You are on page 1of 23

Tugas Etika Perbankan

PASAR DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

Kelompok 1

Puteri Lidya Kasih 1300542002

Tris Dayanti 1300542004

Diah Ifatussaidah 1300542011

Wahyuni 1300542041

Fauzi asra 1300542068

Jurusan D III KeuanganPerbankan

FakultasEkonomi

UniversitasAndalas

2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung dengan kemajuan teknologi
komunikasi telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa. Kondisi
tersebut, di satu sisi mempunyai manfaat bagi konsumen karena segala kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi, serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka
jenis kualitas barang dan jasa sesuai keinginan dan kemampuan konsumen.
Namun disisi lain, kondisi dan fenomena demikian dapat mengakibatkan kedudukan
konsumen berada pada posisi yang lemah. Khususnya di Indonesia, banyak terjadi
penyimpangan yang menjadikan konsumen sebagai objek aktivitas bisnis untuk meraup
keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara
penjualan, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen.
Karena posisi konsumen yang sangat lemah tersebut, Pemerintah membuat regulasi
mengenai perlindungan konsumen yang termaktub dalam Undang-undang Perlindungan
Konsumen (UUPK) No. 8 Tahun 1999. Lahirnya UU Perlindungan Konsumen tersebut
menjadi landasan hukum bagi pelaksanaan upaya pemberdayaan konsumen dan
diharapkan dapat mengantar konsumen Indonesia menjadi konsumen yang mandiri,
meningkat harkat dan martabatnya, mengetahui hak dan kewajibannya yang pada saatnya
dapat mendorong iklim usaha yang sehat.
Sementara kepada para pelaku usaha diharapkan dalam melakukan kegiatan usaha
menempatkan konsumen tidak semata-mata menjadi target pasar namun juga harus
mempertimbangkan konsumen menjadi jaminan pasar dalam rangka jangka panjang.
Bisa kita amati, sering terjadi pelanggaran hak-hak konsumen. Misalnya pelanggaran
pada penjualan produk dan penyelenggaraan jasa, seperti misalnya pada produk mengenai
obat nyamuk HIT yang harus ditarik dari peredaran lantaran kandungan dua zat aktifnya
yakni propoksur dan diklorvos yang seharusnya dua zat tersebut dipakai pada pertanian
dan perkebunan dan pekerjanya diharuskan memakai pelindung. Selain itu pada minuman
juga pernah terjadi penarikan barang dari edaran seperti misalnya kasus minuman mizone,
pengoplosan daging sapi dengan daging babi hutan, penggunaan formalin pada produk
makanan sehari-hari.
Dengan adanya kejadian tersebut, konsumen jelas dirugikan. Lalu, dapatkah
konsumen membuktikan dirinya dirugikan oleh akibat yang ditimbulkan dengan
pemakaian merek barang yang palsu tersebut. Pembuktian konsumen terkontaminasi,
agaknya sulit, karena harus melalui pembuktian laboratorium. Karenanya, posisi
konsumen lemah jika dihadapkan dengan produsen atau penjual. Sehingga, perlu ada
tindakan tegas pemerintah dan usaha keras dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI) dalam hal lebih serius mengontrol produk barang yang beredar serta
mempersoalkan produsen atau penjual yang 'bermasalah' melalui jalur hukum, agar
praktik yang merugikan tersebut tidak tumbuh subur di pasaran.
Pelanggaran hak konsumen tersebut diatas terjadi karena disebabkan beberapa hal,
diantaranya ; (1) kurangnya kesadaran masyarakat akan haknya sebagai konsumen, (2)
masih lemahnya perhatian konsumen terhadap penggunaan produk dengan tidak mencoba
untuk mengetahui informasi, prosedur pemakaian dan pemanfaatan suatu produk demi
keamanan dalam berkonsumsi, (3) kurangnya SDM masyarakat sebagai pelaku
konsumen, (4) adanya keinginan dari pelaku usaha untuk mendapat keuntungan yang
sebesar-besarnya tanpa memperdulikan kesehatan konsumen, (5) kurangnya perhatian
dari Pemerintah dalam hal pengawasan peredaran produk di masyarakat dan pelayanan
jasa oleh pelaku usaha.
Pemerintah juga harus tetap melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
konsumen dan pelaku usaha agar tercipta iklim usaha yang sehat sehingga dapat
meningkatkan pembangunan ekkonomi secara riil. Selain itu juga bagi pelaku usaha
hendaknya jangan hanya menjadikan konsumen sebagai obyek untuk meraih keuntungan,
akan tetapi menjadikan partner dalam transaksi perekonomian. Dengan demikian jika
kondisi tersebut dapat diwujudkan, maka akan dapat meminimalisir pelanggaran terhadap
hak-hak konsumen. Oleh karena itu, penulis dalam hal ini ingin membahas tentang pasar
dan perlindungan konsumen.

1.2.RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan pasar?
b. Bagaimana fungsi pasar?
c. Apa saja macam-macam pasar?
d. Apa yang dimaksud dengan perlindungan konsumen?
e. Bagaimana tujuan dan asas perlindungan konsumen?
f. Bagaimana hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha?
1.3.TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui tentang pasar
b. Untuk mengetahui fungsi pasar
c. Untuk mengetahui jenis-jenis pasar
d. Untuk mengetahui tentang perlindungan konsumen
e. Untuk mengetahui tujuan dan asas perlindungan konsumen
f. Untuk mengetahui hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pasar


Pasar adalah merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli
untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang / jasa yang diperjualbelikan.
Alasannya tempat bertemunya penjual dan pembeli tersebut bisa dimana saja. Hal ini
berarti yang membedakan pasar dan bukan pasar adalah kegiatan yang dilakukan yaitu
transaksi jual beli.

1. Syarat – Syarat Pasar

a. Adanya penjual
b. Adanya pembeli
c. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
d. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli

2. Faktor-faktor yang menentukan struktur pasar


a. Jumlah penjual / produsen
Jumlah produsen akan memnentukan jumlah penjual dalam suatu industri /
pasar. Semakin banyak produsen memproduksi barang yang sama maka akan
semakin keras persaingan dalam pasar.
b. Jenis / sifat barang
Sifat atau jenis barang juga mempengaruhi struktur pasar. Misalnya barang yang
dihasilkan sama atau malah berbeda dan tidak dapat diganti dengan produk yang
dihasilkan oleh produsen lain.

2.2. Fungsi Pasar


1. Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen
dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar
berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
2. Fungsi Pembentukan Harga
Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga antara
penjual dan pembeli.
3. Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi. Pelaksanaan promosi
dapat dilakukan dengan cara memasang spanduk, membagikan brosur, membagikan
sampel.
4. Mengorganisasikan Produksi
Barang dan jasa di pasar akan terjual jika harganya dianggap murah oleh
konsumen. Oleh karena itu, produsen selalu menerapkan metode produksi yang dapat
menekankan biaya produksi untuk menghasilkan produk yang harganya murah.
5. Menyediakan Barang dan Jasa untuk Keperluan Masa Depan
Pasar menjadi salah satu tempat menyimpan stok barang untuk keperluan
dikemudian hari.

2.3. Macam – macam Pasar


1. Berdasarkan Jenis Barang yang Diperjualbelikan
a. Pasar Barang Konsumsi
Pasar barang konsumsi memiliki ciri barang yang diperjualbelikan adalah barang-
barang siap pakai atau barang jadi seperti makanan, minuman, pakaian, sepeda, dan
barang-barang kebutuhan hidup lainnya. Pasar seperti ini sangat diperlukan oleh
produsen untuk menjual hasil produksinya. Contoh pasar barang konsumsi adalah pasar
swalayan yang menjual aneka kebutuhan pokok.
b. Pasar Barang Produksi
pasar yang memperjualbelikan barang produksi atau faktor-faktor produksi yang
memiliki ciri barang yang diperjual belikan berupa sumber daya yang berguna bagi
kelancaran proses produksi misalnya pasar bibit ikan, pasar mesin-mesin pabrik, bursa
tenaga kerja, pasar modal.
2. Berdasarkan Luas Jangkauannya
a. Pasar lokal
pasar yang daerah pemasarannya hanya meliputi daerah tertentu, barang yang
diperjualbelikan adalah barang kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
b. Pasar nasional
pasar yang daerah pemasarannya meliputi wilayah satu negara, barang yang
diperjualbelikan adalah barang yang dibutuhkan masyarakat negara tersebut.
c. Pasar regional
pasar yang daerah pemasarannya meliputi beberapa negara di wilayah tertentu
dan biasanya didukung dengan perjanjian kerjasama misalnya AFTA di wilayah Asia
Tenggara.
d. Pasar internasional/pasar dunia
pasar yang daerah pemasarannya meliputi seluruh kawasan dunia, barang yang
diperjualbelikan adalah barang yang dibutuhkan semua masyarakat dunia.
3. Berdasarkan Waktu Terjadinya
a. Pasar Harian
pasar yang melakukan aktivitas setiap hari. Misalnya pasar pagi, toserba, dan
warung-warung
b. Pasar mingguan
pasar yang melakukan aktivitas setiap satu minggu sekali. Misalnya pasar senin
atau pasar minggu yang ada di daerah pedesaan
c. Pasar bulanan
pasar yang melakukan aktivitas setiap satu bulan sekali. Dalam aktivitasnya bisa
satu hari atau lebih. Misalnya, pasar yang biasa terjadi di depan kantor-kantor tempat
pensiunan atau purnawirawan yang mengambil uang tunjangan pensiunannya tiap
awal bulan.
d. Pasar tahunan
pasar yang melakukan aktivitas setiap satu tahun sekali. Kejadian pasar ini
biasanya lebih dari satu hari, bahkan bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya
Pekan Raya Jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.
e. Pasar temporer
pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak tentu (tidak
rutin) pasar ini biasanya terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah,
bazar, dan pasar karena ada perayaan kemerdekaan RI.
4. Berdasarkan Sifatnya
a. Pasar Nyata.
Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan
dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
b. Pasar Abstrak.
Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-
barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan
menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar
modal dan pasar valuta asing.
5. Berdasarkan Cara Transaksinya
a. Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual
dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang
yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
b. Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang
diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat
berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern
lainnya.
6. Berdasarkan Hubungannya Dengan Proses Produksi
a. Pasar output (pasar produk)
pasar yang memperjualbelikan barang-barang hasil produksi (biasanya
dalam bentuk jadi).
b. Pasar input (pasar faktor produksi)
interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa sebagai
masukan pada suatu proses produksi (sumber daya alam, berupa bahan tambang,
hasil pertanian, tanah, tenaga kerja, dan barang modal).
7. Berdasarkan Strukturnya
a. Pasar persaingan sempurna
b. Pasar monopoli
c. Pasar persaingan monopolistik
d. Pasar oligopoli

2.4. BENTUK PASAR BERDASAR STRUKTURNYA


1. Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar atau industri di mana
terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak
dapatmempengaruhi keadaan di pasar.
a. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna
1) banyak dalam penjual / produsen
2) barang yang dijual homogen
3) setiap perusahaan bebas masuk dalam pasar
4) penjual dan pembeli secara individu tidak dapat mempengaruhi harga
5) harga ditentukan melalui pasar ( permintaan dan penawaran)
6) penjual / pembeli mengetahui sepenuhnya informasi pasar
b. Kebaikan dan keburukan persaingan sempurna
1) Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
a) Sumber-sumber daya digunakan secara efisien apabila :
(1) Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan
(2) Corak penggunaannya adalah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat
corak penggunaan yang lain yang akan dapat menambah kemakmuran
masyarakat. Dengan perkataan lain penggnaannya yang sekarang telah
memaksimumkan kesejahteraan masyarakat
b) Efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat :
(1) Untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling
minimum.
(2) Industri secara keseluruhan harus memproduksi barang pada biaya rata-
rata yang paling rendah
c) Efisiensi alokatif
Untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga
tercapai keadaan di mana harga = biaya marjinal. Dengan cara ini produksi
berbagai macam barang dalam perekonomian akan memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat.
d) Efisiensi persaingan sempurna
penggunaan sumber-sumber daya adalah sangat efisien dalam pasar
persaingan sempurna.
e) Kebebasan bertindak dan memilih
Di dalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam
menentukan harga, jumlah produksi, dan jenis-jenis barang yang diproduksikan.
Begitu pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor produksi digunakan di
dalam masyarakat, efisiensilah yang menjadi faktor yang menentukan
pengalokasiannya. Selanjutnya dengan adanya kebebasan untuk
memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai
pilihan lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Beberapa kritik terhadap persaingan sempurna
1. Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
2. Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
3. Membatasi pilihan konsumen
4. Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
5. Distribusi pendapatan tidak selalu merata
2. Pasar monopoli
Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan saja.
Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang
sangat dekat.
a. Ciri-ciri pasar monopoli
1) Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
2) Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
3) Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
4) Dapat mempengaruhi penentuan harga
5) Promosi iklan kurang diperlukan
b. Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli
1) Mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh
perusahaan yang lain
2) Pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi
yang sangat tinggi
3) Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut
c. Batas – Batas Diskriminasi Harga
Dengan dipisah–pisahkannya pasar dan dilakukannya praktek
diskriminasi harga, maka barang – barang yang sejenis dapat dengan harga yang
berbeda. Hal ini hanya bisa terjadi jika para pembeli terhalang, atau dihalang –
halangi untuk pindah dari pasar yang mahal harganya ke pasar yang murah harganya.
d. Syarat-syarat Diskriminasi harga
1) Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain
2) Sifat barang atau jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi harga
3) Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar haruslah
sangat berbeda
4) Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan
keuntungan yang diperoleh tersebut
5) Produsen dapat mengeksploter beberapa sikap tidak rasional konsumen
3. Pasar persaingan monopolistik
Pasar monopolistik adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang
ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Dapat didefinisikan suatu pasar
dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
a. Ciri-ciri persaingan monopolistik
1) Terdapat banyak penjual
2) Barangnya berbeda corak
3) Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
4) Kemasukan ke dalam industri relatif mudah
5) Persaingan promosi penjualan sangat aktif
b. Persaingan bukan harga
Persaingan bukan harga Pada hakikatnya mengandung arti usaha-usaha di luar
perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak
pembeli ke atas barang yang diproduksikannya.
1) Persaingan bukan harga dapat dibedakan kepada dua jenis :
a) diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang sejenis tetapi berbeda
coraknya dengan produksi perusahaan-perusahaan lain.
Setiap perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik akan berusaha
untuk memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang
dapat dengan jelas dibedakan dari produksi perusahaan-perusahaan lainnya.
Mak akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang
mempunayai corak, mutu, desain, mode, dan merek yang berbeda-beda.
b) iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan
Perusahan melakukan pengiklanan untuk mencapi salah satu atau
gabungan dari tiga tujuan :
(1) untuk memberiakn informasi mengenai produk
(2) untuk menekankan kualitas produk secara persuasive
(3) untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen
c. Kebaikan dan keburukan pengiklanan
1) Kebaikan pengiklanan
a) menurunkan biaya produksi per unit
b) membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam
menentukan barang yang akan dibelinya
c) iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang
d) membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televise,
surat kabar dan majalah
e) iklan menaikkan kesempatan kerja
2) Keburukan pengiklanan
a) promosi secara iklan adalah suatu penghamburan
b) iklan tidak selalu memberi informasi yang betul
c) klan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan
dalam perekonomian
d) iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan-perusahaan baru untuk
masuk ke dalam industri
Untuk memaksimumkan efek positif dari pengiklanan haruslah efek-efek buruk yang
mungkin timbul dihindarkan. Langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah :
(1) iklan harus bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai
barang yang dipromosikan penjualannya
(2) peraturan- peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaan-perusahaan
membuat lebih banyak iklan yang bersifat memberikan penerangan perlu dibuat
(3) kegiatan pengiklanan harus diatur secara sedemikian rupa sehingga ia tidak menjadi
penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut
4. Pasar oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja.
Adakalanya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja yang dinamakan pasar
duopoli.
Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya terdapa
perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli katakanlah 70 – 80
persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan dan di samping itu terdapat pula
beberapa perusahaan kecil. Beberapa perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan-
perusahan lain. Sifat saling mempengaruhi ( mutual interdependence ) ini merupakan
sifat yang khusus dari perusahaan dalam pasar oligopoli yang tidak terdapati dalam
bentuk pasar lainnya.
a. Ciri-ciri pasar oligopoli
1) menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak
2) kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh
3) pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan
b. kurva permintaan terpatah
kurva permintaan yang dihadapi setiap perusahaan oligopoli, yang berbentuk bengkok.
Keadaan yang bengkok tersebut bermula dari tingkat harga yang berlaku. Keadaan
permintaan seperti itu disebabbkan karena apabila suatu perusahaan menurunkan harga,
perusahaan lain akan mengikutinya. Sebagai akibatnya permintaan tidak mengalami
peningkatan yang besar.
c. bentuk-bentuk hambatan kemasukan oligopoli
1) skala ekonomi
2) perbedaan biaya produksi
3) sifat-sifat produksi yang mempunyai keistimewaan yang sukar diimbangi oleh
perusahaan baru
d. penilaian ke atas pasar oligopoli
1) efisiensinya dalam menggunakan sumber-sumber daya
efisiensi penggunaan sumber-sumber daya akan tercapai apabila biaya
marjinal = harga. Dan di dalam perusahaan yang memaksimumkan untung, biaya
marjinal = hasil penjualan marjinal. Dengan demikian efisiensi penggunaan sumber-
sumber daya akan tercapai apabila biaya marjinal = hasil penjualan marjinal = harga.
Keadaan ini hanya mungkin tercapai apabila tungkat harga adalah sama dengan biaya
rata-rata yang paling rendah.
2) kegiatan mereka dalam mengembangkan teknologi dan informasi
Dua alasan penting dapat digunakan untuk menyokong pandangan ini
a) adanya untung yang lebih dari normal
b) menekankan kepada persaingan harga akan menimbulkan efek yang kurang
menguntungkan kedudukan perusahaan di dalam industri
3) tingkat keuntungan yang mereka peroleh
persaingan yang dibatasi memungkinkan perusahaan mendapat keuntungan yang
melebihi normal. Namun menimbulkan dua akibat yang kurang menguntungkan :
a) harga barang menjadi lebih tinggi daripada apabila persaingan adalah lebih luas
b) jumlah barang-barang yang dapat dinikmati masyarakat adalah kurang daripada
yang dapat diperoleh dalam pasar persaingan sempurna
2.5. PERLINDUNGAN KONSUMEN

Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Arti Konsumen adalah :


Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
Arti Perlindungan Konsumen adalah :
Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen.
Arti Pelaku Usaha adalah :
Setiap perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Alasan Pokok Perlindungan Konsumen:

- Melindungi konsumen sama artinya dengan melindungi seluruh bangsa


- Sebagaimana diamanatkan oleh tujuan pembangunan nasional menurut UUD 1945;
- Melindungi konsumen perlu untuk menghindarkan konsumen dari dampak negative
penggunaan teknologi;
- Melindungi konsumen perlu untuk melahirkan manusia-manusia yang sehat rohani
dan jasmani sebagai pelaku-pelaku pembangunan, yang berarti juga untuk menjaga
kesinambungan pembangunan nasional;
- Melindungi konsumen perlu untuk menjamin sumber dana pembangunan yang
bersumber dari masyarakat konsumen.

2.6. TUJUAN DAN ASAS PERLINDUNGAN KONSUMEN

Tujuan dari UU Perlindungan Konsumen adalah melindungikepentingan konsumen, dan di


satu sisi menjadi pecut bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kualitasnya. Lebih lengkapnya
Pasal 3 UU Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa tujuan perlindungan konsumen
adalah:
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi
diri
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari
ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha
6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan
usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen

Sedangkan asas-asas yang dianut dalam hukum perlindungan konsumen sebagaimana


disebutkan dalam Pasal 2 UU PK adalah:

1. Asas manfaat
Asas ini mengandung makna bahwa penerapan UU PK harus memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya kepada kedua pihak, konsumen dan pelaku usaha. Sehingga
tidak ada satu pihak yang kedudukannya lebih tinggi dibanding pihak lainnya. Kedua
belah pihak harus memperoleh hak-haknya.
2. Asas keadilan
Penerapan asas ini dapat dilihat di Pasal 4 – 7 UU PK yang mengatur mengenai hak
dan kewajiban konsumen serta pelaku usaha. Diharapkan melalui asas ini konsumen
dan pelaku usaha dapat memperoleh haknya dan menunaikan kewajibannya secara
seimbang.
3. Asas keseimbangan
Melalui penerapan asas ini, diharapkan kepentingan konsumen, pelaku usaha
serta pemerintah dapat terwujud secara seimbang, tidak ada pihak yang lebih
dilindungi.
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen
Diharapkan penerapan UU PK akan memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang
dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas kepastian hokum
Dimaksudkan agar baik konsumen dan pelaku usaha mentaati hukum dan
memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara
menjamin kepastian hukum

2.7. HAK DAN KEWAJIBAN PELAKU KONSUMEN

 Hak-hak Konsumen

Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Hak-hak Konsumen adalah:

1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang


dan/atau jasa;
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

 Kewajiban Konsumen

Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Kewajiban Konsumen


adalah :

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

 Konsumen Mandiri

Ciri Konsumen Mandiri adalah :

1. Sadar akan harkat dan martabat konsumen, mampu untuk melindungi diri sendiri dan
keluarganya;
2. Mampu menentukan pilihan barang dan jasa sesuai kepentingan, kebutuhan,
kemampuan dan keadaan yang menjamin keamanan, keselamatan, kesehatan
konsumen sendiri;
3. Jujur dan bertanggungjawab;
4. Berani dan mampu mengemukakan pendapat, serta berani memperjuangkan dan
mempertahankan hak-haknya;
5. Berbudaya dan sadar hukum perlindungan konsumen;

 Enam Waspada Konsumen

1. Kritis terhadap iklan dan promosi dan jangan mudah terbujuk;


2. Teliti sebelum membeli;
3. Biasakan belanja sesuai rencana;
4. Memilih barang yang bermutu dan berstandar yang memenuhi aspek keamanan,
keselamatan,kenyamanan dan kesehatan;
5. Membeli sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan;
6. Perhatikan label, keterangan barang dan masa kadaluarsa;

2.8. HAK DAN KEWAJIBAN PELAKU USAHA

Pelaku usaha juga memiliki hak dan kewajiban. Hak pelaku usaha sebagaimana diatur dalam
Pasal 6 UUPK adalah:

1. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi
dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik;
3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen;
4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
5. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Sedangkan kewajiban pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 7 UUPK adalah:

1. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;


2. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan;
3. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
4. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
5. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat
dan/atau yang diperdagangkan;
6. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
7. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa
yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Bila diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa hak dan kewajiban pelaku usaha bertimbal
balik dengan hak dan kewajiban konsumen. Ini berarti hak bagi konsumen adalah kewajiban
yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Demikian pula dengan kewajiban konsumen
merupakan hak yang akan diterima pelaku usaha.

Bila dibandingkan dengan ketentuan umum di Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,


tampak bahwa pengaturan UUPK lebih spesifik. Karena di UUPK pelaku usaha selain harus
melakukan kegiatan usaha dengan itikad baik, ia juga harus mampu menciptakan iklim usaha
yang kondusif, tanpa persaingan yang curang antar pelaku usaha.
2.9. PERBUATAN YANG DILARANG BAGI PELAKU USAHA

Dalam pasal 8 sampai dengan pasal 17 undang-undang nomor 8 tahun 1999, mengatur
perbuatan hukum yang dilarang bagi pelaku usaha larangan dalam memproduksi atau
memperdagangkan, larangan dalam menawarkan , larangan-larangan dalam penjualan secara
obral / lelang , dan dimanfaatkan dalam ketentuan periklanan .

1. larangan dalam memproduksi / memperdagangkan.


Pelaku usaha dilarang memproduksi atau memperdagangkan barang atau jasa,
misalnya :
• tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan ;
• tidak sesuai dengan berat isi bersih atau neto;
• tidak sesuai dengan ukuran , takaran, timbangan, dan jumlah dalam hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya;
• tidak sesuai denga kondisi, jaminan, keistimewaan sebagaimana dinyatakan dalam
label, etika , atau keterangan barang atau jasa tersebut;
• tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label;
• tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal;
• tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat barang, ukuran
, berat isi atau neto
2. larangan dalam menawarkan / memproduksi
pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan suatu barang atau jasa secara
tidak benar atau seolah-olah .
• barang tersebut telah memenuhi atau memiliki potongan harga, harga khusus,
standar mutu tertentu.
• Barang tersebut dalam keadaan baik/baru;
• Barang atau jasa tersebut telah mendapat atau memiliki sponsor, persetujuan,
perlengkapan tertentu.
• Dibuat oleh perusahaan yang mempunyai sponsor, persetujuan, atau afiliasi.
• Barang atau jasa tersebut tersedia.
• Tidak mengandung cacat tersembunyi.
• Kelengkapan dari barang tertentu.
• Berasal dari daerah tertentu.
• Secara langsung atau tidak merendahkan barang atau jasa lain.
• Menggunakan kata-kata yang berlebihan seperti aman, tidak berbahaya , atau efek
sampingan tanpa keterangan yang lengkap.
• Menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.

3. larangan dalam penjualan secara obral / lelang

Pelaku usaha dalam penjualan yang dilakukan melalui cara obral atau lelang , dilarang
mengelabui / menyesatkan konsumen, antara lain :

• menyatakan barang atau jasa tersebut seolah-olah telah memenuhi standar tertentu.
• Tidak mengandung cacat tersembunyi.
• Tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan maksud
menjual barang lain.
• Tidak menyedian barang dalam jumlah tertentu atau jumlah cukup dengan maksud
menjual barang yang lain.

4. larangan dalam periklanan

Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan , misalnya :

• mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan, dan harga


mengenai atau tarif jasa, serta ketepatan waktu penerimaan barang jasa.
• Mengelabui jaminan / garansi terhadap barang atau jasa.
• Memuat informasi yang keliru, salah atau tidak tepat mengenai barang atau jasa.
• Tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang atau jasa.
• Mengeksploitasi kejadian atau seseorang tanpa seizing yang berwenang atau
persetujuan yang bersangkutan.
• Melanggar etika atau ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
periklanan.
2.10. SANKSI

• Sanksi Administratif

Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksi administratif


terhadap pelaku usaha berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp 200.000.000,00
(duaratus juta rupiah).

• Sanksi Pidana

Pelaku usaha yang melanggar ketentuan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)
atau dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka
berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku
atau dapat dijatuhkan hukuman tambahan
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Secara umum dan mendasar hubungan antara pelaku usaha dan konsumen merupakan
hubungan yang terus menerus dan berkesinambungan. Hubungan tersebut memang
saling membutuhkan dan mempunyai tingkat ketergantungan yang cukup tinggi.
Bertolak dari luas dan kompleksnya hubungan antara produsen dan konsumen yang
akhirnya posisi pelaku usaha lebih mendominasi dari pada posisi konsumen sehingga
konsumen lebih sering dirugikan, maka negara menjamin perlindungan hukum terhadap
konsumen di dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999.

Memasuki era globalisasi perdagangan bebas, dimana akses transaksi melalui


sarana apapun sangat terbuka. Globalisasi yang diciptakan oleh negara-negara maju
melakukan gerakan perluasan pasar dan disemua pasar yang berdasarkan persaingan
selalu ada yang menang dan kalah.
Di Indonesia yang posisi konsumen masih sangat lemah, maka harus ada
gerakan kemandirian konsumen sehingga konsumen siap menghadapi era perdagangan
bebas. Jadi konsumen bisa lebih memahami hak-haknya dan bisa memperjuangkan
apabila haknya dilanggar. Adanya UUPK No. 8 Tahun 1999 sangat menekankan
adanya perlindungan terhadap konsumen oleh semua pihak, antara lain pemerintah,
masyarakat, dan lembaga-lembaga perlindungan konsumen. sehingga diharapkan posisi
konsumen di era globalisasi perdagangan bebas dapat sejajar dengan pelaku usaha.
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono.2010. mikro ekonomi teori pengantar ed. 3. jakarta : rajawali pers

Annisa, Putrii. 2009. jenis-jenis pasar. wordpress : putriiannisa

Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2010

You might also like