Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
NIM : 16.013
SEMARANG
2018
A. ANATOMI DAN FISOLOGI STRUKTUR /ORGAN REPRODUKSI WANITA
Struktur reproduksi pria terdiri atas penis, testis dalam kantong skrotum, system duktus yang
membuat epidimis, vas deferns, duktus ejakulatorius, dan uretra, serta glandula asesoria yang
terdapat vesika seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretralis.
a. Penis
Penis terdiri atas tiga masa jaringan erektil berbentuk silinder memanjang yang
memberi bentuk pada penis. Lapisan dalamnya adalah korpus kavernosum. Ujung
distal testis dikenal sebagai glands, ditutupi oleh prepusium (kulup). Prepusium dapat
dilepas dengan pembedahaan (sirkumisi,sunat).
Penis merupakan jaringan erektil yang berfungsi sebagai deposit sperma
dalam hubungan seksual sehingga dapat di tamping dalam liang sanggama. Penis juga
merupakan alat yang pentinga dalam hubungan seks, baik untuk skresi maupun
prokreasi.
b. Testis
Testis disebut juga buah bakar zakar yang membungkus dengan skortum. Testis
merupakan bagian dalam organ reproduksi pria yang berisi lobus-lobus yang terdiri
atas tubulus seminiferous, sel-sel sertoli, dan sel-sel leydig :
Fungsi testis adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan sperma (spermatozoa) dibagian tubulus seminiferous, yaitu bibit
dari pria dengan jumlah yang sangat banyak.spermatozoa yang telah dibentuk
akan disimpan pada saluran testis untuk menammpungnya karena spermatozoa
tidak tahan panas dan tidak tahan suhu terlalu dingin. Kulit skotum yang longgar
digunakan untuk mengatur suhu sehingga panas di sekitar spermatozoa relative
tetap.
2. Pembentukan hormone androgen (testoteron)
c. Duktus Epididimis
Duktus epididymis merupakan saluran dengan panjang 6cm, yang berfungsi sebagai
tabung tempat lewatnya sperma saat dikeluarkan dari testis
d. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat merupakan kelenjar pembentukan cairan yang akan bersama-sam
keluar saat ejakulasi dalam dalam hubungan seksual. Kelenjar ini berbeda di dalam
organ reproduksi pria, yang seminalis untuk melindungi sperma dari asam disekitar
vagina dan tahanan yang datangnya dari eksternal organ reproduksi.
e. Bulbouretralis
Burbouretralis merupakan alat reproduksi pria yang berfungsi mengeluarkan mucus
sebagai alat pelumas saat ejakulasi
f. Vesikal seminalis
Vesikal seminalis merupakan kelanjutan dari saluran epididymis yang dapat diraba
dari luar. Duktus defers berukuran 50-60cm yang berfungsi sebagai jalur keluarnya
sperma.
Estron dan estradiol juga diproduksi dan berasal dari konvensi testoteron yang dibuat
oleh adrenal dan testi. Perubahan yang paling menonjol adalah perubahan dalam tinggi dan
berat badan, serta ciri-ciri seksual sekunder. Puncak pertumbuhan pria adalah pada usia 14
tahun. Ciri-ciri seksual sekunder yang muncul paling awal adalah bertambahnya ukuran testis
dan skortum seta penis. Perkembanagn testis disebabkan oleh bertambahanya
tubulusseminiferus dan jumlah sel leydig serta sertolini. Perkembangan genetalia untuk
mencapai ukuran dan bentuk dewasa membutuhkan waktu 5-6tahun. Ciri-ciri seksual primer
mencapai kematangan fungsi reproduksinya, dengan menghasilkan sperma hidup .
Spermatogenesis dimulai sejak pubertas dan berlangsung seumur hidup. Sel-sel benih di
tubulus seminiferous yaitu spermatogonia mulai berproliferasi. Sebagian tetap menjadi
spermatogonia dan sebagian lainya berjalan ke lumen dari tubulus dan membesar menjadi
spermatogia primer. Dengan demikian 1 spermatogonia menghasilkan 4 sperma .setelah itu
tidak terjadi pembelahan, dan masing-masing spermatida akan menjalani pematangan
menjadi sperma yang lengkap dengan bagian kepla, leher,badan dan ekor.
Fungsi Tekstikular
Pada embrio, antigen H-Y yang dihasilkan oleh kromosom Y menyebabkan proses
deferensiasi sel-sel sertolini. Sel-sel ini akan mengatur distribusi sel benih pada
perkembangan janin dan menyekresi mullerian inhibiting subtansce (MIS) yang akan
menyebabkan regresi dari duktus mulleri.
Proses pematangan sel leydig dikendalikan oleh kromosom Y dan dirangsang oleh
ICSH. Sel leydig akan mengahasilkan testeron yang menyebabkan proses diferensiasi vas
deferens dan vesika seminalis. Selsms 6 bulan pertama kehidupan, sel ledig terus
mengasilakan testeron dengan kadar rendah. Pada masa pubertas FSH akan merangsang
pertumbuhan testikuler dan testis akan memulai fungsi pria dewasa. ICSH akan merangsang
sel ledig untuk mengasilkan testoteron, dihidrotestoteron/ DHT, estra diol. Selanjutnya FSH
akan merangsakan sel sertolini supaya proses spermatogenesis dapat berlangsung sempurna.
Dengan demikian, baik FSHdan ICSH harus dilepaskan oleh hipofisis anterior agar
spermatogenesis dapat berlangsung selanjutnya testeron,,DHT, estradiol dan zat yang di
sekresi oleh tubular akan menghambat sekresi ICHS dan FSH sehingga akan terjadi umpan
balik yang mengatur kadar testoteron dalam.
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan endometrium. (Sarwono, 2007)
Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran darah dan sel-sel secara periodik
melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. (Maulana, 2008)
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium
yang nekrotik. (Kusmiyati, dkk, 2008)
a) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
b) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. Disamping itu dalam siklus menstruasi
hormone sangat berpengaruh diantaranya adalah yang dihasilkan gonadotropin
hipofisis yaitu : Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan
oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi
mematangkan folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang
melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel
lutein dan disebut korpus luteum.
Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang
dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi
ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH
mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat
(solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa
menstruasi:
a) Kram perut
b) Nyeri payudara
c) Perubahan suasana hati
d) Timbul jerawat
e) Tekanan pada panggul
f) Sakit punggung
g) Sakit kepala dan Kelelahan
h) Kesulitan Berkonsentrasi
GANGGUAN MENSTRUASI
a. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)
Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai
beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
Salah satu penyebab utama premenstrual tension adalah faktor kejiwaan, masalah
dalam keluarga dan masalah sosial. Jika ditinjau dari aspek anatomi penyebab esensial
dari gangguan tersebut adalah adanya defesiensi luteal dan pengurangan produksi
progesterone serta ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi
cairan dan natrium.
Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan
disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang
disebut prostaglandin. Zat inilah yang menyebabkan peningkatan frekuensi kontraksi
otot rahim sehingga menimbulkan nyeri haid. Dikenal adanya disminore primer dan
sekunder. Nyeri haid atau disminorea ada dua macam : Nyeri haid primer, timbul
sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah
stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan.
Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan
fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun,
kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Nyeri haid sekunder, biasanya baru
muncul kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi
rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang
mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
c. Pendarahan Uterus Abnormal
a.) Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu
menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak
hingga 6-7 hari. Pada hipermenore perdarahan menstruasi berlangsung sekitar 8-10
hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml. Jika ditinjau dari aspek anatomi,
penyebab utama terjadinya hipermenore adalah terhambatnya fase proliferasi pada
dinding endometrium, dikarenakan produksi hormone estrogen kurang optimal.
b.) Amenore
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak adanya
haid selama 3 bulan atau lebih. Gangguan amenore disebabkan tidak normalnya
produksi FSH serta LH, dalam hal ini masing-masing bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan folikel yang terdapat pada ovarium hingga folikel matang dan
mempercepat terjadinya ovulasi.
3. Peran Saraf
Ereksi adalah proses yang otonom atau tidak bisa dikontrol karena melibatkan
otot polos pembuluh darah dan jaringan erektil. Pada saat kondisi flaccid, saraf
otonom yang dominan adalah saraf simpatis. Saraf simpatis mempunyai efek
merangsang kontraksi otot polos pembuluh darah dan jaringan erektil. Akibatnya,
karena terjadi vasokonstriksi arteri dan kontraksi otot polos jaringan erektil (corpus
cavernosum dan spongiosa) maka aliran menuju rongga penis akan rendah.
Sebaliknya pada saat kondisi ereksi, stimulasi parasimpatis dominan. Parasimpatis
menyebabkan vasodilatasi arteri dan relaksasi otot polos jaringan erektil sehingga
aliran darah ke penis meningkat.
Kualitas atau Tingkat Kekerasan Ereksi Faktor-faktor di atas yaitu saraf, otot
polos dan pembuluh darah harus dalam keadaan sehat dan optimal agar mekanisme
ereksi berlangsung dengan baik dan mencapai tingkat kekerasan yang memadai.
Tingkat kekerasan ereksi dapat dinilai dengan Erection Hardness Score (EHS). Untuk
penjelasan secara lebih rinci bisa klik disini. Penurunan kualitas ereksi dapat terjadi
karena: Penyakit diabetes (kencing manis), atherosclerosis, cedera saraf panggul dan
sebaginya. Kondisi tubuh secara umum misalnya demam, nyeri dan kelelahan dapat
pula menurunkan kualitas ereksi. Substansi tertentu seperti zat dalam asap rokok,
alkohol dalam jangka panjang mempengaruhi kualitas ereksi. Gangguan hormon
misalnya kadar testosteron yang rendah Obat-obatan tertentu. Meskipun ereksi pada
penis tampaknya terjadi dengan cepat, hal tersebut merupakan proses yang rumit dan
membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam tubuh. Proses itu mulai dan otak,
sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan agar ereksi bisa terjadi.
Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut Tumescensi.
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri
di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid
akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat
sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah
sehingga penis dalam keadaan lembek..
Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan,
perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi
seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang
dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau
sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra
sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam
jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls
syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen
oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik
oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di
Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang
disebut guanilyl cyclase.
Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi
siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP
membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di
dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di
Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis
mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah
balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan
darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras.
Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi
relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi
dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus
mengeras.Detumescensi (Menurunkan Ereksi) Untuk menjaga supaya ereksi tidak terjadi
terus-menerus, maka cGMP harus dikurangi sehingga tidak terjadi relaksasi otot-otot polos
terus menerus. Di dalam sel otot polos di dalam Corpora Cavernosa ada mekanisme
tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah cGMP menjadi 5 guanosine wonophospbat
(SGMP), sehingga jumlah cGMPberkurang.
Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot polos akan hilang kemudian mengkerut
(kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau kembali ke fase istirahat. Kemudian bila ada
stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan akhirnya cGMP akan meningkat dan otot polos
akan mengalami relaksasi dan penis ereksi lagi.
Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan tetap istirahat. NO tidak diproduksi
sehingga cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap lembek. Demikian mekanisme ereksi,
istirahat, ereksi dan istirahat dari penis manusia.
Ereksi adalah syarat utama agar seorang pria dapat menikmati seks. Bagi sebagian pria,
kemampuan ereksi ini merupakan masalah. Bahkan, bagi semua pria, masalah ini suatu saat
akan dialami. Malah dipastikan gangguan ereksi akan menjadi masalah abadi apabila pria
tidak menjaga kesehatan seksualnya. Namun, bagaimana sebenarnya proses terjadinya
ereksi? Barangkali dengan mengetahui cara kerja ereksi penis, pria dapat terbantu
mempertahankan kemampuan seksualnya.
Ereksi hanya dapat terjadi apabila pasokan darah cukup memadai ke penis. Makin
banyak aliran darah masuk penis, akan makin kuat ereksinya. Karena itu, gagalnya ereksi
terjadi karena penis tidak terisi darah secara memadai. Penis sendiri mempunyai dua ruang
yang disebut corpora cavernosa. Kedua ruang ini memanjang mulai dari pangkal penis hingga
ke ujungnya. Ruang ini penuh dengan jaringan berongga, yang berisi otot-otot halus, jaringan
berserat, ruang kosong, vena dan arteri.
Corpora cavernosa dikelilingi oleh selaput, yang disebut tunica albuginae. Dan saluran
kemih terdapat di bagian bawah corpora cavernosa ini. Saluran kemih inilah yang menjadi
tempat keluarnya air kemih dan air mani.Ereksi sendiri akan dipicu apabila pria menerima
rangsangan fisik dan mental. Impuls dari otak dan saraf di sekitar penis mengakibatkan otot
corpora cavernosa mengembang. Darah pun dimungkinkan mengalirinya dan memenuhi
rongga-rongga terbuka tersebut.Darah ini kemudian menghasilkan tekanan dalam corpora
cavernosa. Nah, tekanan inilah yang menyebabkan penis membesar. Dengan membantu darah
tersimpan baik dalam corpora cavernosa, maka tunica albuginea akan mempertahankan ereksi
tersebut.
Mengapa penis ereksi pada pagi hari? Pagi hari, seringkali alat kelamin pria
lebih rajin "bangun" dari pada si pemiliknya. Ereksi atau mengerasnya penis yang
terjadi pada pagi hari disebut dengan istilah "morning erection" atau "morning wood".
Sebenarnya secara normal dalam satu malam ketika tidur, penis pria mengalami ereksi
sekitar 3-5 kali dengan lama masing-masing 25-35 menit. Ereksi menyebabkan aliran
darah ke jaringan penis menjadi optimal. Karena itulah ereksi spontan pada saat tidur
sangat berguna. Jaringan penis teraliri banyak darah kaya oksigen secara teratur
sehingga jaringannya dapat terpelihara. Nah ereksi pada pagi hari sebenarnya
merupakan rangkaian akhir dari peristiwa tersebut yang secara medis disebut
"nocturnal penis tumescene (NPT)". Tapi kok bisa terjadi ya? Berikut laporkan hasil
investigasi, mengapa penis ereksi pada pagi hari...
Penyebab Morning Erection Penyebab peristiwa ini sebenarnya belum diketahui
secara pasti, namun terjadi pada siklus tidur fase REM (ketika bermimpi dan terdapat
perubahan aktivitas otak). Siklus ini dalam semalam berlangsung beberapa kali.
Mengapa bisa terjadi pada fase tidur REM saja? Begini penjelasannya:
Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
a. Panggul gynecoid
b. Panggul android
c. Panggul anthropoid
d. Panggul platypeloid
1. Panggul Gynecoid
Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa
bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
2. Panggul Android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang
diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
3. Panggul Anthropoid
Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter
anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35%
pada wanita.
4. Panggul Platypeloid
Wylie, Linda.2011 Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan ,dan KB. Jakarta :
EGC
Pearce, Evelin C. 2009. .Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Gibson, John, MD. 2000. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta : EGC
Bagian 0bstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri fisiologi.
Bandung : Elemen