You are on page 1of 111

Berikut ini merupakan pembahasan tentang pengukuran, pengertian pengukuran, alat ukur

besaran pokok, alat ukur besaran turunan, alat ukur panjang, alat ukur jumlah zat, alat ukur
massa, alat ukur waktu, alat ukur fisika, alat ukur luas, alat pengukur gaya, mikrometer sekrup,
alat pengukur suhu, akat ukur volume, alat untuk mengukur gaya dan alat ukur satuan
internasional.

Pengertian Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan dan keterampilan yang penting sekali. Mulai dari bangun tidur
sampai kembali tidur kita selalu membutuhkan pengukuran.

Begitu bangun kita mengukur waktu lamanya tidur, akan pergi ke sekolah mengukur waktu yang
dibutuhkan sampai di sekolah. Begitu juga orang lain, yang akan bekerja pun melakukan
pengukuran.

Pengukuran adalah kegiatan mengukur. Mengukur adalah membandingkan besaran dengan


satuannya.

Alat Ukur Besaran Pokok

Dari kegiatan tadi kita dapat mengetahui dan memahami cara pengukuran menggunakan satuan
baku dengan benar. Kebenaran pengukuran akan diperoleh apabila menggunakan alat ukur dan
satuan yang tepat.

Di dalam pengukuran, selain aspek kebenaran, aspek kemanfaatan juga harus diperhatikan. Hasil
pengukuran dikatakan bermanfaat apabila menggunakan satuan pengukuran yang baku.

Satuan baku yaitu satuan yang nilainya sama atau tetap dan disepakati oleh semua orang untuk
dipakai sebagai pembanding.

Satuan pengukuran yang nilainya berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, dan satu
daerah dengan daerah lainnya, disebut satuan tidak baku.

Contohnya mengukur panjang kelas dengan menggunakan meteran, akan menghasilkan nilai
yang sama dan tetap oleh siapa pun yang mengukur.

Maka, pengukuran ini menggunakan satuan baku. Sedangkan jika mengukur kelas dengan
menggunakan langkah kaki, akan menghasilkan nilai yang berbeda karena langkah setiap orang
berbeda-beda.

a. Alat Ukur Panjang

Panjang merupakan jarak di antara dua titik. Termasuk besaran pokok yang satuan SI-nya adalah
meter (m).

Mengukur panjang dengan secara tidak baku dilakukan dengan alat ukur yang berupa jari,
jengkal, depa, lengan, langkah, dan hasta. Pengukuran seperti itu hasilnya akan berbeda karena
jengkal, lengan, langkah, dan hasta untuk setiap orang berbeda.

Mengukur panjang dengan satuan baku harus menggunakan alat ukur seperti mistar, meteran,
jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

1) Mistar dan Meteran

Mengukur dengan mistar harus dilakukan dengan ketelitian dan kehatihatian karena mudah
patah. Cara mengukur panjang yang benar dengan menggunakan mistar.

2) Jangka Sorong

Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter pipa, dan memiliki ketelitian 0,1 mm. Pada
jangka sorong terdapat dua rahang, yaitu rahang atas sebagai skala tetap, dan rahang bawah
sebagai skala nonius.

Jangka sorong terbuat dari logam, sehingga harus hati-hati sewaktu menggunakannya, karena
logamnya tipis mudah patah.

Cara membaca jangka sorong:

– rahang atas menunjukkan jarak 2 lebih 2 sebagai skala tetap = 22 mm

– rahang bawah adanya garis skala yang persis berimpit dengan skala tetap yaitu garis ke-4 = 0,4
mm, 22 + 0,4 = 22,4. Maka dibacanya = 22,4 mm Atau = 2,24 cm

3) Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan plat, kertas, dan buku. Mikrometer
sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm.

Cara membaca mikrometer sekrup:

– laras menunjukkan jarak 2 lebih sebagai skala tetap = 2 mm

– pemutar adanya garis laras yang persis berimpit dengan skala tetap yaitu garis ke-38 = 0,38
mm, 2 + 0,38 = 2,38 Maka dibaca = 2,38 mm

b. Alat Ukur Massa

Massa merupakan seluruh kandungan yang dimiliki oleh benda. Termasuk besaran pokok dengan
satuan SI-nya adalah kilogram (kg). Alat ukurnya berupa timbangan atau neraca.

Mengukur massa berarti membandingkan massa benda dengan massa kilogram dengan
menggunakan alat ukur timbangan atau neraca.
Massa benda yang akan dicari diletakkan pada salah satu piringan neraca, dan anak timbangan
diletakkan pada piringan neraca yang lain. Kedua piringan itu harus dalam keadaan seimbang.

Apabila setelah seimbang, maka massa bendanya sesuai dengan massa anak timbangan tersebut.
Hati-hati ketika menggunakan neraca karena neraca ini mudah patah.

Selain dengan neraca lengan, massa benda dapat diukur dengan neraca pegas. Benda yang akan
dicari massanya diletakkan di bagian bawah neraca, kemudian geserkan anak timbangan sampai
timbangan dalam keadaan seimbang. Angka yang ditunjukkan oleh anak timbangan merupakan
besar massa benda tersebut.

c. Alat Ukur Waktu

Waktu termasuk besaran pokok dan satuan pokok dalam SI dinyatakan dengan sekon. Alat ukur
waktu jam tangan atau arloji, jam digital, dan stopwatch. Mengukur waktu adalah
membandingkan waktu dengan satuan sekon dengan menggunakan alat ukur jam atau stopwatch.

Mengukur waktu dapat dilihat dari pergeseran jarum jam pada jam tangan atau jam lainnya.
Supaya waktu yang diukur lebih teliti gunakanlah stopwatch. Stopwatch sering digunakan pada
kegiatan penelitian, karena stopwatch lebih teliti dari jam atau arloji.

Cara penggunaan stopwatch dimulai dari tekan tombol pengatur jarum ke angka nol. Tekan
tombol star untuk memulai menghitung. Tekan tombol stop untuk melihat lamanya waktu.

Perhatikan posisi jarum panjang dan jarum pendek. Jarum pendek menunjukkan menit dan jarum
panjang menunjukkan sekon. Hatihati dengan stopwatch, jangan sampai jatuh, karena mudah
rusak.

d. Alat Ukur Suhu

Suhu menunjukkan derajat panasnya suatu benda. Suhu termasuk besaran pokok dengan satuan
pokok dalam SI dinyatakan dengan Kelvin, dan alat ukurnya berupa termometer.

Mengukur suhu berarti membandingkan besaran suhu terhadap satuan derajat suhu, dengan
menggunakan termometer. Hati-hati pada saat memegang dan menggunakannya karena mudah
pecah.

e. Alat Ukur Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik termasuk
besaran pokok, satuan pokoknya adalah ampere, dan alat ukurnya amperemeter.

Alat Ukur Besaran Turunan


Masih Ingatkah kamu, apa saja besaran turunan itu? Dalam pembelajaran kita akan mengukur
luas dan volume.

a. Alat Ukur Luas

Luas sebagai besaran turunan, yang berasal dari besaran pokok panjang dan panjang. Satuan luas
menurut SI adalah meter persegi (m2). Mengukur luas dapat meng-gunakan rumus. Rumusnya
tergantung dari bentuk bendanya.

b. Alat Ukur Volume

Volume atau isi merupakan besaran turunan dari panjang, panjang, dan panjang. Satuan volume
menurut SI adalah meter kubik (m3).

Mengukur volume dapat menggunakan rumus seperti pada gambar di samping ini. Sedangkan
untuk benda yang tidak beraturan seperti batu, untuk mengukur volumenya menggunakan alat
ukur yang berupa gelas ukur dan gelas pancuran disertai gelas ukur.

1) Gelas Ukur

Gambar: Gelas Ukur

Masukkan sejumlah air ke dalam gelas ukur, kemudian catat volume airnya sebagai V1.
Masukkan batu ke dalam gelas ukur itu, kemudian catat volume airnya sebagai V2. Maka hitung
kenaikan airnya dengan rumus V2 – V1 sebagai volume batu itu.

2) Gelas Pancuran
Gambar: Gelas Pancuran

Masukkan sejumlah air ke dalam gelas pancuran sampai air ke tepi pancurannya. Letakkan gelas
ukur tepat di bagian bawah pancurannya. Masukkan batu yang akan diukurnya.

Air yang ada di dalam gelas pancuran terdesak ke luar yang akan ditampung oleh gelas ukur.
Volume air yang ada di gelas ukur sama dengan volume batu.
A. Macam-Macam Alat Ukur Dalam Fisika
1. Amperemeter / Ampere Meter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yangdisebut avometer gabungan dari
fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk
deteksi arca pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan
dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yangmengalir pada
kumparan yang selimuti melon magnet akan menimbulkan gayalorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yangmengalir maka semakin besar pula
simpangannya.
2. Voltmeter / Volt Meter

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan


listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuranalat
voltmeter berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus.
Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada
arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir makasemakin besar penyimpangan jarum
yang terjadi.
3. Ohmmeter / Ohm Meter

Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan


listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor.Alat
tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yangkemudian
dikalibrasi ke satuan ohm
4. Termometer
pengukur suhu, baik suhu udara maupun suhu air. Satuan yang digunakan
adalah celcius.
5. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang


yang dapat dipergunakan amok mengukur panjang suatu benda denganketelitian hingga 0,1
mm.keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan amok mengukur diameter
sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupunkedalam sebuah
tabung.Kegunaan jangka sorong adalah:
– Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
– Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang(pada pipa, maupun
lainnya) dengan cara diulur;
– Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan
cara”menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar
karena berada di sisi pemegang
4. Lux Meter

Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan amok
mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini
perlu Untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan peneranganyang
cukup.Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukansebuah sensor yang
cukup peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahayayang diterima oleh sensor dapat diukur
dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital.
Harga dari besarnya cahayadapat ditampilkan pada layar LCD(Liquid Crystal Display) denganm
enggunakan sebuah ADC (Analog to Digital Converter) Max ICL’7106 dengan tegangan
masukan antara200 mV – 2 V dan tegangan referensi antara 100 mV – 1 V. Sensor
cahayayang digunakan adalah solar cell dengan tegangan keluaran sebesar 0.5 V dan
arus20 mA sampai 30 mA. Alat ukur ini dibuat portable dengan menggunakantegangan somber 9
V DC dari baterai.
5. Barometer
Barometer merupakan alat pengukur tekanan dalam satuan mb.Barometer ada dua jenis yaitu bar
ometer raksa dan barometer aneroid.Tetapi kegunaan mereka tetap sama yaitu mengukur tekanan
udara,
Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang pada waktutertentu
harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.
Barometer baik raksa maupun anaeroid dipengaruhi oleh ketinggian,mengingat tekanan udara
akan berkurang seiring pertambahan ketinggian. sehingga perlu selalu pensettingan awal.
Barometer raksa ada dua jenis yaitu wheel barometer dan stick barometer.
Prinsip kerja wheel barometer adalah:

Peningkatan tekanan udara akan berpengaruh pada kolom merkurimenyebabkan ketinggian raksa
di tuba sebelah kiri meningkat dan di sebelah
kananmenurun (untuk lebih jelasnya lebih pada gambar yang ada dalam link yang sayasertakan).
terdapat pemberat kecil yang mengapung di atas merkuri, yangmengikuti pergerakan turun naik
merkuri ini dan menyebabkan dorongan yangterhubung pads pointer dimana
akan mengindikasikan kenaikan tekanan. jikaterjadi penurunan tekanan makan akan terjadi
proses sebaliknya. Barometer jenis ini sebaiknya diguncang dulu sebelum digunakan.
Stick barometer mempunyai prinsip kerja sebagai berikut:

Barometer jenis ini dirancang untuk dapatmembaca tekanan pada sea level dan juga dapat langsu
ng dibaca oleh pengguna pada skala yang biasanya tercatat pada stick
barometer tersebut,sehingga memerlukan pengaturan yang lebih rumit dibanding wheel baromete
r untunk menyesuaikannya dengan ketinggian. Prinsip kerjanyahampir sama dengan wheel
barometer karena sama2 menggunakan air
raksa(merkuri).Barometer anaeroid, terdiri dari sate kapsul vacum yang bereaksiterhadap peruba
han tekanan udara dan meneruskan pergerakan ringan padaujung pengungkit B. Suatu seri
kumparan C melanjutkan pergerakan ini padarantai D,’dan mendorong pegas E kepada pointer F
yang disesuaikan. Gmerupakan teasyang digunakan untuk mengatur pointer yang akan dibaca.
B. Alat Ukur Besaran Fisika
Fisika tidak bisadilepaskan dari proses pengukuran berbagai besaran fisika dan alat ukur yang
digunakan dalam fisika sedikit berbeda dengan alat ukur yang
digunakandalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan dalam fisikamembutuhkan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi.
Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran besaran fisika.
1. Alat ukur panjang
Alat ukur panjang terdiri dari beberapa jenis seperti
meteran lipat (pita), mistar, jangka sorong, dan mikrometer dan masing-
masing mempunyai tingkatketelitian yang berbeda.
Mistar

– Untuk mengukur benda yang panjangnya kurang dari 50 cm atau 100


cm.
– Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( ‘/s x 1 cm)
– Satuan yang tercantum dalam mistar adalah cm, mm, serta inchi.Untuk mendapatkan basil
pengukuran yang tepat, maka sudut pengamatanharus tegak lotus dengan obyek dan mistar.
Contoh pengukuran dengan mistar:
Meteran Pita

Digunakan untuk megukur suatu obyek yang tidak bisadilakukan dengan mistar, misalnya karena
ukurannya terlalu panjang atau bentuknya tidak lurus. Mempunyai tingkat ketelitian sampai
dengan 1 mm.
Mikrometer Sekrup

– Gunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil


– Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm
2. Alat Ukur Massa

Neraca Pasar, yaitu neraca yang biasa digunakan di pasar-pasar


tradisional, bentuknya seperti pada gambar di samping. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan
meletakkan benda yang akan ditimbang di bagian yang berbentuk mirip baskom, lalu di bagian
sebelahnya yang datar diletakkan bandul neraca yang hampir seimbang dengan bobot benda,
selanjutnya lengan neraca akan bergerak dan hasil pengukuran dapat diketahui.
Neraca Dua Lengan, yaitu neraca yang biasanya terdapat di
laboratorium, bentuknya seperti pada gambar di diatas. Cara pemakaian neraca ini hampir sama
dengan cara pemakaian neraca pasar, bedanya bandul neraca yang terdapat pada neraca pasar
dapat digantikan dengan barang lain.
Neraca Tiga Lengan,

yaitu neraca yang juga biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya


seperti pada gambar di samping. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara menggeser ketiga
penunjuk ke sisi paling kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan benda yang akan diukur
pada bagian kiri yang terdapat tempat untuk benda yang akan diukur, lalu geser ketiga penunjuk
ke kanan hingga muncul keseimbangan, dan hasil pengukuran dapat diketahui.
Advertisements
Besaran dalam fisika banyak sekali, mulai dari yang gampang dipelajari sampai yang paling
sulit. Tahukah, dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali besaran yang digunakan, ada panjang,
massa, waktu, suhu, dan masih banyak lagi deh.
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka-
angka, dan memiliki satuan tertentu yang mana satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu.
Dalam fisika terdapat dua besaran penting, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dulu. Berdasarkan hasil konferensi
umum tentang berat dan ukuran ke-14 tahun 1971 satuan dalam SI (Sistem Internasional)
ditetapkan sebagai satuan besaran pokok di bawah ini :

Di dalam kamar mandi rumah terdapat bak air yang berbentuk kubus, bagaimana kita
menentukan volume bak air tersebut? Besaran dan satuan apakah yang digunakan?
Dari pertanyaan di atas tentu kita dapat menjawabnya yaitu dengan mengalikan panjang sisi-
sisinya. Jika dalam pengukuran kita menggunakan meter sebagai satuan panjang maka satuan
besaran volume adalah meter x meter x meter (m^3). Volume termasuk besaran turunan dan m3
merupakan satuan turunan. Jadi besaran turunan adalah Besaran yang diturunkan dari besaran-
besaran pokok. Berikut contoh besaran-besaran turunan lainnya beserta satuannya :

Dan masih banyak lagi. Selain itu besaran pokok dan besaran turunan dapat diukur
menggunakan alat ukur yang didesain khusus, penggunaannya disesuaikan dengan besaran atau
benda yang akan diukur.
Alat ukur panjang, Alat ukur panjang yang biasa dipakai antara lain mistar, jangka
sorong, dan mikrometer sekrup. Panjang itu sendiri merupakan jarak antara dua titik di dalam
ruangan. Perlu kita ketahui bahwa lebar, tinggi, jarak, kedalaman, keliling , dan garis tengah juga
merupakan besaran panjang.
a. Mistar
Kita tentu sering melihat atau bahkan sering menggunakan mistar untuk mengukur
sesuatu. Pada umumnya, mistar menggunakan skala cm atau mm dengan ketelitian 0,1 cm atau 1
mm. Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus
dengan skala mistar yang dibaca.

b. Jangka sorong
Jangka sorong memiliki bagian 2 bagian utama, yaitu bagian rahang luar untuk
pengukuran tebal seperti tebal pelat logam, dan bagian rahang dalam digunakan untuk mengukur
diameter bagian dalam sebuah benda, misalnya diameter dalam cincin. Ketelitian jangka sorong
mencapai 0,1 mm.

Pembacaan skala pada jangka sorong dilakukan seperti ditunjukkan pada pengukuran di bawah
ini,

Hasil pengukuran ini sebesar 5,74 cm. Caranya :


- Kita amati dan baca skala utamanya adalah 5,7 cm
- Skala nonius yang berimpit tegak lurus dengan satu tanda skala utama adalah garis keempat
- Mengingat tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm maka nilai lebih adalah 4 x 0,1
mm = 0,04 cm
- Jadi bacaan jangka sorong adalah 5,7 cm + 0,04 cm = 5,74 cm

c. Mikrometer sekrup
Micrometer sekrup memiliki ketelitian sampai 0,01 mm. Biasanya digunakan untuk
mengukur benda-benda yang tipis atau yang kecil, seperti diameter kawat dan tebal kertas.
Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius, seperti skala yang
terdapat dalam jangka sorong.

Cara kerja micrometer sekrup adalah jika selubung luar dengan skala 50 diputar satu kali maka
rahang geser dan selubung akan bergerak maju atau mundur. Jarak maju mundurnya rahang
geser sejauh 0,5 mm/50 menghasilkan ketelitian seperti di atas 0,01 mm.

Alat ukur massa


Alat yang biasa dipakai adalah neraca. Berikut beberapa jenis neraca :
a. Neraca pasar
Kalo kita pergi ke pasar bersama ibu untuk membeli sembako seperti gula, minyak, dan
sayur mayur. Setelah ibu memilih sembako yang diperlukan, si penjual akan menimbang untuk
mengukur massa sembako tersebut sesuai dengan yang diperlukan oleh ibu oleh ibu kita
menggunakan timbangan.

b. Neraca elektronik
Neraca ini mempunyai layar yang akan menunjukkan nilai massa benda yang diukur secara
otomatis tanpa memerlukan anak timbangan. Neraca ini dioperasikan dengan menggunakan
tenaga listrik.

c. Neraca lengan
Terdapat dua macam neraca lengan, yaitu neraca dua lengan, neraca tiga lengan, neraca empat
lengan. Cara kerja neraca dua lengan sama dengan neraca pasar. Sementara itu, cara kerja neraca
empat lengan adalah mengatur beban geser yang terdapat di dasar neraca, sehingga skala
menunjukkan angka nol ketika belum ada benda yang akan diukur.
Kita letakkan benda yang diukur massanya, pada piring neraca yang tergantung pada lengan
pendek neraca di sebelah kanan. Kita seimbangkan neraca dengan menggeser-geser beban geser
ke kedudukan yang paling tepat. Setelah itu kit abaca massa benda tersebut dengan petunjuk
skala.

Alat ukur waktu


Alat ukur waktu yang biasa dipakai adalah jam atau stopwatch. Misalkan kita mengukur
selang waktu pelari 100 m menggunakan stopwatch dengan menekan tombol start dan menekan
tombol stop pada saat finish.

Dan untuk penggunaan alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran turunan, ada beberapa
cara, diantaranya :

 Dalam pengukuran luas suatu benda kita melihat terlebih dahulu bentuk dan ukuran
benda tersebut. Misal, kita akan menentukan luas sebidang tanah yang bentuknya bujur
sangkar, maka cara mengukurnya dengan mengalikan sisi-sisi bidang tanah tersebut,
secara matematis :

Luas = sisi x sisi

Begitu pula untuk bentuk-bentuk yang lain seperti persegi panjang, jajar genjang, dan
sebagainya
kita menggunakan rumus matematisnya.

 Besaran turunan yang lain yang dapat diukur adalah volume, juga sama dengan cara
menghitung luas, kita gunakan rumus matematisnya. Contoh, kita akan mengukur volume
suatu kubus maka secara matematis adalah :
Volume = sisi x sisi x sisi

Sekarang kta jadi tahu kan, besaran-besaran apa saja yang ada dalam ilmu fisika dan cara
mengukurnya. Karena fisika selalu ada dalam kehidupan kita, jadikan ilmu fisika untuk menuju
gerbang kehidupan yang lebih baik.

A. Sistem Pengukuran

Amatilah tinggi badan teman Anda, apakah terlihat lebih tinggi atau lebih pendek daripada badan
Anda? Anda dapat mengetahui jawabannya dengan membandingkan tinggi badan Anda dengan
teman Anda. Akan tetapi, Anda akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara tepat
seberapa besar perbedaan tinggi yang ada pada Anda dan teman Anda. Dalam menentukan
besarnya perbedaan ini, Anda tentunya membutuhkan alat bantu yang dapat memberikan
solusinya dengan tepat. Dalam kasus ini, secara tidak langsung Anda telah melakukan suatu
proses pengukuran. Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah ditetapkan
sebagai standar pengukuran disebut mengukur. Alat bantu dalam proses pengukuran disebut alat
ukur. Berikut ini akan dijelaskan proses pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur,
antara lain alat ukur panjang (mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup), alat ukur massa,
dan alat ukur waktu.

1. Alat Ukur

Ketika Anda akan melakukan pengukuran suatu besaran Fisika, dibutuhkan alat ukur untuk
membantu Anda mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk mengukur panjang suatu benda,
dapat menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer ulir (sekrup). Untuk mengukur
massa suatu benda dapat menggunakan timbangan atau neraca. Adapun untuk mengukur waktu,
Anda dapat menggunakan jam atau stopwatch. Dapatkah Anda menyebutkan alat ukur lainnya
selain alat ukur tersebut?

Selain faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang akurat perlu juga
dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses pengukuran, antara lain
benda yang diukur, proses pengukuran, kondisi lingkungan, dan orang yang melakukan
pengukuran.

a. Mistar Ukur

Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala ukuran, yaitu skala utama
dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah sentimeter (cm) dan satuan untuk skala
terkecil adalah milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar memiliki nilai 1 milimeter, seperti
yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skala pada mistar ukur.


Jarak antara skala utama adalah 1 cm. Di antara skala utama terdapat 10 bagian skala terkecil
sehingga satu skala terkecil memiliki nilai 1/10 cm = 0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki
ketelitian atau ketidakpastian pengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm, yakni setengah dari nilai
skala terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut. Selain skala sentimeter (cm), terdapat juga skala
lainnya pada mistar ukur. Tahukah Anda mengenai skala tersebut? Kapankah skala tersebut
digunakan?

b. Jangka Sorong

Pernahkah Anda melihat atau menggunakan alat ukur yang memiliki skala nonius? Salah satu
alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapat menggunakan alat ukur ini untuk mengukur
diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman suatu benda yang akan diukur. Jangka sorong
merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala utama, skala nonius, rahang pengatur garis
tengah dalam, rahang pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman. Rahang pengatur
garis tengah dalam dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam sebuah benda.
Adapun rahang pengatur garis tengah bagian luar dapat digunakan untuk mengukur diameter
bagian luar sebuah benda.

Gambar 2. Alat ukur jangka sorong dengan bagian-bagiannya.


Coba Anda ukur panjang sebuah benda dengan menggunakan alat ukur ini. Ketika Anda
menggunakan jangka sorong, Anda akan menemukan nilai skala terkecil pada alat ukur tersebut.
Tahukah Anda apakah nilai skala terkecil itu? Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni
perbandingan antara satu nilai skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka
sorong pada Gambar 1.2, memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil dari jangka sorong
tersebut adalah 1/20 mm = 0,05 mm. Nilai ketidakpastian jangka sorong ini adalah setengah dari
skala terkecil sehingga jika dituliskan secara matematis, diperoleh :

Δx = 1/2 × 0,05 mm = 0,025 mm

c. Mikrometer Ulir (Sekrup)


Seperti halnya jangka sorong, mikrometer ulir (sekrup) terbagi ke dalam beberapa bagian, di
antaranya landasan, poros, selubung dalam, selubung luar, roda bergerigi, kunci poros, dan
bingkai (Gambar 3). Skala utama dan nonius terdapat dalam selubung bagian dalam dan
selubung bagian luar.

Gambar 3. Alat ukur mikrometer sekrup dengan bagian-bagiannya.


Selubung bagian luar adalah tempat skala nonius yang memiliki 50 bagian skala. Satu skala
nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika Anda memutar selubung bagian
luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu,
nilai satu skala nonius adalah 0,5/50 mm = 0,01 mm sehingga nilai ketelitian atau ketidakpastian
mikrometer ulir (sekrup) adalah Δx =1/2 x 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm.

Jika jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter benda, begitu pula dengan
mikrometer sekrup. Menurut Anda, dari kedua alat ukur tersebut, manakah yang memiliki nilai
keakuratan yang tinggi?

c. Stopwatch

Pernahkah Anda mengukur,berapa lama Anda berlari? Menggunakan apakah Anda


mengukurnya? Banyak sekali macam dan jenis alat ukur waktu. Salah satu contohnya adalah
stopwatch. Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang memiliki skala utama (detik) dan
skala terkecil (milidetik). Pada skala utama, terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga nilai satu
skala terkecil yang dimiliki oleh stopwatch analog adalah 0,1 detik. Ketelitian atau
ketidakpastian (Δx) dari alat ukur stopwatch analog adalah Δx = 1/2 × 0,1 detik = 0,05 detik.
Selain stopwatch analog, terdapat juga stopwatch digital. Menurut Anda samakah pengukuran
stopwatch analog dengan stopwatch digital? Manakah yang lebih akurat?
Gambar 4. Pengukuran menggunakan stopwatch analog dalam mengukur waktu.
e. Neraca

Mungkin Anda pernah menimbang sebuah telur dengan menggunakan timbangan atau
membandingkan massa dua buah benda, dengan menggunakan kedua tangan Anda. Dalam hal
ini Anda sedang melakukan pengukuran massa. Hanya saja alat yang digunakan berbeda.
Terdapat banyak macam alat ukur massa, misalnya neraca ohaus, neraca pegas, dan timbangan.
Setiap alat ukur massa memiliki cara pengukuran yang berbeda. Cobalah Anda ukur massa
sebuah benda kemudian tuliskan cara mengukurnya.

Gambar 5. Neraca ohaus digunakan sebagai alat ukur massa.

2. Pengukuran Tunggal dan Pengukuran Berulang


Dalam melakukan pengukuran, mungkin Anda pernah merasa bahwa dengan hanya sekali
mengukur, data yang diperoleh sudah memiliki tingkat ketelitian yang cukup. Akan tetapi,
adakalanya pengukuran tidak dapat dilakukan hanya sekali, melainkan berulang-ulang. Oleh
karena itu, pengukuran dibagi menjadi dua cara, yakni pengukuran tunggal dan pengukuran
berulang.

a. Pengukuran Tunggal

1) Pengukuran tunggal menggunakan mistar

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketelitian pengukuran mistar adalah 0,5 mm. Setiap
pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian sehingga nilai ini selalu diikutsertakan dalam
hasil pengukuran. Coba perhatikan Gambar 6.

Gambar 6. Pengukuran menggunakan mistar ukur.


Misalkan, hasil pengukuran adalah 2,1 cm. Oleh karena ketidakpastian memiliki nilai dua angka
di belakang koma, yakni 0,05 cm maka hasil pengukuran ditulis pula dalam dua angka di
belakang koma sehingga menjadi 2,10 cm. Panjang pengukuran dapat dituliskan menjadi:

l = x + Δx (1-1)

atau

l = 2,10 cm + 0,05 cm

Variabel x adalah nilai hasil pengukuran, Δx nilai ketidakpastian, dan l adalah nilai panjang
pengukuran. Hasil pengukuran tersebut dapat diartikan bahwa panjang hasil pengukuran berada
di antara 2,05 cm dan 2,15 cm. Secara matematis, dapat dituliskan
2,05 cm < x0 < 2,15 cm

dengan x0 adalah panjang hasil pengukuran.

2) Pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong

Anda telah mempelajari pengukuran tunggal menggunakan mistar. Sekarang, Anda akan belajar
bagaimana melakukan pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong. Perhatikan Gambar 7.

Gambar 7. Pengukuran menggunakan jangka sorong.


Hasil pengukuran panjang sebuah logam yang terbaca pada skala utama, yakni berada di antara
2,3 cm dan 2,4 cm. Nilai ini didapat dari pembacaan posisi nilai nol pada skala nonius yang
berada di antara nilai 2,3 cm dan 2,4 cm pada skala utama. Perhatikan skala nonius pada Gambar
7.

Skala atau garis ke-12 pada skala nonius berhimpit dengan skala atau garis pada skala utama,
yakni pada nilai 4,7 cm. Oleh karena nilai terkecil dari skala nonius adalah 0,05 mm atau 0,005
cm, penulisan panjang logam menjadi 2,3 cm + (12 × 0,005 cm) = 2,36 cm. Seperti yang Anda
ketahui bahwa setiap alat ukur memiliki nilai tingkat ketelitian atau ketidakpastian. Nilai
ketelitian yang dimiliki oleh jangka sorong adalah setengah dari nilai skala terkecil, yakni 0,025
mm atau 0,0025 cm.

Seperti halnya pengukuran tunggal menggunakan mistar, nilai di belakang koma pada nilai
ketelitian harus sama dengan nilai di belakang koma pada nilai hasil pengukuran. Oleh karena
itu, panjang logam dapat ditulis kembali menjadi 2,3600 cm. Panjang hasil pengukuran secara
matematis dapat ditulis:

l = (2,3600 + 0,0025) cm

atau
2,3575 cm < l0 < 2,3625 cm

3) Pengukuran tunggal menggunakan mikrometer ulir (sekrup)

Pada Gambar 8. terlihat nilai skala utama yang terbaca dari hasil pengukuran panjang dari benda
adalah 5 mm.

Gambar 8. Hasil pengukuran menggunakan mikrometer ulir (sekrup).


Nilai skala utama yang terbaca tersebut diperoleh dari nilai yang berhimpit dengan selubung
bagian luar. Skala nonius yang berhimpit dengan sumbu utama pada skala utama menunjukkan
nilai nonius yang terbaca, yakni bagian skala ke-45. Oleh karena nilai terkecil yang dimiliki
mikrometer ulir pada skala nonius adalah 0,01 mm, nilai yang terbaca pada skala nonius menjadi
0,45 mm dan panjang benda menjadi 5 mm + 0,45 mm = 5,45 mm. Nilai ketelitian yang dimiliki
mikrometer ulir (sekrup) adalah 0,005 mm, yakni setengah dari skala terkecil yang dimiliki skala
nonius pada mikrometer ulir. Nilai ketelitian mikrometer ulir memiliki tiga nilai di belakang
koma sehingga nilai pengukurannya harus ditulis 5,450 mm dan panjang pengukuran adalah :

l = (5,450 mm + 0,005 mm)

dan secara matematis, dapat ditulis

5,345 mm < l0 < 5,455 mm

Setelah Anda memahami mengenai pengukuran tunggal pada mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup, bagaimanakah caranya jika Anda melakukan pengukuran tunggal dengan
menggunakan stopwatch dan neraca? Coba diskusikan bersama teman dan guru Anda.

b. Pengukuran Berulang

Setelah Anda mempelajari pengukuran tunggal, sekarang Anda akan belajar pengukuran
berulang. Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan tidak hanya sekali, melainkan
berulang-ulang supaya mendapatkan ketelitian yang maksimal dan akurat. Pengukuran berulang
digunakan ketika dalam proses mengukur, Anda mendapatkan hasil yang berbeda-beda dari segi
pandang, baik dari segi pengamat (pengukur) maupun dari segi objek yang diukur. Ketika Anda
melakukan pengukuran tunggal, ketelitian atau ketidakpastian yang diperoleh adalah setengah
dari skala terkecil. Dalam pengukuran berulang, pernyataan ini tidak berlaku melainkan
menggunakan simpangan baku (Sx).

Hasil pengukuran panjang suatu benda dapat berbeda-beda jika dilakukan berulang-ulang.
Laporan hasil pengukurannya berupa rata-rata nilai hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang
sama dengan simpangan bakunya. Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah benda
sebanyak n kali adalah x1, x2, x3, …, xn. Nilai rata-ratanya, yaitu

(1-2)

dengan n adalah jumlah data yang diukur dan x adalah nilai rata-rata hasil pengukuran.
Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut.

(1-3)

Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi:

(1-4)

Ketidakpastian pengukuran berulang sering dinyatakan dalam persen atau disebut


ketidakpastian relatif. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

dengan: Δx = ketidakpastian, dan x = data hasil pengukuran.

Adapun untuk menentukan ketidakpastian gabungan dapat Anda lihat pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Rumus Ketidakpastian Gabungan

No. Hubungan Antara Z dan (A, B) Hubungan Antara Kesalahan ΔZ dan (ΔA, ΔZ )
1. Z=A+B (ΔZ)2 = (ΔA)2 +(ΔB)2
2. Z=A–B (ΔZ)2 = (ΔA)2 +(ΔB)2
3. Z=A×B
4. Z=A/B
Sumber: Buku Seri Pelatihan Olimpiade Fisika Internasional

dengan Z, A, dan B variabel pengukuran ΔZ, ΔA, dan ΔB = ketidakpastian hasil pengukuran.

Percobaan Kimia Sederhana 1 :


Mengukur Massa dan Waktu Jatuh Bola

Alat dan Bahan :

1. Stopwatch
2. Bola tenis atau bola kasti
3. Meteran
4. Neraca atau timbangan

Prosedur :

1. Ukurlah massa bola menggunakan neraca atau timbangan.


2. Jatuhkanlah bola dari ketinggian 1 m. Untuk mengetahui tinggi tersebut gunakanlah
meteran.
3. Catat waktu hingga mencapai tanah.
4. Ulangi prosedur nomor 1 dan 2 hingga lima kali.
5. Ubahlah ketinggian jatuh bola menjadi 2 m dan 3 m.
6. Lalu, masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel berikut.

Pengukuran Massa Bola

Pengukuran Ke- Massa (kg)


1. ..........................................................................
2. ..........................................................................
3. ..........................................................................
4. ..........................................................................
5. ..........................................................................

Ketinggian 1 m

Pengukuran Ke- Waktu Jatuh (s)


1. ..........................................................................
2. ..........................................................................
3. ..........................................................................
4. ..........................................................................
5. ..........................................................................

Ketinggian 2 m

Pengukuran Ke- Waktu Jatuh (s)


1. ..........................................................................
2. ..........................................................................
3. ..........................................................................
4. ..........................................................................
5. ..........................................................................

Ketinggian 3 m

Pengukuran Ke- Waktu Jatuh (s)


1. ..........................................................................
2. ..........................................................................
3. ..........................................................................
4. ..........................................................................
5. ..........................................................................

7. Laporkanlah hasil pengukuran Anda lengkap dengan ketidakpastiannya.


8. Diskusikan hasilnya kepada guru Anda dan presentasikan di depan kelas.

B. Angka Penting

Hasil pengukuran yang telah Anda lakukan dengan menggunakan alat ukur adalah nilai data
hasil pengukuran. Nilai ini berupa angka-angka dan termasuk angka penting. Jadi, definisi dari
angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, termasuk angka
terakhir yang ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini terdiri atas angka-angka pasti dan
satu angka taksiran yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.

Semua angka-angka hasil pengukuran adalah bagian dari angka penting. Namun, tidak semua
angka hasil pengukuran merupakan angka penting. Berikut ini merupakan aturan penulisan nilai
dari hasil pengukuran.

a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki 3 angka penting dan
1,871 memiliki 4 angka penting.
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting. Jadi, 2,022
memiliki 4 angka penting.
c. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka bukan nol termasuk angka
penting.
d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri
maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka penting.

Jadi, 0,63 memiliki 2 angka penting dan 0,008 memiliki 1 angka penting.

Hal ini akan lebih mudah terlihat jika ditulis 63 × 10–2 dan 8 × 10–3 Dalam penulisan hasil
pengukuran, ada kalanya terdapat angka yang digarisbawahi. Tanda garis bawah ini
menunjukkan nilai yang diragukan. Angka yang digarisbawahi termasuk angka penting, tetapi
angka setelah angka yang diragukan bukan angka penting. Jadi, 3541 memiliki 3 angka penting
dan 501,35 memiliki 4 angka penting.

Catatan Fisika :

Yard Perunggu (1497)

''Sistem kerajaan'' pengukuran berasal dari bangsa romawi. Sebagian di antaranya masih bertahan
di Inggris, dan sedikit berbeda dengan ragam yang masih digunakan di Amerika Serikat. Standar
panjang yang digunakan adalah yard, yang dibagi menjadi 3 kaki, masing-masing terdiri atas 12
inci. Ketepatan yard resmi ini kurang pas menurut standar modern, yakni ketika panjang diukur
menggunakan sinar laser. Akan tetapi, ukuran ini cukup baik untuk teknologi pada zamannya.
(Sumber: Jendela Iptek, 1997)

C. Besaran dan Satuan

Cobalah Anda ukur panjang, lebar, dan tinggi buku Anda menggunakan mistar. Berapa hasilnya?
Tentu hasilnya akan berbeda antara satu buku dan buku lainnya. Misalnya, buku pertama
panjangnya 20 cm, lebarnya 15 cm, dan tebalnya 4 cm. Panjang, lebar, dan tinggi buku yang
Anda ukur tersebut, dalam fisika, merupakan contoh-contoh besaran. Sementara itu, angka 20,
15, dan 4 menyatakan besar dari besaran tersebut dan dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).
Dengan demikian, besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka,
sedangkan satuan adalah ukuran suatu besaran.

Banyak besaran-besaran dalam fisika. Akan tetapi, secara umum, besaran dikelompokkan
menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Untuk lebih memahaminya, pelajari
bahasan-bahasan berikut ini.

1. Besaran Pokok dan Turunan

Setiap besaran memiliki satuan yang berbeda sesuai dengan yang telah ditetapkan. Besaran
dalam Fisika dikelompokkan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.

a. Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
bergantung pada besaran lainnya. Terdapat tujuh besaran pokok yang telah ditetapkan, yakni
massa, waktu, panjang, kuat arus listrik, temperatur, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Selain itu,
terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang
(tiga dimensi). Satuan dan lambang satuan dari besaran pokok dapat Anda lihat pada Tabel 2.
dan Tabel 3. berikut.

Tabel 2. Tujuh Besaran Pokok dalam Sistem Internasional


Besaran Pokok Satuan Lambang Satuan
Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu sekon (detik) s
Arus Listrik ampere A
Suhu kelvin K
Intensitas Cahaya kandela cd
Jumlah Zat mole mol

Tabel 3. Dua Besaran Tambahan dalam Sistem Internasional


Tambahan Satuan Lambang Satuan
Sudut datar rad radian
Sudut ruang sr steradian

b. Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran pokok. Sebagai contoh,
volume sebuah balok adalah panjang × lebar × tinggi. Panjang, lebar, dan tinggi adalah besaran
pokok yang sama. Dengan kata lain, volume diturunkan dari tiga besaran pokok yang sama,
yakni panjang. Contoh lain adalah kelajuan, yakni jarak dibagi waktu. Kelajuan diturunkan dari
dua besaran pokok yang berbeda, yakni panjang (jarak) dan waktu. Selain memiliki satuan yang
diturunkan dari satuan besaran pokok, besaran turunan juga ada yang memiliki nama satuan
tersendiri. Beberapa contoh besaran turunan dan satuannya ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Besaran Turunan yang Memiliki Satuan Tersendiri

Besaran Turunan Satuan Lambang Satuan


Gaya newton N
Energi joule J
Daya watt W
Tekanan pascal Pa
Frekuensi hertz Hz
Muatan Listrik coulomb C
Beda Potensial volt V
Hambatan Listrik ohm Ω
Kapasitas Kapasitor farad F
Fluks Magnetik weber Wb
Induksi Magnetik tesla T
Induktansi henry H
Fluks Cahaya lumen ln
Kuat Penerangan lux lx

2. Satuan

Ada dua macam sistem satuan yang sering digunakan dalam ilmu Fisika dan ilmu teknik, yakni
sistem metrik dan sistem Inggris. Satuan yang akan dibahas dalam materi ini adalah sistem
metrik saja. Sistem metrik kali pertama digunakan di negara Prancis yang dibagi menjadi dua
bagian, yakni sistem MKS (meter - kilogram - sekon) dan CGS (centimeter - gram - sekon).
Akan tetapi, satuan internasional menetapkan sistem MKS sebagai satuan yang dipakai untuk
tujuh besaran pokok.

a. Penetapan Satuan Panjang


Kali pertama, satu meter didefinisikan sebagai jarak antara dua goresan yang terdapat pada kedua
ujung batang platina-iridium pada suhu 0°C yang disimpan di Sevres dekat Paris. Batang ini
disebut meter standar. Meskipun telah disimpan pada tempat yang aman dari pengaruh fisik dan
kimia, meter standar ini akhirnya mengalami perubahan panjang walaupun sangat kecil. Pada
1960, satu meter standar didefinisikan sebagai jarak yang sama dengan 1.650.763,73 kali riak
panjang gelombang cahaya merah-jingga yang dihasilkan oleh gas kripton.

b. Penetapan Satuan Massa

Kilogram standar adalah sebuah massa standar, yakni massa sebuah silinder platina-iridium yang
aslinya disimpan di Sevres dekat Paris. Di Kota Sevres terdapat tempat kantor internasional
tentang berat dan ukuran. Selanjutnya, massa kilogram standar disamakan dengan massa 1 liter
air murni pada suhu 4°C.

c. Penetapan Satuan Waktu

Satuan waktu dalam SI adalah detik atau sekon. Pada awalnya, 1 detik atau 1 sekon didefinisikan
dengan 1/86.400 hari Matahari rata-rata. Oleh karena 1 hari Matahari rata-rata dari tahun ke
tahun tidak sama, standar ini tidak berlaku lagi. Pada 1956, sekon standar ditetapkan secara
internasional, yakni 1 sekon= 1/31.556.925,9747 lamanya tahun 1900. Akhirnya pada 1967,
ditetapkan kembali bahwa satu sekon adalah waktu yang diperlukan atom Cesium untuk bergetar
sebanyak 9.192.631.770 kali.

d. Penetapan Satuan Arus Listrik

Arus listrik yang diukur memiliki satuan ampere. Satu ampere didefinisikan sebagai jumlah
muatan listrik satu coulomb (1 coulomb = 6,25 × 1018 elektron) yang melewati suatu penampang
dalam waktu 1 sekon.

Catatan Fisika :

Inci Kubik
Alat ukur standar yang diperlihatkan pada gambar tersebut dibuat dengan lapisan kuningan dan
nikel. Alat standar ini kali pertama digunakan pada 1889 oleh Dewan Perdagangan Inggris untuk
menentukan bobot satu inci kubik (16 ml) air murni. Bobot yang ditunjukan tersebut kurang
lebih 1,7 kali ukuran yang sebenarnya, yaitu 27,2 ml. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)

e. Penetapan Satuan Suhu

Sebelum 1954, titik acuan suhu diambil sebagai titik lebur es pada harga 0°C dan titik didih air
berharga 100°C pada tekanan 76 cmHg. Kemudian pada 1954, dalam kongres Perhimpunan
Internasional Fisika, diputuskan bahwa suhu titik lebur es pada 76 cmHg menjadi T = 273,15 K
dan titik didih air pada 76 cmHg menjadi T = 373,15 K.

f. Penetapan Satuan Intensitas Cahaya

Sumber cahaya standar kali pertama menggunakan sumber cahaya buatan, yang ditetapkan
berdasarkan perjanjian internasional yang disebut sebagai lilin. Pada 1948, ditetapkan sumber
cahaya standar yang baru, yakni cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu titik lebur
platina (1.773°C) yang dinyatakan dengan satuan kandela.

Satuan kandela didefinisikan sebagai benda hitam seluas satu meter persegi yang bersuhu titik
lebur platina (1.773°C). Benda ini akan memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan
kuat cahaya sebesar 6 × 10–5 kandela.
Pengukuran serta Alat Ukur Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Perhatian : Jika terdapat perubahan tampilan tunggu lima detik lalu klik "Skip Ads"

Pengukuran adalah suatu cara untuk menentukan besaran pokok dan besaran turunan dalam suatu
objek pengukuran menggunakan alat ukur besaran pokok dan besaran turunan. Didalam pengukuran
suatu objek hendak memperhatikan beberapa tentang tatacara penggunaan alat ukur serta bagaimana
cara pembacaan besaran tersebut. Berikut ini merupakan beberapa jenis alat ukur besaran serta
bagaimana cara pembacaan alat tersebut.

A. Besaran Pokok - Panjang

1. Jangkasorong

Gambar 01. Tampilan Jangkasorong.

Jangkasorong adalah alat pengukuran besaran pokok panjang. Jangka sorong memiliki dua skala besaran
pokok panjang yang digunakan yaitu skala dalam sentimeter (cm) dan inci. Selain untuk mengukur
panjang objek, jangkasorong juga dapat mengukur diameter benda dengan bentuk tabung juga
mengukur kedalaman benda tersebut. Dalam penggunaan jangkasorong perlu diperhatikan bagaimana
cara penggunaan jangkasorong serta bagaimana cara pembacaan jangka sorong tersebut. Berikut
bagaiman cara menggunakan serta membaca jangkasorong :
Gambar 02. Bagian Jangka Sorong

a. Pegang jangkasorong menggunakan tangan yang biasa anda gunakan.

b. Longgarkan kunci jangkasorong (tombol kunci) berbentuk skrup di bagian atas jangka sorong.

c. Renggangkan skala geser (rahang sorong) dari jangkasorong.

d. Tempatkan objek di dalam renggangan dan geserkan hingga sesuai dengan besar objek

e. Setelah pas, kunci hasil pengukuran dengan mengencangkan kunci jangka sorong (tombol kunci)

f. Dalam membaca hasilpengukuran, yang harus dibaca terlebih dahulu adalah :

- Skala Utama, dibaca dengan cara memperhatikan berapa besar angka sebelum angka nol pada skala
nonius. Misalkan angka pada skala tetap sebelum nol pada skala nonius adalah 1.
- Selisih antara skala utama dengan skala nonius. Dihitung berapa selisih antara skala utama dengan
skala nonius. Misalkan jumlah selisih adalah 5.
- Baca besaran pada skala nonius dengan membandingkannya dengan skala tetap diatasnya. Dicari
angka yang paling lurus dengan garis pada skala utama. Misalnya angka 4 yang tepat lurus.
g. Tuliskan hasil pengukuran agar tidak terlupakan. Misal hasil pengukurannta adalah 1,54 cm.
Gambar 03. Contoh Pengukuran Panjang Dengan Hasil Pengukuran 1,54 cm.

Pertanyaan, berapakah hasil pengukuran dibawah ini !

Gambar 04. Contoh Pengukuran Panjang Benda.


Gambar 05. Contoh Pengukuran Panjang Benda

2. Mikrometerskrup

Gambar 06. Contoh Mikrometer Skrup.

Mikrometer skrup adalah alat ukur panjang dengan skala pengukuran yang lebih kecil dan lebih teliti
daripada jangkasorong. Dengan skala satuan besaran milimeter (mm) mikrimeter skrup hanya bisa
digunakan untuk mengukur panjang benda dibawah 15 cm. Mikrimeter skrup biasanya digunakan untuk
mengukur tebal suatu objek juga digunakan dalam mengukur diameter bola. Cara dalam mengukur
menggunakan mikrometer skrup adalah sebagai berikut :
Gambar 07. Bagian Mikrometer Skrup

a. Longgarkan bagian pengunci mikrometer skrup.


b. Putar pemutar poros geser dari mikrometer skrup hingga terdapat cela pada frame.
c. Masukan objek diantara poros tetap dengan poros geser.
d. Sesuaikan lebar poros tetap dengan poros geser pada objek dengan memutar RACHET, bukan
pemutar.
e. Kunci kembali pengunci pada mikrometer skrup.
f. Bacalah hasil pengukuran dengan cara :
- Skala utama dibaca angka yang tertera pada skala utama sebelum batas skala utama dengan skala
nonius. Misal pada gambar 10.
- Jarak antara skala utama dengan skala nonius dihitung berapa garis. Masing - masing garis akan
dijumlahkan dengan hasil pada skala utama. Misal pada gambar adalah 2.
- Perhatikan keberadaan garis dibawah pembacaan skala utama, sekiat garis bernilai 50 jika terdapat
diantara garis akhir selisih skala utama dengan skala nonius (jika ada). Misal pada gambar ada 50.
- Skala nonius, bibaca berapa hasil pengukuran pada skala nonius yang sejajar dengan skala utama. Hasil
skala nonius ditambahkan dengan garis bawah skala utama (jika ada hasil pada skala utama). Misal pada
gambar adalah 10.
g. Tulis hasil pengukuran. Jadi hasil pengukuran pada gambar adalah (10 + 2 , 50 + 10 = 12,60 mm)
Gambar 08. Contoh Pengukuran Panjang dengan Hasil 12,60 mm)

Berapakah hasil pengukuran mikromener skrup dibawah ini ?

Gambar 09. Contoh Pengukuran Panjang

B. Besaran Pokok - Massa

1. Neraca Pegas
Gambar 10. Neraca Pegas

Neraca pegas adalah alat ukur besaran massa yang memanfaatkan pegas sebagai pengukur massa dari
suatu objek. Selain untuk mengukur massa, neraca pegas juga dapat digunakan untuk mengukur gaya
dari suatu objek. Dalam menggunakan neraca pegas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Neraca pegas dikaitkan pada tempat yang stabil, kuat, dan tidak terganggu oleh objek lainnya.
b. Pastikan sebelum menggunakan neraca pegas bahwa skala awal neraca berada pada angka nol.
c. Letakan objek yang akan diukur massa bendanya pada pengait di bagian bawahnya.
d. Tentukan massa dari benda dengan cara mengamati angka yang ditunjukan pada neraca pegas. Pada
neraca pegas model diatas setiap garis mempunyai nilai 2 gram.
e. Tulis hasil pengamatan beserta satuan yang digunakan. Contoh hasil pengukuran dibawah ini adalah
38 gram.
Gambar 11. Pengukuran Massa Menggunakan Neraca Pegas dengan Hasil 38 gram.

2. Neraca

Gambar 12. Neraca

Neraca model ini paling sering digunakan dalam kehidupan sehari - hari. Sering kali dijumpai pada
peralatan memasak. Sering kali terdapat kesalahan pemahaman antara massa dan berat. Yang lebih
cocok digunakan untuk mengukur objek adalah massa karena barat tergantung dengan gaya tarik bumi
dan gaya lainnya yang mungkin berpengaruh. Didalam menggunakan neraca model ini diperlukan
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Tempatkan neraca pada tempat datar, stabil, dan tidak terganggu dengan hal lainnya.
b. Pastikan angka yang ditunjukan neraca sebelum pengukuran adalah nol.
c. Tempatkan objek pada tempat pengukuran diatas neraca.
d. Perhatikan angka yang ditunjukan pada neraca. Saat memperhatikan, posisi mata sejajar dengan
tinggi neraca.
e. Tulis hasil pengukuran. Contoh hasil pengukuran massa dibawah adalah 80 gram.

Gambar 13. Contoh Pengukuran Massa dengan Neraca

C. Besaran Pokok - Suhu

1. Thermometer Larutan

Gambar 14. Thermometer Larutan


Thermometer larutan adalah alat ukur suhu dari suatu larutan. Skala yang biasa terdapat pada
thermometer ini adalah Celcius. Thermometer yang biasa digunakan adalah thermometer raksa atau
thermometer alkohol. Cara menggunakan thermometer model ini adalah :
a. Pada saat memegangnya jangan langsung pada tabung tersebut, tapi pegang ujung talinya.
b. Usahakan tidak menyentuh dasar dari wadah larutan karena dapat mempengaruhi pembacaan
thermometer.
c. Pembacaan hasil pengukuran pada saat tidak terjadi lagi pergeseran suhu pada termometer.
d. Pada saat pembacaan thermometer, sejajarkan mata dengan thermometer. Baca secara teliti.

Berikut contoh pembacaan suhu pada termometer. Suhu yang ditunjukan adalah 48 C,

Gambar 15. Contoh Pengukuran Suhu dengan Thermometer Larutan.

2. Thermometer Ruangan
Gambar 16. Thermometer Ruangan

Thermometer ruangan adalah alat ukur suhu dari suatu ruangan. Cara pembacaannya tidak jauh
berbeda dengan pembacaan thermometer larutan hanya saja thermometer ini tidak boleh di pegang
secara langsung thermometernya.

D. Besaran Pokok - Waktu

1. Stopwatch
Gambar 17. Stopwatch Analog

Stopwatch analog adalah alat ukur waktu dengan menggunakan mekanisme analog didalamnya. Alat
ukur waktu ini mudah dalam penggunaannya cukup dengan menekan tombol diatas stopwatch untuk
memulai mengukur waktu dan tekan kembali saat waktu pengukuran selesai.

E. Besaran Turunan - Volume Zat Cair

1. Gelas Ukur
Gambar 18. Gelas Ukur 25 mL

Gelas ukur adalah alat untuk mengukur besaran turunan volume zat cair. Gelas ukur beragam jenis dan
ukurannya. Gelas ukur yang biasa digunakan adalah ukuran 10, 25, 50, 100, 250, 500, dan 1000 mL. Cara
membaca pada gelas ukur adalah sebagai berikut :
a. Tempatkan gelas ukur pada tempat rata, tidak miring, dan stabil.
b. Tuangkan zat cair pada gelas ukur secara perlahan dan hati - hati.
c. Pastikan seluruh zat cair habis tanpa ada yang tersisa di pinggir gelas ukur.
d. Sejajarkan mata dengan gelas kimia pada saat pengamatan hasil pengukuran.
e. Baca pengukuran pada cekungan bawah dari gelas ukur, bukan ujung cekungan atas.

Gambar 19. Cara Pengamatan Gelas Ukur.


Berikut contoh pengamatan volume dengan volume

Gambar 20. Contoh Pengukuran Volume dengan Hasil 23 mL

Berapakah hasil pengukuran gambar dibawah ?

Gambar 21. Contoh Pengukuran Volume Zat Cair


awaban Mid Semester Telaah Kurikulum dan Buku Teks SMA.

Nama : Depi Puspita Sari

NIM : 0900888201079

Jurusan/Kelas : B.Indonesia IV.C

Mata kuliah : Telaah Kurikulum dan Buku Teks SMA.

1. Bagaimana hubungan kurikulum dengan guru dan kualitas pendidikan ?

Kurikulum sendiri merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan.

Hubungan kurikulum dengan guru adalah, kurikulum merupakan pedoman yang digunakan dalam
proses belajar mengajar, dengan adanya kurikulum tentu tugas guru sebagai pengajar dan pendidik akan
lebih terarah. Sedangkan hubungan kurikulum dengan kualitas pendidikan adalah, jika kurikulum
disusun dan dikembangkan dengan baik, tentu dapat meningkatkan mutu pendidikan, sehingga satuan
pendidikan dapat menciptakan lulusan yang berkualitas.

2. Dalam menyusun kurikulum perlu memperhatikan asas filosofis dan psikologis anak dan psikologis
belajar. Mengapa ?

-Dalam menyusun kurikulum perlu memperhatikan asas filosofis, karena filosofis sendiri berkenaan
dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Sekolah bertujuan mendidik anak agar
menjadi manusia yang baik, pada hakikatnya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut
negara. Kurikulum mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat bangsa dan negara terutama dalam
menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui pendidikn formal.

-Dalam asas psikologis anak yaitu memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum. Sekolah didirikan
untuk anak , untuk kepentingan anak, pada abad ke-20 anak kian mendapat perhatian menjadi salah
satu asas dalam pengembangan kurikulum. Timbulah aliran yang disebut progresif, bahkan kurikulum
yang semata-mata didasarkan atas minat dan perkembangan anak, yaitu “child centered curriculum”.

-Dalam asas psikologis belajar yaitu pendidikan disekolah diberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa
anak-anak dapat dididik, dapat dipengaruhi kelakuannya. Bagaimana belajar itu berlangsung, dalam
keadaan yang bagaimana belajar itu memberi hasil yang sebaik-baiknya, maka kurikulum dapat
direncanakan dan dilaksanakan dengan cara yang seefektif-efektifnya.

3. Jelaskanlah perbedaan separate subject curriculum dengan corelated curriculum !

Separate subject curriculum adalah mata pelajaran yang pada umumnya diajarkan secara terpisah-pisah,
yaitu bahan pelajaran dibagi-bagi untuk tiap-tiap kelas. Contohnya dikelas 1 SD dahulu anak-anak
berhitung dengan bilangan 1 sampai 20, kalau ia menghadapi soal-soal diatas 20, biasanya ia harus
menunggu pemecahannya sampai ia naik ke kelas 2. Tiap mata pelajaran diberikan tersendiri lepas dari
mata pelajaran lain pada jam pelajaran tertentu. Biasanya sejarah diberikan terpisah dari ilmu bumi,
walaupun ke dua mata pelajaran tersebut erat hubungannya. Dengan demikian mereka hanya
menumpukkan bermacam-macam pengetahuan, lalu dihafal untuk diingat dan kemudian dilupakan.

Sedangkan correlated curriculum adalah kurikulum yang menghubungkan antara mata pelajaran yang
satu dengan yang lain dengan memelihara identitas mata pelajaran, ada yang menyatu padukan mata
pelajaran dengan menghilangkan identitas mata pelajaran dalam bidang studi tertentu. Korelasi dapat
dilakukan dengan bermacam-macam cara, salah satunya misalnya dengan menghilangkan batas masing-
masing. Misalnya ilmu alam, kimia, biologi, disatukan menjadi IPA.

4. Jelaskanlah komponen-komponen kurikulum dan bagaimanakah hubungan antarkomponen tersebut !

Komponen kurikulum yakni :

a. Tujuan, yaitu target untuk mencapai sesuatu keberhasilan belajar.

b. Bahan pelajaran, yaitu segala materi yang harus dipersiapkan oleh guru saat proses belajar mengajar.

c. Proses belajar mengajar, yaitu kegiatan yang terjadi antara pembelajar dan pebelajar, sehingga dapat
terjadinya respons dari pebelajar .
d. Evaluasi atau penilaian, yaitu kegiatan akhir dari pembelajaran , yaitu berupa soal yang biasanya
diberikan oleh guru saat mid semester dan semester.

Keempat komponen tersebut saling berhubungan, setiap komponen bertalian erat dengan ketiga
komponen lainnya. Tujuan menentukan bahan apa yang akan dipelajari, bagaimana proses belajarnya,
dan apa yang harus dinilai. Penilaian dapat mempengaruhi komponen lainnya. Misalnya saat UAN,
UMPTN, maka timbul kecenderungan untuk menjadikan bahan ujian sebagai tujuan kurikulum. Bila salah
satu komponen berubah, misalnya ada salah satu komponen yang ditonjolkan, maka semua komponen
lainnya turut mengalami perubahan. Kalau tujuannya jelas, maka bahan pelajaran, PBM, maupun
evaluasi akan lebih jelas.

5. Mengapa kurikulum perlu diubah dan diperbaharui ?

Karena di latarbelakangi oleh:

a. Kemajuan IPTEK

Dengan kemajuan IPTEK saat ini mau tidak mau kurikulum harus diubah, agar tidak tertinggal dengan
negara lain. Kemajuan IPTEK saat ini menuntut agar para guru dan siswa dapat menggunakan sekaligus
memanfaatkan kemajuan IPTEK sebagai fasilitas belajar.

b. Tuntutan masyarakat

Karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang terus berubah seiring dengan perkembangan global, maka
apabila sistem pendidikan disusun berdasarkan tuntutan masyarakat saat ini, kemungkinan hasilnya
tidak akan memenuhi tuntutan masyarakat pada masa yang akan datang. Karena sistem pendidikan
yang baik adalah sistem pendidikan yang dapat mengantisipasi terhadap tuntutan dan kebutuhan
masyarakat pada masa yang akan datang.

c. Tuntutan dunia kerja

Agar setiap jenjang pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia global
didunia kerja dan menyiapkan SDM yang mampu bersaing secara nasional dan global.

d. Dianggap sudah tertinggal


Jika kurikulum dianggap sudah tertinggal dari negara lain, maka kurikulum pun harus diperbaharui agar
dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

6. Jelaskanlah komponen KTSP !

1.) Visi dan misi satuan pendidikan

Seperti yang kita ketahui visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian
sebuah satuan pendidikan yang ingin dicapai di masa depan. Misalnya visi sekolah tersebut adalah
“Meningkatkan IMTAQ Siswa”, maka untuk mencapai visi tersebut dalam belajar, guru harus
menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada siswanya.

2.) Tujuan pendidikan satuan pendidikan

Tujuan pendidikan satuan pendidikan merupakan acuan dalam mengembangkan KTSP. Misalnya tujuan
pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan
sebagainya.

3.) Menyusun kalender pendidikan

Dalam menyusun kalender pendidikan, pengembang kurikulum harus mampu menghitung jam belajar
efektif untuk pembentukkan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikannya dengan SK dan KD. Dalam
kalender pendidikan dapat kita lihat berapa jam waktu efektif yang dapat digunakan untuk kegiatan
penbelajaran, termasuk waktu libur, dll.

4.) Struktur muatan KTSP, terdiri atas mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri,
pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

5.) Silabus

Merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu,
mencakup SK, KD, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

6.) RPP
Adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu
atau lebih KD yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

Alat Ukur Besaran Pokok dan Satuannya – Di dalam fisika besaran dirtikan sebagai sesuatu
yang dapat diukur atau dihitung dan mempunyai nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan
satuan. Berdasarkan kesepakatan internasional, maka ditetapkanlah tujuh besaran pokok sebagai
dasar (besaran pokok) dan merupakan dasar bagi Sistem Satuan Internasional yang biasa
disingkat SI.

7 besaran pokok tersebut adalah panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, suhu, intensitas cahaya
dan jumlah zat. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran,
sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan adalah nama atau istilah
yang diberikan untuk mengukur besaran tersebut, sebagai contoh, second (s) merupakan satuan
untuk waktu. Setiap dari besaran pokok tersebut memiliki satuan yang berbeda beda tentunya.

Besaran pokok juga bisa diukur menggunakan berbagai macam alat ukur besaran pokok. Alat
ukur untuk mengukur besaran pokok berbeda beda dan ada beberapa macam, semua tergantung
kebutuhannya. Misalnya untuk mengukur panjang, anda bisa memilih menggunakan
penggaris/mistar, pita ukur, jangka sorong atau mikrometer sekrup.
Lalu apa saja alat ukur untuk besaran pokok yang lainnya? Untuk lebih jelasnya berikut ini daftar
macam macam alat ukur besaran pokok dan satuannya.

Alat Ukur Panjang

Berikut ini beberapa alat ukur besaran panjang, alat ukur ini menggunakan satuan cm, mm, feet
dan inchi.

 Penggaris
 Pita ukur
 Jangka sorong
 Mikrometer sekrup

Alat Ukur Massa

Berikut ini beberapa alat ukur besaran massa, alat ukur ini menggunakan satuan gram dan kg.

 Neraca pasar
 Neraca lengan
 Neraca kimia
 Neraca pegas
 Neraca digital

Alat Ukur Waktu

Berikut ini beberapa alat ukur besaran waktu, alat ukur ini menggunakan satuan detik, menit dan
jam.

 Jam matahari
 Jam pasir
 Jam dinding
 Jam tangan
 Stopwatch
 jam atom

Alat Ukur Kuat Arus Listrik

 Amperemeter

Alat Ukur Suhu

 Termometer

Alat Ukur Intensitas Cahaya


 Candlemeter atau luxmeter

Alat Ukur Jumlah Zat

Jumlah zat tidak diukur secara langsung, tetapi dengan cara mengukur terlebih dahulu massa zat.

Demikianlah informasi dan penjelasan mengenai macam macam alat ukur besaran pokok dan
satuannya. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi ilmu pengetahuan bagi kita semua
dalam memahami apa saja alat yang digunakan untuk mengukur tujuh besaran pokok.

Alat Ukur Besaran Pokok

a. Panjang ( Mistar, Jangka Sorong & Mikrometer Sekrup)

b. Massa ( Neraca )

c. Waktu ( Stopwatch, Arloji )

d. Kuat Arus Listrik ( Ampere meter )

e. Jumlah Zat ( Pengukuran Tdk Langsung)

f. Intensitas Cahaya ( Lightmeter )

Alat Ukur Besaran Turunan

 Speedometer : mengukur kelajuan


 Dinamometer : mengukur besarnya gaya.
 Higrometer : mengukur kelembaban udara.
 Ohm meter : mengukur tahanan ( hambatan ) listrik
 Volt meter : mengukur tegangan listrik.
 AVOmeter : mengukur kuat arus, tegangan dan hambatan listrik
 Barometer : mengukur tekanan udara luar.
 Hidrometer : mengukur berat jenis larutan.
 Manometer : mengukur tekanan udara tertutup.
 Kalorimeter : mengukur besarnya kalor jenis zat.
ALAT UKUR PANJANG
1. Mistar/ Penggaris
Mistar/ Penggaris adalah sebuah alat pengukur panjang yang digunakan untuk
menggambar garis lurus. Mistar/penggaris berskala terkecil 1 mm mempunyai ketelitian 0,5 mm.
Ketelitian pengukuran menggunakan mistar/penggaris adalah setengah nilai skala terkecilnya.

Dalam setiap pengukuran dengan menggunakan mistar, usahakan kedudukan pengamat mata
tegak lurus dengan skala yang akan diukur.
2. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal, kedalaman lubang,
dan diameter luar maupun diameter dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka
sorong mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan rahang sorong.

Cara Penggunaan:
- Pengukuran dilakukan dengan menggeser-geser rahang sorong
- Setelah memperoleh posisi yang sesuai, lalu amati angka pada skala utama yang berdeketan
dengan angka nol pada skala nonius
- Lalu perhatikan garis pada skala nonius yang berimpit dengan salah satu garis pada skala utama,
hasil pembacaan hasilnya = skala utama + skala nonius.

3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif tipis, misalnya kertas,
seng, dan karbon. Mikrometer sekrup merupakan alat pengukur panjang yang memiliki ketelitian
tinggi. Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar
(nonius).
a. Skala tetap (skala utama) terbagi dalam satuan milimeter (mm). Skala ini terdapat pada laras dan
terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala bawah.
b. Skala putar (skala nonius) Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar dan
dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala ini terbagi menjadi 50 skala atau bagian ruas
yang sama. Satu putaran pada skala ini menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm. Jadi, satu
skala pada skala putar mempunyai ukuran: 1/50 .0,5 mm = 0,01 mm.

Cara Penggunaan:
- Putar bidal (pemutar besar) berlawanan arah jarum jam sehingga ruang antara rahang tetap
dengan rahang geser cukup untuk menempatkan benda yang akan diukur.
- Letakkan benda yang akan diukur diantara rahang tetap dan rahang geser.
- Lalu putar bidal (pemutar besar) searah jarum jam sehingga benda yang diukur terjepit oleh
rahang tetap dan rahang geser.
- Putar pemutar kecil (roda bergerigi) searah jarum jam sehingga skala nonius pada pemutar besar
tidak bergeser lagi.
- Lihat hasil pengukuan yang diperoleh.
Untuk mengetahui hasil pengukuran menggunakan mikrometer sekrup dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
- Tentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal) dari rahang geser
(atau skala utama yang berada tepat didepan/berimpit dengan selubung silinder luar rahang
geser)
- Tentukan nilai skala nonius yang yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama
- Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang
berimpit x 0,01 mm)
Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm)
Contoh:

 Skala Utama = 5,5 mm


 Skala Nonius x 0,01 mm = 300 x 0,01 mm = 0,30 mm

Jadi hasil pengukuran = 5,5 mm + 0,3 mm = 5,8mm

Alat ukur massa

Jenis-jenis alat ukur massa

1. Neraca gantung neraca ini digunakan untuk mengukur massa jika kalianpernah melihat
maka kalian melihatnya di toko- toko beras, atau pupuk.
2. Neraca analog neraca adalah jenis neraca yang digunakan untuk mengukur massa tepung
sebelum measak roti atau juga bisa untuk mengukur massa di toko buah.
3. Neraca digital ini dapat kalain lihat di toko-toko buah atau kadang juga di temukan di
laboratorium karena hasil pengukuran yang digunakan lebih tepat dibandingkan dengan
alat ukur massa yang lain selain itu dengan alat ukur ini di dapatkan pengukuran lebih
teliti. dantentunya cara penggunaanya lebih mudah karena dapat terlihat langsung di
dalam neraca. walau kelebihannya alat ukurini lebih mahal di banding dengan yang
lainnya
4. Neraca sama lengan Neraca ini sering kalianlihat di toko emas, karena bisanya
digunakan untuk menimbang emas.
5. Neraca Ahaus (Neraca tiga lengan dan Neraca empat lengan) seperti foto di atas
Neraca ini biasanya terdapat di laboratorium untuk praktek-praktek IPA.
Macam- maca neraca
►Pengukuran massa dengan Neraca Tiga lengan

Untuk menambah pengetahuan kalian, kalia ini saya akan membahsa bagimna cara mengukur
massa menggunakan neraca ahaus yaitu neraca tiga lengan, karena sering sekali soal pengukuran
ini keluar pada neraca tiga lengan atau empat lengan. Pengukurannya lain dengan neraca- neraca
yang ada dipasar, atau lihat di sekitar rumah kita. di sini saya akan menjelaskan cara penggunaan
neraca tiga lengan. Sebelumnya kita sudah mengenal bagian-baginnya.

►Bagian - bagian Neraca Tiga lengan

1. Knop atau pemutar kalibrasi


2. Pemberat atau anting yang diletakkan di masing-masing lenganyang bisa di geser ke
kanan dan kekiri
3. Tempat beban temapt untuk memasang beban atau benda yang ingin di ukur
4. Titik nol garis kesetimbangan., titik ini untuk mengkalibrasi sebelum digunakan dan
untuk keseimbangan ketika pengukuran sudah di lakukan
5. Lengan neraca yang terdiri dari tiga lengan . Untuk neraca 3 lengan yang ada di
laboratorium saya seperti foto di atas terdiri dari tiga lengan dengan skala maksimal
berbeda.
Bagian dari neraca tiga lengan
Skala tiap lengan adalah sebagi berikut ini :

 Lengan depan dengan skala maksmial 10gram dengan skala 0, 1, 2, 3,...10 gram, dan tiap
skal masih dibagi lagi menjadi skala lebih kecil yaitu 0,1 gram
 Lengan tengah dengan skala maksmial 500 gram dengan skala 0,100, 200 ... 500 gram
 Lengan kedua dengan sala maksimal 100 gram dengan skla 0, 10,20 ...100 gram

► Langkah-langkah pengukuran massa dengan neraca tiga lengan adalah sebagi beriku
ini :

1. Setiap lengan jangan lupa berada pada skala 0


2. Kalibrasi terlebih dahulu, dengan cara memutar skrup knop pemutar kalibrasi di bagian
belakang, sampai seimbang atau jarum penunjuk menunjukkan anka titik nol, hal ini
dilakukan agar pengukrannya lebih tepat.
3. Meletakakn benda yang diukur massanya
4. Menggeser skalanya mulai dari lengan yang besar dan jangan sampai melebihi titik nol ,
baru skala yang kecil sampai menunjukkan keseimbangan di titik nol ( dua garis sejajar)
5. Membaca hasil pengukuran dengan menjumlahkan setipa skala mulai dari yang besar
hingga yang kecil agar lebih mudah seperti contoh di bawah ini

skala tengah 300 gram


skala belakang 80 gram
skala depan 2,5 gram
______________________ +
Hasil pengukuran 382,5 gram
Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)

1. Posisikan Saklar Selektor ke DCA.


2. Cari skala yang sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan
diukur adalah 200mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang
diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus.
Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban.
4. Hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah
ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun
Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

Alat ukur dari intensitas cahaya

Pengukur Cahaya), Fungsi, Prinsip Kerja dan Cara Menggunakannya

Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu
tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga
memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka
diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara
sumber cahaya ke sensor maka akan semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini
membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya akan semakin berkurang.
Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital yang terdiri
dari ra ngka, sebuah sensor. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur
intenstasnya.
Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi. Hampir semua lux meter terdiri dari
rangka, sebuah sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor diletakkan pada sumber cahaya.
Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik.
Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Kunci untuk
mengingat tentang cahaya adalah cahaya selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna pada
panjang gelombang yang berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari
semua panjang gelombang.

Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna dan dinyatakan dalam derajat
Kelvin. Standar suhu warna untuk kalibrasi dari hampir semua jenis cahaya adalah 2856 derajat
Kelvin, yang lebih kuning dari pada warna putih. Berbagai jenis dari cahaya lampu menyala pada
suhu warna yang berbeda. Pembacaan lux meter akan berbeda, tergantung variasi sumber cahaya
yang berbeda dari intensitas yang sama. Hal ini menjadikan, beberapa cahaya terlihat lebih tajam
atau lebih lembut dari pada yang lain.

Prinsip Kerja

Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat
penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil
pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan
sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur
intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto
menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun
semakin besar.

Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis
sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan
cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah
tertentu. Kemudian dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar
panel.

Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami atapun buatan akan
mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan
suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan
yang ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang
gelombang yang ditangkap oleh sensor photo diode.

Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid Crystal digital) yang
format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam
penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun mempunyai karakteristik
yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul
diatur dengan medan listrik eksternal.

Adapun bagian- bagian dari alat lux meter adalah sebagai berikut :
Bagian-bagian Luxmeter

Fungsi bagian- bagian alat ukur :

1. Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran


2. Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
3. Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
4. Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
5. Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

Prosedur Penggunanaan Alat

Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter amat sederhana. Tidak serumit alat ukur
lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar diperhatikan adalah alat
sensornya,karena sensornyalah yang kan mengukur kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh
karena itu sensor harus ditempatkan pada daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya
(iluminasi) secara tepat agar hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan
alat ini adalah sebagai berikut :

 Geser tombol ”off/on” kearah On.


 Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada tombol Range.
 Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan diukur
kuat penerangannya.
 Lihat hasil pengukuran pada layar panel.

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor cahaya yang bersifat
amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus diamankan pada temapat yang aman
sehingga sensor ini dapat terus berfungsi dengan baik karena sensor ini merupakan komponen
paling vital pada alat ini.
Digital Lux Meter

Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah baterainya. Jikalau pada
layar panel menunjukan kata ” LO BAT” berarti baterai yang digunakan harus diganti dengan
yang baru. Untuk mengganti baterai dapat dilakukan dengan membuka bagian belakang alat ini
(lux meer) kemudian mencopot baterai yang habis ini, lalu menggantinya dengan yang dapat
digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai dengan tegangan 9 volt, tetapi
untuk tegangan beterai ini tergantung pada spesifikasi alatnya.

Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh diruangan yang dengan
kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran ternyata hasilnya tidak normal maka
dapat dilakukan pengkalibrasian ulang dengan menggunakan tombol ”Zero Adjust”.

Cara Pembacaan

Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran pengukauran
yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan pengukuran)
yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada
kisaran cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat
dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat
dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur tingkat kekuatan
cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca
lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.

Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada layar panel
di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada layar panel
dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca hasil dikalikan
100 lux.

Kegunaan Lux Meter

Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada bidang arsitektur,
industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada alat yang biasa digunakan
pada fotografi, sebagai contoh pada alat available light, reflected lightmeter, dan incident
lightmeter. Selain itu didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain-
lain yang senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat digunakan.

Alat ukur waktu

Fungsi dan Prinsip Kerja Stopwatch

1. Pengertian Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan.
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti
sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan
menekan tombol diatas yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.

Kekurangan dan Kelebihan Stopwatch

a. Kelebihan

 Proses perhitungan lebih cepat


 Setiap jenis gerakan waktunya diketahui
 Biayanya lebih murah
 Lebih praktis dalam mencatat data
 Data yang di peroleh lebih akurat

b. Kekurangan

 Dibutuhkan ketelitian bagi seorang pengamat yang melakukan perhitungan, karena akan
mempengaruhi hasil perhitungan.

2. Jenis – Jenis Stopwatch

2.1 Stopwatch Analog


Stopwatch analog berfungsi sebagai alat untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan
dalam suatu kegiatan. Misalnya, stopwatch dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang dibutuhkan oleh seorang pelari untuk dapat mencapai jarak 50 km. Selain itu,dalam ilmu
kimia stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
suatu larutan agar dapat mengalami perubahan suhu.
Dalam praktikum fisika, stopwatch sering digunakan. Misalnya pada praktikum pengukuran
dasar, viskosimeter aliran fluida, pesawat atwood, dan lain sebagainya.

2.2 Stopwatch Digital

Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai


penunjuk hasil pengukuran. Waktu hasil pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik.

3 Prinsip Kerja Stopwatch


Stopwatch dirancang untuk memulainya dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga
suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol
yang sama untuk yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.

3.1 Stopwatch Analog

Stopwatch analog mempunyai penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol
yaitu tombol start/stop dan tombol kalibrasi . Perhitungan waktu pada stopwatch analog ini
berdasarkan gerakan mekanik.
Sistem yang mekanik sangat sulit diubah, (ditambah atau dikurang) karena peletakan
komponen -komponennya memerlukan presisi yang sangat tinggi.

Pada stopwatch analog ini tidak memakai baterai, sehingga jika sewaktu-waktu stopwatch
analog ini mati ( jarumnya tidak bergerak saat ditekan tombol start), maka hal yang perlu
dilakukan adalah memutar tombol start pada stopwatch tersebut.
Bagian-Bagian Stopwatch Analog :

 Tombol start / stop, untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.


 Tombol riset, untuk meriset stopwatch ke nol.
 Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
 Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan menit
 Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka 1
sampai 60 dalam satuan detik
 Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai 30
dalam satuan menit.

Prinsip kerja stopwatch Analog adalah sebagai berikut :

 Saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi
berputar dan pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum
bergerak.
 Pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja secara
mekanik. Pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi
sehingga pegas pertama kembali ke tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke
posisi nol.
 Contoh :

Berapa lamakah yang dibutuhkan sebuah motor untuk mencapai 120 Km??? Atau berapa
lamakah waktu yang dibutuhkan pegas dalam melakukan 10 kali getaran dengan massa 50
gram???

3.2 Stopwatch Digital

Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai


penunjuk hasil pengukuran, seperti jam digital dimana berhitungan waktu berdasarkan
perhitungan elektronik.
Stopwatch Digital Otomatis Peka Cahaya dapat dibuat dengan menggunakan sensor cahaya
sebagai saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah
digital dengan ketelitian 0,0001 sekon atau 0,1 ms.

Adapun bagian-bagian dan dari stopwatch digital adalah sebagai berikut :

 L.C.D
 4 digit tampilan waktu menunjukkan menit ("M") dan waktu detik ("S")
 Timer dapat diprogram maksimum sampai 99 menit, 59 detik dan menghitung mundur
 Bel alarm output saat waktu menghitung mundur ke nol
 Timer ini juga dapat berfungsi sebagai memory recall

6. Masing-masing tombol untuk setting menit dan detik

Prinsip kerja stopwatch digital adalah sebagai berikut :

Cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus dari sumber tegangan
(baterai) akan mengalir ke komponen-komponen elektronik dalam stopwatch digital.
Komponenen-komponen elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu dan
menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.

4 Prosedur Penggunaan Stopwatch


4.1 Stopwatch Analog
Adapun prosedur penggunaan stopwatch analog adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.


 Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar pada
lingkaran besar akan berjalan.
 Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama dengan 60 detik. Jadi satu
kali putaran penuh jarum besar sama dengan satu menit. Apabila jarum besar sudah
berputar satu kali putaran penuh, maka jarum kecil akan berada pada angka satu pada
lingkaran kecil.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.
 Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan
kembali ke nol kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.

4.2 Stopwatch Digital


Adapun prosedur penggunaan stopwatch digital adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.


 Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu berjalan seperti yang
ditunjukkan angka pada stopwatch digital.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.
 Membaca hasil pengukuran.
 Unuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan jarum akan kembali ke
nol kemudian ulangi langkah diatas.

Fitur Stopwatch Digital


TIMER PENGATURAN WAKTU

 Tekan tombol (M) dan (S) pada saat yang sama untuk me-reset timer ke nol
 Tekan tombol (M) untuk menjadikan digit menit (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan
tahan tombol (M) untuk pengaturan kecepatan.
 Tekan tombol (S) untuk menjadikan digit detik (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan
tahan tombol (S) untuk pengaturan kecepatan.

TIMER START / STOP

 Setelah waktu pengaturan sudah siap, tekan tombol (START/STOP) sekali dan waktu
akan mulai menghitung. (M) dan (S) menandai akan berkedip saat timer sedang
berjalan.
 Ketika waktu menghitung, tekan tombol (START / STOP) sekali dan waktu akan
berhenti, (M) dan (S) tanda akan berhenti berkedip dan tetap pada layar
 Tekan tombol (START / STOP) sekali dan timer akan diteruskan menghitung lagi.

WAKTU BEL ALARM

 Ketika waktu menghitung mundur ke 00M dan 00S, waktu bel alarm akan berbunyi
selama 30 detik.
 Waktu bel alarm dapat dihentikan dengan menekan salah satu tombol (MIN), (SEC) atau
( START/STOP).

TIMER MEMORY RECALL

 Setelah berhenti waktu bel alarm, tekan tombol (START / STOP) sekali untuk mengingat
pra-mengatur waktu timer.
 Tekan tombol (START / STOP) untuk kedua kalinya dapat memulai timer dan timer
akan menghitung mundur untuk putaran lainnya.

2.5 Kalibrasi Stopwatch


Pada stopwatch analog kita hanya perlu menekan tombol start/stop tersebut maka jarum
penunjuk detik dan jarum penunjuk menit menunjuk ke angka nol. Stopwatch digital hampir
sama dengan stopwatch analog. Setelah menekan tombol kalibrasi maka angka pada layar/
monitor akan menunjukkan angka nol.

6 Pembacaan Hasil Pengukuran

6.1 Stopwatch analogHasil pengukuran stopwatch analog dengan melihat apakah hasil
pengkuran lebih dari satu menit atau tidak. Jika lebih dari satu menit maka yang pertama kita
lihat adalah jarum penunjuk menit dan setelah itu melihat jarum penunjuk detik kemudian
menjumlahkannya.

6.2 Stopwatch digitalkita bisa melihat langsung hasil pengukuran waktu pada layer/monitor
berupa angka digital.
7 Ketelitian alat

7.1 Stopwatch analog


Ketelitian alat dapat kita ketahui berdasarkan skala yang tertera pada stopwatch. Untuk
mengetahui besar ketelitian alat tersebut kita dapat mencarinya dengan membandingkan antara
skala utama satu putaran penuh dengan jumlah skala noniusnya dalam satu putaran penuh.

Contoh:
Pada gambar stopwatch yang di presentasikan diketahui jumlah skala utama satu putaran
penuh adalah 1 dan jumlah skala nonius satu putaran penuh adalah 60. Dengan demikian
dapat diperoleh
Ketelitian alat = 1/60

7.2 Stopwatch digitalPada stopwatch digital ketelitian alat sudah ditentukan sejak
perakitan komponen-komponen dalam stopwatch yaitu sebesar 0,0001 sekon.

Alat ukur thermometer

Alat Untuk Mengukur Suhu

Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer memanfaatkan sifat

termometrik suatu zat, yaitu perubahan sifat-sifat zat karena perubahan suhu zat tersebut.

Termometer pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termometer ini

disebut termometer udara. Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang

dilengkapi dengan sebatang pipa kaca panjang. Pipa tersebut dicelupkan ke dalam cairan

berwarna. Ketika bola kaca dipanaskan, udara di dalam pipa akan mengembang sehingga

sebagian udara keluar dari pipa. Namun, ketika bola didinginkan udara di dalam pipa

menyusut sehingga sebagian air naik ke dalam pipa. Termometer udara peka terhadap

perubahan suhu sehingga suhu udara saat itu dapat segera diketahui. Meskipun peka
terhadap perubahan suhu, namun termometer ini harus dikoreksi setiap terjadi perubahan

tekanan udara.

Termometer yang banyak digunakan sekarang adalah termometer raksa. Disebut

termometer raksa karena di dalam termometer ini terdapat air raksa. Fungsi raksa adalah

sebagai penunjuk suhu. Raksa akan mengembang bila termometer menyentuh benda yang

lebih hangat dari raksa. Raksa memiliki beberapa keunggulan diantaranya:

1. Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu benda yang

ingin diukur.

2. Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40 C) sampai suhu tinggi (360

C). Hal ini disebabkan titik beku raksa mencapai -40 C dan titik didihnya

mencapai 360 C.

3. Tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran bisa menjadi lebih teliti.

4. Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.

5. Mengembang dan memuai secara teratur.

Selain raksa, alkohol juga dapat digunakan untuk mengisi termometer, kelebihannya

yaitu dapat mengukur suhu yang sangat rendah (mencapai -130 C) karena titik beku
alkohol yang lebih rendah dibandingkan raksa, namun termometer alkohol tidak dapat

digunakan untuk mengukur air mendidih karena titik didih alkohol hanya 78 C.

Termometer dengan bahan zat cair

1. Termometer Laboratorium

Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang

dipanaskan. Termometer laboratorium menggunakan raksa atau alkohol sebagai penunjuk

suhu. Raksa dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler), kemudian pipa

dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat diserap dengan cepat oleh

termometer.

Skala pada termometer laboratorium biasanya dimulai dari 0 C hingga 100 C. 0 C

menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu 100 C menyatakan suhu air

yang sedang mendidih.


2. Termometer Ruang

Termometer ruang biasanya dipasang pada tembok rumah atau kantor. Termometer ruang

mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala termometer ini adalah dari -50 C sampai 50

C. Skala ini digunakan karena suhu udara di beberapa tempat bisa mencapai di bawah 0

C, misalnya wilayah Eropa. Sementara di sisi lain, suhu udara tidak pernah melebihi 50

C.

3. termometer Klinis
Termometer klinis disebut juga termometer demam. Termometer ini digunakan oleh

dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat, suhu tubuh manusia

sekitar 37 C. Tetapi pada saat demam, suhu tubuh dapat melebihi angka tersebut, bahkan

bisa mencapai angka 40.

Skala pada termometer klinis hanya dari 35 C hingga 43 C. Hal ini sesuai dengan suhu

tubuh manusia, suhu tubuh tidak mungkin di bawah 35 C dan melebihi 43 C.

4. Termometer Six-Bellani

Termometer Six-Bellani disebut pula termometer maksimum-minimum. Termometer ini

dapat mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka waktu tertentu.

Termometer ini mempunya 2 cairan, yaitu alkohol dan raksa dalam satu termometer.
Termometer dengan bahan zat padat

1. Termometer Bimetal

Termometer bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan adanya perubahan suhu

dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.

Kepala bimetal dibentuk spiral dan tipis, sedangkan ujung spiral bimetal ditahan

sehingga tidak bergerak dan ujung lainnya menempel pada pinggir penunjuk. Semakin

besar suhu, keping bimetal semakin melengkung dan meneyebabkan jarum penunjuk
bergerak ke kanan, ke arah skala yang lebih besar. Termometer bimetal biasanya terdapat

di mobil.

2. Termometer Hambatan

Termometer hambatan merupakan termometer yang paling tepat digunakan dalam

industri untuk mengukur suhu di atas 1000 C. Termometer ini dibuat berdasarkan

perubahan hambatan logam, contohnya termometer hambatan platina.

Dalam termometer hambatan terdapat kawat penghambat yang disentuhkan ke benda

yang akan diukur suhunya, misalnya pada pengolahan besi dan baja. Suatu tegangan atau
potensial listrik yang bernilai tetap diberikan sepanjang termistor, yaitu sensor yang

terbuat dari logam dengan hambatan yang bertambah jika dipanaskan.

3. Termokopel

Pengukuran suhu dengan ketepatan tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan

termokopel, di mana suatu tegangan listrik dihasilkan saat dua kawat berbahan logam

yang berbeda disambungkan untuk membentuk sebuah loop. Kedua persambungan

tersebut memiliki suhu yang berbeda. Untuk meningkatkan besar tegangan listrik yang

dihasilkan, beberapa termokopel bisa dihubungkan secara seri untuk membentuk sebuah

termopil.
Termometer dengan bahan gas

Termometer gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat-sifat termal gas. Ada

dua macam termometer gas:

Termometer yang volume gasnya dijaga tetap dan tekanan gas tersebut dijadikan sifat

termometrik dari termometer.

Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap dan volume gas tersebut dijadikan sifat

termometrik dari termometer.


Termometer optis

1. Pirometer

Prinsip kerja pirometer adalah dengan mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan oleh

benda-benda yang suhunya sangat tinggi. Spirometer dapat digunakan untuk mengukur

suhu antara 500 C – 3.000 C.


2. Termometer inframerah
Termometer inframerah digunakan dengan cara menekan tombol sampai menunjukkan

angka tertinggi dengan cara mengarahkan sinar inframerah ke sasaran yang dituju. Sinar

yang diarahkan ke benda yang diukur akan memantul dan pantulan tersebut direspon oleh

alat sehingga termometer inframerah menunjukkan skala suhu yang tepat.


MACAM – MACAM ALAT UKUR

202 Votes

1.Mistar baja
mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur dimensi panjang, lebar, dan tebal.
Ketelitiannya adalah ± 0,5 mm.

Dalam membaca skala pada mistar, mata harus tegak lurus dengan skala yang akan dibaca.
Cara penggunaanya:
– Rapatkan benda ukur pada landasan tumpuan atau balok landas.
– Letakkan mistar baja diatas benda ukur, letakkan titik nol atau ujung mistar baja pada balok
landas.
– Baca dimensi atau ukuran panjang benda ukur.

2.Micrometer sekrup
micrometer sekrup ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter, dll.
Misalnya mengukur ketebalan kertas dan mengukur diameter kawat.
Cara Penggunaanya:
– Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
– Buka rahan dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat masuk kerahang.
– Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.

3.Ampere Meter
Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Pada
umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik yang biasanya terletak pada alat multitester
listrik yaitu gabungan amperemeter, voltmeter dan ohm meter.

4.Voltmeter
Voltmeter alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat
multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.

5.Ohmmeter
Ohmmeter ialah alat yag digunakan untuk mengukur hambata listrik yang merupakan suatu daya
yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer
untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi kesatuan ohm.
6.Thermometer
Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu, baik suhu udara maupun suhu air. Satuan umum
yang digunakan adalah celcius.

Cara penggunaanya:
thermometer bekerja berdasarkan perubahan kuantitas fisik, ketika temperaturnya berubah. Jadi
bisa berdasarkan pemuaian (thermometer air raksa), perubahan resistivitas, perubahan kuantitas
listrik(termokopel), radiasi bahan (thermometer temperature tinggi).

7.Jangka sorong

jangka sorong ialah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan
ketelitian hingga 0,1mm.

kegunaan jangka sorong adalah:


– untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit,
– untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya beruapa lubang( pada pipa, maupun
yang lainnya) dengan cara di ulur,
– untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan atau
menusukkan di bagian pengukur.

8.Barometer
barometer merupakan alat pengukur tekanan udara dalam satuan Mb. Barometer termasuk
peralatan meteorology golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar
mendapat data yang diinginkan.

9.Stopwatch
stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan, misalnya: berapa lama waktu yang ditemuh si pelari dalam jarak 100 M.

cara penggunaanya: tombol start, stop dan reset yang dipergunakan untuk memulai,
menghentikan dan mengulang pengukuran waktu.
skala yang digunakan:
1. dalam detik, skala ini disusun melingkar di bagian pinggir dengan jarak antar skala 0,2 detik.
Jarum panjang ialah yang berfungsi untuk pengukuran dalam detik.
2. Dalam menit, skala ini disusun melingkar dengan jarak antar skala 1 menit. Jarum pendek
berfungsiuntuk penunjuk waktu dalam menit.

10.Speedometer
speedometer adalah alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan perlengkapan
standar setiap kendaraan yang beroperasi dijalan.
cara kerjanya : perangkat pengukur kecepatan yang dihubungkan langsung dengan roda depan
ataupun transmisi dengan menggunakan suatu kabelyang ikut berputar saat kendaraan bergerak,
gerakan berputar ini kemudian di ubah untuk menggerakkanjarak kecepatan.

11.Hygrometer
hygrometer adalah alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat.

Cara penggunaanya : alat ini ditempatkan didalam kotak penyimpanan barang yang memerlukan
tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Kelembapan yang rendah
akan mencegah bertumbuhnya jamur yang menjadi musuh pada peralatn tersebut.

12.Manometer
Manometer adalah alat pengukur tekanan udara di dalam ruang tertutup.
Penggunaannya:
Manometer digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan diantara dua titik disaluran
pembuangan gas atau udara. Perbedaan tekenan kemudian digunakan untuk menghitung
kecepatan aliran disaluran dengan menggunakan persamaan Bernoulli (perbedaan tekanan =
V2/2g).

13.Densimeter
Densimeter adala alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan zat cair secara langsung.

Cara penggunaan:
Densimeter dimasukkan kedalam sampel. Pastikan densimeter tidak boleh menyentuh dasar dan
dinding pada wadah sampel (misalnya gelas ukur). Jika densimeter masih menyentuh dinding
maka densimeter harus diputar sehingga posisinya tepat ditengah.

14.Anonemeter meter
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yang banyak dipakai
dalam bidang meteorology dan geofisika atau stasiun perkiraan cuaca.
Cara penggunaan:
Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin baling-baling yang
terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah mata angin. Didalam anemometer terdapat
alat pencatat kecepatan angin. Maka dengan itu kita dapat memperoleh kecepatannya berapa.

15.Altimeter
Altimeter adakah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat
ini digunakan untuk navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan
dengan ketinggian.
Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip:
– Tekanan udara
– Magnet bumi
– Gelombang.
Penggunaan altimeter umumnya selalu diikuti dengan kompas.

16.Meteran pita
Meteran pita adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang benda atau sebagainya.
Meteran pita ini untuk mengukur suatu obyek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar.

17.Luxmeter
Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan suatu ruangan.
Cara penggunaanya:
System kerja dari peralatan luxmeter menggunakan sensor cahaya. Alat tersebut cukup di
letakkan diatas meja atau jug bisa dipegang setinggi 75cm dari atas permukaan lantai. Maka
layar penunjuk dari luxmeter tersebut akan menunjukkan angka yang merupakan nilai dari
intensitas pencahayaan ruangan yang bersangkutan.
18.Antique caliper ( alat ukur diameter tua )

Alat ukur ini diproduksi pada tahun 1930-an ini masih memakai teknologi sederhana , jauh
sebelum vernier caliper ( baik yang manual maupun digital ) di temukan. Capit dari besi bisa
direnggangkan dan terkunci rapat sesuai panjang barang yang akan di ukur. Sangat cocok untuk
mengukur diameter benda – benda yang susah diukur langsung penggaris biasa , misalnya
mengukur transisi leher botol.

19.Echosounder
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan di catat hasilnya sampai echo kembali kedasar air.

Prinsip kerjanya yaitu: pada transmitter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah energy
listrik menjadi energy suara. Kemudian suara yang di hasilkan dipancarkan dengan frequensi
tertentu.

20.Ombrometer
Ombrometer adalah alat untuk mengukur curah hujan.
Cara penggunaan ombrometer yang manual adalah dengan menampung hujan yang terjadi pada
setiap jam pengamatan alat akan di lepas dan air hujan ditakar dengan menggunakan gelas ukur.
Prinsip kerja alat manual ini adalah menghitung besar air yang ditampung pada alat dan di ukur
dengan gelas ukur.

Jenis-jenis higrometer

1. Hygrometer logam / kertas coil berguna untuk memberikan indikasi cepat dari
perubahan kelembaban, tapi paling sering digunakan pada perangkat yang sangat murah
dan akurasinya sangat terbatas. Higrometer ini bekerja dengan pencarian melalui unit
identik yang banyak ditampilkan dan menunjukkan perbedaan dalam kelembaban
ditunjukkan dari 10% atau lebih.
2. Higrometer Rambut Ketegangan. Perangkat ini menggunakan rambut manusia atau
hewan di bawah ketegangan. Panjang perubahan rambut dengan kelembaban dan
perubahan panjang dapat diperbesar dengan mekanisme dan / atau ditunjukkan pada dial
atau skala.
3. Higrometer Elektronik. Higrometer elektronik ini menggunakan Dewpoint yang
merupakan temperatur di mana sampel udara lembab (atau uap air lainnya) berada pada
tekanan konstan mencapai saturasi uap air.

Cara Penggunaan higrometer

Higrometer terdapat dua skala, dimana yang satu menunjukkan kelembaban dan yang satunya
lagi menunjukkan temperatur. Cara menggunakannya dengan meletakkan di tempat yang akan
diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya
ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.
Pada higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding.
Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk
mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca skalanya.

Pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang
berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan de
gambar alat ukur besaran panjang, gambar alat ukur besaran massa, gambar alat ukur besaran
waktu, gambar alat ukur besran suhu, gambar alat ukur besaran kuat arus, gambar alat ukur
besaran intesitas cahaya dan alat ukur besaran jumlah zat

Gambar Alat Ukur Panjang (Mistar, Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup)

1. Mistar/penggaris (ruler)

Gambar alat ukur panjang yaitu mistar/penggaris


sumber gambar: Wpclipart

Untuk mengetahui macam-macam atau jenis-jenis mistar silahkan baca "jenis-jenis mistar"

2. Jangka Sorong (Vernier Caliper)


Gambar jangka sorong digital. Sumber gambar : bombayharbor.com

Gambar jangka sorong manual. Image: glue-it.com

Untuk mengetahui cara penggunaan jangka sorong (vernier caliper) silahkan baca "cara
penggunaan jangka sorong (vernier caliper)"

3. Mikrometer Sekrup
Gambar Mikrometer digital. Image: royalswimmingpools.com

Gambar Mikrometer manual. Image: gulfsouthmachine.com

Gambar Alat Ukur Massa (Neraca Ohaus, Timbangan dan Dacin)

1. Neraca O-haus
Gambar neraca o-haus manual. Image: area-unik443.blogspot.com

Gambar neraca o-haus Digital. Image: shopping.com

2. Timbangan
Gambar timbangan. Image: semarang.olx.co.id

Iklan

3. Dacin

Gambar dacin. Image: barangtempodoeloe.com

Gambar Alat Ukur Waktu (Jam Dinding, Arloji, dan Stopwatch)

1. Jam Dinding
Jam sebagai alat ukur besaran waktu. Image: flexmedia.co.id

2. Arloji (Jam Tangan)

Gambar arloji. Image: intanarloji.blogspot.com


3. Stopwatch

Gambar alat ukur waktu yaitu stopwatch digital. Image: tagheuer-timing.com

Gambar alat ukur waktu yaitu stopwatch manual. Image: dladdresearch.com


Gambar Alat Ukur Suhu (Termoeter)

Gambar Termometer analog. Image: toolking.com


Gambar termometer digital. Image: africa-trade.ci

Gambar Alat Ukur Kuat Arus (Ampermeter)

Gambar ampermeter analog. Image: testoon.com


Gambar ampermeter digital. Image: faktailmiah.com

Gambar Alat Ukur Intesitas Cahaya (Light Meter)

Gambar alat ukur intensitas cahaya (light meter). Image: affectionphotograph.com


Gambar Alat Ukur Jumlah Zat

Gambar alat ukur jumlah zat (Total Dissolved Solid). Image: ahli mesin air bio

Total Dissolved Solid (TDS) yang artinya jumlah zat padat terlarut, yaitu jumlah kandungan
logam berat yang terlarut dalam air. alat ini terbukti akurat untuk mengukur berapa tingkat
pencemaran yang ada dalm air. Satuan yang akan muncul pada alat yaitu ppm (part per million)
atau bagian per juta artinya apabila volume air dibagi sejuta bagian maka angka yang muncul
menunjukan angka jumlah bagi pengotor.
1.volumem3 Gelas ukur
2 Massa jeniskg/m3 Hidrometer
3 Kecepatan m/s Velocimeter
4 Kelajuan m/s Spedometer
5 GayaN, kg m/s2 Neraca pegas atau dinamometer
6 Berat N Neraca pegas atau dinamometer
7 TekananPa, N/m2 Barometer atau manometer
8. EnergiJ, kg m2/s2
ALAT UKUR PANJANG

1. PENGGARIS

Penggaris adalah macam alat ukur pangjang yang paling populer. Ada banyak jenis penggaris seperti penggaris siku, penggaris biasa, penggaris
untuk tukang, dsb. Skala penggaris biasanya dalam cm (ketelitian 1mm) atau inchi tapi tidak menutup kemungkinan dengan satuan yang lain
tergantung penggunaanya.

2. JANGKA SORONG

Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur dari besaran pokok panjang. Bentuknya mirip dengan kunci inggris yang rahangnya bisa digeser
Alat ukur ini memiliki ketelitian hingga 0,1 mm. Buat sobat hitung yang masih di kelas x sma sewaktu belajar fisika pasti akan melakukan
praktek pengukuran dengan jangka sorong.Berikut ini sedikit panduan mengenai cara menggunakan jangka sorong dan bagaimana membacanya.

Bagian-bagian Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap dan geser ada yang di atas
dan di bawah. Dalam jangka sorong terdapat 2 skala. Skala utama pada rahang tetap dan skala
nonius (renvier*) di rahang gesernya.Skala utama memiliki skala dalamm satuan cm dan mm
sedangkan skala pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala.Sobat hitung
pahami betul bagian-bagian ini karena akan memudahkan sobat tahu bagaimana cara
menggunakan jangka sorong nantinya.

Fungsi Jangka Sorong

1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1 mm.
(rahang tetap dan rahang geser bawah)
2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang
cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.
3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman
tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.
Cara Menggunakan Jangka Sorong

berikut ini cara menggunakan jangka sorong dalam beberapa langkah.

1.Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser
bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus
menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.

2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan


benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan
kesalahan pengukuran.

3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan
pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca skalanya.

Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter


Mengukur diameter sama seperti pengukuran sebelumnya, bedanya kalau tadi menggunakan
rahang bagian bawah, untuk pengukuran diameter menggunakan rahang atas. Cara
Menggunakannya, rapatkan rahang atas lalau tempatkan benda (cincin) yang akan diukur
diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempek dan menekan bagian dalam
benda. Patikan bahwa dinding bagian dalam benda tegak lurus dengan skala dalam artian benda
jangan sampai miring.

Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman


Cara menggunakan jangka sorong untuk kedaaman prinsipnya sama dengan mengukur panjang
benda dan diameter. Sobat hitung cukup menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya
pada tangkai ukur. Tarik rahang geser hingga menyentuk permukaan dalam (dasar
lubang).Usahakan benda yang diukur kedalamannya dalam keadaan statis (tidak Bergeser)

Setelah kita tahu bagaimana cara menggunakan jangka sorong, sekarang bagaimana cara
membaca jangka sorong (pengukurannya)? Berikut

Cara Membaca Jangka Sorong

 Lihat skala utama, sobat lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di skala nonius.
Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak
ambil nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada tahap ini sobat hitung baru
mendapatkan ketelitian sampai 1 mm
 Lihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala
utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,1 mm
 Jumlahkan
3. MIKROMETER SEKRUP

Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi. Mikrometer
mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk
mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.

Bagian-Bagian dari Micrometer Sekrup


Secara standard bagian-bagian mikrometer sekrup terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.
1. Poros Tetap yaitu poros di ujung yang tidak bergerak
2. Poros Geser, poros yang bisa dierakkann ke depang dan kebelakang
3. Skala utama (salam satuan mm)
4. Skala Nonius atau Skala Putar
5. Pemutar, menggerakkan poros geser
6. Pengunci
7. Rachet, sama seperti poros geser tapi lebih kecil
8. Frame berbentuk U

Fungsi dari Mikrometer Sekrup


Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang cukup
kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak
lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, intinya adalah mengukur besaran panjang
dengan lebih presisi.

Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup


Menggunakan mikrometer sekrup tidak sulit. Berikut 5 langkah menggunakan alat ukur
mikrometer sekrup

1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.


2. Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala
nonius utama menunjukkan angka nol.
3. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda dapat masuk ke
dalam rahang.
4. Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga tepat
menjepit benda.
5. Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi “klik” yang
muncul.
Skala Mikrometer Sekrup
Skala utama
skala mikrometer sekrup ini tiap satuannya sama dengan 1 mm, ditengah-tengah angka skala
tersebut ada angka tengahnya.
angka skala atas
1,2,3,4, dst
angka skala bawah
0.5, 1.5, 2.5, dst

Skala Nonius/ Skala Putar


di skala putar terdapat angka 1 sampai 5 (kelipatan 5). Tiap skala ini berputar mundur 1 kali
maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 =0,01 mm

Cara Membaca Mikrometer Sekrup


1. Lihat pada skala utama, lihat skala yang tepat ditunjuk atau tepa di sebelah kiri skala putar.
Angka tersebut dalam mm
2. Lihat angka pada skala putar yang segaris dengan garis melintang di skala utama. kalikan
angka itu dengan 0,01
3. Tambahkan angka yang sobat dapat di angka satu dan angka 2.

4. METERAN

Pada prinsipnya sama dengan penggaris namun bentuknya berupa pita panjang yang bisa digulung. Biasanya digunakan oleh tukang kayu atau

tukang batu dan untuk mengukur tinggi badan.

ALAT UKUR MASSA


1. NERACA

Neraca sama lengan biasa digunakan untuk menimbang emas. Neraca ini mempunyai dua
piringan. Satu piringan sebagai tempat beban dan satu piringan lagi sebagai tempat anak
timbangan. Dalam keadaan seimbang berat beban sama dengan berat anak timbangan.

2. NERACA ELEKTRONIK

Neraca digital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis, karena besar massa
benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya. Ketelitian neraca digital ini
sampai dengan 0,001 gram.

3. NERACA PEGAS

Neraca pegas sering disebut dinamometer berfungsi untuk mengukur massa dan atau berat
benda. Neraca ini mempunyai dua skala, yaitu skala N (newton) untuk mengukur berat benda
dan skala g (gram) untuk mengukur massa benda.
Sebelum menggunakan neraca pegas kalian harus menentukan posisi angka 0 terlebih dahulu
dengan memutar sekrup yang ada di atasnya, baru kemudian menggantungkan benda pada
pengait.

4. NERACA O HAUSS

Neraca O Hauss terdiri dari tiga lengan, sehingga sering disebut juga neraca tiga lengan. Neraca
ini mempunyai tiga buah lengan, yaitu lengan pertama yang berskala ratusan gram, lengan kedua
yang berskala puluhan gram, dan lengan ketiga yang berskala satuan gram. Neraca ini
mempunyai ketelitian sampai dengan 0,1 gram.

5. TIMBANGAN GANTUNG

Banyak di jumpai di pasar-pasar, kapasitas ukur maksimal 100 s.d. 150 kilogram. Cara
menimbangnya yaitu dengan membungkus benda dalam wadah karung (bisa yang lain)
kemudian di kaitkan dengan pengait yang ada di timbangan gantung.

6. TIMBANGAN KAMAR MANDI


Timbangan kamar madi adalah sebutan timbangan badan yang sering kita pakai dengan berdiri di
atasnya. Biasanya maksimal timbangan ini adalah 150-180 kilogram.

ALAT UKUR WAKTU

1. ARLOJI

Jam tangan (Arloji) adalah penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan manusia. Jam
tangan elektrik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957 di Lancaster, pennylvania, Amerika
Serikat oleh The Hamilton Watch Co of Lancaster. Penelitian untuk menghasilkan arloji elektrik
(digital) tersebut telah di mulai sejak tahun 1946.
Namun pada tahun 1969, Hamilton Electric Obsolete menghentikan produksi arloji elektrik
tersebut karena telah menemukan teknologi yang lebih canggih sesuai dengan kemajuan zaman.
Setelah itu, munculah beberapa merek jam tangan yang masih ada hingga kini.

2. STOPWATCH

Stopwatch memiliki ketelitian 0,1 detik, karena setiap 1 skala pada stopwatch di bagi menjadi 10
bagian. Alat ini biasanya di gunakan untuk mengukur waktu dalam olahraga atau dalam
penelitian-penelitian.
Jam sukat atau jam randek (stopwatch) adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya
waktu yang diperlukan dalam kegiatan, misalnya: berapa lama sebuah mobil dapat mencapai
jarak 60 km, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari yang dapat mencapai jarak 100
meter.
Jam sukat (stopwatch) ada dua macam yaitu jam sukat analog dan jam sukat digital/bergana.jam
sukat analog memiliki batas ketelitian 0,1sekonsedangkan jam sukat digital memiliki batas
ketelitian hingga 0,01.
Cara menggunakan jam sukat dengan memulai menekan tombol di atas dan berhenti sehingga
suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol
yang kedua pengguna dapat menyetel ulang jam sukat kembali ke nol. Tombol yang kedua juga
digunakan sebagai perekam waktu.

You might also like