Professional Documents
Culture Documents
Natium hidroksida (NaOH) memiliki sifat fisik dan kimia antara lain berupa
padatan yang tidak berbau dan tidak berasa dengan berat molekul 40 g/mol dan
berwarna putih. Kristal NaOH bersifat mudah menyerap air atau uap air dalam keadaan
terbuka (higroskopis). Massa jenis NaOH adalah 2,1 gram/cm3 pada wujud padat.
Bahan ini memiliki titik didih 1388°C dan titik leleh 323°C. NaOH ini memiliki pH
13,5 (basa) dengan titik didih 1388oC dan titik leleh 323oC. NaOH merupakan salah
satu senyawa yang mudah larut dalam air dingin. Penanganan jika terjadi kontak dengan
mata yakni membasuh mata dengan air mengalir dalam keadaan mata tebuka terus
menerus dalam waktu 15 menit. Kontak dengan kulit dapat segera dibasuh dengan air
dingin sekurang-kurangnya 15 menit. Korban pada kasus sistem pernapasan harus
segera dievakuasi ke tempat yang aman. Pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, dan ikat
pinggang, jika sulit bernapas diberikan bantuan oksigen (Anonim, 2016).
2.1.4 Asam Asetat
Asam asetat merupakan contoh asam lemah dengan rumus molekul dari asam
asetat ini adalah C2H4O2. Nama IUPAC dari asam asetat adalah asam etanoat. Sifat fisik
asam asetat diantaranya yaitu berwujud zat cair yang tidak berwarna, berbau dan berasa
sangat kuat dan tajam serta memiliki massa molar sebesar 60,05 g/mol. Asam asetat ini
termasuk golongan asam karboksilat yang sederhana dan memiliki titik didih pada suhu
118,1 ˚C dan titik lebur pada suhu 16,5 ˚C. Asam asetat memiliki massa jenis 1,05
gram/mL dan dan memiliki pH 2 (asam). Asam asetat berbahaya jika terkena kulit
(iritasi), iritasi mata, tertelan. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan radang pada
kulit dengan ciri-ciri gatal, memerah. Kontak dengan mata harus diperiksa dan dibuka
lensa kontak (jika memakai), segera dibasuh dengan air yang cukup selama 15 menit
menggunakan air yang dingin. Kontak dengan kulit segera dialiri dengan air yang cukup
selama 15 menit dengan air yang dingin (Anonim, 2016).
𝐻𝐴 ⥨ 𝐻 + + 𝐴−
……………….(2.3)
pada titik setengah ekivalen, bila molaritas [A-] sama dengan [HA], [H+] sama dengan
K. Persamaan ini disebut Persamaan Henderson-Hasselbach. Dengan mengambil
negatif log atau (-log) dari persamaan di atas dan penyusunan kembali menghasilkan:
……………….(2.4)
apabila [A-] sama dengan [HA], pH larutan sepadan dengan pK dari spesi HA. Asam
dengan suatu hidrogen yang dapat terionisasi tunggal, spesi HA dan A mempunyai
konsentrasi sama pada separuh volume ekivalen dan pH pada posisi ini seharusnya
merupakan perkiraan yang baik dari pK (Keenan, 1990).
Penentuan pH larutan secara potensiometri mendefinisikan pH dari emf sel
pengukuran itu. Penetapan (pH) menggunakan elektroda pembanding, jembatan garam
yang dicelupkan ke dalam larutan yang ada ditetapkan, elektroda hidrogen. Persamaan
yang digunakan untuk menghitung pH larutan adalah sebagai berikut:
Harga ketelitian pH, perlu dimasukkan potensial junction (Ej) sehingga rumus di atas
menjadi:
bila Eref + Ej disebut K, maka rumus pH larutan dengan metode potensiometri akan
menjadi:
(Underwood, 1990)
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
Hasil
3.2.2 Titrasi Asam Fosfat
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Penentuan Konstanta Disosiasi Asam Asetat
pH
Nilai Ka Rata-rata
No. Sampel pada ½ ekuivalen
nilai Ka
1 2 1 2
Asam 6 4,571106
1. 5,345 5,34 4,518 10 4,55 𝑥10−6
Asetat
Asam
1. Fosfat 2,882 2,911 1,31210-3 1,277 10-3 1, 294 x 10 -3
(Ka1)
Asam
2. Fosfat 7,487 7,728 3,258 10-8 1,87110-8 2,564 x 10 -8
(Ka2)
4.2 Pembahasan
Percobaan kelima pada praktikum kimia fisik II ini tentang analisis dan penentuan
konstanta disosiasi 2 asam dengan titrasi pH yang dikontrol dengan komputer.
Percobaan ini bertujuan melakukan kegiatan untuk menentukan nilai Ka dari asam-asam
tertentu dengan teknik potensiometri. Asam-asam yang ditentukan nilai Ka nya yaitu
asam asetat dan asam fosfat. Penggunaan asam tersebut berdasarkan jenisnya yaitu
berturut-turut asam monoprotik dan poliprotik. Asam asetat menghasilkan proton sekali
dalam ionisasinya, sehingga hanya memiliki Ka1, sedangkan asam fosfat menghasilkan
proton tiga kali sehingga memiliki Ka1, Ka2 dan Ka3, namun pada percobaaan ini hanya
ditentukan Ka1dan Ka2 saja untuk asam fosfat. Titrasi potensiometri adalah salah satu
teknik pengembangan dari metode potensiometri, dimana pengukurannya didasarkan
pada beda potensial diantara elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan tanpa adanya
arus dalam sel. Analisis dan penentuan konstanta disosiasi ini terdiri dari dua tahapan
yaitu penentuan konstanta ionisasi asam asetat dan asam fosfat. Elektroda yang
digunakan pada percobaan ini yaitu elektroda pH. Penggunaan elektroda ini karena
elektroda pH sensitif terhadap proton (H+), sedangkan asam-asam mengalami ionisasi
menghasilkan proton H+.
Tahapan yang dilakukan pertama yaitu pembuatan larutan NaOH 5 N sebanyak
500 mL. Larutan NaOH pada percobaan ini digunakan sebagai larutan hidroksida
standar untuk dititrasi dengan asam asetat dan asam fosfat. Tahapan selanjutnya yaitu
titrasi larutan hidroksida standar dengan asam asetat 0,1 M sebanyak 25 mL. Asam
asetat 0,1 M dalam beaker glass yang diletakkan di atas stirrer magnetic dan dilengkapi
dengan anak stirrer. Tujuannya yaitu untuk membuat campuran larutan NaOH dan asam
asetat homogen selama titrasi dilakukan. Asam asetat dalam bentuk larutan dapat
mengalami disosiasi dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, dpat dilihat bahwa asam asetat merupakan asam
monoprotik yang dapat melepas proton (H+) sekali dan memberikannya pada air
sehingga membentuk H3O+ dalam larutan. Kemampuan untuk melepaskan atau
memberikan proton pada asam asetat inilah yang menyebabkan asam asetat juga disebut
asam bronsted.
Titrasi ini dilakukan dengan menggunakan botol infus berisi larutan NaOH yang
disertai dengan infusion set dan digantung pada klem dan statif. Botol infus dilengkapi
dengan infusion set yang terdiri dari regulator. Regulator dalam infusion set berfungsi
mengatur tetesan cairan dari botol infus dan dapat menghasilkan tetesan dengan volume
yang sama oleh karena itu, percobaan kali ini menggunakan infus agar penambahan
titran dapat konstan dan diketahui volume ekivalen untuk mencari nilai pKa asam
melalui pengukuran pH. Pengukuran pH larutan asam asetat dilakukan dengan
menggunakan elektroda pH. Elektroda pH digunakan karena elektroda pH sangat
selektif terhadap ion H. Elektroda pH sebelum digunakan harus dicuci dengan akuades
terlebih dahulu agar tidak mengandung kontaminasi yang dapat mempenagaruhi hasil
percobaan. Setiap penetesan pertama kali larutan hidroksida disertai dengan
menjalankan software yang digunakan pada komputer yakni labview. Cara menjalankan
software labview tersebut yaitu setelah membuka file baru kemudian di klik pada ikon
run di tampilan software labview. Selama proses titrasi, elektroda pH tidak boleh
sampai terkena anak stirrer karena dikhawatirkan fungsi membran pada elektroda pH
akan terganggu. Elektroda pH juga tidak boleh sampai terkena tetesan langsung dari
larutan hidroksida standar, karena dikhawatirkan pH yang terukur bukan pH campuran
melainkan pH larutan hidroksida standar langsung. Reaksi asam-basa yang terjadi
selama titrasi disebut juga reaksi penetralan. Persamaan reaksinya dapat dilihat sebagai
berikut:
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) ⇌ CH3COONa (aq) + H2O (l)
Titrasi asam asetat dan larutan NaOH dihentikan ketika kurva kalibrasi pH yang
diperoleh pada software labview telah mencapai nilai yang konstan dan terdapat satu
patahan seperti pada gambar 2.2 untuk asam monoprotik. Nilai pH larutan yang konstan
mengindikasikan bahwa titik ekivalen telah tercapai. Titik ekivalen merupakan titik
dimana jumlah mol asam sama dengan jumlah mol basa yang ditambahkan ataupun
sebaliknya. Data kurva hasil software labview kemudian disimpan dan untuk
mengetahui nilai-nilai pada sumbu x dan y nya dibuka dengan microsoft excel.
Percobaan titrasi asam asetat dengan larutan NaOH ini dilakukan secara duplo untuk
memperoleh hasil yang presisi. Grafik hasil pengeplotan yang diperoleh pada percobaan
titrasi asam asetat dengan larutan NaOH pada pengulangan pertama ini sebagai berikut:
Kurva titrasi asam asetat I
14
12
10
8
pH
6 Series1
4 Linear (Series1)
2
0
0 200 400 600
Volume NaOH (mL)
Gambar 4.1 kurva titrasi asam asetat dan NaOH pengulangan 1 (volume vs pH)
6 Series1
4 Linear (Series1)
2
0
0 200 400 600 800 1000
Gambar 4.2 kurva titrasi asam asetat dan NaOH pengulangan 2 (volume vs pH)
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa titik ekivalen terletak pada
lekukan yang secara visual terletak di daerah yang memiliki garis lurus antara pH 8-10.
Berdasarkan tim kimia fisik II (2016), menurut persamaan Henderson-Hasselbach nilai
pKa sama dengan pH pada setengah volume ekivalen untuk asam monoprotik dengan
syarat [A-] sama dengan [HA]. Berdasarkan grafik dan data yang diperoleh diketahui
bahwa volume ekuivalen 652 mL sehingga volume setengan ekuivalen adalah 326 mL
dan pH adalah 5,340. Hal ini berarti nilai pKa asam asetat berdasarkan pengulngan
kedua ini yaitu 5,340, sehingga nilai konstanta ionisasi asam asetat (Ka) adalah
4,571106 .
Konstanta ionisasi asam asetat rata-rata berdasarkan dua kali pengulangan titrasi
asam asetat dengan larutan NaOH yaitu sebesar 4,554 𝑥10−6 . Konstata ionisasi asam
asetat menurut crc handbook of chemistry and physics 84th (2004) yaitu 1,75 x 10-5
dengan nilai pKa yaitu 4,756. Nilai konstanta ionisasi asam asetat menurut percobaan
lebih kecil dibandingkan dengan literatur. Faktor yang menyebabkan ketidakakuratan
ini kemungkinan karena larutan standar NaOH belum terstandarisasi karena larutan
NaOH bersifat higroskopis yang apabila dibiarkan terlalu lama, maka kemungkinan
akan mengikat uap air di udara sehingga konsentrasinya berubah dari konsentrasi
semula. Kurva titrasi yang dihasilkan juga kurang ideal karena kurva titrasi yang ideal
seharusnya memiliki lekukan dengan garis lurus vertikal, ketidakidealan kurva titrasi
tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, misal karena pada saat titrasi larutan NaOH
langsung menetes pada elektroda sehingga pembacaan pH berbeda dengan pH
campuran.
Tahapan selanjutnya yaitu titrasi asam fosfat 0,1 M dengan menggunakan larutan
NaOH 0,1 M. Teknik titrasi yang digunakan pada titrasi asam fosfat sama dengan titrasi
pada asam asetat. Titrasi asam fosfat dengan larutan NaOH ini dilakukan secara duplo
untuk memperoleh hasil yang presisi. Asam fosfat merupakan asam poliprotik yang
melepaskan lebih dari satu proton saat mengalami disosiasi sehingga memiliki nilai Ka
lebih dari satu. Persamaan reaksi ionisasi asam fosfat:
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, dapat dilihat bahwa asam fosfat dapat
melepaskan proton dan memberikannya kepada H2O untuk membentuk H3O+ berturut-
turut sebanyak tiga kali, sehingga asam fosfat merupakan asam poliprotik. Larutan asam
fosfat yang telah dicelupi dengan elektroda pH dititrasi dengan larutan NaOH hingga
pH larutan menjadi konstan pada aplikasi komputer. Reaksi netralisasi yang terjadi
antara asam fosfat dengan NaOH sesuai dengan pelepasan proton yaitu:
H3PO4(aq) +NaOH(aq) → NaH2PO4(aq) + H2O(l)
NaH2PO4(aq) + NaOH(aq) → Na2HPO4(aq) + H2O(l)
Na2HPO4(aq) + NaOH(aq) → Na3PO4(aq) + H2O(l)
Nilai pH dan volume NaOH yang telah diperoleh kemudian diplotkan sehingga
menghasilkan grafik sebagai berikut:
Kurva titrasi asam fosfat I
14
12
10
8
pH
6 Series1
4
Linear (Series1)
2
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Berdasarkan kurva titrasi asam fosfat tersebut dapat diketahui bahwa kurva
menghasilkan dua patahan yang secara visual terletak pada garis lurus antara pH 4-6
dan pH 10-12. Patahan atau lekukan kurva titrasi asam fosfat terdapat 2 karena asam
fosfat melepaskan 3 proton. Dua patahan atau lekukan tersebut menandakan bahwa
terdapat dua nilai Ka yaitu Ka1 dan Ka2, dimana satu lekukan mempunyai satu nilai Ka.
Nilai pKa1 menurut tim kimia fisik II (2016) sama dengan pH pada setengah volume
ekivalen. Volume ekivalen berdasarkan kurva titrasi asam fosfat dengan larutan NaOH
pada pengulangan pertama tersebut adalah 374 mL, sehingga setengah volume
ekivalennya yaitu 187 mL. Nilai pH pada setengah volume ekivalen tersebut yaitu
2,882 sehingga pKa1 asam fosfat berdasarkan percobaan ini adalah 2,882 . Konstanta
ionisasi asam fosfat pertama (Ka1) berdasarkan nilai pKa1 yaitu 1,31210-3 .
Nilai pKa2 menurut tim kimia fisik II (2016) sama dengan pH pada tiga per dua
volume ekivalen. Volume ekivalen berdasarkan kurva titrasi asam fosfat dengan larutan
NaOH pada pengulangan pertama tersebut adalah 374 mL, sehingga 3/2 dari volume
ekivalennya yaitu 561 mL. Nilai pH pada volume ini berdasarkan data yang diperoleh
adalah 7,487 , sehingga pKa2 asam fosfat berdasarkan percobaan yaitu 7,487 . Konstanta
ionisasi asam fosfat kedua (Ka2) berdasarkan nilai pKa2 yaitu 3,258 10-8 .
Pengulangan kedua titrasi asam fosfat dilakukan dengan prosedur yang sama
dengan pengulangan pertama sehingga diperoleh kurva titrasi sebagai berikut:
Kurva titrasi asam fosfat II
14
12
10
8
pH
6 Series1
4
Linear (Series1)
2
0
0 200 400 600 800 1000
Berdasarkan kurva titrasi asam fosfat tersebut dapat diketahui bahwa kurva
menghasilkan dua patahan yang secara visual terletak pada garis lurus antara pH 4-6
dan pH 10-12. Patahan atau lekukan kurva titrasi asam fosfat terdapat 2 karena asam
fosfat melepaskan 3 proton. Dua patahan atau lekukan tersebut menandakan bahwa
terdapat dua nilai Ka yaitu Ka1 dan Ka2, dimana satu lekukan mempunyai satu nilai Ka.
Nilai pKa1 menurut tim kimia fisik II (2016) sama dengan pH pada setengah volume
ekivalen. Volume ekivalen berdasarkan kurva titrasi asam fosfat dengan larutan NaOH
pada pengulangan kedua tersebut adalah 326 mL, sehingga setengah volume
ekivalennya yaitu 163 mL. Nilai pH pada setengah volume ekivalen tersebut yaitu
2,911 sehingga pKa1 asam fosfat berdasarkan percobaan ini adalah 2,911 . Konstanta
ionisasi asam fosfat pertama (Ka1) berdasarkan nilai pKa1 yaitu 1,277 10-3 .
Nilai pKa2 menurut tim kimia fisik II (2016) sama dengan pH pada tiga per dua
dari volume ekivalen. Volume ekivalen berdasarkan kurva titrasi asam fosfat dengan
larutan NaOH pada pengulangan pertama tersebut adalah 374 mL, sehingga 3/2 dari
volume ekivalennya yaitu 489 mL. Nilai pH pada volume ini berdasarkan data yang
diperoleh adalah 7,728 , sehingga pKa2 asam fosfat berdasarkan percobaan yaitu 7,728 .
Konstanta ionisasi asam fosfat kedua (Ka2) berdasarkan nilai pKa2 yaitu 1,87110-8 .
Percobaan titrasi asam fosfat dengan larutan NaOH yang diulang dua kali
menghasilkan nilai konstanta ionisasi asam fosfat yang diperoleh merupakan nilai Ka1
dan Ka2 rata-rata. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai Ka1 (rata-rata) asam fosfat
yaitu 1,294 x 10 -3 , sedangkan nilai Ka2 (rata-rata) asam fosfat yaitu 2,564 x 10 -8 .
Konstata ionisasi asam fosfat pertama (Ka1) menurut crc handbook of chemistry and
physics 84th (2004) yaitu 6,9 x 10-3 dengan nilai pKa yaitu 2,16 . Konstata ionisasi
asam fosfat kedua (Ka2) berdasarkan literatur tersebut adalah 6,2 x 10-8 dengan nilai
pKa 7,21. Nilai konstanta ionisasi asam fosfat pertama dan kedua (Ka1 dan Ka2)
menurut percobaan lebih kecil dibandingkan dengan literatur. Faktor yang
menyebabkan ketidakakuratan ini kemungkinan karena larutan standar NaOH belum
terstandarisasi karena larutan NaOH bersifat higroskopis yang apabila dibiarkan terlalu
lama, maka kemungkinan akan mengikat uap air di udara sehingga konsentrasinya
berubah dari konsentrasi semula. Kurva titrasi yang dihasilkan juga kurang ideal karena
kurva titrasi yang ideal seharusnya memiliki lekukan dengan garis lurus vertikal,
ketidakidealan kurva titrasi tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, misal karena
pada saat titrasi larutan NaOH langsung menetes pada elektroda sehingga pembacaan
pH berbeda dengan pH campuran.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai analisis dan penentuan
konstanta disosiasi asam dengan titrasi pH yang dikontrol dengan komputer dapat
diambil kesimpulan bahwa konstanta ionisasi asam asetat dengan asam fosfat dapat
dilakukan dengan teknik titrasi potensiometri. Konstanta ionisasi asam asetat (Ka)
menurut hasil percobaan ini yaitu 4,554 𝑥10−6 , sedangkan konstanta ionisasi asam
fosfat, Ka1 adalah 1, 294 x 10 -3 dan Ka2 adalah 2,564 x 10 -8 .
5.2 Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya adalah praktikan sebaiknya meminimalisir
kesalahan yang ada, contohnya lebih teliti ketika melakukan titrasi sehingga larutan
hidroksida standar tidak menetes langsung pada elektroda. Praktikan juga harus hati-hati
dalam memposisikan elektroda agar tidak mengalami ontak dengan anak stirrer
sehingga mengurangi fungsi membran pada elektroda yang sangat sensitif.
DAFTAR PUSTAKA
12
10
8
pH
6 Series1
4 Linear (Series1)
0
0 100 200 300 400 500 600
Volume NaOH (mL)
12
10
8
pH
6 Series1
4 Linear (Series1)
0
0 200 400 600 800 1000
Volume NaOH (mL)
pKa log Ka
Ka 10 -pKa
10 -5,34
4,571 10 6
= 4,554 𝑥10−6
3. Asam Fosfat 1
6 Series1
4 Linear (Series1)
2
0
0 200 400 600 800 1000 1200
12
10
8
pH
6 Series1
4 Linear (Series1)
0
0 200 400 600 800 1000
Ka 2 rata-rata = = 2,564 x 10 -8
2
LAMPIRAN