahatan, semakin banyak yang penyebarluasannya.
menyalahgunakan manfaat dari teknologi ini.
Apalagi jika berhubungan langsung dengan Dalam Permen Konten Multimedia ini
suatu konten yang memuat hal-hal yang porno pada Pasal 3 menjelaskan aturan tentang
baik itu berupa gambar, kata-kata apalagi hasil konten-konten yang dilarang di website
rekaman yang memeang sengaja diupload dan maupun situs di Indonesia. Sedangkan pada
dijadikan bahan konsumsi untuk masyarakat pasal 4, 5, dan 6, menjelaskan mengenai
Indonesia. bagaimana pentingnya membina industri
penyelenggara jasa multimedia agar senantiasa
Secara teknis penjelasan Pasal 27 ayat mampu menghadapi berbagai tantangan dan
(1,2,dan 3) hal-hal tersebut dapat dilakukan persoalan yang terjadi baik di tingkat dalam
antara lain dengan cara melakukan negeri maupun Internasional. Pemerintah perlu
komunikasi, mengirimkan, memancarkan atau memberikan pedoman kepada penyelenggara
sengaja berusaha mewujudkan hal-hal tersebut jasa multimedia mengenai pengelolaan konten
kepada siapapun yang tidak berhak untuk multimedia karena jika tidak dikontrol maka
menerimanya dan atau dengan sengaja percuma saja, dikarenakan kita belum
menghalangi agar informasi-informasi memiliki UU untuk menutup server dari luar
dimaksud tidak dapat diterima atau gagal sehingga PJM atau administratorlah yang
diterima oleh yang berwenang menerimanya harus bekerja secara manual, demi terciptanya
dilingkungan pemerintah. keamanan dan ketertiban dalam pengelolaan
konten-konten multimedia di Indonesia.
Pada pasal 26 sudah sangat jelas dimana
muatan pornografi itu dilarang keras di Software untuk
Indonesia, menyebarkan dan menonton hanya
untuk kesenangan belaka merupakan hal yang Menghack Situs-Situs Porno
tidak pantas dilakukan bagi masyarakat
Indonesia yang cerdas ini. Sebaliknya jika kita Software ini dengan mudah didapatkan dan
menggunkana untuk hal yang bermanfaat diunggah langsung dari situs resmi
maka hasilnya pun akan bermanfaat bagi masa Depkominfo www.depkominfo.go.id software
depan bangsa kita. ini bermanfaat untuk memfilter situs-situs
porno yang akan dibuka oleh para pengguna
Draft Peraturan Menteri Kominfo Mengenai komputer maupun laptop. Menkominfo telah
Konten Multimedia meluncurkan piranti lunak (software)
pemblokiran akses situs lebih lanjut mengenai
Saat ini Direktorat Jenderal Aplikasi software ini dimana sistem pemblokiran situs
Telematika, khususnya Direktorat Sistem porno ini memiliki dua macam fungsi, melalui
Informasi, Perangkat Lunak dan Konten sistem blok domain dan sistem blok filter kata.
sedang membuat draft Peraturan Menteri Jika sistem blok filter kata, maka akan lebih
tentang Isi Media dimana menyangkut banyak domain situs porno yang akan
pedoman perilaku dan standar penyediaan dan terblokir, ketika ada kata yang berbau
pemuatan konten multimedia. Mengingat

243
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

pornografi yang diklik dalam proses pencarian, menghack Situs-situs Porno, Program
maka tidak bisa diakses dan terkoneksi. Kampanye (sosialisasi) Internet Sehat, dan
Peraturan Menteri Kominfo tentang Isi Media.
Program Kampanye (Sosialisasi) Keempat kebijakan tersebut sangat membawa
dampak yang positif bagi Negara Indonesia,
Internet Sehat meskipun disaat Negara yang lainnya telah
memiliki UU yang lebih kuat namun ini
Ide sosialisasi penggunaan internet secara merupakan kemajuan bagi Negara kita dalam
sehat ini pada awal mulanya sebenarnya membuat regulasi mengenai isi media dalam
diprakarsai oleh LSM ICT Watch pada tahun dunia yang serba teknologi sekarang ini.
2002 (yang diawali dengan pembuatan tool
untuk filtering dan pencetakan puluhan ribu Pemerintah melihat perlu adanya regulasi
brosur serta booklet tentang internet sehat) tentang keberadaan situs porno dimana situs
yang bersama AWARI melakukan inisiasi ini dapat diakses bebas oleh masyarakat, jika
sosialisasi meskipun belum ada UU Informasi tidak ada batasan maka ada dampak yang
dan Transaksi Elektronik. Dalam terjadi pada masyarakat. Dikaitkan dengan
perkembangannya, kegiatan tersebut mulai teori gatekeeper yang digunakan penulis untuk
diadopsi oleh Departemen Kominfo sejak melakukan penelitian ini, menunjukkan bahwa
tahun 2006 dan mendapatkan dukungan dari teori ini memberikan dukungan yang kuat
berbagai pihak terkait, termasuk beberapa terhadap kebijakan yang telah dikeluarkan
penyelenggara telekomunikasi. oleh pemerintah, dimana Depkominfo sebagai
gatekeeper masyarakat untuk mendapatkan
SWOT Analisis informasi-informasi yang muatannya lebih
positif. dalam penelitian ini Depkominfo
Pada bagian ini penulis akan menganalisi sendiri berperan sebagai penjaga gawang yaitu
bagaimana hasil dari kebijakan yang telah menyaring informasi dan menyebarkannya
dihasilkan oleh pemerintah melalui untuk masyarakat, lebih fokus kepada konten
Depkominfo itu berjalan efektif atau tidak yang mendidik dan menutup konten konten
efektif. Juga jika dilihat dari beberapa faktor yang negatif. Sebagai gatekeeper Depkominfo
yang melingkupi ekonomi, budaya, agama, mencari tahu mengapa masyarakat lebih
mindset masyarakat dan juga teknologi. cenderung mencari dan membuka situs porno
Indonesia merupakan salah satu Negara yang tersebut, apa sajakah yang masyarakat
memiliki 200juta penduduk, artinya jika dari inginkan terhadap informasi-informasi yang
200juta penduduk ini memiliki moral yang ada di dunia maya dan sebagainya. Kemudian
tidak baik maka tidak menutuo kemungkinan dari beberapa hal tersebut maka kemudian
regenerasi kita di masa yang akan datang tidak disaring lalu dipertimbangkan langkah-
akan mengenal lagi yang namanya moralitas, langkah apa saja kah yang dapat dilakukan
sopan santun dan kebijaksanaan. pemerintah dalam hal ini Depkominfo untuk
sebisa mungkin menutup dan memblock situs-
1. Kekuatan situs porno tersebut.

Dari beberapa regulasi yang telah diterapkan 2. Kelemahan


oleh Depkominfo dapat penulis simpulkan
bahwa keempat regulasi atau kebijakan Dimana ada kekuatan maka dibelakang itu ada
tersebut memiliki kekuatan masing-masing pula kelemahan, oleh karena itu penulis
dan dapat dijalankan sesuai dengan peraturan menyadari bahwa kebijakan ini juga akan
pelaksanaan per Undang Undangan yang menjadi suatu kelemahan jika seolah-olah
berlaku di Indonesia. Seperti, Undang-undang Depkominfo terlalu membatasi atau bahkan
ITE No. 11 tahun 2008, Software untuk menutup terhadap suatu informasi karena bisa

244
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

jadi hal-hal tertentu masyarakat diharuskan penutupan gateway (cyberlaw) dan


untuk melakukan penelitian atau akademis pengelolaan ISP sendiri tanpa gangguan dari
sehingga membuka situs porno masih sangat Negara-Negara lainnya.
diperlukan. Oleh karena itu kebijakan ini harus
melihat secara menyeluruh atau konferensif Apalagi dengan peran Depkominfo
dengan tidak menutup semua celah atau semua sebagai gatekeeper dan juga pembuat
cara untuk mengakses situs porno tersebut kebijakan sehingga saat ini Depkominfo telah
karena jika pemerintah terlalu menutup maka merancang UU Cyber Crime dan RUU TPTI
masyarakat akan mencari cara lain untuk tetap (Tindak Pidana Teknologi Informasi), yang
membuka situs tersebut atau mungkin akan semakin memperkecil akses orang-orang
masyarakat merasa bahwa pemerintah usil untuk tidak lagi menyebarkan situs porno
menutup kebebasan dalam mencari informasi. tersebut. Memang sangat sulit untuk menyusun
kebijakan yang berkaitan langsung dengan
Depkominfo dapat menjadi gatekeeper dunia maya, namun sejalan dengan
dan juga membuat kebijakan namun tidak perkembangan teknologi, maka pemerintah
dapat dipungkiri teknologi tetap selangkah pun mau tidak mau harus mengatur dalam
lebih maju dibandingkan dengan aturan yang mengakses informasi-informasi di dunia maya.
bisa dikatakan hanya sebuah kata-kata yang
dituangkan ke dalam kertas. Semua hal 4. Ancaman
tersebut kembali lagi kepada masyarakat, pun
yang menjalankan teknologi adalah manusia. Ancaman dalam kebijakan ini penulis
Jalan atau tidaknya kebijakan tersebut mengambil contoh pada kasus UU ITE Pasal
tergantung kepada cara pemerintah untuk 27 (3) dimana pada bulan April 2009
mensosialisasikan kebijakan-kebijakan masyarakat mengajukan “yudicial review“
tersebut sehingga masyarakat menyadari yaitu peninjauan kembali mengenai suatu UU
bahwa pentingnya mengikuti aturan yang telah atau peraturan pemerintah, hal tersebut terjadi
ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi dikarenakan masyarakat menganggap bahwa
kebijakan-kebijakan yang telah dan akan pasal tersebut dianggap mengancam kebebasan
diterapkan oleh pemerintah melalui masyarakat dalam mengakses informasi.
Depkominfo ini memiliki pandangan yang Sedangkan pemerintah tidak menganggap
berbeda-beda dari berbagai lapisan masyarakat bahwa pasal ini menjadi masalah karena sudah
di Indonesia. sangat jelas bahwa mengakses informasi
merupakan hak prerogatif semua masyarakat,
3. Peluang namun informasi dalam hal ini, informasi yang
positif bukanlah informasi yang tidak
Kebijakan yang telah dibuat oleh Depkominfo mendidik yang dikemudian hari akan menjadi
merupakan satu peluang bagi pemerintah masalah.
dimana selanjutnya akan dibuat lagi kebijakan-
kebijakan yang lain sehingga Negara kita ini Ancaman yang lain dengan adanya
akan memiliki kebijakan untuk betul-betul kebijakan ini adalah pada bisnis. Bisnis
menutup akses luar yang akan masuk ke merupakan sumber perekonomian terbesar di
Indonesia, meskipun tidak sekarang namun Indonesia, dan faktor ekonomi merupakan
cepat atau lambat Indonesia akan memiliki UU ancaman terbesar dalam membuat kebijakn
tersebut. Karena kita sama sekali tidak pernah untuk menutup situs porno ini. Jika pengusaha
membayangkan bahwa Indonesia akan besar gulung tikar maka tidak menutup
memiliki UU ITE, UU Pornografi, dan baru- kemungkinan perekonomian kita pun akan
baru ini disahkan UU Perfilman, mungkin saja terpuruk. Seperti yang kita ketahui bisnis yang
2 atau 3 tahun yang akan datang Indonesia paling besar, menggiurkan dan paling cepat
akan memiliki UU yang mengatur mengenai menghasilkan adalah bisnis peredaran situs-

245
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

situs porno, oleh karena itu, yang menjadi sendirilah yang seharusnya menyadari hal-
ancaman jika ditutupnya akses ini maka hal yang akan kita lakukan.
banyak para pengusaha yang “menggulung b. Adanya regulasi ataupun kebijakan, dari
tikar” perusahaan mereka. pemerintah, dengan adanya regulasi maka
masyarakatpun secara tidak langsung dapat
menghindari membuka situs-situs tersebut.
Namun sayangnya, terkadang kita
Kesimpulan mengabaikan regulasi yang sudah kita
Berdasarkan hasil uraian analisis dan ketahui akan tetapi seiring berjalannya
pembahasan yang dikemukakan dalam waktu dan dengan beberapa kasus yang
penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan telah terjadi dan kita lihat maka tidak
sebagai berikut: menutup kemungkinan masyarakat dapat
memahami dan mematuhi regulasi-regulasi
1. Pornografi bukanlah hal yang baru di dunia tersebut.
ini khususnya di Negara kita Indonesia, c. Bekerjasama dengan para operator satelit
seining berjalannya waktu maka pornografi maupun APJI untuk menutup dan
makin berkembang dari waktu ke waktu. mengunci ISP yang tidak dikenal dan
Apalagi dengan perkembangan teknologi menyesatkan yang seringkali masuk pada
informasi sehingga seluruh info mengenai kawasan Indonesia, meskipun kita belum
pornografi dapat kita dapatkan dengan memiliki UU mengenai gateway namun
mudah di internet. Pemerintah merupakan dengan berkoordinasi dan bekerjasama
regulator masyarakat dalam menghadapi dengan pihak-pihak tersebut maka semakin
perkembangan tekhnologi tersebut. mengurangi dan memperkecil masuknya
Kebijakan dibuat untuk mengarahkan situs-situs tersebut di Indonesia.
kearah yang lebih bermanfaat dan positif.
Bukanlah untuk membatasi pergerakan dan
perkembangan tekhnologi di dunia ini.
Oleh karena itu terkadang masyarakat
kurang memahami maksud dari pemerintah
ketika akan mengeluarkan peraturan baru
mengenai berbagai hal yang akan
mengancam kehidupan kita kelak.
2. Hasil dari analisis hasil wawancara,
peneliti menemukan tiga hal yang
membantu bagaimana pornografi maupun
situs porno dapat dihilangkan antara lain :
a. Self-controlling, maksudnya adalah kita
sendiri yang mengontrol untuk tidak
membuka dan mengutak-atik situs-situs
maupun melihat berbagai hal yang negatif
dalam dunia internet, karena kita ketahui
terkadang hal yang membuat kita
penasaran dan “iseng” dapat membuat
seseorang menjadi “ketagihan” dan
akhirnya membawa dampak buruk bagi
kehidupan mereka. Orang tua kita dan
lingkungan tidak selamanya dapat
mengawasi kita oleh karena itu kita

246
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

Daftar Pustaka Saydam, Gouzali. 2005. Teknologi Komunikasi.


Alfabeta : Bandung.
Abrar, Ana Nadya. 2008. Kebijakan Komunikasi : Scott, George. 2001. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi
Konsep, Hakekat dan Praktek. Gava Media : Manajemen. PT. Radja Grafindo Persada : Jakarta.
Yogyakarta. Severin – Tankard. 2007. Teori Komunikasi ; Sejarah,
--------------------------------2003. Teknologi Komunikasi Metode dan Terapan Di dalam Media Massa
Perspektif Ilmu Komunikasi. LESFI : Yogyakarta. (Edisi Kelima), Terjemahan. Kencana : Jakarta.
Achmad, A.S. 1990. Manusia dan Informasi, Soebagijo, Azimah. 2008. Pornografi Dilarang Tapi
Hasanuddin University Press : Ujung Pandang Dicari. Gema Insani ; Jakarta.
Bulaeng, Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Spradly, James P. 1997. The Etnographic Interview.
Kontemporer. Andi : Yogyakarta. Penerjemah: Elisabeth, Misba Zulfa. Yogyakarta:
Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Tiara Wacana.
PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Sugiono. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta.
---------------------- 2009. Komunikasi Politik : Konsep, Bandung.
Teori dan Strategi. PT. Raja Grafindo Persada : Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa (Edisi
Jakarta. Kedelapan). Penerjemah : Wibowo B.S, Tri.
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori Kencana : Jakarta.
dan Praktek, Rosda Karya : Bandung. Wahyono, Teguh. 2003. Prinsip Dasar dan Tekonologi
Feldman, Robert. 1996, Regulating Cyberporn: Who’s Komunikasi Data. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Job Is It? UM School of Law, Law and the Wahab, Solichin Abdul. 1997. Analisis Kebijakan :
Internet, Spring; Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
Friedrick, Carl. J,___. Man and His Government. New Negara. Bumi Aksara : Jakarta
York : Mc Graw Hill, Warta Ekonomi No. 9, 5 Maret 2001 Judul : Perangkat
Gibson, William. 1984, Neuromancer, Ace : New hukum di Indonesia dalam mengatasi kejahatan
York. computer. Jakarta.
Hamzah, Andi. 1987, Pornografi Dalam Hukum Yar, Majid. 2006. Cybercrime and Society. SAGE
Pidana, Suatu Studi Perbandingan. Bina Mulia : Publications : London, New Delhi, Thousand
Jakarta. Oaks.
James E., Anderson. 1979, Public Policy Making. Holt, Zaleski, Jeff, 1999. Spiritualitas Cyberspace,
Rinehart and Wilson : New York. Bagaimana Teknologi Komputer Mempengaruhi
Jefkins, Frank. 1998. Public Relations. Erlangga : Kehidupan Keberagamaan Manusia. Mizan :
Bandung. Bandung.
John, Little. 1996. Theories of Human Communication.
Wedswort Publishing Company : America Online
Makarim, Edmon. 2005. Himpunan Peraturan
Perundang-Undangan Telematika. Raja Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia,
Grafifondo ; Jakarta. website : http://www.apjii..or.id/news/ data Januari
McLeod, Raymond dan Schell, George. 2004. Sistem 2009
Informasi Manajemen. PT. Indeks : Jakarta. http://artikel.sabda.org/pornografi data September 2009
McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu http://beritanet.com/teknologi/berita-IT/indikasi-
Pengantar (Edisi Kedua), Terjemahan. Jakarta : perkembangan-ICT indonesia.html data Februari 2009
Erlangga. http://conventions.coe.int/treaty/en/projects/cybercrime2
Meadows, Jennifer Harman and Grant, August E. 2000. 7.doc data Maret 2009
Communication Technology Update, 7th Edition. http://cybercrimes.net/shelldraft.html data Maret 2009
Butterwoth-Heinemann : USA http://cybersoc.com/Cyberorgasm.html data Maret 2009
Miles, Matthew b & Huberman, A. Michael. 1995, http://detiknews.com data Februari 2009
Analisa Data Kualitatif, UI Press : Jakarta. http://diaryan.wordpress.com/2008/04/09/indikasi-
Moleong, J. Lexy. 2000. Metodologi Penelitian perkembangan-ict-di-indonesia/ data Februari 2009
Kualitatif. PT. Remadja Rosdakarya : Bandung. http://free.vlsm.org/v17/com/ictwatch/paper/paper024.h
Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Rajawali tm data September 2009
Pers : Jakarta. http://ictwatch.com/internetsehat/2009/06/23/7-tahun-
Ruslan, Rosady. 2004. Metode penelitian : Public silam-kini-internet-sehat-rakyat-diakui-internasional/
Relations dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo data September 2009
Persada : Jakarta. http://internetlaw.pf.com data Februari 2009
Rogers, M. Everett. 1986. Communication http://law.indiana.edu/glsj/vol5/no1/mefford.html data
Techonology; The New Media in Society. The Free Februari 2009
Press : New York. http://pdf-search-engine.com/teori-
kebijakanpublik.pdf.html data Maret 2009

247
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011

http://perspektif.net/english/article.php?article_id=978. http://wordpress.com data Februari 2009


Data september 2009 http://www.detiknews.com/read/2008/10/24/191715/10
http://rider.edu/ users/suler/psycyber/psycyber.html data 25647/10/unieropa-ciptakan-sistem-peringatan-untuk-
Maret 2009 pornografi-anak. data Februari 2009
http://scribd.com data Januari 2009 www.blogger.com data Februari 2009
http://syariah.uinsuka.ac.id/file_ilmiah/Sejarah%20dan www.depkominfo.go.id data Februari 2009
%20Problematika%20Hukum%20Pidana%20Indonesia. www.jakarta.go.id
pdf. Data September 2009
http://welcome-leoners.blogspot.com/2007/09/riset-
media_26.html data Maret 2009

248

You might also like