You are on page 1of 9

NAMA : LIDIA FEGI

NIM : 150206067

KLS : 4.1 PSIK

MUTIPLE TRAUMA, LUKA DAN FRAKTUR

 PRINSIP PENANGANAN

1. Survei Primer dulu ( ABC)

Bila cedera ekstermitas yang mengganggu ABC misalnya shock karena luka dan
perdarahan aktif, harus dilakukan dalam bentuk kontrol perdarahan.

2. Survei Sekunder
Kerusakan pada ekstermitas sudah harus mendapat perhatian
3. Memperioritaskan penanganan trauma ekstremitas dan luka hanya apabila mengancam
ABC.

Hal-Hal yang harus menjadi perhatian saat merawat luka

1. Tidak memprioritaskan penanganan trauma ekstermitas dan luka kecuali dapat


mengancam ABC.

2. Mampu mengenal komplikasi dan menangani trauma ekstermitas tersebut : Faraktur,


dislokasi, amputasi, luka terbuka.

3. Luka neurovaskuler

4. Keseleo

5. Impaled object
6. Sindrom kompartemen

7. Mengetahui jumlah darah yang hilang dari fraktur pelvis dan ekstermitas

A. PERDARAHAN
Beberapa hal yang perlu dicermati saat menghentikan perdarahan pada korban gawat
darurat.
1. Anatomi dan letak pembuluh darah yang terkena
a. Humerus, femur
b. Arteri : carotis, axillaris, cubiti, radialis, femoralis, poplitea, dorsalis pedis dan
2. Perdarahan dapat dihentikan dengan berbagai cara
a. Balut tekan
b. Torniquet
3. Waspada pada “Life before Limb” berakibat pada kematian jaringan
a. Shock dikelolah oleh tenaga kesehatan yang bersertifikasi ATLS
b. P3K yang tepat : Tourniquet, klem arteri

Shock hemoragic atau shock akibat perdarahan.

 Shock hemoragik dapat risiko cedera otot dan tulang


 Laserasi langsung arteri, fraktur pelvis dan femur sering disertai pendarahan dan
menimbulkan shock.
 Luka pada syaraf dan pembuluh darah yang mengalirkan darah ketangan dan kaki
merupakan komplikasi yang sering terjadi.

B. Faktur

 Fraktur bisa terjadi dengan patah tulang dimana tulang bisa tetap berada didalam fraktur
tertutup atau diluar dari kulit pada fraktur terbuka. Fraktur ujung tulang yang tajam dapat
menyebabkan bahaya untuk jaringan lunak, biasanya otot sedikit banyak akan ikut rusak
yang mengelilingi tulang tersebut. Syaraf dan pembuluh darah yang berjalan dekat tulang
ikut terluka.

FRAKTUR

 Trauma
 Diskontinuitas jaringan tulang
 Kerusakan jaringan lunak

Fraktur dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

 Tertutup

 Reposisi

 Imobilisasi

 Operasi elektif

 Terbuka

 Perdarahan

 Debridement

 Reposisi terbuka

 Fiksasi

 Internal

 Eksternal

Penatalaksanaan

 Recognition  diagnosis
 Reduksi /reposisi untuk memperbaiki kesegarisan tulang (menarik)

 Retention/fixation/ Immobilisasi untuk mempertahankan posisi reduksi, memfasilitasi


union :

- Eksternal  gips, traksi

- Internal  nail dan plate

 Rehabilitasi, mengembalikan ke fungsi semula

Penanganan fraktur

 Pertolongan pertama

“Life before limb”

 Life saving~ ATLS

 Limb saving

 Realignment

 BIDAI

 Neurovaskular !

 IGD

 Life saving

 ABCD

 Perdarahan

 Cideralain

 Limb saving
 Reevaluasi

 Neurovaskular

 Imobilisasifraktur

 Pemeriksaanpenunjang

BIDAI

 Lurus, kuat, pipih + bantalan

 Stabil

 Aman

 Immobilisasi

 Mencakup 2 sendi

 3 dimensi

 Alignment/ posisi anatomi

 Kondisi syaraf dan vaskular

C. Dislokasi

 Sendi tulang keluar dari lokasi yang seharusnya berada.

 Nyeri hebat

 Perubahan anatomi yang normal

 Dislokasi sendi tidak mengancam jiwa tetapi memerlukan tindakan emergensi krn dpt
menyebabakan gangguan pada distal  amputasi
D. Amputasi

 Mengancam jiwa

 Potensial menyebabkan perdarahan yang massif

 Perdarahan terkontrol dengan adanya tekanan dari alat penekan.

E. LUKA

 Luka ditutup dengan kasa steril

 Kontaminasi

 Bahan yg menyebabkan kontaminasi harus di irigasi dari luka dengan larutan salin

 Penekanan arteri proksimal yang besar dari luka.

F. LUKA NEUROVASKULER

 Saraf dan pembuluh darah saling berdekatan satu sama lain terutama didaerah fleksor dari
persendian, sehingga keduanya dapat sama-sama terluka dan menyebabkan gangguan
sensabilitas dan hematom

 Malfungsi

 Spalk dan traksi

PENATALAKSANAAN LUKA YANG SPESIFIK

1. Tulang Belakang

Jika ada trauma di tulang belakang, imobilisasi selalu harus dilakukan untuk
mencegah paralisis seumur hidup bahkan kematian. Mempersiapkan pasien dalam papan
spinalharus adekuat. Harus diingat beberapa mekanisme dari luka seperti : jatuh dari
ketinggiandan mendarat dengan kedua kaki dapat menyebabkan fraktur lumbal karena
semua bebanterlokalisir di situ.

2. Pelvis
Trauma pelvis dimasukkan ke dalam trauma ekstremitas karena keduanya
sangat berhubungan. Trauma pelvis biasanya terjadi karena kecelakaan lalu lintas atau
trauma jatuh dari ketinggian. Pada pemeriksaan pasien didapatkan : tekanan yang keras
padatulang iliaka, tulang panggul, dan pubis. Selalu ada potensi perdarahan serius pada
fraktur pelvis, maka syok harus selalu dipikirkan dan pasien harus segera dikirim dengan
papanspinal.
3. Femur
Femur biasanya patah pada sepertiga tengah, walaupun pada orang tua selalu harus
dipikirkan patah pangkal tulang paha (collum femoris). Fraktur ini dapat menjadi
fraktur terbuka dan kalau hal ini terjadi harus ditangani sebagai fraktur terbuka. Banyak
otot disekeliling femur dan perdarahan masif dapat terjadi pada paha. Fraktur femur
bilateraldapat menyebabkan kehilangan sampai dari 50% volume sirkulasi darah. PSAG
sangat berguna menurunkan perdarahan internal di sekeliling fraktur femur
4. Collum Femoris dan Articulatio Coxae (sendi panggul)
Harus dipertimbangkan fraktur collum femoris pada orang tua yang telah jatuh dan
sakit pada lutut, panggul, atau daerah pelvis. Bila ada nyeri harus dianggap sebagai
fraktur sampai hasil rontgen membuktikan sebaliknya. Pada fraktur ini, rasa sakit dapat
ditolerir dan kadang diabaikan atau disangkal. Secara umum, jaringan pada pasien yang
lebih tualebih rentan dan kurang tenaga. Selalu diingat bahwa rasa nyeri pada lutut dapat
timbuldari rusaknya panggul pada masa kanak dan pada usia tua.
5. Lutut
Fraktur atau dislokasi di daerah lutut sangat serius karena arteri berada dibawah dan
diatas dari persendian lutut dan bisa terjadi laserasi apabila persendian tersebut tidak
dalamkeadaan normal.Tidak ada cara untuk mengetahui apakah ada fraktur atau tidak
dalam keadaan posisiyang abnormal tersebut. Pada keadaan ini diagnostik harus
berdasarkan pemeriksaan NVD
6. Tibia dan Fibula
Patah tungkai bawah sering membuat luka dan sering mengakibatkan perdarahan
baik eksternal maupun internal. Perdarahan internal daerah ini akan dapat
menyebabkanterjadinya sindrom kompartemen.Fraktur tibia dan fibula bagian bawah
dapat dilakukan fiksasi dengan mempergunakanrigid splint, air splint, atau bantal.
7. Klavikula
Ini adalah kejadian yang sering terjadi pada fraktur tulang tetapi tidak
banyak menyebabkan problem. Imobilisasi terbaik dapat dilakukan dengan
mempergunakanSling. Juga jarang terjadi kerusakan pada vena subklavia atau arteri dan
saraf dari tangan
8. Bahu
Kebanyakan dari kerusakan bahu tidak mengancan jiwa tetapi dapat disertai
kerusakanyang parah dari dada dan leher. Juga dapat disertai dengan dislokasi dari
persendian bahu. Dislokasi bahu menyebabkan rasa yang sangat nyeri sehingga sering
digunakan bantal antara lengan dan badan untuk mempertahankan tangan atas dalam
posisi yangmenyenangkan pasien. Selain itu juga dapat terjadi patah tulang humerus
bagian atasyang dapat menyebabkan kerusakan dari nervus radialis; gejala yang timbul
yaituketidakmampuan pasien untuk mengangkat tangan
9. Siku
Kadang-kadang sulit mengenal adanya fraktur atau dislokasi pada siku padahal
keduanyasangat berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan
saraf (yang berjalan sepanjang permukaan fleksor dari siku). Kerusakan pada siku harus
difiksasidalam posisi yang menyenangkan bagi penderita dan bagian distalnya harus
dievaluasi,secara benar. Jangan mencoba untuk meluruskan atau melakukan traksi pada
kerusakansiku
10. Tangan dan Pergelangan Tangan
Fraktur yang terjadi biasanya akibat jatuh atau penarikan yang terlalu kuat.
Biasanyauntuk imobilisasi dilakukan dengan mempergunakan rigid splint, atau splint
udara
11. Kaki dan Tangan
Kecelakaan kerja (industri) dapat mengakibatkan fraktur multipel yang terbuka danavulsi.
Trauma ini sering tampak berat tapi jarang mengakibatkan perdarahan yangmengancam
jiwa. Untuk mempertahankan kaki dan tangan dalam posisi normal sering digunakan
bantal

You might also like