You are on page 1of 10

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

AKUNTANSI PINJAMAN YANG DITERIMA

SAP 4

KELOMPOK 5 :

Ni Putu Indriyani Permata Indah 1607532110


Made Aida Pradnyadevi 1607532111
Ni Luh Putu Jessika Andani Mertha 1607532112
Ni Putu Swandewi 1607532113
Ni Made Leny Pebriyaningrum 1607532117
Ni Luh Yuni Pratiwi 1607532119

PROGRAM REGULER SORE 2018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR BALI
AKUNTANSI PINJAMAN YANG DITERIMA

Sumber dana jangka panjang yang diterima oleh bank dalam neraca dicatat sebagai
pinjaman yang diterima. Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari
bank atau pihak lain, baik dalam valuta rupiah ataupun valuta asing, dan harus dilunasi bila
jatuh tempo. Pengertian pinjaman diterima ini tidak termasuk pinjaman subordinasi. Jenis
pinjaman yang diterima umum berupa:

a. Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
b. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut Two Step Loan, yaitu pinjaman diterima
yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen keuangan) dari lembaga keuangan
internasional.
c. Pinjaman Obligasi, adalah bukti hutang kepada investor (bondholder) yang dijamin
oleh lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji
lainnya serta pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-
kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi.
d. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari Bank
Indonesia apabila Bank mengalami krisis likuiditas.
e. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau
beberapa proyek.

Pencatatan Pinjaman yang Diterima dari Kreditur

Transaksi pinjaman yang di dahului dengan perjanjian antara pihak kreditur dengan
debitur. Perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak tak dapat dibatalkan secara sepihak
bila semua persyaratan telah dipenuhi. Perjanjian ini dalam akuntansi disebut komitmen.
Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan, maka akan dicatat dalam rekening
administratifrupiah sisi debet dengan nama RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum
digunakan.

Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila
pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat sebesar
nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur. Tentu saja pengkreditan rekening pinjaman
diterima harus diikuti pengkreditan RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan
sebesar nilai realisasinya.
Pinjaman yang Diterima dari Bank Lain

Pinjaman dari bank lain dapat diwujudkan dalam bentuk Sertifikat Deposito, Commercial
Paper dan surat berharga lainnya.

Contoh:

Bank XYZ Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank ABC sebesar Rp 30M
dan untuk itu Bank XYZ menerbitkan Sertifikat Deposito dengan jangka waktu 3 tahun. Suku
bunga sebesar 15% dalam setahun. Dana diterima oleh Bank XYZ dalam bentuk rekening giro
pada Bank ABC.

Jurnal pada Bank XYZ Kantor Pusat :


Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 30.000.000.000
Pinjaman yang Diterima
Sertifikat Deposito 3 Tahun Rp30.000.000.000

Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh tempo, Bank XYZ Kantor Pusat
harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp 4.500.000.

Jurnal pada Bank XYZ Kantor Pusat :


Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-SD Rp 4.500.000
Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 4.500.000

Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor cabang. Sebagai
contoh, Bank XYZ kantor cabang Bogor hendak mempergunakan dana dari pinjaman tersebut
sebesar Rp 1 M, dan memohon agar Kantor Pusat untuk memindahkan dana tersebut.

Jurnal pada Bank XYZ Kantor Pusat :


RAK-Cabang Bogor Rp 1.000.000.000
Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000

Jurnal pada Kantor Cabang Bogor :


Bank Indonesia-Giro Rp 1.000.000.000
RAK-Kantor Pusat Rp 1.000.0000.000
2. Pinjaman Two Step Loan

Proses terjadinya TSL ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Bank Penerima Pemerintah Bank Pemberi

Pinjaman RI Pinjaman di

Dalam negeri LN

Sebagai Bank Sebagai Penjamin Bank LN


Penerima Kredit dan Penyalur Lembaga LN
TSL TSL
Pemerintah

cabang cabang

Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus di administrasikan oleh Kantor Pusat dan akan
dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL. Rekening ini merupakan hutang
jangka panjang bagi bank yang bersangkutan.

Contoh :
Bank XYZ mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp 12M
yang disalurkan melalui BI.

Jurnal oleh Kantor Pusat :


Bank Indonesia-Giro Rp 12.000.000.000
Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 12.000.000.000

3. Pinjaman Obligasi

Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal dari
obligasi merupakan alternatif bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat pengakuan
hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pembeli obligasi.
Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara tetap. Kewajiban ini akan
diikuti pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.

Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat ijin dari otoritas pasar modal.
Disamping itu peenrbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan
positif. Perlindungan negative adalah persyaratan yang bersifat melarang emiten untuk
melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan perlindungan
positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan tindakan yang menguntungkan
pemegang obligasi.

Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan
ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatatnya perlu mengetahui
harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk di pasar. Untuk menentukan harga obligasi bisa
menggunakan formula sebagai berikut:

Penentuan Harga Obligasi

Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan mempertimbangkan


tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo obligasi, dan keuntungan yang
diharapkan oleh investor atau sering disebut bond yield. Kupon obligasi akan menimbulkan
biaya bunga bagin emiten atau aliran kas keluar dan pokok obligasi juga akan dibayar kembali
pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu harga obligasi pada dasarnya penjumlahan present value
dari aliran kas, biaya, biaya bunga ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat
jatuh tempo, dengan yield yang disyaratkan. Biaya bunga obligasi dibayar setiap periode,
sedangkan nilai pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh tempo (dengan
asumsi non callable bond). Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

𝑛
𝐶𝑖 𝑃𝑝
𝑃=∑ +
(1 + 𝑟)𝑛 (1 + 𝑟)𝑛
𝑡=1

Keterangan:

P = Harga Obligasi atau Nilai sekarang Obligasi

n = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi

Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya

r = Tingkat diskonto atau bond yield

Pp = Nilai pokok atau principal obligasi

Rumus diatas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan bila
penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai berikut:
𝑛
𝐶𝑖 /2 𝑃𝑝
𝑃=∑ +
(1 + 𝑟/2)𝑛 (1 + 𝑟/2)2𝑛
𝑡=1

Penggunaan rumus tersebut kadang bagi orang tertentu memerlukan waktu yang lama,
oleh karena itu dengan bantuan table bunga untuk present value anuitas untuk biaya bunga dan
present value Rp1 untuk nilai pokok obligasi.

Contoh Transaksi Dan pencatatanya

Tanggal 2 Januari 2003 Bank Artamara menjual obligasi jangka panjang kepada PT. Kadir Jaya
sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp. 1.000.000, jangka waktu 5 tahun. Bunga
nominal 18 % per tahun dibayarkan dibelakang setiap tanggal 31 Desember. Tingkat Diskonto
sebesar 16%.

Bunga obligasi Rp. 1.000.000 x 18 % = Rp 180.000. Bunga ini akan dibayarkan setiap
tanggal 31 Desember selama lima tahun. Dengan demikian pembayaran bunga merupakan
anuitas. Untuk nilali tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk anuitas.
Dengan tabel untuk suku bunga 16%, n = 5 tahun diperoleh 3,433. Sedangkan harga tunai untuk
pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp1, n = 5 tahun dengan tingkat
bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,519. Dengan demikian harga obligasi adalah :

Keterangan Jumlah (Rp)


Nilai Tunai Bunga = 180.000 x 3,433 x 1000 lembar 619.740.000
Nilai Tunai Pokok Obligasi = 1.000.000 x 0,519 x 1000 lembar 519.000.000
Harga Obligasi 1.138.740.000

Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih harga jual (kurs) diatas
harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan selisih harga jual dibawah harga
nominalnya dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang dijual pada tanggal diantara
tanggal pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang telah berjalan. Agio atau premi
diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi dengan membebankan
pada biaya bunga. Secara terdeskripsi, jurnal untuk transaksi diatas adalah:

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


2/1-2003 Dr. Kas/Giro PT. Kadir Jaya 1.138.740.000
Cr. Agio Obligasi 138.740.000
Cr. Pinjaman Obligasi 1.000.000.000
31/12-2003 Dr. Biaya Bunga 180.000.000
Cr. Kas 180.000.000
Dr. Agio Obligasi 27.748.000
Cr. Biaya Bunga 27.748.000
(untuk amortisasi)

Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi dapat berupa tunai atau non tunai. Bila
dilakukan secara tunai maka mendebet kas, sedangkan bila dengan warkat atau bilyet giro/ cek
bank yang digunakan emiten, maka cukup mendebet rekening giro bondholder. Untuk mencatat
setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama dengan 31 Desember 2003,
hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi. Dengan demikian jurnal pelunasan
obligasi harus ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman obligasi dan mengkredit rekening
kas/giro bondholder.

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

BLBI merupakan fasilitas dari Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan sistim
pembayaran dan sektor perbankan agar jangan terganggu karena ketidak seimbangan
(mismatch) antara penerimaan dan penarikan dana pada bank-bank, baik jangka pendek
maupun panjang. Dalam operasinya ada bebagai jenis fasilitas likuiditas bank sentral kepada
sektor perbankan dengan persyaratan yang berbeda, sesuai dengan sasaran maupun
peruntukannya. Karena jenis failitas yang beragam ini secara umum dapat dikatakan bahwa
BLBI adalah fasilitas likuiditas BI yang diperikan kepada bank-bank diluar kredit likuiditas
Bank Indonesia atau KLBI.

Pinjaman Untuk Pembiayaan Bersama

Pinjaman untuk pembiayaan bersama dilakukan langsung dari bank pemberi dana
kepada penerima kredit. Tanggungjawab atas kredit yang diberikan tersebut dibagi atas dasar
banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-masing bank.
Contoh :
Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek besar senilai Rp. 300 milyar. Untuk memenuhi
kebutuhan dana ini telah tersedia dua buah bank lain yaitu bank ABC dan bank XYZ dengan
masing-masing sumbangan modal Rp. 100 milyar. Jadi besarnya dana pinjaman yang diterima
untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar Rp. 200 milyar yang disediakan langsung dalam
rekening giro di masing-masing bank, sedangkan sisanya menjadi beban bank Omega.

Transaksi ini oleh bank Omega pusat dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Bank Lain-Giro ( Bank ABC ) 100.000.000.000
Bank Lain-Giro ( Bank XYZ ) 100.000.000.000
Pinjaman yang diterima-pembiayaan bersama 200.000.000.000
DAFTAR PUSTAKA

Taswan, Akuntansi Perbankan,UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2012

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35419279/PINJAMAN_YANG_DITER
IMA.docx?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1538721
126&Signature=t5ypytBM%2BEFgDdxCL8GEmb95mC8%3D&response-content-
disposition=attachment%3B%20filename%3Dpinjaman_yang_diterima.docx

https://id.scribd.com/doc/217787007/Akuntansi-Pinjaman-Yang-Diterima

You might also like