Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This research aims to find out what kind of policy in government has created through Depkominfo in overcoming porn
sites in cyber media and how the government spreads the policy of public. The method of analysis used was descriptive
qualitative analysis with data reduction, data presentation, and the conclusion of data from interview resulth. The unit of
analysis were (the kinds of the existing government policies and the ones that would be issued, (2) Information
Technology Era which was increasing either the policy which was directly issued by Depkominfo or the one issued by
other departments as the team of policy makers. The effect of this policy would also be viewed from the aspects of
culture, religion, community’s mindset, technology, and economy. Teh result show that the policy issued by
Depkominfo has positive value on Indonesia people and other countries. Even though it is late tohave policy of
Information Technology and Telematika Law or Cyber Law, Indonesia already has a good point to pursue its
achievement. There are three things to do to eliminate pornography and porn sites; (a) self-control, (b) goverment
regulations and policy, (c) collabortion with satellite operators and providers that exist in Indonesia. On the other hand,
however, there are several inhibiting factors of the policy such as inadequate technology expert and software which can
be hacked by the hackers. From the economic point of view, the elimination of porn sites by Indonesian government
will threat some segments in Indonesia.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa sajakah kebijakan yang telah dihasilkan pemerintah melalui Depkominfo
dalam menangani situs-situs porno pada media maya, dan bagaimanakah cara menyebarluaskan kebijakan tersebut
kepada masyarakat. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Unit kajian analisis ini adalah kebijakan-kebijakan apa
sajakah yang telah ada dan yang akan ada di era Teknologi Informasi yang semakin berkembang, baik itu kebijakan
yang langsung dihasilkan oleh Depkominfo maupun dari Departemen lain dan Depkominfo menjadi Tim dalam
penentu kebijakan tersebut. Juga bagaimana dampak kebijakan tersebut jika dilihat dari segi budaya, agama, mindset
masyarakat, teknologi dan perkenonomian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan yang dihasilkan
Depkominfo sampai saat ini telah mendapat nilai yang positif baik dari masyarakat maupun Negara lainnya, meskipun
terbilang sangat telat memiliki kebijakan mengenai Teknologi Informasi, Hukum Telematika maupun Cyberlaw, namun
Indonesia sudah mendapatkan “good point” untuk mengejar keterlambatan tersebut. Ada tiga hal yang membantu
bagaimana pornografi maupun situs porno dapat dihilangkan antara lain : (a) Self-controlling (b) Adanya regulasi
ataupun kebijakan, dari pemerintah, dan (c) Bekerjasama dengan para operator satelit maupun provider yang ada di
Indonesia. Akan tetapi ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dari kebijakan tersebut antara lain teknologi yang
belum memadai dan juga software yang masih rentan untuk dihack oleh para hacker. Sedangkan faktor perekonomian
menjadi ancaman bagi Indonesia jika kebijakan Cyber Law untuk menutup situs porno itu disetujui oleh pemerintah.
236
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
237
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
diperoleh secara langsung dengan cara Setiap orang dilarang menyebarkan informasi
menyewa. elektronik yang memiliki muatan pornografi
dan atau pornoaksi melalui komputer atau
Menyebarluaskan layanan pornografi sistem elektronik, Pasal 27 ayat (1)
adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan Menggunakan dan atau mengakses komputer
mengedarkan materi media massa cetak, dan atau sistem elektronik dengan cara
media massa elektronik, media media apapun tanpa hak, untuk memperoleh,
komunikasi lainnya, dan mengedarkan mengubah, merusak, atau menghilangkan
komunikasi lainnya, dan mengedarkan informasi dalam komputer dan atau sistem
barang-barang yang mengandung sifat elektronik.
pornografi dengan cara memperdagangkan,
memperlihatkan, memperdengarkan, memper- Berdasarkan kesimpulan diatas maka
tontonkan, mempertunjukkan, menyiarkan, sebaiknya aparatur pemerintah lebih
menempelkan ataupun menuliskan. Sedang- menyempurnakan perundang-undangan yang
kan menggunakan layanan pornografi adalah menyangkut pornografi, agar para pelaku
kegiatan atau serangkaian kegiatan memakai tersebut dapat di jerat melalui peraturan yang
materi media massa cetak, media massa menyangkut pornografi. Oleh sebab itu untuk
elektronik, media media komunikasi lainnya, meminimalkan sekaligus mengoptimalkan
dan memakai barang-barang pornografi. manfaat informasi melalui internet maka
pemerintah mensosialisasikan dengan cara
Indonesia sendiri merupakan peringkat menjalankan program internet sehat. Pihak
lima besar dalam mengakses situs porno ini. komunitas Internet di Indonesia yang peduli
Seperti yang penulis ketahui bahwa situs dengan sehat-nya Internet menjalankan
porno merupakan salah satu fenomena program Internet sehat.
terbesar yang berada di Indonesia. Semakin
mudah masyarakat membuka, melihat dan Rumusan Masalah
mengunduh situs porno maka semakin
parahlah moral yang dimiliki masyarakat kita. Berdasarkan latar belakang masalah, penulis
Akan tetapi tidak semudah yang dibayangkan dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
untuk menutup dan memblokir situs tersebut
karena tidak dapat dipungkiri salah satu bisnis 1. Bagaimanakah kebijakan pemerintah
yang terbesar dan memiliki pengaruh bagi melalui Depkominfo dalam menangani
ekonomi Indonesia adalah situs porno. situs-situs porno di media maya?
Selama pemerintah belum memiliki regulasi 2. Bagaimana upaya yang dilakukan
yang kuat untuk menutup situs porno maka pemerintah melalui Depkominfo dalam
semakin kecil pula kemungkinan Indonesia menyebarluaskan kebijakan tersebut
akan bersih dari situs negartif yang beredar di kepada masyarakat Indonesia?
internet.
Kajian Konsep dan Teori
Oleh karena itu pihak pemerintah melalui
Departemen Komunikasi Dan Informatika Komunikasi dan Informasi
(DEPKOMINFO) sudah menyiapkan
langkah-langkah untuk memperkuat UU Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa
Pornografi dalam rangka memblokir situs- ingin berhubungan dengan manusia lainnya.
situs porno dalam beberapa pekan terakhir Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
melalui penetapan Undang-Undang Tentang bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU dalam dirinya. Rasa ingin tahu memaksa
ITE). Dalam pengaturan kejahatan pornografi manusia perlu berkomunikasi. Menurut
(cyberporn) ini telah diatur dalam Pasal 26 : Everett dalam Cangara (2004:1) bahwa
238
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
239
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
dalam studi implementasi. Yaitu dari sudut implementasi. Alasan tipologi tersebut bahwa
pandang ilmu administrasi negara dan dari proses implementasi itu akan dipengaruhi
sudut pandang ilmu politik. oleh dimensi-dimensi kebijakan semacam itu.
Hal lain yang dikemukan mereka bahwa yang
Menurut Van Meter dan Van Horn menghubungkan kebijakan dan kinerja
tipologi dalam menentukan proses dipisahkan oleh sejumlah variabel bebas yang
implementasi kebijakan publik dilihat dari saling berkaitan. Variabel bebas itu adalah :
jumlah masing-masing perubahan yang akan Ukuran dan tujuan kebijakan, sumber-sumber
terjadi dan juga jangkauan atau lingkup kebijakan, komunikasi antar organisasi, sikap
kesepakatan terhadap tujuan diantara pihak- para pelaksana, lingkungan ekonomi, sosial
pihak yang terlibat dalam proses dan juga politik.
Gambar 1.1 Proses Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn
240
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
241
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
242
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
semakin berkembang tiap harinya, sedangkan konten memiliki peranan, pengaruh, dan
Indonesia sama sekali belum memiliki hokum dampak yang signifikan dalam
telematika, hokum cyber yang mengatur tata penyelenggaraan jasa multimedia, baik
cara penggunaan dan tindakan pidana dalam terhadap penyelenggara jasa multimedia itu
menggunakan teknologi ini. Apalagi sendiri maupun terhadap masyarakat pada
masyarakat semakin merasakan dirugikan umumnya dan pada khususnya anggota
dengan kejadian yang tidak mengenakkan masyarakat yang merasa dirugikan oleh
selama teknologi ini berkembang, semakin pembuatan, pengumuman, dan/atau
banyak kejahatan, semakin banyak yang penyebarluasannya.
menyalahgunakan manfaat dari teknologi ini.
Apalagi jika berhubungan langsung dengan Dalam Permen Konten Multimedia ini
suatu konten yang memuat hal-hal yang porno pada Pasal 3 menjelaskan aturan tentang
baik itu berupa gambar, kata-kata apalagi hasil konten-konten yang dilarang di website
rekaman yang memeang sengaja diupload dan maupun situs di Indonesia. Sedangkan pada
dijadikan bahan konsumsi untuk masyarakat pasal 4, 5, dan 6, menjelaskan mengenai
Indonesia. bagaimana pentingnya membina industri
penyelenggara jasa multimedia agar senantiasa
Secara teknis penjelasan Pasal 27 ayat mampu menghadapi berbagai tantangan dan
(1,2,dan 3) hal-hal tersebut dapat dilakukan persoalan yang terjadi baik di tingkat dalam
antara lain dengan cara melakukan negeri maupun Internasional. Pemerintah perlu
komunikasi, mengirimkan, memancarkan atau memberikan pedoman kepada penyelenggara
sengaja berusaha mewujudkan hal-hal tersebut jasa multimedia mengenai pengelolaan konten
kepada siapapun yang tidak berhak untuk multimedia karena jika tidak dikontrol maka
menerimanya dan atau dengan sengaja percuma saja, dikarenakan kita belum
menghalangi agar informasi-informasi memiliki UU untuk menutup server dari luar
dimaksud tidak dapat diterima atau gagal sehingga PJM atau administratorlah yang
diterima oleh yang berwenang menerimanya harus bekerja secara manual, demi terciptanya
dilingkungan pemerintah. keamanan dan ketertiban dalam pengelolaan
konten-konten multimedia di Indonesia.
Pada pasal 26 sudah sangat jelas dimana
muatan pornografi itu dilarang keras di Software untuk
Indonesia, menyebarkan dan menonton hanya
untuk kesenangan belaka merupakan hal yang Menghack Situs-Situs Porno
tidak pantas dilakukan bagi masyarakat
Indonesia yang cerdas ini. Sebaliknya jika kita Software ini dengan mudah didapatkan dan
menggunkana untuk hal yang bermanfaat diunggah langsung dari situs resmi
maka hasilnya pun akan bermanfaat bagi masa Depkominfo www.depkominfo.go.id software
depan bangsa kita. ini bermanfaat untuk memfilter situs-situs
porno yang akan dibuka oleh para pengguna
Draft Peraturan Menteri Kominfo Mengenai komputer maupun laptop. Menkominfo telah
Konten Multimedia meluncurkan piranti lunak (software)
pemblokiran akses situs lebih lanjut mengenai
Saat ini Direktorat Jenderal Aplikasi software ini dimana sistem pemblokiran situs
Telematika, khususnya Direktorat Sistem porno ini memiliki dua macam fungsi, melalui
Informasi, Perangkat Lunak dan Konten sistem blok domain dan sistem blok filter kata.
sedang membuat draft Peraturan Menteri Jika sistem blok filter kata, maka akan lebih
tentang Isi Media dimana menyangkut banyak domain situs porno yang akan
pedoman perilaku dan standar penyediaan dan terblokir, ketika ada kata yang berbau
pemuatan konten multimedia. Mengingat
243
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
pornografi yang diklik dalam proses pencarian, menghack Situs-situs Porno, Program
maka tidak bisa diakses dan terkoneksi. Kampanye (sosialisasi) Internet Sehat, dan
Peraturan Menteri Kominfo tentang Isi Media.
Program Kampanye (Sosialisasi) Keempat kebijakan tersebut sangat membawa
dampak yang positif bagi Negara Indonesia,
Internet Sehat meskipun disaat Negara yang lainnya telah
memiliki UU yang lebih kuat namun ini
Ide sosialisasi penggunaan internet secara merupakan kemajuan bagi Negara kita dalam
sehat ini pada awal mulanya sebenarnya membuat regulasi mengenai isi media dalam
diprakarsai oleh LSM ICT Watch pada tahun dunia yang serba teknologi sekarang ini.
2002 (yang diawali dengan pembuatan tool
untuk filtering dan pencetakan puluhan ribu Pemerintah melihat perlu adanya regulasi
brosur serta booklet tentang internet sehat) tentang keberadaan situs porno dimana situs
yang bersama AWARI melakukan inisiasi ini dapat diakses bebas oleh masyarakat, jika
sosialisasi meskipun belum ada UU Informasi tidak ada batasan maka ada dampak yang
dan Transaksi Elektronik. Dalam terjadi pada masyarakat. Dikaitkan dengan
perkembangannya, kegiatan tersebut mulai teori gatekeeper yang digunakan penulis untuk
diadopsi oleh Departemen Kominfo sejak melakukan penelitian ini, menunjukkan bahwa
tahun 2006 dan mendapatkan dukungan dari teori ini memberikan dukungan yang kuat
berbagai pihak terkait, termasuk beberapa terhadap kebijakan yang telah dikeluarkan
penyelenggara telekomunikasi. oleh pemerintah, dimana Depkominfo sebagai
gatekeeper masyarakat untuk mendapatkan
SWOT Analisis informasi-informasi yang muatannya lebih
positif. dalam penelitian ini Depkominfo
Pada bagian ini penulis akan menganalisi sendiri berperan sebagai penjaga gawang yaitu
bagaimana hasil dari kebijakan yang telah menyaring informasi dan menyebarkannya
dihasilkan oleh pemerintah melalui untuk masyarakat, lebih fokus kepada konten
Depkominfo itu berjalan efektif atau tidak yang mendidik dan menutup konten konten
efektif. Juga jika dilihat dari beberapa faktor yang negatif. Sebagai gatekeeper Depkominfo
yang melingkupi ekonomi, budaya, agama, mencari tahu mengapa masyarakat lebih
mindset masyarakat dan juga teknologi. cenderung mencari dan membuka situs porno
Indonesia merupakan salah satu Negara yang tersebut, apa sajakah yang masyarakat
memiliki 200juta penduduk, artinya jika dari inginkan terhadap informasi-informasi yang
200juta penduduk ini memiliki moral yang ada di dunia maya dan sebagainya. Kemudian
tidak baik maka tidak menutuo kemungkinan dari beberapa hal tersebut maka kemudian
regenerasi kita di masa yang akan datang tidak disaring lalu dipertimbangkan langkah-
akan mengenal lagi yang namanya moralitas, langkah apa saja kah yang dapat dilakukan
sopan santun dan kebijaksanaan. pemerintah dalam hal ini Depkominfo untuk
sebisa mungkin menutup dan memblock situs-
1. Kekuatan situs porno tersebut.
244
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
245
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
situs porno, oleh karena itu, yang menjadi sendirilah yang seharusnya menyadari hal-
ancaman jika ditutupnya akses ini maka hal yang akan kita lakukan.
banyak para pengusaha yang “menggulung b. Adanya regulasi ataupun kebijakan, dari
tikar” perusahaan mereka. pemerintah, dengan adanya regulasi maka
masyarakatpun secara tidak langsung dapat
menghindari membuka situs-situs tersebut.
Namun sayangnya, terkadang kita
Kesimpulan mengabaikan regulasi yang sudah kita
Berdasarkan hasil uraian analisis dan ketahui akan tetapi seiring berjalannya
pembahasan yang dikemukakan dalam waktu dan dengan beberapa kasus yang
penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan telah terjadi dan kita lihat maka tidak
sebagai berikut: menutup kemungkinan masyarakat dapat
memahami dan mematuhi regulasi-regulasi
1. Pornografi bukanlah hal yang baru di dunia tersebut.
ini khususnya di Negara kita Indonesia, c. Bekerjasama dengan para operator satelit
seining berjalannya waktu maka pornografi maupun APJI untuk menutup dan
makin berkembang dari waktu ke waktu. mengunci ISP yang tidak dikenal dan
Apalagi dengan perkembangan teknologi menyesatkan yang seringkali masuk pada
informasi sehingga seluruh info mengenai kawasan Indonesia, meskipun kita belum
pornografi dapat kita dapatkan dengan memiliki UU mengenai gateway namun
mudah di internet. Pemerintah merupakan dengan berkoordinasi dan bekerjasama
regulator masyarakat dalam menghadapi dengan pihak-pihak tersebut maka semakin
perkembangan tekhnologi tersebut. mengurangi dan memperkecil masuknya
Kebijakan dibuat untuk mengarahkan situs-situs tersebut di Indonesia.
kearah yang lebih bermanfaat dan positif.
Bukanlah untuk membatasi pergerakan dan
perkembangan tekhnologi di dunia ini.
Oleh karena itu terkadang masyarakat
kurang memahami maksud dari pemerintah
ketika akan mengeluarkan peraturan baru
mengenai berbagai hal yang akan
mengancam kehidupan kita kelak.
2. Hasil dari analisis hasil wawancara,
peneliti menemukan tiga hal yang
membantu bagaimana pornografi maupun
situs porno dapat dihilangkan antara lain :
a. Self-controlling, maksudnya adalah kita
sendiri yang mengontrol untuk tidak
membuka dan mengutak-atik situs-situs
maupun melihat berbagai hal yang negatif
dalam dunia internet, karena kita ketahui
terkadang hal yang membuat kita
penasaran dan “iseng” dapat membuat
seseorang menjadi “ketagihan” dan
akhirnya membawa dampak buruk bagi
kehidupan mereka. Orang tua kita dan
lingkungan tidak selamanya dapat
mengawasi kita oleh karena itu kita
246
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
247
Jurnal Komunikasi KAREBA No. 3 Vol. 1 Juli – September 2011
248