You are on page 1of 18

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

BAHAN AJAR
SISTEM KOORDINASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia
Dosen Pengampu: Dr.H. Adun Rusyana, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Pipit Pitriyani NIM 2119160019
Okib Gustamil NIM 2119160062
Ana Herliana NIM 2119160071
Ajeng Sakinah NIM 2119160079
Tingkat 3-C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2018
SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA

A. Sistem Koordinasi
System koordinasi adalah organ dan sistem organ yang bekerja secara efisien.
Sistem koordinasi tersusun dari organ-organ tubuh yang bekerja sama secara selaras
dan teratur untuk mengatur semua aktivitas tubuh. Tubuh manusia dilengkapi tiga
perangkat pengatur kegiatan tubuh yang terdiri dari saraf, endokrin (hormon) dan
penginderaan.
System koordinasi mempunyai fungsi yaitu diantaranya mengatur dan
mengendalikan kerja system organ tubuh yang lain sehingga bekerja sesuai dengan
fungsinya. Adapun komponen yang terdapat diagalam system koordinasi yaitu sebagai
berikut:
a. Reseptor
Bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan, contohnya seperti alat
indra.
b. Konduktor
Bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan yaitu seperti sel-sel
saraf (neuron) yang membentuk system saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi
membaa rangsangan ke pusat saraf dan ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf.
c. Efektor
Bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu seperti otot dan kelenjar (baik
kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).

Gambar keterkaian antara reseptor, konduktor dan efektor

https://www.google.co.id/search?q=gambar+urutan+reseptor,+konduktor+dan
+efektor&safe=strict:

B. System saraf
System saraf disusun oleh satuan terkecil yang diseut dengan sel saraf. System
saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang dan saraf (neuron).sebagai system
koordinasi system saraf mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut :
a. Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekera serasi.
b. Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkunan diluar tubuh, yang dilakukan oleh
ujung saraf pada indra dan lingkungan dalam tubuh.
c. Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka system saraf tersusun dari berbagai
organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu sel.
1. Sel saraf

http2Fclickyhun.blogspot.com%2F2016%2F06%2Fbagian-bagian-sel-saraf-dan-
fungsinya-materi-lengkap-sistem-saraf.

System saraf tersusun oleh komponen-komponen terkecil yaitu sel-sel saraf atau
neuron. Neuron ini lah yang berperan daam menghantarkan impuls (rangsangan).
a. Badan sel
Badan sel saraf mengandung ini sel dan sitoplasma. Sidalam sitoplasma terdapat
mitikondria yang berfugsi sebagai penyedia energy untuk membawa rangsangan.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma. Pada
umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan ukuran dendrit pendek.
Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit atau akson adalat serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma
yang panjang. Sebuah neuron memilii satu akson. Neurit berfungsi untuk membawa
rangsnagan dari badan sel ke saraf lain. neurit di bungkus oleh selubung lemak yang
disebut dengan myelin yang terdri atas perluasan membrane sel schwann. Selubung ini
berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Antara neuron satu dengan
neuron berikutny tidak bersambung secara langsung tetapi membentuk celah yang
sangat sempit. Celah natara ujung neurit tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian
sinapsisi inilah suatuz zatkimia yang disebut neurotranmiter (mislanya asetilkolin)
menyebrang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron
berikutnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Neuron sensorik
Neuron sensorik adalah neuron yang membaawa impuls dari reseptor (indra) ke
pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron motoric
Neuron morotik adalah neuron yang membawa impuls dari pusat susuanan sraf ke
efektor (otot dan kelenjar)
c. Neuron konektor
Neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls dari neuron sensorik ke
neuron motoric.

https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwj-1-manusia.

2. Jalan yang dilalui impuls


Gerak adalah suatu aktvitas tubuh karena adanya rangsangan oleh saraf. Gerak
dibedakakn menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak reflex. Gerak biasa adalah
gerak yang dilakukan dengan kesadaran, sedangkan gerak reflex dilakukan diluar
kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk menghindari bahaya, berdasarkan
letak neuron penghubung (neuron konektor), gerak refleks dibagi menjadi dua macam,
yaitu refleks otak dan refleks tulang belakang . dikatakan sebagai gerak refleks otak
karena neuron konektornya terletak diotak, contohnya gerakan pupil mata yang
menyepit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya. Tetapi dikatakan gerak
refleks tulang belakang karena neuron konektornya terletak disumsum tulang belakang,
contohnya gerakan lutut yang tidak disengaja.
https://www.google.co.id/urlFsel-saraf-neuron-dan-impuls%2

3. Susunan saraf manusia


Jutaan sel-sel saraf bergabung membentuk suatu system yang dinamakan system
saraf. System saraf manusia terdiri dari system saraf pusat dan system saraf tepi.
Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan susunan
saraf tepi tersusun atas serabut-serabut saraf yang menuju ke susunan saraf pusat dan
dari susunan saraf pusat ke seluruh tubuh.

https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwjRrb-

a. Susunan saraf pusat


1) Otak
Otak terletak dirongga tengkorak dn dibungkus oleh tiga lais selaput yang kuat
yang disebut dengan meninges. Selaput paling luar disebut durameter, paling dalam
adalah piameter dan yang berada ditengah disebut dengan arachnoid. Diantara ketiga
selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi
benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi pada selaput ini dinamakan
meningitis. Penyebabnya karea infeksi virus.

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com
%2F-G1aivA-_
Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar manusia terletak didalam tulang tengkorak. Ota besar memiliki
permukaan yag berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani
tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Ota bear
terdiri atasdua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-
badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf.
Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan yang disadari sperti beripikir,
mengingat, berbicara, melihat, mendengar dan bergerak.Otak besar terbagi menjadi
empat bagian :
 Bagian depan : pusat gerakan otot.
 Bagaian tengah : pusat perkembangan ingatan dan kecerdasan
 Bagian samping : pusat pendengaran
 Bagian belakang : pusat penglihatan
b) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak diantara pons vasoli dan
diensefalon. Otak tangah berhubungan dengan system penlihatan dan pendengaran.
Dibagain depan otak tengah terdapat :
 Thalamus , yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang
tiba dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta
mengarahkan ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian
dari impuls ke sumsum tulang belakang.
 Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan dan
keseimbangan cairan tubuh.
c) Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak dibawah otak besar, didalam rongga tegkorak bagan belakang.
Fungsi dari otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh dan
gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh
suatu penghubung yang disebut dengan jembatan varol, seperti ota besar. Bagian luar
otak kecil (korteks) berwarna kelabu dan bagan dalam (medula) berwarna putih.
2) Sumsum
a) Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat dimuka otak kecil dan dibawah otak besar dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan bagian luarnya berwarna putih karena
berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur
pernapasan, gerakan jantung, gerak alat pencernaan, menyempitkan pembuluh darah
dan mengatur suhu tubuh.
b) Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Susunan tulang belakang terdapat memanjang didalam rongga tulang belakang,
mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang kedua. Sumsum tulang
belakang juga dibungkus oleh selaput meninges.
Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian luar tampak warna
putih (substansu alba) dan bagian dalam yang berbentuk sepeti kupu-kupu, berwarna
kelabu (substansi grissea). Pada bagian yang berwarna putih banyak mengandung
akson(neurit) yang diselimuti myelin. Bagian ini untuk menghantarkan impuls menuju
ke otak dan dari otak menuju ke efektor. Bagian yang berwarna kelabu mengandung
serabut saraf yang tidak ada myelinnya. Bagian ini dibedakan menjadi dua yaitu akar
dorsal atau akar posterior dan akar ventral atau akar anterior. Akar dorsal mengandung
neuron sensorik dan akar ventral mengandung banyak neuron motoric.
Fungsi dari sumsum tulang belakang yaitu :
 Menghantarkan impuls dari dank e otak.
 Memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.
 Pusat perantara antara susunan saraf tepid an otak.
b. Susunan saraf tepi
Susunan saraf tepi tersusun atas serabut-serabut saraf dari dan ke pusat susunan
saraf. Susunan saraf tep berupa 12 pasang serabut saraf dari otak dan 31 pasag serabut
saraf dari sumsum tulang belakang.
1) Saraf otak (saraf cranial)
Saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang
yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang, berhubungan
erat dengan otot mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.
Dari kedubelas saraf otak tersebut dapat dikelompokan menjadi 3 macam yaitu :
a) Saraf sensorik
b) Saraf motoric
c) Saraf gabungan sensorik dan saraf motoric.
Ada saraf yang memilki jangkuan fungsi sangat luas yaitu saraf vagus. Sehingga
disebut sebagai saraf pengembara, sifat kerja saraf vagus seperti saraf parasimpatik.
2) Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang yang keluar dari :
a) Ruas-ruas tulang leher : 8 pasang
b) Ruas-ruas tulang punggung : 12 pasang
c) Ruas-ruas tulang pinggang : 5 pasang
d) Ruas-ruas tulang kelangkang : 5 pasang
e) Ruasruas tulang ekor : 1 pasang
Semua saraf sumsum tlang belakang bersifat campuran artinya saraf ini menerukan
impuls dari reseptor ke sitem saraf pusat, juga meneruskan impuls dari system saraf
pusat ke semua otot rangka tubuh. Sema neuron sensorik masuk ke sumsum tulang
belakang melalui akar dorsal dan neuron otorik keluar dari sumsum tulang beakang
melalui akar ventral.
System saraf tepi terdiri atas system saraf sadar dan system saraf tak sadar. System
saraf sadar meliputi system saraf kepala (cranial), sedangkan system saraf tak sadar
meliputi saraf simpatik dan parasimpatik.
1) System saraf sadar
System saraf sadar (kaniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang
dilaukan secarasadar. System saraf sadar dibagi menjadi dua macam yaitu kranial dan
spinal. System saraf kranial atau kepala, saraf kranial berhubungan dengan reseptor
dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan searaf spinal yaitu saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
2) System saraf tak sadar (saraf otonom)
System saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik yang memiliki susunan dan fungsin yang khas.
a) System saraf simpatik
System saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar berupa ganglion-
ganglon yang tersebar dibeberapa daerah, seperti daerah leher, daerah dada, pinggang
dan pelvis. Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-
otot tak sadar semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam seperti lambung,
pancreas dan usus. Selain itu juga merangsang sebarut motoric sekretorik pada kelenjar
keringat dan mempetahankan tonus semua otot termasuk tonus otot sadar.
b) System saraf parasimpatik
Susunan saraf simpatik beruapa jaringan susunan saraf yang berhubungan
ganglion-ganglion yang tersebar diseluruh tubuh. System saraf parasimpatik memiliki
fungsi kebalikan dari saraf simpatik.
C. Kelainan pada system saraf
Ada berbagai jenis kelainan dan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia,
antara lain.
1. Amnesia.
Amnesia merupakan gangguan yang terjadi pada otak yang disebabkan oleh
kecelakaan (cidera) sehingga menyebabkan trauma pada kepala atau dapat
disebut dengan geger otak. Penderita amnesia umumnya akan mengalami
kebingungan serta kehilangan ingatan. Amnesia dapat bersifat sementara atau
permanen tergantung dari parah tidaknya trauma yang diderita oleh otak.
2. Stroke
Stroke merupakan kerusakan pada otak akibat tersumbatnya/pecahnya
pembuluh darah pada otak. Penyebab penyumbatan adalah adanya penyempitan
pembuluh darah dan juga penyumbatan karena suatu emboli. Umumnya, wajah
pada penderita stroke terlihat tidak simetris.
3. Epilepsi (Ayan)
Epilepsi merupakan penyakit yang menyebabkan kejang pada tubuh. Kejang
yaitu periode hilang kesadaran yang mungkin termasuk kontraksi otot yang
sangat keras. Hal tersebut dikarenakan adanya aktivitas listrik abnormal di otak.
Penyebab epilepsi adalah karena infeksi, cidera otak, dan tumor. Penderita
epilepsi biasanya mengalami kejang-kejang hingga mulutnya keluar busa serta
terjadi secara mendadak dan berulang-ulang.
4. Parkinson
Parkinson merupakan sebuah kelainan yang disebabkan karena kekurangan
neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Ciri-ciri penderita Parkinson
antara lain tangan gemetaran waktu istirahat, susah bergerak, mata sulit untuk
berkedip, otot terasa kaku sehingga kaki menjadi kaku saat bergerak dan
berjalan.
5. Neuritis
Neuritis merupakan kelainan pada sistem saraf yang disebabkan karena adanya
tekanan, pukulan, keracunan, patah tulang serta kekurangan vitamin B (B1, B6,
B12). Pada penderita neuritis ini sering mengalami kesemutan.
6. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan sebuah kelainan yang terjadi akibat gangguan aliran
yang berupa cairan di dalam otak atau penumpukan cairan di dalam otak
sehingga menyebabkan pembengkakan di dalam otak. Gangguan tersebut dapat
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak sehingga akan menekan
jaringan otak di sekitarnya terutama pada pusat-pusat saraf vital.
7. Meningitis (Radang Selaput Otak)
Meningitis merupakan infeksi pada selaput yang menutupi otak dan sumsum
tulang belakang. Meningitis disebabkan oleh virus atau bakteri. Gejala
meningitis yaitu badan demam, sakit kepala yang berlebihan, leher terasa kaku
dan adanya ruam-ruam pada kulit. Meningitis bakteri jauh lebih serius karena
dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian.
8. Migrain
Migrain merupakan nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah
yang terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan
aliran darah di otak sehingga mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh
darah otak serta peradangan.
9. Kelumpuhan (Paralisis)
Kelumpuhan merupakan hilangnya fungsi satu atau banyak otot. Penyebab
kelumpuhan yaitu hilangnya perasaan pada bagian yang terpengaruh.
Kelumpuhan juga dapat disebabkan akibat kerusakan pada otak.
D. System indra
Di bagian awal pokok bahasan ini sudah di singgung bahwa indra berperan sebagai
reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima
macam indra yang berfungsi sebagai penerima rangsangan yaitu:
1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor).
2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat
beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).
3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor).
4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).
5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) dan suhu
(temperatur).
Tiap indra akan berfungsi dengan sempurna apabila:
1. Indra tersebut secara anatomi tidak ada kelainan.
2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik.
3. Saraf – saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja baik.
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja baik.
Bila salah satu dari bagian tersebut rusak atau terganggu, maka hubungan dengan
dunia luar akan terganggu juga.
1. Mata

https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwj0gbXstKveAhVJrY8KHQ_-
Mata berfungsi untuk menerima rangsang berupa cahaya, karena di dalamnya
terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut fotoreseptor. Mata terletak di dalam
rongga mata yang dilindungi oleh tulang – tulang tengkorak. Selain itu mata juga
dilindungi oleh:
a. Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari
debu atau sentuhan benda.
b. Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan.
c. Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan.
d. Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan
mata dan membersihkan mata dari debu dan bakteri.
Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis tengah kurang lebih 2,5
sentimeter. Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu:
a. Lapisan Sklera atau Selaput Putih
Merupakan lapisan paling luar, sangat kuat. Lapisan ini berwarna putih sehingga
sering disebut lapisan putih mata. Di bagian depan lapisan ini membentuk kornea yang
bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata. Kornea ini selalu basah oleh air
mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata.
b. Lapisan Koroid atau Selaput Hitam
Merupakan lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah bola mata. Bagian ini
banyak mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi untuk menghentikan
refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di bagian depan mata, koroid
membentuk iris. Iris ini mengandung pigmen hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga
dapat sebagai penentu warna mata. Di bagian tengah iris terdapat pupil yang
merupakan celah (bukaan), untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk mata. Di
belakang iris terdapat lensa mata berbentuk cembung di kedua sisi yang diikat oleh
ligamen suspensori. Mencembung atau memipihnya lensa menyebabkan mata
berakomodasi. Lihat Gambar 3.10 yang memperlihatkan perubahan lensa mata.
c. Retina atau Selaput Pelangi
Retina adalah lapisan mata paling dalam. Pada lapisan ini terdapat bagian yang
paling peka terhadap cahaya yaitu bintik kuning (fovea). Selain itu pada retina juga
terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya saraf mata. Pada retina tersusun kurang
lebih 125 juta sel – sel batang (sel basilus) yang mampu menerima rangsang cahaya
tidak berwarna dan untuk melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel batang, pada
retina juga terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang berfungsi menerima
rangsang cahaya kuat dan berwarna. Sel kerucut lebih banyak terdapat pada bagian
bintik kuning (fovea centralis). Jadi bila ingin melihat suatu benda dengan jelas, maka
bayangan harus jatuh di bagian ini.
Di retina juga dijumpai daerah yang sama sekali tidak mengandung sel batang
ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah ini, kita
tidak bisa melihat apa – apa.
Suatu benda dapat di lihat oleh mata, bila benda tersebut memantulkan cahaya.
Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata melalui kornea dan diteruskan ke
lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya tersebut dibiaskan dan difokuskan di retina
sehingga membentuk bayangan kecil dan terbalik pada retina. Tetapi oleh otak
bayangan tersebut diartikan seperti gambar yang kita lihat.
Bayangan benda yang jatuh pada bintik buta tidak akan terlihat.
2. Telinga

https%3A%2F%2Fannisazainatus.wordpress.com
Telinga merupakan tempat beradanya indra pendengaran dan keseimbangan.
Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas:
1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan gelombang
bunyi.
2) Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang bunyi
ke selaput gendang telinga. Liang telinga panjangnya kurang lebih 2,5
sentimeter. Di sepanjang dinding liang telinga terdapat rambut halus, kelenjar
minyak dan kelenjar keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang
masuk.
3) Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi telinga luar dan
telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran.
b. Telinga Tengah
Telinga bagian tengah terdiri atas:
1) Tulang – tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa tiga tulang kecil yang
bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga dalam. Ketiga tulang
tersebut adalah tulang martil (malleus), yang letaknya paling luar berhubungan
dengan selaput gendang telinga. Berikutnya adalah tulang landasan (inkus)
yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang paling dalam adalah tulang
sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah siput pada tingkap
jorong.
2) Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah
dengan bagian belakang tenggorokan. Saluran ini terbuka saat kita mengunyah,
menguap, bersin atau membuka mulut. Fungsi saluran ini adalah untuk
memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan udara di kedua
gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh.

c. Telinga Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas:
 Tingkap jorong dan tingkap bulat, merupakan membran yang terdapat pada
pangkal saluran rumah siput (kokhlea). Tingkap jorong merupakan membran
berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang sanggurdi. Sedangkan tingkap
bundar merupakan membran berbentuk bundar/ bulat. Tingkap berfungsi untuk
menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat sebagai penyeimbang
getaran.
 Saluran rumah siput (kokhlea), yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai
rumah siput. Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat organ corti, yang
berisi ribuan “sel rambut” yang peka terhadap getaran. Impuls yang timbul di
dalam sel rambut tersebut diteruskan oleh saraf auditori ke Tiga saluran
setengah lingkaran (kanalis semi sirkularis), yaitu tiga buah saluran setengah
lingkaran yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90°. Pada ujung setiap
saluran terdapat penebalan (menggelembung) yang disebut ampulla dan
bergabung dengan utrikulus dan sakulus.
Bagaimanakah kita dapat mendengar suatu bunyi? Kita dapat mendengar suatu
bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagai berikut
 Gelombang bunyi diterima daun telinga.
 Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.
 Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.
 Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang. pendengaran (osikel).
 Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam
kokhlea.
 Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti,
yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak
untuk diartikan.
 Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk
untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.
Bunyi yang didengar manusia adalan bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi 20
– 20 000 getaran/detik (Hz).
Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai indra keseimbangan. Fungsi
keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang dilaksanakan oleh tiga saluran
setengah lingkaran utrikulus dan sakulus. Dengan adanya tiga organ tersebut maka
telinga bagian dalam dapat mendeteksi:
1. Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi (keseimbangan statis) yang
dilakukan oleh utrikulus dan sakulus.
2. Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang dilakukan oleh tiga saluran
setengah lingkaran.
Pada ujung setiap saluran setengah lingkaran terdapat struktur yang disebut
ampulla. Di dalamnya terdapat reseptor menyerupai rambut yang berhubungan dengan
serabut saraf otak. Sel – sel yang menyerupai rambut tersebut menghadap ke bagian
yang berbentuk jeli (lihat Gambar 3.15). Dengan adanya gerakan tubuh (kepala), maka
cairan yang ada di dalam saluran setengah lingkaran bergerak dan merangsang sel
reseptor seperti rambut tersebut. Oleh sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi
impuls dan diteruskan ke otak dan otak memerintah otot menjaga keseimbangan tubuh.
Sedangkan di utrikulus dan sakulus terdapat batu kecil yang disebut otolith. Batu
tersebut merangsang dengan cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap
gravitasi. Otak akan dapat menentukan posisi kepala dari gerakannya.
3. Hidung

http%3A%2F%2Filmusehatnya.blogspot.com%2F2015%2F10%2Fsistem-
alat-indera-mata-telinga-hidung-lidah-kulit.html
Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya reseptor pembau
(khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui berbagai macam bau.
Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat mengetahui nama benda tanpa harus
melihatnya. Sel – sel reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan zat kimia
berupa uap terletak di rongga hidung bagian atas (lihat Gambar 3.16). Daerah ini
memiliki ukuran sekitar 250 mm2. Sel – sel reseptor ini mempunyai rambut – rambut
halus (silia) di ujungnya dan diliputi selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap.
Dari sel – sel reseptor ini rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju pusat pembau di
otak.
Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap tersebut masuk ke rongga
hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan dilarutkan pada selaput lendir
dan merangsang sel – sel reseptor, kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak
sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.
4. Lidah

https%253A%252F%252Finformasionline888.blogspot.com%252F2017%25
2F03%252Fstruktur-lidah.html
Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor). Zat yang
dapat dikecap adalah zat – zat kimia berupa larutan. Pada saat kita mengecap makanan,
rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu
indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot
yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu basah dan berwarna merah jambu. Di
dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan lidah
kalian di cermin, maka akan tampak tonjolan – tonjolan kecil di permukaan lidah.
Tonjolan kecil itu disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah
yaitu:
a. Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah,
berjajar membentuk huruf V.
b. Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di
permukaan ujung dan sisi lidah.
c. Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila
terbanyak. Papila inilebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada
pengecap.
Pada papila – papila inilah terdapat kuncup pengecap yang merupakan kumpulan
ujung-ujung saraf pengecap dan oleh serabut – serabut saraf dihubungkan dengan otak.
Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat tersebut berupa larutan. Larutan tersebut
kemudian memenuhi parit – parit di sekitar papila – papila. Karena pada papila tersebut
terdapat kuncup – kuncup pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut merangsang
kuncup pengecap. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke otak untuk
diartikan. Kuncup – kuncup pengecap dapat membedakan empat rasa pokok yaitu
asam, pahit, manis dan asin. Namun terkadang kita juga dapat merasakan lebih dari
empat rasa tersebut. Hal ini terjadi karena melibatkan faktor – faktor lain yaitu:
a. Kombinasi keempat rasa utama tersebut menghasilkan rasa baru.
b. Peranan reseptor – reseptor pencium, suhu dan sentuhan.
Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh kuncup – kuncup pengecap yang
berbeda dan kuncupkuncup tersebut berkumpul pada bagian tertentu di permukaan
lidah Namun tiap orang mempunyai variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut.
5. Kulit

https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwiawbvaw6veAhXFv48KHS-
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indra perasa dan peraba.
Reseptor – reseptor yang terdapat pada kulit adalah:
a. Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi untuk
menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini tersebar tidak merata di
permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba.
b. Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya di bawah
lapisan dermis.
c. Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di lapisan
dermis.
d. Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya di lapisan
dermis.
e. Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri. Letaknya di
lapisan epidermis. Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh. Jika
terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara lain
dengan adanya gerak refleks.
E. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra
Beberapa kelainan atau penyakit pada alat indra yang biasa kita jumpai dalam
kehidupan sehari – hari antara lain:
1. Miopi (Rabun Jauh)
Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh di
depan retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengah
mata panjang. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif.

2. Hypermetropi (Rabun Dekat)


Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh di belakang
retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata
pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif.
3. Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi.
Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa
negatif.
4. Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan
melihat benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja.
5. Katarak
Yaitu mengeruhnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin
B atau juga faktor usia.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, reni, 2010, https://bumidawetayuku.wordpress.com/ipa-3/sistem-
koordinasi-dan-sistem-inder/ , diakses pada tanggal 28 oktober 2018
pukul 17:03.
Enziklozone, 2016, https://ensiklozone.blogspot.com/2016/07/15-jenis-kelainan-dan-
penyakit-pada.html , diakses pada tanggal 28 oktober 2018 pukul 16:44.
Pandani, 2012, http://pustaka.pandani.web.id/2016/02/pengertian-sistem-koordinasi-
pada.html , diakses pada tanggal 22 oktober2018 pukul 18:08 pengertian
system koordinasi.
Siringoingo, muthiara, https://mutiarapenakluk.wordpress.com/bahan-
pelajaran/biologi/bab-3-sistem-koordinasi/, diakses pada tanggal 22
oktober 2018 pukul 18:54.

You might also like