You are on page 1of 14

Wanita yang sedang hamil mengalami perubahan fisiologis pada kulitnya.

Beberapa kondisi
yang biasanya terdapat pada wanita hamil yaitu garis kehamilan di kulit, chloasma, peningkatan
munculnya jerawat, dan pertumbuhan rambut di kulit. Garis kehamilan atau biasa disebut striae
gravidarum merupakan salah satu efek dari peningkatan kadar Melanocyte Stimulating Hormone
(MSH) yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada kulit terutama deposit pigmen dan
hiperpigmentasi. Salah satunya adalah striae gravidarum yang merupakan lesi memanjang
berwarna merah yang pigmentasinya menghilang di akhir persalinan. Terjadinya striae
gravidarum mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Peningkatan hormon dan regangan kulit karena disrupsi jaringan kolagen dan elastin dermis saat
uterus semakin membesar merupakan dua faktor yang menyebabkan munculnya striae
gravidarum. Chloasma (melasma) sering dikenal dengan topeng kehamilan karena menimbulkan
pigmentasi kulit muka terutama di sekitar pipi. Melasma berkaitan dengan perubahan hormonal
karena muncul pada sebagian besar ibu pada masa hamil. Bila setelah persalinan hilang, maka
kemungkinan terbesar penyebabnya adalah perubahan hormon. Jerawat merupakan problem
yang dipicu oleh kondisi fluktuatif hormon. Selama hamil, hormon androgen akan meningkat
yang menimbulkan aktifnya kelenjar minyak yang menimbulkan deposit sebum yang menutup
pintu keluar kelenjar sehingga muncul komedo.

Gangguan jerawat semasa hamil perlu dicermati, terutama untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder. Sebagian wanita hamil pada tiga bulan pertama setelah persalinan akan mengalami
kerontokan dan sebagian akan kembali seperti semula. Selain itu beberapa wanita akan
mengalami pertumbuhan rambut seperti pada pria seperti di dagu, di atas bibir yang disebabkan
karena perubahan hormon yang biasanya akan kembali semula setelah enam bulan persalinan.

Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem organ
tubuhnya. Oleh karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan memberikan pendidikan
kesehatan sewaktu ibu melakukan kunjungan kehamilan. Pengenalan perubahan anatomi
fisiologis tubuh selama kehamilan dapat mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut.

BAB II

PERUBAHAN FISIOLOGI PADA IBU HAMIL

2.1 Perubahan Sistem Reproduksi

Uterus

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari
4000 cc. Hal ini memungkinakan adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim
membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram
menjadi 1000 gram pada akhir bulan.

Uterus berkembang sampai ke xifisternum. Pengurangan tinggi fundus uteri dikenal dengan
istilah lightening, terjadi pada beberapa bulan terakhir kehamilan, pada saat fetus turun ke bagian
bawah uterus. Hal ini bertujuan untuk membuat jaringan pelvik menjadi lebih lunak, dengan
tonus uterus yang baik, dengan formasi yang baru dari segmen bawah rahim.

Pada primigravida hal ini juga memacu penurunan fetus ke dalam pelvic dan kepala menjadi
engaged. Pada wanita multipara, penurunan kepala biasanya tidak terjadi sampai proses
persalinan tiba. Perkembangan segmen bawah rahim dari ujung istmus berakhir sampai proses
persalinan. Setelah diukur kira-kira 1-3 bagian tubuh uterus sangat tipis dan mengandung sedikit
otot. Kontraksi pada bagian ini tidak sama dengan yang ada di fundus dan di korpus.

Uterus tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin.
Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untukelastisitas/kelenturan
uterus.

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron :

 Hipertrofi dan dilatasi otot.


 Penumpukan jaringan fibrosa dan elastik untuk menambah kekuatan dinding uterus.
 Penambahan jumlah dan ukuran pembuluh darah vena.
 Dinding uterus semakin lama semakin menipis.
 Uterus kehilangan kekakuan dan menjadi lunak dan tipis bersamaan dengan
bertambahnya umur kehamilan.

Serviks

 Terjadi perlunakan.
 Mengeluarkansekret mukus endoserviks karena pengaruh progesteron untuk
perlindungan terhadap infeksi.
 Estrogen meningkatkan vaskularitas sehingga timbul tanda chadwick.
 Prostaglandin dilepaskan dari jaringan untuk perlunakan serviks.
 Effacement atau pemendekan terjadi pada primigravida pada 2 minggu terakhir.

Vagina

Estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epithelium. Lapisan otot mengalami
hipertrofi dan kapasitas vagina mengalami tekanan. Hal ini selalu berubah di sekeliling yang
berhubungan dengan jaringan yang kearah vagina menjadi lebih elastic.

Perubahan pada vagina dapat membuat vagina terbuka pada kala kedua pada proses persalinan
untuk memudahkan bayi lahir. Epitel menjadi tebal dan menjadi tanda deskuamasi meningkat.
Vagina menghasilkan cairan berwarna putih yang dikenal dengan leukorea. Sel epitel juga
meningkatkan kadar glikogen. Sel ini berinteraksi dengan hasil dedoelein yang merupakan
bakteri komensal dan menghasilkan lingkungan yang lebih asam. Lingkungan ini menyediakan
perlindungan ekstra terhadap organisme tetapi merupakan keadaan menguntungkan bagi Candida
albican.

Vagina menjadi lebih tervaskularisasi dan berwarna violet, hal ini kemungkinan disebabkan oleh
hyperemia.

1. jaringan otot mengalami hypertrofi.


2. terjadi peningkatan vaskularisasi.
3. peningkatan pengeluaran pervaginam.
4. Selama kehamilan pH vagina menjadi lebih basa, dari 4 menjadi 6,5. Hal ini membuat
ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina.

Vulva

 Vaskularisasi meningkat.
 Warna menjadi lebih gelap.

Ovarium dan Tuba Falopii

 Ovulasi berhenti selama kehamilan.


 Pematangan folikel baru ditangguhkan dan hanya satu korpus luteum yang ditemukan
dalam ovarium.
 Tuba fallopii mengalami hipertrofi.
 Epitel mukosa menjadi gepeng.

2.2 Payudara

 Pada 3-4 minggu ada sensasi rasa nyeri, duktus dan alveoli membesar.
 Pada 6 minggu ukuran payudara bertambah besar.
 Pada 8 minggu mulai tampak 12-13 nodul kecil disekitar areola, merupakan kelenjar
sebasea yang terdapat pada nipple (puting susu) yang mengalami perubahan, serta
menghasilkan sebum (kelenjar keringat yang ada di puting) yang menjaga agar mammae
tetap lembut dan kenyal.
 Pada 12 minggu puting susu membesar dan melunak, areola meluas, terjadi pigmentasi
(berwarna lebih gelap) dengan diameter awal 4 cm, diameter maksimal 7 cm.
 Pada 16 minggu terdapat pengeluaran kolostrum.

Perubahan mammae selama kehamilan

Umur kehamilan (minggu) Perubahan


3-4 minggu Rasa penuh pada payudara
6 minggu Terjadi pembesaran dan sedikit nyeri
8 minggu Pelebaran pembuluh darah vena disekitar mammae
8 minggu Kelenjar montgomery mulai tampak
12 minggu Penggelapan disekitar areola dan putting
16 minggu Colostrum sudah mulai dikeluarkan

2.3 Perubahan Sistem Endokrin/Hormon

 Adenohypophysis (membesar sebesar 50% dan produksi hormon pertumbuhan


meningkat)
 Neurohypophysis (oksitosin)
 Hormon ovarium (estrogen, progesteron dan relaksin)
 Hormon-hormon sel trofoblast (HCG untuk mencegah degenerasi corpus luteum)
 Hormon plasenta
 HCG
 Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif terhadap
oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara, pertumbuhan puting susu,
hiperpigmentasi)
 Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang dipengaruhi estrogen, proliferasi dan
meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi miometrium)
 Human Placental Lactogen/HPL (meningkatkan metabolisme untuk nutrisi fetus terutama
metabolisme glukosa dan lemak)
 Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah
sel. Sedangkan pengaruh khususnya :

o Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat
berimplantasi.

o Menyebabkan hipertrofi (pelebaran pada otot) dari dinding uterus dan hiperplasia
(peningkatan ukuran pembuluh darah) serta lymphatic yang meningkatkan vaskularisasi,
kongesti (penimbunan jumlah darah atau lendir yang berlebih dalam organ tubuh) dan edema
(pembengkakan). Perubahan-perubahan ini mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna
serviks menjadi biru lipid), tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak teraba).

o Hipertrofi dan hiperplasia otot-otot uterus.

o Hipertrofi dan hiperplasia jaringan payudara termasuk sistem pembuluh darah.

o leucorrhea, mimisan, hidung tersumbat, ginggivitis, mual pada awal kehamilan.

 Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan mengendurkan otot-
otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah :
o Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat
berimplantasi.

o Mengendurkan otot-otot halus yang berakibat: meningkatnya waktu pengosongan lambung


dan peristaltik, meningkatkan gastric reflux karena relaksasi cardiac spinchter yang
menyebabkan rasa panas pada perut, penurunan motilitas (gerakan usus melambat) gastro
intestinal yang menyababkan terjadinya konstipasi (susah BAB), pembuluh arteri dan dinding
vena relaksasi dan dilatasi yang meningkatkan kapasitas vena dan menambah resiko terjadinya
hemoroids/wasir.

o Menjaga peningkatan suhu basal ibu.

o Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara.

o Dengan hormon relaksin dapat melembutkan/mengendurkan jaringan ikat, ligamen-ligamen


dan otot-otot yang mengakibatkan sakit punggung dan nyeri ligamen.

2.4 Perubahan Sistem Kekebalan

HCG mampu menurunkan respon imun pada perempuan hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA dan
IgM serum mulai menurun dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada
minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini hingga aterm. Kadar serum IgA dan IgM
meningkat selama kehamilan karena adanya peningkatan resiko infeksi.

2.5 Perubahan Sistem Perkemihan

BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu, pada usia
kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan
frekuensi BAK dari biasanya. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter
menjadi dilatasi untuk menampung banyaknya urin. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar,
vaskularisasi meningkat karena pengaruh progesteron. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma
ginjal meningkat pada awal kehamilan dan menurun pada akhir kehamilan. Glukosaria (kadar
glukosa dalam urin) meningkat pada kehamilan.

Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berdiri dan menurun ketika berbaring.
Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin
berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.

Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil
yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah
dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan
aktivitas ginjal dan curah jantung.
2.6 Perubahan Sistem Pencernaan

Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual dan muntah-muntah. Selain itu, terjadi
juga perubahan perstaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/perasaan
ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologi
tertentu, terjadi muntah-muntah banyak, sampai lebih dari 10 kali perhari (hyperemesis
gravidarum).

Saliva meningkat, dan pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot
saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam
saluran makanan. Reasorbsi makan bayi, namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah
(emesis gravidarum) sering terjadi. Biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning
sickness).

Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus. Penurunan tonus dan
motilitas saluran gastro intestinal menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi lebih
lama. Penyerapan makanan meningkat. Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya
haemoroid. Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis
(nyeri ulu hati). Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi).

2.7 Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligament pelvic pada
akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvic untuk meningkatkan kemampuannya dalam
menguatkan posisi janin di akhir kehamilan dan saat melahirkan. Ligament pada simfisis pubis
dan sakroiliaka akan menghilang bila berelaksasi sebagai efek dari estrogen, lemahnya dan
membesarnya jaringan menyebabkan terjadinya hidrasi pada trimester akhir. Simfisis pubis
melebar hingga 4 mm pada usia gestasi 32 minggu, dan sakrokoksigeus tidak teraba diikuti
terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.

Meningkatnya pergerakan pelvic menyebabkan juga pergerakan pada vagina. Ini menyebabkan
timbulnya nyeri punggung dan ligament saat hamil tua. Penelitian terbaru menemukan bahwa
meski relaksasi kemungkinan menyebabkan relaksasi ligament pelvic, bukan berarti merupakan
gejala sakit.

Bentuk tubuh selalu berubah sebab menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan, akibat
dari tidak adanya otot abdomen. Bagi perempuan yang kurus lekukan lumbalnya lebih dari
normal dan menyebabkan lordosis, yang gaya beratnya berpusat pada kaki bagian
belakang. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit berulang yang dialami perempuan selama
kehamilannya dan kadang terasa cukup nyeri.Oleh karena rasa sakit ini membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk relaksasi, biasanya wanita hamil menganggap yang ia rasakan adalah
suatu penderitaan yang kadang memengaruhi suasana psikologisnya. Selain sikap tubuh yang
lordosis, gaya berjalan juga menjadi berbeda dibandingkan ketika tidak hamil, yang kelihatannya
akan jatuh dan tertatih-tatih.

Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal dan sendi pubis karena
pengaruh hormonal. Perubahan postur menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung bagian
bawah.

2.8 Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya atau biasa disebut
sebagai curah jantung (cardiac output) meningkat sampai 30-50 %. Peningkatan ini mulai terjadi
pada usia kehamilan 6 minggu dan mulai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh
karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat
(dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Pada ibu hamil dengan penyakit
jantung, ia dapat jatuh dalam keadaan decompensate codis.

Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim
menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung
meningkat sebesar 30 %, setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25 % di atas batas
kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.

Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan
dalam aliran darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh, menyebabkan darah lebih banyak dikirim
ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.

Saat ibu melakukan istirahat/olahraga, curah jantung, denyut jantung, dan laju pernapasan
menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. Rontgen dada dan
EKG menunjukan sejumlah perubahn dalam jantungdan kadang terdengar murmur jantung
tertentu serta ketidakteraturan irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi
pada masa kehamilan, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan
pengobatan khusus.

Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada
trimester ketiga. Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat smapai 50%,
tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.

Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh
terhadap infeksi) agak meningkat selama kehamilan, saat persalinan, dan beberapa hari setelah
persalinan. Protein darah (gambaran protein dalam serum) berubah. Jumlah protein, albumin dan
gamaglobulin menurun pada trimester I dan meningkat bertahap sampai akhir kehamilan. Beta-
globulin dan fibrinogen terus meningkat.

Pada hitung jenis dan Hb ditemukan adanya hematokrit yang cenderung menurun karena
kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi
kebutuhan transport O2 yang sangat diperluakan selama kehamilan. Konsentrasi Hb terlihat
menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan Hb pada orang yang tidak
hamil, kondisi ini disebut anemia fisologis. Anemia fisologis ini disebabkan oleh meningkatnya
volume plasma darah.

Pada ibu hamil, nadi dan tekanan darah arteri cenderung menurun terutama pada trimester ke II,
kemudian akan naik lagi seperti masa pra-kehamilan. Tekanan vena pada ekstremitas atas dan
bawah dalam batas-batas normal namun cenderung naik setelah trimester pertama. Nadi biasanya
naik menjadi 84 kali/menit.

2.9 Perubahan Sistem Integumen/Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena Melanophore
Stimulating Hormon Lobus hifofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada aerola mamae, papila mamae, linea nigra, chloasma gravidarum.
Setelah persalinan, hiperpigmentasi akan menghilang.

Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di
kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu, sedangkan di
perut bagian bawah tengah biasanya tampak garis gelap yaitu spiteder angioma (pembuluh darah
kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba), bisa muncul di kulit, di atas pinggang.
Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di bagian tungkai
bawah.

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabakan robeknya selaput elastic di


bawah kulit sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae. Bila terjadi peregangan yang
hebat, misalnya pada hidroamnion dan gameli dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit
perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut sebagai linae nigra. Adanya
vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat.

2.10 Perubahan Sistem Metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika
trimester terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk
menunjang kebutuhan. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya.
Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan
dalam perkembangan janin, dan berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak
ketosis yang dikenal dengan “cepat meraskan lapar” yang mungkin berbahaya pada janin.

Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan
massa sel darah merah dan 300 mg untuk tranportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia
12 minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil
membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.

Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai 350 mg atau lebih per 100
cc. Hormon somatrotopin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara.
Deposit lemak lainnya tersimpan di badan, perut, paha, dan lengan.

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan nutrisi menjadi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian
ASI.Perubahan metabolisme tersebut adalah :

 Metabolisme basal naik sebesar 15 % – 20 % dari semula, terutama pada trimester ketiga.
 Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq perliter menjadi 145 mEq
per liter disebabkan adanya hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang dibutuhkan
janin.
 Kebutuhan protein perempuan hamil semakin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam
makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.
 Kebutuhan kalori didapatkan dari karbohidrat, lemak, dan protein.
 Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :

1. Kalsium 1,5 gr tiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin.

2. Fosfor, rata-rata 8 gram sehari.

3. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan kemungkinan terjadi retensi air.

 Berat badan ibu hamil bertambah.

2.11 Nutrisi dan Diet

 Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan uterus, plasenta, payudara.


Sangat penting untuk material herediter, pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga
jumlah yang adekuat sangat diperlukan.
 Karbohidrat merupakan penyedia energi untuk sel-sel pada tubuh, simpanan energi
(glikogen pada plasenta) untuk pertumbuhan fetus sehingga dibutuhkan asupan
karbohidrat yang besar untuk energi.
 Lemak, konsenterasi lipid dan kadar kolesterol lipoprotein meningkat sebagai energi
untuk ibu dan janin.
 Mineral, kebutuhan zat besi meningkat, kadar kalsium dan magnesium menurun.
 Vitamin, berfungsi untuk mengaktifkan enzim dalam tubuh sehingga suply vitamin dalam
diet harus adekuat.
2.12 Darah dan Pembekuan Darah

Penurunan tahanan vaskuler ferifer selama kehamilan terutama disebabkan oleh relaksasi otot
polos sebagai pengaruh dari hormon progesteron. Penurunan dalam Peripheral Vascular
resisteance mengakibatkan adanya turunan tekanan darah selama usia kehamilan pertama.
Tekanan sistolik turun sekitar 5-10 mmHg dan diastolik 10-15 mmHg. Setelah kehamilan 24
minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali kepada tekanan darah sebelum hamil
pada saat aterm.

Sel Darah

Jumlah sel darah merah semakin meningkat, untuk bisa mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim. Tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga
terjadi hemodilusi, yang disertai anemia fisiologi. Sel darah putih meningkat hingga mencapai
jumlah sebesar 10.000/ ml dengan hemadilusi dan anemia fisiologis, laju endap darah semakin
tinggi dan dapat mencapai 4 kali dario angka normal. Protein darah dalam bentuk albumin dan
gammaglobulin bisa menurun pada triwulan pertama, sedangkan fibrinogen meiningkat. Pada
postpartum, dengan terjadinya hemokonsetrasi, bisa terjadi tromboplebitis.

Pembekuan/ koagulasi

Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan, dan platelets selama kehamilan
berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, berakibat naiknya resiko terjadinya DIC
(Disseminated Intravascular Coagulation) seperti yang terjadi pada komplikasi-komplikasi,
antara lain molahidatidosa dan solusio plasenta.

 Volume plasma, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu, mencapai maksimum pada
30-34 minggu sampai dengan persalinan.
 Massa RBC, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu.
 WBCs, meningkat selama kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi.
 Platelets meningkat selama kehamilan dalam batas normal.
 Faktor-faktor pembekuan adalah meningkatnya fibrinogen (I, VII, VIII, IX, X),
menurunnya faktor XI dan XII, sedangkan protrombin (F II) dan F XII tidak berubah.

2.13 Perubahan BB dan IMT

Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan
menggunakan indeks masa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat
2. Contoh, wanita dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 meter. Maka
IMT-nya adalah 51/(1,57)2 = 20,7. Nilai IMT mempunyai rentang sebagai berikut.

 19,8-26,6 : normal
 <19,8 : underweight
 26,6-29,0 : overweight
 >29 : obese

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu
perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat kelambatan sehingga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin intra uteri (Intra-Uterin Growth Retardation-IUGR).

Mekanisme kemungkinan plasenta dan pertumbuhan janin terhambat: Ibu malnutrisi → Volume
darah berkurang → Peningkatan curah jantung tidak adekuat → Penurunan darah ke plasenta →
Penurunan ukuran plasenta dan Mengurangi transfer nutrisi → Pertumbuhan janin.

Disarankan pada ibu primigravida untuk tidak menaikkan berat badannya lebih dari 1 kg/bulan.

Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan.

 4 kg pada kehamilan trimester I.


 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III.
 Totalnya sekitar 15-16 kg.

Komponen pertambahan berat badan ibu selama kehamilan

Komponen Jumlah (dalam kg)


Jaringan ekstrauterin 1
Janin 3-3,8
Cairan amnion 1
Plasenta 1-1,1
Payudara 0,5-2
Tambahan darah 2-2,5
Tambahan cairan jaringan 1,5-2,5
Tambahan jaringan lemak 2-2,5
Total 11,5-16

2.14 Perubahan Sistem Pernafasan

 Ketidaknyamanan dan gangguan memperberat penyakit saluran respirasi


 Perubahan mukosa saluran respirasi
 Diafragma naik atau terjadi desakan diafragma akibat dorongan rahim yang membesar
 Pernafasan menjadi lebih pendek dan dalam (frekuensi 14-15 x/menit) akibat peningkatan
penggunaan oksigen
 Peningkatan konsumsi oksigen
 Progesteron menyebabkan hiperventilasi
 Penurunan kadar CO2 menyebabkan alkalosis

2.15 Perubahan Sistem Persyarafan

Pada ibu hamil akan ditemukan rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas
disebabkan postur tubuh ibu yang membungkuk. Oedema pada trimester III, oedema menekan
saraf perifer bawah ligamen carpal pergelangan tangan menimbulkan carpal turner syndrom,
yang ditandai dengan parestisia dan nyeri pada tangan yang menyebar ke siku. Pada bayi, sistem
saraf (otak dan struktur-struktur lain seperti tulang belakang) muncul pada minggu ke empat,
sewaktu saraf mulai berkembang. Pada minggu ke-6 kehamilan difisi utama dari sistem saraf
pusat mulai terbentu. Difisi ini terduiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang, dan saraf
tulang belakang pada minggu ke-7 otak depan terbagi menjadi dua hemisfer yang akan menjadi
dua hemisfer otak, disebut hemisfer serebra.

 Gangguan pada efisiensi tidur


 Masalah pada pemusatan perhatian dan memori

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Rahmadhani, Retty. 2010. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil. Dikutip
dari: http://curahanretty.blogspot.com/2010_08_01_archive.html.
Jenis- Jenis Chloasma

– Chloasma Gravidarum
Paling umum, chloasma terjadi selama kehamilan. Penggelapan kulit, biasanya terjadi setelah 16
minggu usia kehamilan.

Lesi dapat menghilang setelah melahirkan, namun muncul lagi selama kehamilan berikutnya.
Pada kondisi lain, lesi terkadang tidak dapata hilang meski bertahun-tahun setelah melahirkan.

Chloasma Gravidarum
1. Definisi Chloasma Gravidarum
Chloasma juga dikenal sebagai melasma atau seboroik melanosis adalah istilah yang
digunakan untuk perubahan warna kulit pigmen. Biasanya ini terjadi dalam coklat kekuniangan
patch atau bintik-bintik, yang diintensifkan oleh paparan sinar matahari. Chloasma terjadi selama
kehamilan, dan penggelapan kuliy biasanya terjadi selama 16 minggu usia kehamilan. Lesi dapat
menghilang setelah melahirkan, namun muncul lagi selama kehamilan berikutnya pada kondisi
lain, lesi terkadang tidak dapat hilang meski bertahun-tahun setelah melahirkan.

2. Penyebab Chloasma Gravidarum


Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut chloasma
gravidarum. Pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini menghilang. Sebab
terjadinya hyperpigmentasi belum jelas, mungkin ada hubungan dengan faktor organik, yaitu
alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik akibat hamil, dan resistensi
ibu yang menurun. Pengaruh hormon estrogen dan progenteron adalah salah satu penyebab
chloasma gravidarum. Kejadiannya dapat dikaitkan dengan efek dari hormon karena kehamilan,
pengaruh pil kontrasepsi dan gangguan siklus menstruasi.

3. Patofisiologi Chloasma Gravidarum


a. Chloasma diwujudkan sebagai hiperpigmentasi bermotif wajah, dengan patch bulat atau oval,
kuning mud sampai hitam, setelah tidak jelas margin.
b. Lesi tidak menunjukkan gejala di mana kulit tidak menunjukkan perubahan lainnya.
c. Lesi biasanya muncul pada beberapa bagian kulit seperti:
1) Batang hidung
2) Kedua pipi
3) Bibir atas
4) Dahi (daerah linier tepat di atas alis sering terlibat)

11

You might also like