Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya malam atau wax / liliin merupakan salah satu bahan
Malam atau wax atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia
Kedokteran Gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang
yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya,
malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan
untuk mengetahui segala aspek dalam malam atau wax terutama sifat sifatnya
hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu
malam yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi.
misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi
sebuah gigi.
Sebuah malam dental juga harus memiliki syarat-syarat tertentu
sehingga malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik itu malam yang
disesuaikan dengan jenis malam dan sifat dari masing-masing malam dental.
METODE PENELITIAN
a. Mangkuk karet
b. Spiritus brander
c. Stopwatch
d. Thermometer
e. Jangka Sorong
f. Inlay Wax
g. Malam inlay
h. Air
5. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5 menit, ukur
malam Inlay dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap 15 menit
selama 1 jam.
8. Untuk kelompok uji yang tidak direndam air, cara kerja praktikum
2.3 Dokumentasi
Gambar 3. Melunakkan malam inlay di atas api spiritus brander sampai homogen
HASIL PENGAMATAN
31,4 𝑚𝑚−27,5 𝑚𝑚
= 𝑥 100%
27,5 𝑚𝑚
= 0,14%
28,1 𝑚𝑚−26,9 𝑚𝑚
= 𝑥 100%
26,9 𝑚𝑚
= 0,04%
BAB IV
PEMBAHASAN
Malam adalah bahan yang termoplastik. Pada saat malam dipanaskan, suhu
malam akan meningkat dan terjadi transisi padat-padat di mana bentuk kisi kristal
hexagonal. Hal ini terjadi di bawah titik cair malam tersebut. Karena apabila malam
sampai meleleh, akan terjadi dekomposisi malam. Beberapa bahan dasar dari malam
diklassifikasikan kedalam 3 tipe yaitu: 1. Pattern wax (inlay wax, casting wax dan
baseplate wax), 2. Processing wax (sticky wax, boxing wax dan utility wax) dan 3.
Impression Wax (corrective dan bite wax). Untuk mendapatkan restorasi dengan
menggunakan wax, maka perlu diketahui sifat-sifat dari bahan tersebut. Secara
umum wax memiliki sifat-sifat fisis yang seperti temperatur transisi solid-solid,
thermal ekspansi dan kontraksi, flow dan tekanan internal sedangkan sifat mekanis
Selama perubahan dari bentuk satu kisi ke kisi ini malam dapat dibentuk
tanpa menyerpih, sobek, atau terlalu stres. Adanya titik transisi padat-padat dan suhu
di mana bisa ini bisa berlangsung tidak hanya memungkinkan malam dimanipulasi
dengan baik, tapi juga menentukan banyak sifat- sifat fisisnya dan kebaikannya
untuk penggunaan di klinik dan laboratorium. Malam yang tetap kaku pada suhu
atau kamar. Masalah akan muncul karena jarak temperatur antara perubahan
viskositas dan titik leleh sangatlah kecil. Hal ini akan menyebabkan permukaan
dapat meleleh sedangkan bagian malam yang lain yang hanya berjarak beberapa
tekanan dan lain-lain. Semua hal ini akan mengakibatkan tegangan pada malam. Jika
mengalami kompresi dan molekul bagian luar akan mengalami ketegangan. Begitu
malam, ada lekuk-lekukan pada bagian malam sehingga akan diketahui suhu transisi
dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan mudah pada model yang tersedia.
Tujuan dari pemanasan secara merata sendiri relevan dengan sifat fisis malam yaitu
merupakan konduktor termis yang jelek dan memiliki daya flow yang baik. Apabila
saat dipanaskan hanya sebagian saja yang terkena panas maka panas tersebut tidak
akan disebarkan ke bagian yang lainnya dan pada tempat yang terkonsentrasi oleh
pemanasan akan segera mencair. Selain itu pemanasan secara merata juga akan
diatas model kerja. Dilakukan penekanan oleh jari-jari tangan sehingga malam akan
membentuk dan melepas model malam dari mulut atau die. Keadaan ini terjadi karena
perubahan panas dan dilepaskannya stress yang timbul sewaktu terjadinya kontraksi
semula sesuai dimanipulasi. Keadaan umum disebut sebagai memory elastic. Batang
malam inlay dapat dilunakkan dengan api bunsen, dibengkokkan menjadi berbentuk
tapal kuda, didinginkan pada posisi ini. Jika malam ini dibiarkan mengembang dalam
air bertemperatur kamar selama beberapa jam, bentuk tapal kuda tersebut akan
terbuka.
ekspansi termal dari malam yang mendapat tekanan selama pendinginan. Ekspansi
meningkat di atas temperatur transisi kaca, lebih daripada jika didinginkan tanpa
tekanan. Hal ini menggambarkan sifat malam yang mencoba untuk kembali ke
keadaan normal yang tidak terbatasi. Jika malam dibengkokkan menjadi tapal kuda,
molekul-molekul bagian dalam akan mengalami kompresi dan molekul bagian luar
Pada praktikum malam inlay yang telah dilakukan, terlihat bahwa jarak ujung
tapal kuda yang diletakkan di udara lebih panjang dari pada jarak ujung tapal kuda
yang diletakkan di air. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi distorsi itu sendiri :
1. Thermal Expansion
mencapai pemanasan dan pendinginan yang merata, serempak dan juga memiliki
ekspansi termal yang lebih tinggi dibanding bahan kedokteran gigi yang lain. Hal ini
Temperature(oC)
dibawah tekanan dimana malam mendingin dari keadaan cairan. Grafik B adalah
hasil.
(Anusavice, 2003)
rumus:
Jarak akhir-jarak awal
--------------------------- x 100%
Jarak akhir
2. Internal Stress
Internal stress sering disebut juga residual stress. Bila malam dicetak atau
dibentuk tanpa pemanasan yang cukup diatas suhu transisi padat-padat, maka akan
3. Elastic memory
semula sesudah dimanipulasi. Keadaan umum ini disebut sebagai elastic memory.
Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api bunsen, dibengkokkan menjadi
berbentuk tapal kuda, didinginkan pada posisi ini dengan temperatur suhu kamar.
Jika malam ini dibiarkan mengembang dalam air bertemperatur suhu kamar selama
beberapa jam, bentuk tapal kuda tersebut akan terbuka. Jika malam dibengkokkan
menjadi tapal kuda, molekul-molekul bagian dalam akan mengalami kompresi dan
kisi Kristal yang stabil (dalam kebanyakan malam berbentuk orthorhombic) mulai
berubah menjadi bentuk heksagonal yang terjadi di bawah titik cair malam tersebut.
Selama perubahan dari bentuk satu ke lain malam dapat dibentuk tanpa menyerpih,
banyak sifat fisis dan kebaikannya untuk penggunaan di klinik dan laboratorium.
Malam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi padat-padat di
atas 37◦C
Malam berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam waktu lama.
Perubahan plastis ini atau presentase aliran tergantung pada suhu. Bila suhu malam
elastic. Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api, dibengkokkan menjadi
Secara umum distorsi meningkat seiring naiknya suhu dan semakin lama
sisa inlay wax. Hal ini dapat mengurangi keakuratan pola malam yang dihasilkan.
Distorsi wax merupakan akibat pelepasan tekanan dalam pola yang disebabkan
Jarak kedua ujung malam baik yang direndam dalam air maupun di udara
bebas akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa malam yang telah dipanaskan
dan dibengkokkan akan cenderung kembali ke bentuk semula karena sifat elastic
memory yang dimiliki oleh malam yang termasuk kedalam material termoplastik
(Anusavice, 2004).
BAB V
KESIMPULAN
Malam pada kedokteran gigi jika disimpan selama beberapa waktu akan
dipengaruhi oleh perubahan suhu dan gaya-gaya dari luar malam. Solusi untuk
mengatasi distorsi ini antara lain dengan meminimalisir perubahan suhu yang terjadi
sehingga distorsinya tidak besar. Selain itu, dengan penambahan tekanan yang terus
menerus dan cara pemanasan yang merata agar panas dapat dihantarkan ke seluruh
bagian malam.
akan kembali ke bentuk semula dengan sendirinya karena penurunan suhu dan
perbedaan internal stress. Fenomena ini bisa disebut dengan elastic memory.
Presentase distorsi malam inlay dalam air lebih besar daripada distorsi malam yang
diletakkan pada suhu ruangan. Dalam kasus sebenarnya, biasanya fenomena terjadi
Jadi, malam inlay yang telah dimanipulasi harus dapat dicegah perubahan
suhu dan internal stressnya agar tidak terjadi banyak distorsi dan sesuai dengan gigi
penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003,Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Anusavice, K. J. 2013. Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10,
EGC, Jakarta.
Darvell, B. V 2009. Materials Science for Dentistry Ninth Edition, Woodhead
Publishing Limited, United Kingdom.
Hussain, S 2008. Textbook of Dental Materials, Jaypee Brothers Medical
Publishers, New Delhi
John McCabe.2009. Applied Dental Materials, 9th edition. Hal. 109
Mc Cabe J.F. Walls A.W.G. 2008. Applied Dental Materials. 9th Edition. Australia:
Blackwell Publishing
Powers ,John M & Wataha, John C. 2008. Dental Materials Properties and
Manipulation Ninth Edition. Missouri : Mosby Elsevier
S. H. Soratur . 2002. “Essentials of Dental Materials”. Hal. 258