Professional Documents
Culture Documents
KIMIA FISIK II
1.2 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tingkat reaksi MnO4- dengan H2C2O4.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Laju Reaksi
(v)
Konsentrasi
Orde Reaksi Nol
b. Orde reaksi satu.
Suatu reaksi dikatakan ber’orde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu
dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.
v k .X k .X
1
Laju Reaksi
(v)
Konsentrasi
Orde Reaksi Satu
Laju Reaksi
(v)
Konsentrasi
Orde Reaksi Dua
(Anonim, 2012).
Jumlah molekul pereaksi yang ikut dalam reaksi disebut Molekul Aritas. Jumlah
molekul pereaksi yang konsentrasinya menentukan kecepatan reaksi, disebut tingkat
reaksi. Molekularitas dan tingkat reaksi tidak selalu sama. Sebab tingkat reaksi tergantung
dari mekanisme reaksinya. Di samping itu juga perlu diketahui bahwa molekularitas selalu
merupakan bilangan bulat. Sedangkan tingkat reaksi dapat pecahan bahkan nol (Sukardjo,
1989).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
Larutan KMnO4 0,01 N
Larutan H2C2O4 0,7 N
Aquades
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Data percobaan
Percobaan H2C2O4 KMnO4 Waktu
pada
(mL) 0,1 M (mL) Rata-rata (sekon)
erlenmeyer
1. 4 0,5 1328,5
2. 5 1 1188
3. 7 1,5 1085,5
4. 8,5 2 931
5. 5 0,5 1285,5
4.2 Pembahasan
Percobaan keempat pada praktikum kimia fisik II ini tentang kinetika reaksi kimia.
Percobaan ini mengamati kinetika reaksi pada ion permanganat (MnO4-) dengan asam
oksalat (H2C2O4). Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu larutan asam oksalat
sebagai pereaksi dan larutan kalium permanganat berperan sebagai penentu reaksi. Kalium
permanganat digunakan karena karena berfungsi sebagai zat pengoksidasi kuat yang dapat
mengoksidasi asam oksalat menjadi CO2 dan H2O.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tingkat (orde) reaksi dari ion
permanganat (MnO4-) dan asam oksalat (H2C2O4). Metode yang digunakan untuk
menentukan orde reaksi pada percobaan ini yaitu dengan metode awal yaitu dengan cara
mengukur kecepatan reaksi permanganat dengan asam oksalat pada konesentrasi KMnO4
dan asam oksalat yang berbeda-beda, tetapi terdapat 1 konsentrasi asam oksalat yang sama.
Prosedur secara umum yang dilakukan pada percobaan ini yaitu asam oksalat
dengan konsentrasi 0,7 N disiapkan dalam erlenmeyer dengan variasi volume 4, 5, 7, 8.5
dan 5 mL. Setiap erlenmeyer berisi asam oksalat tersebut diberi akuades 1 mL.
Penambahan akuades ini bertujuan untuk membentuk ion oksalat yang nantinya akan
bereaksi dengan ion-ion dari kalium permanganat, hal itu dikarenakan asam oksalat
merupakan asam lemah yang akan terionisasi sebagian menjadi ion H+ dan ion C2O4- .
Berikut ini adalah proses pengionan asam oksalat menjadi:
H2C2O4 (aq) H+ (aq) + HC2O4- (aq)
HC2O4- (aq) H+ (aq) + C2O4- (aq)
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, dapat dilihat bahwa asam oksalat merupakan asam
poliprotik yang tahapan ionisasinya terjadi 2 kali sehingga menghasilkan H+ 2 mol.
Berdasarkan persamaan reaksi diatas dapat diketahui bahwa perubahan warna coklat
serta gelembung yang terbentuk disebabkan oleh reduksi pada MnO4– menjadi Mn2+.
Reaksi reduksi tersebut dapat diketahui berdasarkan perubahan bilangan oksidasi Mn dari
7+ menjadi 2+, dimana Mn2+ akan menyerap energi pada panjang gelombang 430-480nm
sehingga warna komplementer yang terlihat oleh mata adalah coklat. Warna cokelat pada
larutan lama-kelamaan akan memudar dan menjadi jernih (tidak berwanra) seperti semula,
hal ini karena C2O42- mengalami oksidasi oleh MnO4- menjadi CO2 dan H2O sehingga
larutan menjadi jernih karena menghasilkan H2O tersebut.
Setiap erlenmeyer yang berisi larutan asam oksalat dengan 3 varian konsentrasi
berbeda dan 2 konsentrasi yang sama dihitung waktu yang dibutuhkan dari awal penetesan
kalium permanganat hingga warna ungu yang terbentuk memudar dan menjadi jernih
seperti semula. Waktu yang diperlukan untuk reaksi antara ion permanganat (MnO4 -)
(dengan volume yang telah ditentukan) dan asam oksalat dengan urutan variasi volume
asam oksalat 4, 5, 7, 8.5 dan 5 mL berturut-turut yaitu 1328.5;1188;1085.5;931 dan 1285.5
sekon.
Beradsarkan data yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi asam oksalat, maka reaksi yang terjadi semakin cepat, serta semakin besar
konsentrasi KMnO4 yang ditambahkan maka reaksi yang terjadi juga semakin cepat. Hal
itu dikarenakan semakin besar konsentrasi atau semakin banyak volume asam oksalat dan
kalium permanganat yang digunakan maka semakin banyak partikel-partikel yang berada
dalam larutan tersebut. Partikel-partikel yang semakin banyak menyebabkan peluang
tumbukan yang terjadi juga semakin banyak. Tumbukan yang semakin banyak itulah yang
menyebabkan asam oksalat cepat bereaksi dengan KMnO4 sehingga warna ungu juga cepat
berubah menjadi coklat. Erlenmeyer 2 dan 5 dengan konsentrasi asam oksalat sama, namun
konsentrasi KMnO4 lebih besar pada erlenmeyer 5, reaksi lebih cepat terjadi pada
erlenmeyer 5. Kalium permanganat merupakan garam yang mengandung kation golongan
alkali yang terdisosiasi dalam air membentuk ion kalium (K+), ion permanganat (MnO4-)
dan mangan oksida (MnO2) serta diikuti terbentuknya molekul oksigen
elemental. Berdasarkan hal tersebut sehingga kalium permanganat berperan sebagai katalis
dan oksidator yang dapat mengoksidasi asam oksalat sehingga mempercepat laju reaksi.
Penambahan kalium permanganat juga berpengaruh pada endapan putih yang
dibentuk pada setiap labu erlenmeyer. Labu erlenmeyer 4 dengan volume asam oksalat 8,5
mL dan kalium permanganat 2 mL menghasilkan endapan paling banyak diantara
erlenmeyer lainnya hal tersebut dikarenakan jumlah oksidator pada kalium permanganat
yang ditambahkan paling banyak sehingga KMnO4 paling banyak mengoksidasi asam
oksalat. Hal tersebut membuat reaksi antara KMnO4 dan asam oksalat sudah lewat jenuh
dan endapan yang diperoleh juga paling banyak. Erlenmeyer 1 dan 2 paling sedikit
menghasilkan endapan karena jumlah KMnO4 paling sedikit dan asam oksalat yang cukup
banyak sehingga reaksi yang terjadi tidak jenuh.
Data berupa waktu reaksi ion permanganat dengan asam okslat yang diperoleh pada
percobaan ini digunakan untuk membuat grafik antara konsentrasi (C) sebagai sumbu y
1
terhadap sebagai sumbu x serta grafik antara C2 (sebagai sumbu y) terhadap 1/t. Grafik
𝑡
ini dibuat untuk asam okslat yang hanya ditambah akuades saja dan konsentrasi campuran
1
asam oksalat yang telah ditambah KMnO4. Grafik antara konsentrasi (C) dengan 𝑡 untuk
asam oksalat yang ditambah akuades saja dapat dilihat berikut ini:
0.305
0.3
0.295 Asam oksalat (C)
0.29
Linear (Asam oksalat
0.285
(C))
0.28
0.275
0 0.0005 0.001 0.0015
1/t
0.08
0.06
C2
0.04
Linear (C2)
0.02
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012
1/t
0.245
0 0.0005 0.001 0.0015
1/t
Gambar 4.3 Grafik konsentrasi campuran (H2C2O4 dan KMnO4) terhadap 1/t
R² = 0.0451
0.07
0.068
0.066 C2
0.064 Linear (C2)
0.062
0.06
0 0.0005 0.001 0.0015
1/t
Berdasarkan hasil tingkat reaksi yang diperoleh untuk masing-masing pereaksi, yaitu orde
1 terhadap asam oksalat dan orde 1 terhadap kalium permnganat, maka orde total dari
reaksi asam oksalat dan kaliumpermanganat adalah 2. Hal ini berarti reaksi yang terjadi
merupakan bimolekuler atau merupakan reaksi tingkat dua. Berdasarkan hal tersebut, jika
reaksi antara kalium permanganat dengan asam oksalat merupakan reaksi satu tahap maka
persamaan hukum lajunya dapat ditulis sebagai berikut:
v = k [H2C2O4]1 [KMnO4]1
Metode penentuan hukum laju serta oe]]rde reaksi yang digunakan pada percobaan ini
merupakan metode laju awal.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan kali ini yaitu orde reaksi dari asam
oksalat dan kalium permanganat dapat ditentukan secra eksperimen dengan metode laju
awal. Metode ini mengamati kecepatan reaksi antara kalium permanganat dengan asam
oksalat pada berbagai konsentrasi, namun terdapat 1 macam konsentrasi asam okslat yang
dibuat sama. Orde reaksi kemudian ditentukan secara matematis dengan uji coba-coba dari
grafik yang dihasilkan antara konsentrasi (C) dengan 1/t. Hasil perhitungan orde reaksi
asam oksalat yaitu 1,0 dan untuk kalium permanganat yaitu 1,0 sehingga orde reaksi total
asam oksalat dengan kalium permanganat adalah 2.
5.2 Saran
Saran untuk percobaan kali ini praktikan juga sebaiknya berhati-hati melakukan
perhitungan waktu pada reaksi asam oksalat dan kalium permanganat sehingga data yang
dihasilkan dapat lebih akurat. Praktikan sebaiknya teliti dalam mengukur kecepatan reaksi
dengan cara mengatur waktu pada stopwatch dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2016. Orde Reaksi 0 1 2 Nol Satu Dua, Negatif dan Persamaan Laju Reaksi.
[serial online].http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/06/orde-reaksi-0-1-2-
nol-satu-dua-negatif.html. diakses pada 15 November 2016
Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik. Jakarta: Erlangga.
Hiskia, A. 1996. Kimia Larutan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Kristianingrum dan Suwardi. 2012. Sintesis dan Karakteristik Biodiesel dari Minyak
Jelantah pada Berbagai Waktu dan Suhu. Paper disampaikan dalam Seminar
Nasional MIPA di FMIPA UNY
Petrucci, R. H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sciencelab. 2016. Oxalic Acid MSDS [serial online]. www.sciencelab.com (diakses tanggal
15 November 2016).
Sciencelab. 2016. Potassium Permanganate MSDS [serial online]. www.sciencelab.com
(diakses tanggal 15 November 2016).
Sciencelab. 2016. Water MSDS [serial online]. www.sciencelab.com (diakses diakses
tanggal 15 November 2016).
Sukardjo. 1989. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Syukri. 1999. Kimia Dasr II. Bandung : Institut Teknologi Bandung
LAMPIRAN GAMBAR
LEMBAR PENGAMATAN
LAMPIRAN PERHITUNGAN
KMnO4 0,1 N
𝑁 0,1 𝑁
M = 𝐵𝐸 = = 0,10 𝑀
1
0,000842 0,29
0,000921 0,3
0,001074 0,31
0,000778 0,29
0.305
0.3
0.295 Asam oksalat (C)
0.29
Linear (Asam oksalat
0.285
(C))
0.28
0.275
0 0.0005 0.001 0.0015
1/t
0,000842 0,0841
0,000921 0,09
0,001074 0,0961
0,000778 0,0841
Kurva [asam oksalat]2 vs 1/t
0.12
y = 50.26x + 0.0426
0.1 R² = 0.9336
konsentrasi (M)
0.08
0.06
C2
0.04
Linear (C2)
0.02
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012
1/t
Grafik C versus 1/t menggunakan konsentrasi (M) KMnO4 + asam oksalat + air
1/t C
0,000753 0,254
0,000842 0,248
0,000921 0,253
0,001074 0,256
0,000778 0,268
R² = 0.0427
0.26
Asam oksalat + KMNo4
0.255
Linear (Asam oksalat +
0.25 KMNo4)
0.245
0 0.0005 0.001 0.0015
1/t
Grafik 1/t versus C2 menggunakan konsentrasi (M) KMnO4 + asam oksalat + air
1/t C2
0,000753 0,064516
0,000842 0,061504
0,000921 0,064009
0,001074 0,065536
0,000778 0,071824
R² = 0.0451
0.07
0.068
0.066 C2
0.064 Linear (C2)
0.062
0.06
0 0.0005 0.001 0.0015
1/t
R = [H2C2O4]m [MnO4-]n
y = 50,26x + 0,042
y = [H2C2O4]m+ c
0,0784 = 50,26[0,000753]m + 0,042
0,0364= 50,26 [0,000753]m
0,000724 = [0,000753]m
Log 0,999 = m log 0,000753
m = 1.005, Orde konsentrasi asam oksalat adalah 1
Penentuan Orde atau Tingkat Reaksi KMnO4
y = -6,306x + 0,071
R² = 0,045
R = [H2C2O4]m [MnO4-]n
y = -6,306x + 0,071
y = [MnO4-]n+ c
0,064516 = -6,306[0,000753]n + 0,071
-0,006484 = -6,306 [0,000753]n
0,001028= [0,000753]n
Log 0,001028= n log[0,000753]
n = 0,957 . Orde konsentrasi MnO4- adalah 1