You are on page 1of 53

GCG INTERNALIZATION

BY CORPORATE CULTURE
Oleh :
Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA, CPMA, CA, ACPA
 Penulis Buku “The Power of Good Corporate Governance Teori & Implementasi”,
Salemba Empat, Jakarta, Edisi 2, Cet 3, Juli 2018.
 Anggota Tim Penyusun Buku Manual Budaya Perusahaan PT. Krakatau Steel (Juni
2009).
 Anggota Tim Deployment Vision, Mission & Value PT Krakatau Steel Tahun 2009.
 Anggota Tim Self Assessment GCG PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Tahun 2016.
 Assessor GCG Internal PT Krakatau Steel (Persero) Tbk & Group Tahun 2017 -2018.
 Change Agent - Change Management Officer (CMO) Corporate Culture Development
Program PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Tahun 2018.
 Senior Auditor Commercial PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
 Dosen Luar Biasa Trisakti School of Management & Program Magister Akuntansi
(MAKSI) Perbanas Institute Jakarta.
FORUM AKUNTAN MANAJEMEN
INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA (IAMI)
JAKARTA, 13 OKTOBER 2018
GCG : THE OVERVIEW

1. Corporate Governance Reform is A Worldwide Phenomenon.


2. Good Governance in ASIAN Countries.
3. GCG Regulations in Indonesia.
4. Why GCG must be Implemented ?
5. BCG : Unethical Bussiness Practices & Fraud Corporation.
6. GCG : Definition.
7. GCG : Benefit.
8. GCG in The Simple Terms.
9. GCG Principles : TARIF.
10. 4 (Four) Pillars of GCG.
11. 3 (Three) Parameters of GCG Implementation.
CORPORATE GOVERNANCE REFORM IS A WORLDWIDE
PHENOMENON
Corporate governance codes during the last decade
Date code published (latest code)

Pre-1997
 Australia (2002)
2003
 Canada (2004)
 Cyprus
 France (2002)
 Mauritius
 Ireland (1999)
 Oman
 New Zealand
 Turkey
(2000) 1997
1999 2002
 Finland (2000)
 South Africa (2002)
 Brazil (2002)  Austria
 Japan (2001)
 Spain (2003)
 China, Hong  Chile
 Kyrgyz Republic
 Sweden (2001)
Kong (2001) 2000  Colombia
 UK (2003)
 Netherlands 2001
(2003) 1998  Italy (2002)  Denmark (2001)  Pakistan
 Argentina
 US (2003)  Indonesia (2001)
 Belgium (2000)  Kenya (2000)  Poland
 Sri Lanka  China,
Malaysia  Philippines  Russia
 Greece (2001) 
 Thailand mainland
Mexico (2002)  Slovakia
 Germany 
 Czech Republic
 Romania (2002)
(2003)  Portugal  Switzerland
 Malta
 Singapore (2001)
 India (2003)  South Korea  Peru (2002)
Source: ECGI; web sites; clippings
PREMIUM INVESTORS WOULD PAY FOR A WELL-
GOVERNED COMPANY VARIES BY COUNTRY
Average premiums of those investors willing to pay premium

41
39 38

27
25 25 24 24 24
23 23 22 22 22
21 21 21 20 20
19 19 18
16 15
14 14 13 13 13
12 11
Indonesia
Morocco

Brazil

Philippines

Singapore

South Korea

Mexico

Chile

France
Egypt

Venezuela

Poland
India
Russia

China

South Africa

Colombia

Thailand

Spain
Malaysia

Sweden
Argentina

Japan

Taiwan

Switzerland

Canada
U.S.

U.K.
Turkey

Italy

Germany
Source : Advanced Risk Management Workshop, The World Bank, Washington, DC, May 2004
PROGRESS ACROSS THE REGION ON SOME ISSUES
Independent director and audit committee requirements

1997 2003
Independent Independent
directors? Audit committees? directors? Audit committees?
China  
Hong Kong   
India  
Indonesia  
Malaysia    
Philippines  
Singapore    
South Korea  
Taiwan  
Thailand  
Source: Asian Corporate Governance Association
Good Governance in the World
Persentase Penyuapan Dalam Pelayanan Publik

Quintile Countries/Territories
Top quintile:
Albania, Cambodia, Cameroon, FYR Macedonia, Kosovo,
More than 32%
Nigeria, Pakistan, Philippines, Romania, Senegal
% of
Second quintile: Bolivia, Dominican Republic, Greece, India, Indonesia, Lithuania,
respondents
18 – 32% Moldova, Peru, Serbia, Ukraine
reporting
Third quintile: 6 – Bulgaria, Croatia, Czech Republic, Luxembourg, Malaysia,
they paid a
18% Panama, Russia, Turkey, Venezuela, Vietnam
bribe to
obtain a
Fourth quintile: 2 Argentina, Bosnia-Herzegovina, Finland, Hong Kong, Ireland,
service
– 6% Portugal, South Africa, Spain, United Kingdom, United States
Bottom quintile: Austria, Canada, Denmark, France, Iceland, Japan, South Korea,
Less than 2% Netherlands, Sweden, Switzerland
Source: Transparency International Global Corruption Barometer 2007.
Good Governance in ASEAN Countries
Corruption Perception Index (CPI) Score

10
9
8
7
6
5
4
3
2

1
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Indonesia Filipina Thailand Malaysia Singapura

Source: Tranparency International, 2008


SELECTED ASEAN COUNTRIES
CORRUPTION PERCEPTION INDEX (CPI)

Year Description Indonesia Malaysia Singapore Thailand Philipine Vietnam


2008 Index 2.6 5.1 9.2 3.5 2.3 2.7
Ranking 126/180 47/180 4/180 80/180 141/180 121/180
2009 Index 2.8 4.5 9.2 3.4 2.4 2.7
Ranking 111/180 56/180 3/180 84/180 139/180 120/180
2010 Index 2.8 4.4 9.3 3.5 2.4 2.7
Ranking 110/180 56/180 3/180 78/180 134/180 116/180
2011 Index 3.0 4.3 9.2 3.4 2.6 2.9
Ranking 100/182 60/182 5/182 80/182 129/182 112/182
2012 Index 32 49 87 37 34 31
Ranking 118/176 54/176 5/176 88/176 105/176 123/176
GCG REGULATIONS IN INDONESIA
HISTORICAL ASPEC

Memuat penerapan prinsip


Tidak secara eksplisit Memuat penerapan Memuat penerapan
GCG dalam hal pembentukan Memuat penerapan
menjelaskan tentang Prinsip GCG secara Prinsip GCG secara
Konisaris Independent & Prinsip GCG secara
Penerapan prinsip GCG Eksplisit dan Eksplisit dan
Komite Audit Eksplisit
terperinci terperinci

Krisis Ekonomi
1997

•SE-03/PM/2000 Bapepam •Kepmen BUMN


•UU No.40/2007 tentang PT
Komite Audit Pedoman GCG oleh No. 117/2002
•UU No.8/1995 ttg Pasar
•Tap MPR No. VII/2001 ttg Penerapan •UU No.19/2003
Modal Komite Nasional
ttg Visi Indonesia Praktik GCG ttg BUMN
•Letter on intens IMF tahun 1997 Kebijakan Corporate
•Peraturan Pencatatan •UU No.17/2003
•Inpres No.7 thn 1999 ttg ] Governance th 2001
Efek di Bursa IA • UU No.30/2002 ttg Keuangan
akuntabilitas kinerja lembaga
Pedoman GCG Perbankan ttg komisi pemberantasan negara
pemerintah
• Kep. Direksi BEJ No. 339/ tindak pidana korupsi
•UU No.28/1999 tentang KKN Tahun 2004
2001 ttg Komisaris
•UU No.31/1999 tentang Pedoman Umum GCG
Independen & Komite • PBI
Pemberantasan korupsi Tahun 2006
Audit No. 8/4/PBI/2006

Kesadaran bagi Keharusan bagi PT Himbauan bagi Himbauan/kewajiban Keharusan bagi


Seluruh PT & PT terbuka Seluruh PT Bagi BUMN dan BUMN
terbuka Perbankan
WHY GCG MUST BE IMPLEMENTED ?

Company

Company

Bad Corporate Governance Good Corporate Governance


(BCG) (GCG)
BCG : UNETHICAL BUSSINESS PRACTICES &
FRAUD CORPORATION

1. Penggunaan perusahaan sebagai kendaraan (vehicle) untuk


mendapatkan dana murah dari masyarakat.
2. Ketidakterbukaan atas informasi bisnis yang berisiko.
3. Penggunaan nama perusahaan untuk pinjaman pribadi.
4. Keputusan bisnis yang diambil karena moral hazard.
5. Intervensi pemegang saham atau pihak lain dalam kegiatan
perusahaan.
6. Adanya praktik perusahaan dalam perusahaan.
7. Perusahaan “highly leveraged” tidak mempertimbangkan service
capacity.
8. Diversifikasi dan ekspansi usaha yang tidak prudensial.
9. Risiko (risk) tidak dikelola secara hati-hati.
10. Diabaikannya hak-hak pemegang saham minoritas.
11. Insider Trading.
12. Fraudulent Financial Reporting (FFR).
13. Employee & Management Fraud .
GOOD CORPORATE GOVERNANCE :
DEFINITION

SISTEM (SYSTEM):
Mengatur bagaimana korporasi diarahkan dan dikendalikan untuk
meningkatkan kemakmuran bisnis secara accountable untuk
mewujudkan nilai pemegang saham (share holder value) dalam
jangka panjang dengan tidak mengabaikan kepentingan stakeholder
lainnya.

STRUKTUR (STRUCTURE):
Memberikan kejelasan fungsi, hak, kewajiban dan tanggungjawab
antara pihak-pihak yang berkepentingan atas korporasi, mencakup
proses kontrol internal dan eksternal yang efektif serta menciptakan
keseimbangan internal (antar organ perusahaan) dan keseimbangan
eksternal (antar stakeholders).

(Sumber : OECD Principles, 2004)


GOOD CORPORATE GOVERNANCE :
BENEFIT

• Pengelolaan sumber daya (resources) perusahaan secara


amanah dan bertanggungjawab, yang akan meningkatkan
kinerja perusahaan secara berkelanjutan (sustainable
company).
• Perbaikan citra (image) perusahaan sebagai agen ekonomi
yang bertanggungjawab (good corporate citizen) sehingga
meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm).
• Peningkatkan keyakinan investor terhadap perusahaan
sehingga menjadi lebih atraktif sebagai target investasi.
• Memudahkan akses terhadap investasi domestik dan asing.
• Melindungi Direksi dan Dewan Komisaris dari tuntutan hukum.
GCG in The Simple Terms

For the balanced interests


Doing the right thing
of shareholders
Doing the thing right
and other stakeholders

Based on the principles TARIF : THE RIGHT WTPP :


Transparency
Accountability In the Right Way
Responsibility At the Right Time
Indepedency In the Right Place
Fairness By the Right People

MELAKUKAN APA YANG DITULIS DAN ISO


GCG CONCEPT
MENULISKAN APA YANG DILAKUKAN
GCG PRINCIPLES - TARIF

1. Transparansi yaitu perusahaan harus menyediakan informasi


yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas yaitu perusahaan harus dapat
mepertanggungjawabkan kinerjanya secara trasnparan dan wajar
3. Responsibilitas yaitu perusahaan harus mematuhi peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan
4. Independensi yaitu perusahaan harus dikelola secara
independen, dan
5. Fairness yaitu perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya
4 (FOUR) MAJOR PILLARS OF GCG

4 (empat) pilar utama sebagai pondasi bagi kokohnya implementasi GCG


1. Pelaksanaan etika bisnis (business ethics) yang didalamnya memuat
tata nilai (value) budaya Perusahaan (corporate culture) , yang setiap
tahun dikomunikasikan dan disurvey pemahamannya kepada karyawan;
2. Pengelolaan kebijakan dan prosedur operasional (operational procedure
& policy) yang efektif sesuai dengan tuntutan bisnis, sebagai pedoman
pengelolaan Perusahaan dan menjadi panduan bekerja karyawan;
3. Penerapan manajemen risiko (Risk Management) secara terpadu
berbasis COSO Enterprises Risk Management (ERM);
4. Pengawasan internal dan penerapan pengendalian internal berbasis
COSO (Internal Control COSO Framework) utamanya pengendalian
internal atas pelaporan keuangan (Internal Control over Financial
Reporting) .
3 (THREE) PARAMETERS OF GCG
IMPLEMENTATION

1. Compliance (kepatuhan) yaitu sejauh mana perusahaan telah


mematuhi aturan-aturan yang ada dalam memenuhi prinsip-
prinsip GCG.
2. Conformance (kesesuaian dan kelengkapan) yaitu sejauh
mana perusahaan telah berperilaku sesuai dengan berbagai
aspek yang menjadi prinsip GCG dan kelengkapan perangkat
dalam memenuhi kebutuhan implementasi GCG.
3. Performance (unjuk kerja) yaitu sejauh mana perusahaan
telah menampilkan bukti (evidence) yang menunjukkan bahwa
perusahaan telah mendapatkan manfaat yang nyata dari
perapan prinsip GCG di dalam perusahaan.
OPPORTUNITY OF GCG IMPLEMENTATION

 Implementasi GCG merupakan peluang yang cukup besar bagi


perusahaan untuk meraih berbagai manfaat termasuk
kepercayaan dari investor terhadap perusahaannya.
 Implementasi prinsip GCGdiharapkan dapat memberikan
manfaat bukan saja bagi manajemen dan karyawan perusahaan,
namun juga pemangku kepentingan (stakeholders) dan
berbagai pihak terkait seperti konsumen, pemasok (supplier),
pemerintah, dan lingkungan masyarakat (publik) di mana
perusahaan tersebut beroperasi .
OPPORTUNITY OF GCG IMPLEMENTATION

 Perusahaan yang telah mengimplementasikan GCG dapat


menciptakan nilai (value creation) bagi masyarakat (publik),
pemasok (supplier),distributor, pemerintah, dan ternyata lebih
diminati para investor sehingga berdampak secara langsung bagi
kelangsungan usaha perusahaan tersebut.
 Implementasikan prinsip GCG di Indonesia menghadapi berbagai
kendala atau tantangan , misalnya masih kentalnya budaya korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) yang sangat bertentangan dengan
prinsip GCG.
 GCG seharusnya bukan lagi merupakan hal yang perlu
diperdebatkan, namun menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku bisnis
untuk mengimplementasikannya pada aktivitas bisnis sehari-hari.
GCG INTERNALIZATION BY
CORPORATE CULTURE

1. GCG & Corporate Culture Relationship .


2. Corporate Culture & Corporate Philosophy.
3. Corporate Culture : Elements & Benefit.
4. Mechanism of Corporate Culture Transformation.
5. Internalization of Corporate Culture : Four Phases.
a. Phase I : Awareness
b. Phase II : Understanding
c. Phase III : Buy-In
d. Phase IV : Ownership
6. Road Map of Good Krakatau Steel Governance (GKSG)
Implementation.
7. GKSG Internalization : Case Study.
GCG & CORPORATE CULTURE
RELATIONSHIP

GCG

CORPORATE
CULTURE

“Corporate Culture sebagai inti dari GCG”


GCG & CORPORATE CULTURE
RELATIONSHIP

Hukum & Visi , Misi Corporate/Industry Internal


Pedoman Umum
Peraturan Sasaran Best Best
GCG yang berlaku Korporasi Practices Practices

Good Corporate Governance (GCG) Code

Peraturan Teknis / Pelaksanaan

R
e
Internalisasi / Sosialisasi v
i
e
Implementasi w

Corporate Culture
CORPORATE CULTURE : DEFINITION

Kumpulan nilai-nilai (values) dan unsur-unsur yang


menentukan identitas dan perilaku suatu organisasi
perusahaan.
Bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan dalam visi dan misi perusahaan.
Hasil penggalian dari perjalanan panjang suatu
perusahaan dalam menghadapi lingkungan yang terus
berubah dan dikristalisasikan srta dirumuskan dengan
dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain
dan berbagai tantangan dari luar.
CORPORATE CULTURE : DEFINITION

Kumpulan nilai-nilai (values) dan unsur-unsur yang


menentukan identitas dan perilaku suatu organisasi
perusahaan.
Bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan dalam visi dan misi perusahaan.
Hasil penggalian dari perjalanan panjang suatu
perusahaan dalam menghadapi lingkungan yang terus
berubah dan dikristalisasikan srta dirumuskan dengan
dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain
dan berbagai tantangan dari luar.
GCG & CORPORATE CULTURE

 Hubungan antara GCG dan budaya perusahaan


adalah berbanding lurus.
 Implementasi GCG dapat berhasil dengan lancar
apabila didukung dengan internaslisasi budaya
perusahaan yang baik.
 Tanpa budaya perusahaan yang kuat dan
dijalankan secara konsisten, maka implementasi
GCG akan mengalami kesulitan bahkan bisa
mengalami kegagalan.
GCG & CORPORATE CULTURE

 Pengalaman dan pembelajaran tentang Corporate Culture


menyimpan makna yang sangat dalam, yaitu upaya untuk
mempelajari sisi “maya” dan sisi “nyata” dari perusahaan.
 Apabila sisi nyata dipandang sebagai Corporate Governance,
maka sisi maya adalah Corporate Culture.
 Sisi maya biasanya kurang mendapatkan perhatian yang
memadai, padahal menyimpan potensi luar biasa sebagai
penggerak organisasi / perusahaan.
 Sisi maya (Corporate Culture) dapat diibaratkan bagian yang
terbenam dari suatu gunung es.
GCG & CORPORATE CULTURE

c TATA KRAMA, CARA BERKOMUNIKASI, CARA BERTINDAK,


RITUAL, PAKAIAN, PENATAAN RUANG, LOGO, SIMBOL-
SIMBOL BANGUNAN, DLL.

SIKAP, POLA PIKIR, PERSEPSI TENTANG


b PERAN, KEWAJIBAN, TANGGUNG JAWAB,
HAK, DLL.

KEYAKINAN DAN NILAI –NILAI YG


a DISEPAKATI BERSAMA

UNTUK TERJADI PADA C HARUS TERJADI DULU PERUBAHAN PADA A & B


GCG & CORPORATE CULTURE

 Corporate Governance memberikan perhatian pada bentuk


fisik dan perilaku dari suatu organisasi / perusahaan. Bentuk
ini dapat dikembangkan melalui peningkatan kemampuan
(skill) dan pengetahuan (knowledge).
 Corporate Culture memberikan konsentrasi pada bentuk
Sikap (attitude). Bentuk sikap ini merupakan kepribadian
dari individu-individu dari perusahaan, sehingga kumpulan
sikap dan interaksi kepribadian antar individu dalam
perusahaan akan memunculkan karakter perusahaan. Bentuk
ini dapat dibangun melalui peningkatan integritas dari
sikap dan karakter yang ada pada perusahaan.
CORPORATE GOVERNANCE VS
CORPORATE CULTURE

NO INDIKASI BENTUK SIFAT SIFAT ORIENTASI


INDIVIDU ORGANISASI

1 Bentuk Gedung Fisik Skill Knowledge Efisiensi


&
2 Tata letak ruangan Fisik Skill Knowledge
Efektivitas
3 Tata cara berpakaian Perilaku Skill Knowledge

4 Tata cara berkomunikasi Perilaku Skill Knowledge

5 Gaya kepemimpinan Perilaku Skill Knowledge

6 Metode pengambilan Perilaku Skill Knowledge


keputusan
7 Metode pembagian perilaku Skill Knowledge
kewenangan
CORPORATE GOVERNANCE VS
CORPORATE CULTURE

NO INDIKASI BENTUK SIFAT SIFAT ORIENTASI


INDIVIDU ORGANISASI

1 Keyakinan Sikap Kepribadian Karakter Spirit


Jiwa
2 Nilai-nilai Sikap Kepribadian Karakter

3 Perasaan Sikap Kepribadian Karakter

4 Harapan Sikap Kepribadian Karakter


(diproyeksi)
5 Impian Sikap Kepribadian Karakter
(tidak diproyeksi)
6 Harga diri Sikap Kepribadian Karakter

7 Paradigma Sikap Kepribadian Karakter


CORPORATE PHILOSOPHY

 Nilai-nilai yang telah disepakati bersama dan


menjadi pandangan hidup (way of live) serta
pedoman dasar (basic guidance) setiap karyawan
di dalam mengemban tugas masing-masing.
 Senantiasa memberikan “ruh” dan menjadi
landasan dalam menetapkan kebijakan, sistem,
prosedur, peraturan perusahaan, termasuk strategi
yang akan dijalankan dalam upaya mewujudkan
visi dan misi perusahaan.
CORPORATE PHILOSOPHY

 Falsafah perusahaan = “kredo” perusahaan.


 Diciptakan agar pernyataan misi (mission
statement) mengandung makna yang dalam dan
terpatri dalam hati sanubari setiap karyawan.
Contoh :
1. IBM : “IBM means services”.
2. PT. Krakatau Steel : “Partnership for Sustainable Growth”.
3. GE : “ Progress is our most important product”.
4. Pertamina : “Pasti Pas”.
VISION, MISSION, PHILOSOPHY &
VALUES CONCEPT
Values adalah nilai-nilai yang Penataan artefak seperti : mars,
dijunjung tinggi dalam usaha yel-yel, lagu akan dapat
Perwujudan Visi dilaksanakan organisasi untuk mewujudkan Visi memotivasi seseorang untuk
dengan perilaku yang dilandasi & Misi perusahaan
Keyakinan dan Nilai Dasar. Perilaku mengartikulasikan perilaku sesuai
tersebut diantaranya dibentuk dengan keyakinan dan nilai dasar
melalui sistem & kebijakan, penataan
artefak dll.

Values

Penataan
Artefak
Perilaku

MISI VISI
Falsafah

Misi merupakan Falsafah adalah keyakinan yg


jalan pilihan untuk menjiwai pikiran & tindakan Visi adalah gambaran
menuju ke masa karyawan atas kebenaran misi kondisi masa depan yang
depan dan cara yang ditempuh untuk hendak diwujudkan
mewujudkan visi
CORPORATE CULTURE :
ELEMENTS

Simbol2, Benda2,
Ritual/Upacara, Butir Apa yang harus dijunjung
Perilaku tinggi, & apa yang
dianggap penting dan
berharga dalam berperilaku
di organisasi, dalam rangka
Keyakinan atau mewujudkan VISI & MISI
pandangan dasar yang
menjiwai pikiran &
tindakan karyawan, atas
kebenaran misi dan cara
yang ditempuh, untuk
mewujudkan visi
CORPORATE CULTURE :
ELEMENTS

1. Memecahkan masalah baik internal


maupun eksternal organisasi.
2. Budaya tersebut dapat ditafsirkan secara
mendalam.
3. Mempunyai persepsi yang sama.
4. Pemikiran yang sama.
5. Perasaan yang sama.
CORPORATE CULTURE :
BENEFIT

1. Mampu memecahkan permasalahan


internal & eksternal perusahaan.
2. Mampu memiliki daya saing
(competitiveness) yang tinggi.
3. Mampu hidup berkelanjutan (going
concern) & tumbuh dalam jangka
panjang (sustainable growth).
TRANSFORMATION OF
CORPORATE CULTURE

TRANSFORMASI
MECHANISM OF CORPORATE CULTURE
TRANSFORMATION
SPIRITUAL / CHANGE MIND SET

CULTURE PROGRAM INTERNALISATION EVALUATION & MONITORING C


O
R
P
•Socialization • Culture Audit O
I. Behavioral
Ethics •Pocket Book • Monitoring of Ethical R
A
•Training / Workshop Behavior T
CORPORATE
VALUES •Reward & Punishment • Performance Audit E

System • Performance Appraisal C


II. Review System &
Policy •Declaration •Competency Test U
L
•Ritual, etc •Etc. T
U
R
E

FEED BACK
INTERNALIZATION OF CORPORATE CULTURE :
FOUR PHASES

C Ownership
U
L
T
U
R
E

P
E Buy In
R
F
O
R
M
A
Understanding
N
C
E Awareness

TIME
INTERNALIZATION OF CORPORATE CULTURE :
FOUR PHASES

Phase I : Awareness
Semua karyawan mengetahui adanya Budaya Perusahaan (Corporate Culture) yang
didasari nilai-nilai budaya (corporate values) hasil formulasi secara komprehensif.

Phase II : Understanding
Karyawan sudah memahami arti Budaya Perusahaan terutama perilaku yang dituntut
sesuai nilai budaya yang dianutnya dan mulai menerapkannya dalam bekerja sehari
hari.

Phase III : Buy-In


Semua karyawan sudah mengimplementasikan nilai –nilai budaya, melalui penerapan
sistem manajemen yang terintegrasi, serta proses pembinaan dan pengawasan setiap
Atasan

Phase IV : Ownership
Semua karyawan sudah mengimplementasikan seluruh nilai Budaya Perusahaan dan
menjadi suatu kebutuhan, serta memiliki kekuatan keyakinan yang seragam.
GKSG IMPLEMENTATION : CASE STUDY
ROAD MAP OF GKSG IMPLEMENTATION
2006 :
-Audit IICG 2008 :
2003 : -(Cukup Terpercaya) - Implementasi ERM
- Audit GCG (BPKP) - Audit GKSG (IICG)
2000 : - Monitoring & Report
- Penyusunan SMKS - Pedoman Risk - Pakta Integritas
- Tim GCG
Management - Kontrak Manajemen
- Audit GCG (PWC) - Komite Nominasi & - RUPS Tahunan
Remunerasi - Penyempurnaan SMKS
2004 : - Pelaksanaan CSR
- Executive Coaching - Perubahan AD
(Cohesion Building) - Penilaian MBCfPE
2001 : - GCG menjadi Divisi - Survei Kepuasan Karyawan
P - Komite GCG - Audit Kinerja (AAJ) 2007 : - Survey Kepuasan Konsumen
(12Juni) - Company Direction - Pedoman GKSG
R
O - Implementasi ERM 2009
G - RUPS Tahunan - Divisi GCG & Risk Management (Gabung)
R - Evaluasi Internal - SIMARIS.
A Control - Budaya CIRI
M 2002 : 2005 : - Audit IICG (Terpercaya)
- Etika Perusahaan - Board Manual - Evaluasi SMKS 2010
- Coorp. Direction - Komite Asuransi & - Komite Investasi & Risiko Usaha.
- Komite Audit - Code of Cond. GCG Risiko Usaha (ARU) - SIKAPP (Sistem Informasi Kepatuhan
- Self Assessment - Sustainable Report - Sosialisasi GKSG Peraturan & Perundangan)
- Guidelines lainnya - Riset Perilaku
Konsumen

2000 – 2002 2003 – 2005 2006 – 2007 2008 – 2010 >>


Awarness Commitment Consistence Competence - Credibility
GCG PHASE 1 :
AWARNESS

Membangun Kesadaran
Manajemen, karyawan dan stakeholders mempunyai
pemahaman yang sama mengenai pengertian, tujuan
dan manfaat penerapan corporate governance di
Perusahaan.
GCG PHASE 2 :
COMMITMENT

Membangun Komitmen
Manajemen, karyawan dan stakeholders mempunyai
komitmen untuk melaksanakan corporate
governance sebagaimana mestinya dan
menjadikannya sebagai sebuah sistem dan landasan
operasional Perusahaan.
GCG PHASE 3 :
CONSISTENCE

Menjadikan GKSG Sebagai Sebuah Sistem


Mengintegrasikan seluruh sistem yang telah ada
sebelumnya sebagai landasan operasional
Perusahaan.

Menyempurnakan GKSG Sebagai Sebuah Sistem

Pendekatan yang digunakan dengan Model 7s dari


Mc Kinsey. Penggunaan model ini khususnya ditinjau
dari 2 (dua) aspek, yaitu Aspek Keras (Hard
Component) dan Aspek Lunak (Soft Component).
GCG PHASE 3 :
CONSISTENCE

Konsistensi Penerapan GKSG sebagai sebuah sistem

Melaksanakan secara konsisten terhadap seluruh


komitmen yang telah ditetapkan antara lain berupa
strategi, program kerja (Key Performance Indicator
Perusahaan - KPI, Sasaran Kerja Unit – SRK dan
Sasaran Kerja Karyawan – SKK), memperbaiki
sistem pengendalian intern yang ada sesuai dengan
perubahan kondisi baik eksternal maupun internal
serta mematuhi seluruh ketentuan yang berlaku.
GCG PHASE 4 :
COMPETENCE - CREDIBILITY

Menjadikan GKSG Sebagai Budaya


Pendekatan seperti bagaimana
menjadikan GKSG sebagai manajemen
strategik, melekat pada sistem,
melekat pada benak setiap insan
perusahaan dan stakeholders, dan
pada akhirnya akan menjadi budaya
Perusahaan.
GOOD KRAKATAU STEEL GOVERNANCE (GKSG)
INTERNALIZATION : CASE STUDY

 GKSG & Corporate Culture Relationship

 GKSG : GCG Principles & Corporate Culture Values.

 Corporate Culture Value “CIRI” PT. KS.

 Road Map Internalization of Corporate Culture Values


“CIRI”.
GKSG & CORPORATE CULTURE RELATIONSHIP

(Sumber : Panduan Budaya Perusahaan PT. Krakatau Steel (Persero), 2009, hlm. 11)
GKSG : GCG PRINCIPLES &
CORPORATE CULTURE VALUES

(Sumber : http://www.krakatausteel.com)
CORPORATE CULTURE VALUE
COMPETENCE, INTEGRITY, RELIABLE & INNOVATIVE (CIRI) PT. KS

1. Competence

Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan


pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang
berkesinambungan.
(Reflecting the self-confidence and determination to improve knowledge, skill, expertise
and attitude for sustainable performance).

2. Integrity

Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan


ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi dalam
memperjuangkan kepentingan perusahaan.

(Reflecting compliance to rules, regulations and commitment to agreement through


professionalism in achieving company's objectives)
CORPORATE CULTURE VALUE
COMPETENCE, INTEGRITY, RELIABLE & INNOVATIVE (CIRI)
PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

3. Reliable
Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji,
dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan
kepercayaan pelanggan.

(Reflecting readiness, swiftness and responsiveness in implementing commitment by


means of synergy of all company resources for customer trust and satisfaction).

4. Innovative
Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan
implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja
diatas standar.

(Reflecting determination and capacity in creating new ideas along with better
implementation in improving process and output quality).
CORPORATE COLOUR
COMPETENCE, INTEGRITY, RELIABLE & INNOVATIVE (CIRI) PT. KS

NILAI SIMBOL WARNA MAKNA STANDAR

Competence Melambangkan nilai Competence. Merah Komposisi : C = 0, M =


mengandung makna keberanian, kesuksesan dan 100, Y = 100, K = 0, atau
kemenangan. Pantone 485 C

Integrity Melambangkan nilai Integrity. Biru mengandung komposisi : C = 100, M =


makna integritas, bijaksana, kesetiaan, 90, Y = 0, K = 0, atau
menyampaikan Trust and Truthfulness. Pantone 2736 C

Reliable Melambangkan nilai Reliable. Mengandung makna komposisi : C = 0, M = 0,


kekuatan dan kesamaan pandang dalam mencapai Y = 0, K = 100 , atau
tujuan perusahaan. Pantone Process Black C

Innovative Melambangkan nilai Innovative. Warna yang komposisi C = 10, M = 5,


mencerminkan kemajuan, teknologi dan Y = 5, K = 15, atau
menanamkan asosiasi yang kuat bahwa PT Pantone 428 C
Krakatau Steel sebagai perusahaan baja terkemuka.
REFERENSI

Effendi, M. Arief, The Power of Good Corporate Governance : Teori dan Implementasi, Salemba
Empat, Jakarta, Edisi 2, Cetakan ke-3 , Juli 2018.

Group Corporate Culture Development PT. Krakatau Steel, Membangun Budaya Perusahaan, Maret
2010.

Moeljono, Djokosantoso, Good Corporate Culture sebagai Inti dari Good Corporate Governance, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta, Cetakan ke-2, Januari 2006.

Tim Deployment Vision, Mission & Values PT. Krakatau Steel, Panduan Budaya Perusahaan PT.
Krakatau Steel, Juni 2009.

Tim Penyusun Buku GCG PT. Krakatau Steel, Pedoman Good Krakatau Steel Governance, Agustus
2008.

www.krakatausteel.com

You might also like