You are on page 1of 32

Nama : Alvia tyas mahesti

NIM : 16.005
Kelas : 2A

A. ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA


Anatomi organ reproduksi wanita secara garis besar dibagi dalam dua golongan yaitu:
genetalia eksterna dan genetalia interna.
1. Genetalia Eksterna (bagian luar)
Meliputi semua organ-organ yang terletak antara os pubis, ramus inferior dan
perineum. Antara lain:
a. Mons veneris / mons pubis (daerah tumbuhnya rambut)
Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan sedikit
jaringan ikat yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons
veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk melindungi alat
genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b. Labia Mayora (bibir besar)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol,
berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Kedua bibir ini di
bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan vulva).
Permukaan ini terdiri dari :
1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris.
2) Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak)
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan
mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan.
c. Labia Minora atau Nimfae (bibir kecil)
Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut. Dibagian atas
klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian
bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi
orifisium vagina.
d. Clitoris (kelentit/ jaringan yang berisi saraf)
Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-laki.
Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah
sehingga sangat peka. Letaknya anterior dalam vestibula. Berfungsi untuk menutupi
orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung
pambuluh darah dan syaraf.
e. Vestibulum (muara vagina)
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil,
bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada
vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini, dua
lubang saluran Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berguna untuk
melumasi vagina pada saat bersenggama.
f. Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)
Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat
mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan
salurannya keluar antara himen dan labia minora.
g. Hymen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah
robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan
uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup seluruhnya disebut hymen
imperforata dan menimbulkan gejala klinik setelah mendapat menstruasi.
h. Lubang kencing (orifisium uretra externa)
Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Fungsinya
sebagai saluran untuk keluarnya air kencing.
i. Perineum (jarak vulva dan anus)
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4cm.Terdapat otot-
otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan interna serta dipersyarafi oleh
saraf pudendus dan cabang-cabangnya.
2. Genetalia Interna (bagian dalam)
Genetalia interna antara kandung terdiri dari :
a. Vagina (liang senggama)
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus
dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter
ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak
di antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan
dinding belakangnya sekitar 11 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan
melintang disebur rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung)
vagina, menonjol serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang menonjol ke
dalam vagina disebut porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks
anterior (depan), forniks posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks
sinistra (kiri). Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi
terhadap infeksi. Fungsi utama vagina adalah:
1) sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu
haid dan sekret dari uterus.
2) sebagai alat persetubuhan.
3) sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b. Uterus (rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam
pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.
Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah alpukat
dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih
sebesar telur ayam kampung. Diding rahim terdiri dari 3 lapisan :
1) Peritoneum
Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan
yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian
ini meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
2) Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang
disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses
persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah,
pembulh lymfe dan urat syaraf.
3) Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk
mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan
faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium.
Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.
Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama
perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan
melalui tuba uterina ke uterus. (pembuahan ovum secara normal terjadi di
dalam tuba uterina). Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang
telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu
hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus
bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar
sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa
pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus
berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar
kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal
sebagai involusi.
c. Tuba Uterina (saluran telur)
Tuba uterina atau saluran telur, terdapat pada tepi atas ligamentum latum,
berjalan ke arah lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim.Tuba
fallopi merupakan tubulo muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan diametrnya
3 dan 8 mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian:
1) Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai dari
ostium internum tuba.
2) Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan
bagian yang paling sempit.
3) Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S
4) Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang
disebut fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang
dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil
konsepsi,tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan
hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan
implantasi.
d. Ovarium (indung telur)
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri
uterus, di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut
oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan.
Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan
kemudian cepat berkembang menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel Graaf).
Sewaktu folikel Graff berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan
cairan likuor folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi
beberapa lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel
Graff mendekati pengembangan penuh atau pematangan, letaknya dekat
permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan, sehingga
membenjol, seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada permukaan
ovarium. Tekanan dari dalam folikel menyebabkannya sobek dan cairan serta
ovum lepas melalui rongga peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk
corong dari tuba uterina. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah
ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi.

B. HORMON-HORMON YANG MEMPENGARUHI ORGAN REPRODUKSI WANITA


1. Gonadotropin
Bertanggung jawab untuk pembentukan hormon progesteron dan estrogen
2. Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium. Fungsinya pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual
wanita, yaitu pemmbentukan payudara, lekuk tubuh, dan rambut kemaluan.
3. Progesteron
Mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan
4. FSH (folikel stimulating hormon)
Berfungsi dalam pengeluaran ovum
5. LH (luteinizing hormon)
Merupakan pencetus terjadinya ovulasi atau masa subur
6. Androgen adrenal
Merangsang kelenjar keringat berlebihan yang menyebabkan munculnya jerawat.

C. CIRI-CIRI KEMATANGAN ORGAN REPRODUKSI WANITA


1. Datangnya menstruasi
2. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
3. Pertumbuhan payudara
4. Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina
5. Panggul mulai melebar
6. Tangan dan kaki bertambah besar
7. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar
8. Vagina mengeluarkan cairan
9. Keringat bertambah banyak
10. Kulit dan rambut mulai berminyak
11. Pantat bertambah lebih besa

D. ANATOMI PADA SISTEM REPRODUKSI LAKI – LAKI

1. Skrotum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.

a. Dua kantong skrotal, setiap skrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh
septum internal.
b. Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk
membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau
eksitasi seksual.
2. Testis adalah organ lunak, berbentuk oval dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci
sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci)

a. Tunika albuginea adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan
merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
b. Tunika seminiferous, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam
lobules. Epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus
mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma; sel-
sel Sertoli yang menopang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang;
dan sel-sel intetisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.
3. Duktus pada saluran reproduksi laki-laki membawa sperma matur dari testis ke bagian
eksterior tubuh.

a. Dalam testis, sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus, kemudian menuju ke


tubulus rekti (tubulus lurus). Dari tubulus rekti, sperma kemudian menuju jarring-
jaring kanal rete testis yang bersambungan dengan 10 sampai 15 duktulus eferen
yang muncul dari bagian atas testis.
b. Epididimis adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4 m sampai 6
m) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima sperma dari
duktus eferen.

1) Epididimis menimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai enam


minggu. Selama enam minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur
sempurna, dan mampu melakukan fertilisasi.
2) Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal
berkontraksi untuk mendorong sperma ke dalam duktus eferen.

c. Duktus eferen adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus yang
terletak dalam korda spermatik yang juga mengandung pembuluh darah dan
pembuluh limfatik, saraf SSO, otot kremaster, dan jaringan ikat. Masing-masing
duktuds deferen meninggalkan skrotum, menanjak menuju dinding abdominal
kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah untuk
bergabung dengan duktus ejakulator.
d. Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula)
di bagian ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus
ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk
bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.
e. Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga
bagian.

1) Uretra Prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih,


menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
2) Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 cm sampai 2 cm. bagian ini di
kelilingi sfingter uretra eksternal.
3) Uretra penis (kavernous, berspons) di kelilingi oleh jaringan erektil bersepon
(korpus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum
berakhir pada mulut uretra eksternal dalam glans penis.

4. Kelenjar aksesoris

1. Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang


bermuara ke dalam duktus ejakulator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang
kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi Setengah lebih
sekresi vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).
2. Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat
bermuara ke dalam uretra prostatic setelah 15 sampai 30 duktus prostatic.

a. Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas


vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum
pada pH 6,0 sampai 6,5.
b. Kelenjar prostat membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada
laki-laki yang berusia 20-an. Pada banyak laki-laki, ukurannya trus bertambah
seiring pertambahan usia. Saat berusia 70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki
mengalami pembesaran prostat yang menganggu perkemihan.

3. Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang
mengandung mucus ke dalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta
ditambahkan pada semen.
4. Penis
Terdiri 3 bagian yaitu akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar
urine dan semen serta sebagai organ kopulasi.

a. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar korban. Prepusium
(kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis
kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans
penis.
b. Badan penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris; dua korpus
karvenosum dan satu korpus spongiosun ventral di sekitar uretra.
c. Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosasinusoid) yang
diperdarahi oleh arterior aferen dan kapilar, di grainase oleh venula dan dikelilingi
jaringan rapat yang disebut tunika albuginea
d. Korpus karvenosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut tunika
albuginea

E. FISIOLOGI PADA REPRODUKSI LAKI – LAKI

1. Proses Spermatogenesis

a. Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa


dan berlangsung sekitar 64 hari (lebih atau kurang 4 hari).Spermatogonia terletak
berdekatan dengan membran basalis tubulus seminiferus. Spermatogonia
berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primerSetiap
spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk dua
spermatosit sekunder. Pembelahan meiosis kedua pada spermatosit sekunder
menghasilkan empat spermatid.Tahap akhir spermatogenesis adalah maturasi
spermatid menjadi spermatozoa (sperma). Panjang spermatozoa matur mencapai 60
µm. Sperma matur memiliki satu kepala, satu badan, dan satu flagellum
(ekor).Kepala berisi nukleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung
enzim yang diperlukan untuk menembus ovum.Badan mengandung mitokondria
yang memproduksi ATP diperlukan untuk pergerakan. Goyangan flagellum
mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang).

b. Sel Sertoli menyebar dari epitelium sampai lumen tubulus. Fungsi-fungsinya antara
lain :

1) Sel Sertoli secara mekanis menyokong dan memberi nutrisi spermatozoa


dalam proses pematangan.
2) Sel Sertoli mensekresi inhibitor duktus mullerian, yaitu sejenis glikoprotein
yang diproduksi selama perkembangan embrionik pada saluran reproduksi
laki-laki. Zat ini menyebabkan atrofi duktus mullerian pada genetic laki-
laki.
3) Sel Sertoli mensekresi protein pengikat androgen untuk merespon folikel
stimulating hormone (FSH) yang dilepas kelenjar hipofisis anterior. Protein
mengikat testosterone dan membantu mempertahankan tingkat konsentrasi
tinggi cairan tersebut dalam tubulus seminiferus. Testosteron menstimulasi
spermatogenesis.
4) Sel Sertoli mensekresi inhibin, suatu protein yang mengeluarkan efek
umpan balik negatif terhadap sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior.

5) Sel Sertoli mensekresi antigen H-Y, yaitu protein permukaan membrane sel
yang penting untuk menginduksi proses diferensiasi testis pada genetik
laki-laki.

c. Sel Intertisial (leydig)

Mensekresi androgen (testosteron dan dihidrotestosteron). Sel-sel intertisial ini


menghilang enam bulan setelah lahir dan muncul kembali saat awitan pubertas
karena pengaruh hormone gonadotropin dari kelenjar hipofisis

d. Proses spermatogenesis

Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit


primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder
membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi
spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen
Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan
sekresi FSH dan LH.

Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan


cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenja
Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai
semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan
300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur
hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
2. Mekanisme ereksi penis. Ereksi adalah slah satu fungsi vascular korpus karvenosum
dibawah pengendalian SSO.

a. Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arterior penis menyebabkan


konstriksi sebagian organ ini, sehingga aliran darahb y6ang melalui penis tetap
dan hanya sedikit darah yang masuk kesinusoid kavernosum.
b. Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis menyebabkan
vasodilatasi arterior yang memasuki penis. Lebih banyak darah yang memasuki
vena dibandingkan yang dapat didrainase vena.
c. Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan menekan vena
yang dikelilingi tunika albuginea non distensi.
d. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebakan terjadinya vasokonstriksi arteri
dan darah akan mengalir ke vena untuk dibawah menjauhi korpus. Penis
mengalami detumesensi, atau kembali ke kondisi lunak.

3. Enjakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki.
Semen diejeksikan melalui serangkaian semprotan.

a. Implus simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar di sepanjang saraf
spinal lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontraksi
peristaltik dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini
menggerakkan sperma di sepanjang saluan.
b. Implus parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot
bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.
c. Kontraksi yang stimulan pada vesikelseminalis, prostat,dan kelenjar bulbouretral
menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma
untuk

4. Kuantitas dan kompoisi semen

a. Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml sampai 10 ml; rata – rata 3 ml. Semen
terdiri dari 90% air dan mengandung 50 sampai 120 juta sperma per ml; volume
sperma mencapai 5% volume semen.
b. Semen diejakulasi dalam bentuk cairan kental berwarna abu – abu kekuningan
dengan pH 6,8 sampai 8,8. Cairan ini segera berkoagulasi setelah ejakulasi dan
mencair dengan spontan dalam 15 sampai 20 menit.
c. Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan epididimal, dan
sekresi kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi
dari vesikel seminalis.
d. Semen mengandung berbagai zat yang ada dalam plasma darah juga zat tambahan
seperti prostaglandin, enzim proteolitik, inhibitor enzim, vitamin, dan sejumlah
hormon steroid serta gonadrotropin dalam konsentrasi yang berada dengan yang
ada di plasma darah.

Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya sekitar 24 sampai 72 jam dalam
saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan selama beberapa hari pada
suhu rendah atau dibekukan jika akan disimpan selama lebih dari satu tahun.

F. PENGATURAN HORMONAL SISTEM REPRODUKSI LAKI – LAKI

1. Hormon testikular. Androgen utama yang diproduksi testis adalah testosteron. Testis
juga mensekresi sedikit androstenedion, yaitu prekursor untuk estrogen pada laki – laki,
dan dihidro-testosteron (DHT) yang penting untuk pertumbuhan pranatal dan
diferensiasi genitalia laki – laki.

a. Pada janin laki – laki, sekresi testosteron menyebabkan terjadinya diferensiasi


duktus internal dan genetalia eksternal , dan menstimulasi penurunan testis ke
dalam skrotum selama dua bulan terakhir gestasi. Dari lahir sampai pubertas, hanya
sedikit atau bahkan tidak ada tertosteron yang diproduksi.
b. Saat pubertas dan setelahnya, testosteron bertanggung jawab atas perkembangan
dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder laki – laki :

1) Testosteron meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan genetalia laki –


laki.
2) Testosteron bertanggung jawab atas pendistribusian rambut yang menjadi ciri
khas laki – laki.
3) Testosteron menyebabkan pembesaran laring dan perpanjangan serta
penebalan pita suara sehingga menghasilkan suara bernada rendah.
4) Testosteron meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit serta mengakibatkan
permukaan kulit menjadi gelap dan lebih kasar. Hormon ini juga
meningkatkan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea serta terlibat
dalam pembentukan jerawat (pada laki – laki dan perempuan).
5) Testosteron meningkatkan massa otot dan tulang, meningkatkan laju
metabolik dasar, meningkatkan jumlah sel darah merah, dan meningkatkan
kapasitas peningkatan oksigen pada laki – laki.
2. Hormon hipofisis dan hipotalamus mengendalikan produksi androgen dan fungsi
testikuler.

a. Gonadotropin hipofisis. Folicle stimulating hormone (FSH) memiliki reseptor


pada sel tubulus seminiferus dan diperlukan dalam spermatogenesis. Luteinizing
hormone (LH) memiliki reseptor pada sel interstisial dan menstimulasi produksi
serta sekresi testosteron. LH juga disebut ICSH (interstitial cell stimulating
hormone) atau hormon perangsang sel interstisial pada laki – laki.
b. Hipothalamic gonadotropin releasing hormone (GnRH) berinteraksi dengan
testosteron, FSH, LH, dan inhibin dalam mekanisme umpan balik negatif yang
mengatur sintesis dan sekresi testosteron :

1) Penurunan konsentrasi testosteron yang bersirkulasi menstimulasi produksi


GnRH hipotalamik yang kemudian menstimulasi sekresi FSH dan LH. FSH
menstimulasi spermatogenesis dalam tubulus seminiferus dan LH
menstimulasi sel interstisial untuk memproduksi testosteron.
2) Peningkatan kadar terstosteron dalam darah memberikan kendali umpan balik
negatif pada sekresi GnRH dan pada sekresi FSH dan LH hipofisis.
3) Inhibin disintesis dan disekresi oleh sel Sertoli untuk merespons terhadap
sekresi FSH. Hormon ini bekerja melalui umpan balik negatif langsung pada
kelenjar hipofisis untuk menghambat sekresi FSH. Inhibin tidak
mempengaruhi pelepasan LH (ICSH).
4) Protein pengikat androgen adalah suatu polipeptida yang juga mengikat
testosteron untuk merespons sekresi FSH. Protein mengikat testosteron untuk
mempertahikan konsentrasinya dalam tubulus seminiferus 10 sampai 15 kali
lebih besar dibandingkan dengan konsentrasinya dalam darah. Hal ini
kemudian meningkatkan penerimaan sel terhadap efek tertosteron dan
berfungsi untuk menunjang spermatogenesis.

3. Pubertas dipicu oleh peningkatan sekresi GnRH.

a. GnRH dihambat melalui umpan balik negatif dari sejumlah kecil testosteron yang
bersirkulasi sebelum pubertas.
b. Saat pubertas, maturasi otak dan penurunan sensitivitas hipotalamus terhadap
penghambatan testosteron menyebabkan peningkatan sekresi GnRH yang
kemudian meningkatkan sekresi FSH dan LH hipofisis. Ini mengakibatkan
terjadinya spermatogenesis, produksi testosteron, dan pembentukan karakteristik
seks sekunder pada laki – laki.
c. Peningkatan kadar GnRH menyebabkan peningkatan sekresi FSH dan RH oleh
kelenjar hipofisis anterior.

G. FAKTOR DALAM MEKANISME EREKSI

1. Peran Vaskuler (Pembuluh Darah)


Ereksi sebenarnya sangat terkait dengan darah dan pembuluh darah. Ereksi
disebabkan darah yang mengisi rongga penis sampai maksimal (dibatasi ukuran
rongga, pembatas tunica albuginea). Proses pengisian ini membutuhkan pembuluh
darah yang berfungsi baik. Tingkat ereksi tergantung pada keseimbangan aliran darah
arteri menuju dan keluar dari rongga penis. Ketika aliran darah arteri rendah atau
sedikit maka penis dalam kondisi tidak ereksi (flaccid). Bila aliran darah arteri
menuju rongga penis meningkat dan aliran darah vena keluar terhambat, maka darah
akan mengisi rongga penis, terjebak disana dan terjadilah ereksi. Banyak sedikitnya
aliran darah dipengaruhi vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah. Kedua hal
tersebut terjadi karena kemampuan kontraksi dan relaksasi otot polos dinding
pembuluh darah.

2. Peran Otot Polos


Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah dan jaringan erektil. Apabila
otot polos berkontraksi, maka pembuluh darah menyempit (vasokontriksi) yang
menyebabkan aliran darah berkurang. Sebaliknya bila relaksasi lumen pembuluh
darah akan melebar (vasodilatasi) sehingga aliran darah akan bertambah banyak.
Begitu pula dengan otot polos rongga jaringan erektil. Bila kontraksi maka akan susah
mengembang terisi darah sehingga penis tidak ereksi (flaccid). Bila relaksasi, tahanan
jaringan erektil berkurang sehingga mudah terisi darah dan mengembang (ereksi).
Otot polos ini bersifat tidak disadari, di bawah pengaruh saraf otonom.

3. Peran Saraf
Ereksi adalah proses yang otonom atau tidak bisa dikontrol karena melibatkan
otot polos pembuluh darah dan jaringan erektil. Pada saat kondisi flaccid, saraf
otonom yang dominan adalah saraf simpatis. Saraf simpatis mempunyai efek
merangsang kontraksi otot polos pembuluh darah dan jaringan erektil. Akibatnya,
karena terjadi vasokonstriksi arteri dan kontraksi otot polos jaringan erektil (corpus
cavernosum dan spongiosa) maka aliran menuju rongga penis akan rendah.
Sebaliknya pada saat kondisi ereksi, stimulasi parasimpatis dominan. Parasimpatis
menyebabkan vasodilatasi arteri dan relaksasi otot polos jaringan erektil sehingga
aliran darah ke penis meningkat.

Kualitas atau Tingkat Kekerasan Ereksi Faktor-faktor di atas yaitu saraf, otot
polos dan pembuluh darah harus dalam keadaan sehat dan optimal agar mekanisme
ereksi berlangsung dengan baik dan mencapai tingkat kekerasan yang memadai.
Tingkat kekerasan ereksi dapat dinilai dengan Erection Hardness Score (EHS). Untuk
penjelasan secara lebih rinci bisa klik disini. Penurunan kualitas ereksi dapat terjadi
karena: Penyakit diabetes (kencing manis), atherosclerosis, cedera saraf panggul dan
sebaginya. Kondisi tubuh secara umum misalnya demam, nyeri dan kelelahan dapat
pula menurunkan kualitas ereksi. Substansi tertentu seperti zat dalam asap rokok,
alkohol dalam jangka panjang mempengaruhi kualitas ereksi. Gangguan hormon
misalnya kadar testosteron yang rendah Obat-obatan tertentu. Meskipun ereksi pada
penis tampaknya terjadi dengan cepat, hal tersebut merupakan proses yang rumit dan
membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam tubuh. Proses itu mulai dan otak,
sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan agar ereksi bisa terjadi.
Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut Tumescensi.
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri
di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid
akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat
sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah
sehingga penis dalam keadaan lembek..
Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan,
perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi
seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang
dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau
sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra
sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam
jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls
syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen
oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik
oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di
Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang
disebut guanilyl cyclase.
Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi
siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP
membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di
dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di
Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis
mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah
balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan
darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras.
Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi
relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga
terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis
akan terus mengeras.Detumescensi (Menurunkan Ereksi)Untuk menjaga supaya
ereksi tidak terjadi terus-menerus, maka cGMP harus dikurangi sehingga tidak terjadi
relaksasi otot-otot polos terus menerus. Di dalam sel otot polos di dalam Corpora
Cavernosa ada mekanisme tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah cGMP menjadi
5 guanosine wonophospbat (SGMP), sehingga jumlah cGMP berkurang.
Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot polos akan hilang kemudian mengkerut
(kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau kembali ke fase istirahat. Kemudian bila
ada stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan akhirnya cGMP akan meningkat dan
otot polos akan mengalami relaksasi dan penis ereksi lagi.
Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan tetap istirahat. NO tidak
diproduksi sehingga cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap lembek. Demikian
mekanisme ereksi, istirahat, ereksi dan istirahat dari penis manusia.
Ereksi adalah syarat utama agar seorang pria dapat menikmati seks. Bagi sebagian
pria, kemampuan ereksi ini merupakan masalah. Bahkan, bagi semua pria, masalah ini
suatu saat akan dialami. Malah dipastikan gangguan ereksi akan menjadi masalah
abadi apabila pria tidak menjaga kesehatan seksualnya. Namun, bagaimana
sebenarnya proses terjadinya ereksi? Barangkali dengan mengetahui cara kerja ereksi
penis, pria dapat terbantu mempertahankan kemampuan seksualnya.

Ereksi hanya dapat terjadi apabila pasokan darah cukup memadai ke penis.
Makin banyak aliran darah masuk penis, akan makin kuat ereksinya. Karena itu,
gagalnya ereksi terjadi karena penis tidak terisi darah secara memadai. Penis sendiri
mempunyai dua ruang yang disebut corpora cavernosa. Kedua ruang ini memanjang
mulai dari pangkal penis hingga ke ujungnya. Ruang ini penuh dengan jaringan
berongga, yang berisi otot-otot halus, jaringan berserat, ruang kosong, vena dan arteri.
Corpora cavernosa dikelilingi oleh selaput, yang disebut tunica albuginae. Dan
saluran kemih terdapat di bagian bawah corpora cavernosa ini. Saluran kemih inilah
yang menjadi tempat keluarnya air kemih dan air mani.Ereksi sendiri akan dipicu
apabila pria menerima rangsangan fisik dan mental. Impuls dari otak dan saraf di
sekitar penis mengakibatkan otot corpora cavernosa mengembang. Darah pun
dimungkinkan mengalirinya dan memenuhi rongga-rongga terbuka tersebut.Darah ini
kemudian menghasilkan tekanan dalam corpora cavernosa. Nah, tekanan inilah yang
menyebabkan penis membesar. Dengan membantu darah tersimpan baik dalam
corpora cavernosa, maka tunica albuginea akan mempertahankan ereksi tersebut.
Ereksi sendiri akan hilang apabila otot-otot penis mengalami kontraksi.
Akibatnya, aliran masuk darah akan terhenti. Saluran-saluran yang memungkinkan
darah keluar pun akan terbuka lebar. Jadi, apabila orang mengalami disfungsi ereksi,
itu terjadi karena pasokan darah ke penisnya tidak memadai. Umumnya ada tiga jenis
tingkat disfungsi ini. Yang pertama ialah ketidakmampuan total untuk mengalami
ereksi. Disfungsi lainnya ialah tidak mampunya pria mengalami ereksi sewaktu-
waktu. Disfungsi lainnya ialah terjadinya ereksi hanya dalam waktu singkat (tidak
sanggup mempertahankannya).

Mengapa penis ereksi pada pagi hari? Pagi hari, seringkali alat kelamin pria
lebih rajin "bangun" dari pada si pemiliknya. Ereksi atau mengerasnya penis yang
terjadi pada pagi hari disebut dengan istilah "morning erection" atau "morning wood".
Sebenarnya secara normal dalam satu malam ketika tidur, penis pria mengalami ereksi
sekitar 3-5 kali dengan lama masing-masing 25-35 menit. Ereksi menyebabkan aliran
darah ke jaringan penis menjadi optimal. Karena itulah ereksi spontan pada saat tidur
sangat berguna. Jaringan penis teraliri banyak darah kaya oksigen secara teratur
sehingga jaringannya dapat terpelihara. Nah ereksi pada pagi hari sebenarnya
merupakan rangkaian akhir dari peristiwa tersebut yang secara medis disebut
"nocturnal penis tumescene (NPT)". Tapi kok bisa terjadi ya? Berikut laporkan hasil
investigasi, mengapa penis ereksi pada pagi hari...
Penyebab Morning Erection Penyebab peristiwa ini sebenarnya belum diketahui
secara pasti, namun terjadi pada siklus tidur fase REM (ketika bermimpi dan terdapat
perubahan aktivitas otak). Siklus ini dalam semalam berlangsung beberapa kali.
Mengapa bisa terjadi pada fase tidur REM saja? Begini penjelasannya:

a. Di otak terdapat "noradrenegic cells" di locus corealus


Area ini mengandung hormon norepinefrin (noradrenalin) yang
merupakan neurotransmitter sistem simpatis. Padahal sistem simpatis bila
dominan akan menyebabkan vasokontriksi (kontraksi penyempitan pembuluh
darah) sehingga kalau terjadi di penis akan menghambat aliran darah dan tentu
saja bersifat menghambat ereksi (inhibitor)

b. Hormon testosteron dapat menstimulasi ereksi


Testosteron menstimulasi pembentukan nitrit okside (NO) yang berperan
dalam relaksasi otot polos vaskuler dan jaringan erektil penis (corpus cavernosum
dan spongiosum). Relaksasi ini akan meningkatkan aliran darah ke penis
sehingga terjadi proses ereksi.
c. Kadar testosteron tertinggi pada pukul 05.30-08.00
Kadar testosteron bervariasi dalam satu hari dan paling tinggi pada pagi
hari. Variasi harian (diurnal variation) antara pagi dan sore hari pada pria muda
lebih signifikan daripada pada orangtua. Kadar testosteron pada pria akan
meningkat pesat pada saat pubertas, mencapai puncak pada usia 25-30 tahun dan
mulai menurun setelah usia 30 tahun.
d. Pada tidur fase REM terjadi penghentian aktivitas "noradrenergic cells"
Perubahan aktivitas otak pada fase REM salah satunya berefek pada "switching
off" aktivitas noradrenergic (simpatis) dalam menghambat ereksi. Karena yang
menghambat sudah berkurang maka ereksi karena pengaruh testosteron dapat
berlangsung lebih lancar.

4. Proses Terjadinya Ejakulasi


Ejakulasi (ejaculation) adalah proses pengeluaran air mani (biasanya
membawa sperma) dari saluran reproduksi pria dan biasanya disertai dengan orgasme.
Ini biasanya (secara alamiah) merupakan tahapan akhir atau puncak rangsangan
seksual, dan merupakan sebuah komponen penting dari konsepsi alam. Pada kasus
yang jarang, ejakulasi terjadi karena penyakit prostat. Ejakulasi juga terjadi secara
spontan selama tidur (“mimpi basah”). Anejaculation adalah kondisi tidak bisa
ejakulasi.
5. Tahapan
Pendahuluan terjadinya ejakulasi biasanya berupa gairah seksual laki-laki yang
menimbulkan ereksi (tegang) pada penis, meskipun dalam hal ini tidak setiap
rangsangan atau ereksi mengarah pada ejakulasi. Rangsangan seksual yang dialami
penis saat hubungan seksual di vagina, mulut dan dubur, atau rangsangan manual
(masturbasi) dapat memberikan stimulus yang diperlukan bagi seorang pria untuk
mencapai orgasme dan ejakulasi. Laki-laki mencapai orgasme biasanya setelah 5-10
menit setelah dimulainya hubungan intim penis-vagina, dengan mempertimbangkan
keinginan mereka dan orang-orang dari pasangan mereka. Sebagian besar pria dapat
mencapai orgasme cepat atau menunda sampai nanti jika itu memang mereka
inginkan. Sebuah stimulasi yang berkepanjangan baik melalui pemanasan (mencium,
membelai dan stimulasi langsung zona sensitif seksual sebelum penetrasi selama
hubungan seksual) atau mengocok (selama masturbasi) meningkatkan rangsangan
untuk mencapai puncak dan biasanya menghasilkan pengeluaran suatu cairan pra-
ejakulasi.

Sementara kehadiran sperma dalam cairan pra-ejakulasi dianggap langka, sperma dari
ejakulasi sebelumnya (terakhir) masih ada pada uretra dapat ikut terbawa dalam
cairan pra-ejakulasi. Penting untuk dicatat bahwa beberapa kuman penyakit menular
(termasuk HIV) sering dapat hadir dalam pra-ejakulasi.
6. Volume
Kekuatan dan jumlah air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi akan sangat bervariasi
antar pria dan mungkin berisi antara 0,1 dan 10 mililiter (Sebagai perbandingan,
perhatikan bahwa satu sendok teh adalah 5 ml dan sendok makan 15 ml.). Volume air
mani dipengaruhi oleh waktu yang telah berlalu sejak ejakulasi sebelumnya; semakin
lama durasi rangsangan, semakin banyak pula volume air mani. Durasi stimulasi yang
mengarah ke ejakulasi bisa mempengaruhi volume. Secara abnormal volume rendah
dikenal sebagai hypospermia, meskipun hal itu adalah normal untuk jumlah air mani
pria usia tua.
7. Kualitas
Jumlah sperma dalam ejakulasi juga sangat bervariasi, tergantung pada banyak faktor,
termasuk waktu sejak ejakulasi terakhir, usia, tingkat stres, dan testosteron.
oligospermia adalah istilah untuk jumlah sperma yang rendah dengan volume air mani
yang rendah pula, sedangkan tidak adanya sperma dari air mani disebut azoospermia.

F. DEFINISI MENSTRUASI

a. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan endometrium. (Sarwono, 2007)
b. Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran darah dan sel-sel secara periodik
melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. (Maulana, 2008)
c. Menstruasi adalah situasi pelepasan endometrium dalam bentuk serpihan dan
perdarahan akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun dan
berhenti sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang segera diikuti
vasodilatasi. (Manuaba, 2009)
d. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium
yang nekrotik. (Kusmiyati, dkk, 2008)
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang terjadi setiap bulan secara terus menerus disebut sebagai siklus
menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga
menopause (sekitar usia 45- 55 tahun). Normalnya menstruasi berlangsung selama 3-7
hari.Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki
siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun
beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi
adanya masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama
periode menstruasi sampai hari dimana perdarahan dimulai disebut sebagai hari
pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum
perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang
dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan hipotalamus, kelenjar dibawah
otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur , lapisan sel rahim mulai
berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang
sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur
didalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur
dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba falopii dan
menuju ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim,
lapisan rahim akan berpisah dari dinding dan mulai luruh serta akan dikeluarkan
melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal sebagai periode menstruasi yang
berlangsung srkitar 3-7 hari. Bila seorang wanita mengalami kehamilan maka,
menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi
bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang
hamil. kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
G . SIKLUS MENSTRUASI
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus
ovarium(indug telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi menjadi 3
bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus
dibagi menjadi 4 fase, yaitu : fase menstruasi, fase post menstruasi fase intermenstruum
dan fase pramenstruum.
Perubahan didalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri
atas 3 lapisan yaitu, perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rahim
yang terletak dibagian tengah) dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium
adalah lapisan yang berperan di dalam siklus menstruasi. Siklus menstruasi dapat ditinjau
dari uterus maupun ovarium sebagai berikut :

a. Siklus uterus
Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus-endometrium.
Pada akhir fase mentruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan memasuki fase
proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar
endometrium menjadi lebih aktif-fase sekresi.Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase
perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat
terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
1) Fase menstruasi atau deskuamasi,- Pada masa ini endometrium dilepaskan dari
dinding uterus disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang
disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Potongan-potongan
endometrium dan lendir akan keluar ketika menstruasi, darah menstruasi tidak
membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan - potongan mukosa.
2) Fase post menstruasi,- Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium
secara berangsur - angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang
tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium
± 0,5 mm, stadium ini dimulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± selama 4
hari.
3) Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
4) Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung
dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3
subfase yaitu :
5) Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal
dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar. Kelenjar ini kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini
merupakan ciri khas fase proliferasi : sel - sel kelenjar mengalami mitosis.
Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase menstruasi dimana terlihat
perubahan - perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma
padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel - selnya berbentuk bintang dan
lonjong dengan tonjolan - tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar
karena sitoplasma relatif sedikit.

2) Fase proliferasi akhir

Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari
permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
Fase pramenstruasi atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada
fase ini endometrium kira - kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi
panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.
Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan
sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :

a) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
b) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. Disamping itu dalam siklus menstruasi
hormone sangat berpengaruh diantaranya adalah yang dihasilkan gonadotropin
hipofisis yaitu : Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan
oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi
mematangkan folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang
melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel
lutein dan disebut korpus luteum.
Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang
dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi
ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH
mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat
(solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.

Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan


prolaktin. Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu rantai peptida
dengan 198 asam amino dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat. Secara
pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan
yang sama dengan hormon pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic
hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia, prolaktin
mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi
korpus luteum.

H .TANDA DAN GEJALA MENSTRUASI


Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa
menstruasi :
a)Kram perut
b) Nyeri payudara
c) Perubahan suasana hati
d) Timbul jerawat
e) Tekanan pada panggul
f) Sakit punggung
g) Sakit kepala dan Kelelahan
h) Kesulitan Berkonsentrasi
I . GANGGUAN MENSTRUASI
a.Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)
Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai
beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.

Salah satu penyebab utama premenstrual tension adalah faktor kejiwaan, masalah
dalam keluarga dan masalah sosial. Jika ditinjau dari aspek anatomi penyebab esensial
dari gangguan tersebut adalah adanya defesiensi luteal dan pengurangan produksi
progesterone serta ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi
cairan dan natrium.

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah,


yang akan menyebabkan gejala depresi dan khususnya gangguan mental. Kadar
esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin)
yang dikenal sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi
serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat
ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi. Hormon lain yang
dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin, yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron
yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat
mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua
hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar
prolaktin dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolisme prostaglandin akibat
kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur
sistem reproduksi, sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
b.Disminore
Disminore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita
tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa
mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah.

Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan
disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang
disebut prostaglandin. Zat inilah yang menyebabkan peningkatan frekuensi kontraksi
otot rahim sehingga menimbulkan nyeri haid. Dikenal adanya disminore primer dan
sekunder. Nyeri haid atau disminorea ada dua macam : Nyeri haid primer, timbul
sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah
stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan.
Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan
fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun,
kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Nyeri haid sekunder, biasanya baru
muncul kemudian yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi
rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang
mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

c.Pendarahan Uterus Abnormal


a)Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu
menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak
hingga 6-7 hari. Pada hipermenore perdarahan menstruasi berlangsung sekitar 8-10
hari dengan kehilangan darah lebih dari 80ml. Jika ditinjau dari aspek anatomi,
penyebab utama terjadinya hipermenore adalah terhambatnya fase proliferasi pada
dinding endometrium, dikarenakan produksi hormone estrogen kurang optimal.

b)Amenore
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak
adanya haid selama 3 bulan atau lebih. Gangguan amenore disebabkan tidak
normalnya produksi FSH serta LH, dalam hal ini masing-masing bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan folikel yang terdapat pada ovarium hingga folikel matang
dan mempercepat terjadinya ovulasi.

J. SISTEM PEREDARAN DARAH JANIN

Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa,
karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui plasenta.
Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang
memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke
serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru
karena telah teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah
bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh
bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang
mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan
vena porta dan masuk ke hati.

Komponen Atau Organ Yang Terlibat Dalam Pembuluh Darah Janin

Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja
tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut:
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke
atrium sinistra.
5. Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
Mekanisme Peredaran Darah Janin

Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui plasenta untuk
kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang terdapat di umbilikus.
Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut :
Keterangan gambar :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari
plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah
memasuki dinding perut yaitu :
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan
kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena
cava inferior.
Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar darah
dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil
darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang
berasal dari vena cava superior.
Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka
darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui
duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya
ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke
ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen
dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri
hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme
akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri
umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.
Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin

Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang
mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :

1. Berkembangnya paru-paru janin


Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru
sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari
udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale.
Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium
kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri
meningkat.

2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin


Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena
dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang
mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus
bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum
arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres,
duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi
hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri
vesical superior. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis
dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar
50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.

3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)


Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap
oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan
CO2 di paru-paru.
1. Macam-macam bentuk panggul

Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:

a. Panggul gynecoid
b. Panggul android
c. Panggul anthropoid
d. Panggul platypeloid

1. Panggul Gynecoid

Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa
bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.

2. Panggul Android

Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang
diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
3. Panggul Anthropoid

Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter
anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35%
pada wanita.

4. Panggul Platypeloid

Merupakan panggul picak. Diameter transversa lebih besar daripada diameter


anteroposterior, menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
DAFTAR PUSTAKA

Wylie, Linda.2011 Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan ,dan KB. Jakarta :
EGC
Pearce, Evelin C. 2009. .Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Gibson, John, MD. 2000. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta : EGC
Bagian 0bstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri fisiologi.
Bandung : Elemen

You might also like