You are on page 1of 3

SPO PENGADAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

( B3 )
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RS HATIVE RSHTV/SPO/../.. 1 dari 1
Tanggal Ditetapkan,
Terbit Direktur Utama

SPO
dr. Hans Liesay, M.Kes
2018

1. Pengertian Pengadaan / pembelian barang bahan berbahaya dan beracun dilaksanakan oleh
Instalasi Farmasi atas usulan dari unit kerja yang membutuhkan

2. Tujuan 1. Adanya kejelasan proses pengadaan terutama pembelian agar barang


berbahaya tersebut dapat diadakan melalui proses yang benar sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan pengelolaan B3
2. Agar semua petugas terkait dapat memahami tugas serta tanggung
jawab masing - masing sehingga tidak terjadi keracunan dalam
melaksanakan tugas dan dapat terhindar dari bahaya akibat barang-
barang tersebut
Tercapainya tertib administrasi pengelolaan barang di RS mulai
dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan serta penyaluran
penggunaannya
3. Kebijakan 1. Undang - undang nomor : 22 tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah
2. Peraturan Pemerintah nomor : 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan
dan Pertanggung jawaban Keuangan Daerah
3. Peraturan Pemerintah RI nomor : 74 /PP/XI/2001, tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
3. Keputusan Presiden nomor 80 tahunm 2003 tentang Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
4. Perturan Mendagri nomor : 7 tahun 1977 tentang Pengelolaan Barang
Daerah
5. Permenkes nomor : 472/Menkes/Per/V/1996 tentang Pengadaan
Barang Berbahaya bagi Kesehatan
6. Keputusan Mendagri nomor : 29 tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggung jawaban dan Pengawasan Keuangan
Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah
7. Surat Edaran Gubernur nomor : 020/698/044/2004 tanggal 02 Januari
2004 tentang Pedoman Pelaksanaan APBD tahun 2004
4. Prosedur 1. Petugas Logistik medik Instalasi Farmasi menerima usulan kebutuhan barang
/obat/ alkes / jasa /Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Instalasi yang terkait
(“user)
2. Daftar Usulan tersebut di olah / evaluasi menurut pedoman, menjadi daftar
usulan kebutuhan unit kerja
3. Petugas Instalasi Farmasi mengirim daftar usulan ke Bagian Program dan
Perencanaan
4. Daftar usulan tersebut diproses menjadi bagian dalam Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( DPASKPD )
5. Instalasi Farmasi mengusulkan daftar kegiatan ke Pejabat Pelaksanan Tehnis
Kegiatan (PPTK) untuk diadakan
6. PPTK meneruskan ke Panitia Pengadaan Barang Jasa RSU Dr. Soetomo
7. Panitia Pengadaan memproses daftar usulan sesuai PAGU ( anggaran / Dana
yang tersedia)
8. Panitia Pengadaan memproses barang/obat-alkes/Bahan Berbahaya dan beracun
(B3) dengan ketentuan pengadaan sbb:
1. Nilai 1 – 5 juta SP

2. Nilai 5 – 50 juta PL (Penunjukan langsung)

3. Nilai > 50 juta Tender

4. Nilai 50 – 100 juta Pemilihan langsung

Spesifik

Iridium (- tidak terbatas 1 M) Penunjukan langsung

5. Nilai 1 M – 5 M

- Iridium

- Isotop Penunjukan langsung

- Gas Medik

9. Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang (P2B) menerima barang dan dokumen
barang dari Distributor

10. P2B meneruskan ke Unit Logistik Medik Instalasi Farmasi

5. Unit terkait Komite K3 RS, Unit terkait

You might also like