Professional Documents
Culture Documents
Gambar IV.3 Diagram alir praktikum agitasi mekanik dan pencampuran cairan
4.4 Hasil dan Pembahasan
Praktikum mixing kali ini dilakukan pencampuran antara kapur, asam sitrat
dengan air. Praktikum ini diberi dua variabel bebas yaitu kecepatan putar impeller
dalam satuan rpm. Nilai kecepatan putar impeller otomatis dapat dibaca dengan
alat yang memanfaatkan sinar infrared alat tersebut adalah tachometer. Kecepatan
impeller berputar yang terbaca pada alat tidak stabil namun kita ambil angka
kecepatan yang terbaca paling konstan.
Percobaan pertama menggunakan kecepatan putar sebesar 343,8 rpm.
Konduktivitas air sebesar 6,03 mS/cmsetelah itu ditambahkan kapur, maka
konduktivitas akan berubah, pada 0 detik konduktivitas campuran air dengan
kapur adalah 6,03 mS/cm. Harga konduktivitas konstan pada nilai 6 mS/cm
dimulai dari detik ke 50. Gambar IV.4 terlihat bahwa konduktivitas terus
meningkat seiring dengan bertambahnya waktu, menunjukkan bahwa campuran
tersebut telah homogen. Menemukan waktu mixing yang dibutuhkan sampai
bahan tercampur sempurna atau ketika konduktivitasnya konstan dibuat terlebih
dahulu grafik antara waktu dengan konduktivitas. Harga konduktivitas konstan itu
dimasukkan dalam rumus lalu ditemukanlah waktu mixing yang diperlukan
sampai bahan tercampur sempurna yaitu selama 116,5 sekon.
6.080
6.070
Konduktivitas (mS/cm)
8
7 y = 0.0001x + 6.7443
Konduktivitas (mS/cm)
6 R² = 0.1176
5
4
Konduktivitas
3
(mS/cm)
2
1
0
0 1000 2000 3000 4000
Waktu (sekon)
Konduktivitas (mS/cm)
6.055
y = -0.0002x + 6.0437
6.050
R² = 0.5175
6.045
6.040 Konduktivitas
6.035 (mS/cm)
6.030
6.025
6.020
0 50 100 150
Waktu (sekon)
8
7
Konduktivitas (mS/cm)
6 y = 1E-04x + 7.0696
R² = 0.0727
5
4
Konduktivitas
3
(mS/cm)
2
1
0
0 1000 2000 3000 4000
Waktu (sekon)
4.5 Kesimpulan
1. Mixing adalah proses pencampuran 2 zat yang diharapkan bisa saling
menghomogenkan.
2. Semakin besar kecepatan impeller maka semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk mecampur bahan baku menjadi homogen.
3. Kecepatan yang terlalu cepat pada saat proses mixing dapat mengakibatkan
terbentuknya vortex yang menyebabkan dead zone (zona dimana zat yang
akan dicampur tidak dapat homogen dan mengumpul pada satu titik).
4.6 Referensi
Fachruddin Ali, Irfan Syarif Arief ST, MT, dan Ir. Toni Bambang M, PGD, 2015,
‘Analisa Aliran Fluida pada Mixing Crude Oil Storage Tank dengan CFD’,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.