Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
tahun 2014 sebanyak 309, tahun 2015 sebanyak 268 pasien3. Salah satu
faktor risikonya adalah kebiasaan makan-makanan yang mengandung
purin dapat meningkatkan asam urat dalam darah sehingga dapat
menimbulkan gout arthritis. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan
yang tinggi kandungan nukleotida purinnya seperti sarden, kangkung,
jeroan, dan bayam akan meningkatkan produksi asam urat. Sebaliknya,
mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin
tinggi dan memperbanyak konsumsi makanan dengan kandungan
nukleotida purin rendah akan dapat mengurangi risiko hiperurisemia atau
gout arthritis. Salah satu upaya untuk mengurangi penumpukan protein
adalah terapi diet asam urat yang baik dan benar.
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengangkat kasus gout
arthtritis sebagai kasus homevisit agar dapat membahas lebih lanjut
tentang diagnosis dan tatalaksana dari gout arthtritis itu sendiri
2
BAB II
HASIL KEGIATAN HOME VISITE
B. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn.D
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Pendidikan : Strata 1
Agama : Islam
Alamat : Desa Ganting RT 1/RW 4
Suku : Jawa
Tgl periksa ke Puskesmas : 2 Mei 2018
Tgl home visite : 5 Mei 2018
C. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Nyeri di Kedua Lutut
2.Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Puskesmas karena mengeluh nyeri dikedua
lutut sejak kurang lebih 1 Minggu yang lalu. Namun hari ini yang pasien rasa
3
paling sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan semakin malam semakin sakit,
nyeri juga terasa di kedua betis pasien di dekat ibu jari. Nyeri terasa berkurang
apabila pasien meminum obat anti nyeri. Keluhan lain (-), pusing (-), mual (-),
muntah (-), BAK (+), BAB (+), Nafsu makan baik
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Hipertensi : ada
Riwayat Diabetes melitus : ada
Riwayat Asma : tidak ada
Riwayat Alergi obat dan makanan : tidak ada
Riwayat sakit kuning : tidak ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Dikeluarga tidak ada yang pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat tekanan darah tinggi : tidak ada
Riwayat diabetes mellitus : tidak ada
Riwayat Asma : tidak ada
Riwayat Alergi obat dan makanan : tidak ada
5. Riwayat Kebiasaan :
Riwayat Olahraga : Pasien jarang berolahraga karena badan
sering terasa nyeri jka berolahraga.
6. Riawayat Sosial :
Pasien tinggal seorang diri di rumah, istri dan anak pertamanya sudah
meninggal, sedangkan anak kedua dan ketiganya tinggal bersama keluarganya
di daerah lain.
7. Riwayat Gizi :
Pasien biasanya makan sehari-hari antara 2-3 kali, dengan nasi sepiring
diisi sayur, tahu, tempe, pecel, pasien senang makan-makananan yang
mengandung kacang-kacangan seperti pecel, pasien juga senang ikan.
8. Kondisi Lingkungan Rumah
Kondisi lingkungan rumah Tn.D. termasuk lingkungan rumah yang
padat penduduk, pencahayaan dalam rumah cukup, dan kurangnya ventilasi
dalam rumah.
4
D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 2 mei 2018
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, keadaan compos mentis
(GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup.
2.Tanda Vital sign dan status gizi
Nadi : 80 x/menit, kuat, reguler (bradikardia relatif)
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 37,2 oC
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Status Gizi
Berat badan : 65 Kg
Tinggi badan : 158 cm
Indeks massa tubuh : normal
3. Kulit :
Warna kulit sawo matang, rambut hitam, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-),
petechie (-), spider naevi (-)
4. Kepala : Bentuk mesochepal, simetris, rambut sukar dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3mm/3mm
Hidung: nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deviasi septum (-)
Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-),
lidah tremor (-), gusi berdarah (-).
Telinga : sekret (-/-),
Tenggorokan: T0/T0, hiperemis (-/-), beslag (-), pseudomembran (-), faring
hiperemi (-), granul (-), deviasi uvula (-)
5. Leher : Pembesaran KGB (-), trakea ditengah, jaringan parut (-), massa (-)
6.Thoraks: Simetris (+), pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-), pergerakan
dada simetris (+)
a. Cor:
i. Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
ii. Palpasi: Ictus cordis tidak terangkat, Thrill (-)
iii. Perkusi
Batas kiri atas : SIC II Linea Parasternalis Sinistra
Batas kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
5
Batas Kiri Bawah: SIC V 2 cm medial Linea Mid Clavicularis Sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV Para Sternalis Dextra
Batas jantung tidak melebar
iv. Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Pulmo
i. Inspeksi : pengembangan dada simetris kanan dan kiri
ii. Palpasi : fremitus raba simetris kanan dan kiri
iii. Perkusi : sonor / sonor
iv. Auskultasi : suara napas dasar vesikuler/vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-
/-)
7. Abdomen :
Inspeksi : Simetris (+), jaringan parut (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani seluruh lapangan abdomen
Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-) di area epigastrium dan hipokondrium
kanan, hepar dan lien tidak teraba
8. Ekstremitas :
a. Ekstremitas Atas: bengkak (-), luka (-), ujung jari tangan dingin (-),
benjolan (+), sianosis (-), hangat (+)
b. Ekstremitas Bawah: bengkak (+), luka (-), ujung jari kaki dingin (-),
benjolan (+), sianosis (-), hangat (+)
9. Sistem Genitalia: Tidak dilakukan pemeriksaan
10.Pemeriksaan Neurologik:
Fungsi luhur : dbn
Fungsi vegetatif : dbn
Fungsi sensorik : dbn
Fungsi motorik : dbn
Tonus otot : dbn
Kekuatan otot: dbn
Refleks fisiologis : dbn
Refleks patologis : dbn
11. Pemeriksaan Psikiatrik
Kesadaran : composmentis
Orientasi : Waktu : Baik
6
Tempat : Baik
Orang : Baik
Afek : dbn
Psikomotor : dbn
Proses pikir : Bentuk : realistik
Isi : Relevan
Arus : koheren
Intelegensi : -
Waham : -
Persepsi : halusinasi (-), ilusi (-)
Insight :-
E. Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Kadar Asam Urat : 12,0
F. RESUME
Pasien laki-laki berusia 68 tahun dengan keluhan utama nyeri kedua lutut
sejak 1 minggu lalu. Nyeri semakin terasa apabila malam hari, nyeri juga terasa
di kedua ibu jari kaki.. Mual (-), muntah (-), BAB (+) , BAK (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, compos
mentis (GCS 456), status gizi kesan cukup. Tanda-tanda vital, Nadi 80 x/menit
pernapasan 18 x/menit (normal), Suhu 37,2 oC tekanan darah 110/70 mmHg
(normal). Status gizi, BB 66 Kg, TB 158 cm, BMI Normal. pada pemeriksaan
fisik ditemukan pembengkakan (Tofus) pada betis kanan dan kiri sisi dalam ,
pemeriksaan laboratorium kadar asam urat 12,0 .
G. PATIENT DISEASE CENTERED
1. Diagnostik Biofisik
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 68 tahun dengan diagnosis Gout
arthritis. Pasien adalah seorang pensiunan. Pasien tinggal sendiri, karena
karena istrinya dan anak pertamanya sudah meninggal, anak kedua dan ketiga
tinggal di tempat berlainan dengan pasien. Dikeluarganya tidak ditemukan
adanya penyakit asma, tekanan darah tingi, diabetes mellitus dan riwayat
alergi obat atau makanan, serta tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
7
2. Diagnostik Psikologis
Hubungan dalam keluarga kurang baik.
H. Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
a. Edukasi tentang faktor risiko gout arthtritis,
b. Perawatan yang baik dilakukan untuk mencegah komplikasi,
c. Pengaturan diet.
2. Medikamentosa 4
Secara umum penanganan artritis gout adalah pemberian edukasi, pengaturan
diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar
tidak terjadi kerusakan sendi atau komplikasi lain, seperti pada ginjal.
Pengobatan atritis gout akut bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri dan
peradangan dengan kolkisin, OAINS, kortikosteroid, atau hormon ACTH.
Serta obat penurun asam urat seperti allopurinol. Tabel tatalaksana GA
I. Follow-up Pasien
Follow-up I (5 Mei 2018)
S: Pasien masih mengeluh nyeri di kedua lutut sudah berkurang, namun
kadang-kadang masih terasa.. Pusing (-), batuk (-), badan lemas (-), nafsu
makan masih baik. BAK (+) lancar, tidak nyeri, warna kuning, darah (-).
BAB tidak lancar, BAB masih dua hari sekali. Mobilisasi (-).
8
O : KU cukup, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital : T : 130/80mmHg R :18x/menit
N : 74x/menit S :37,3°C
Status Generalis :
Mata : Conjunctiva anemis (-/-) , icterus (-/-)
Mulut : Lidah kotor (+), tremor (+)
Pulmo : simetris (+), vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Cor : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: simteris (+), Bising usus (+) normal, supel (+), nyeri tekan
abdomen region epigastrium dan hipokondrium kanan (-), perkusi timpani
di seluruh lapangan abdomen (+)
Ekstremitas Atas dan Bawah: Akral hangat, kering, dan merah, Tofus (+)
Status Neurologis : dalam batas normal
Status Prikiatri : dalam batas normal
A : Gout Arthritis
P : - Allupurinol 2x300 mg
- Prednisone 30 mg 1x1
- Vitamin B complex 1x1
- Makan makanan seperti yang dianjurkan
Follow-up II (8 Mei 2018)
S : Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di kedua lutut tidak
demam. Mual (-), muntah (-), nyeri perut (-). Pusing (-), batuk (-), badan
lemas (-), nafsu makan sudah mulai meningkat. BAK (+) lancar, tidak
nyeri, warna kuning, darah (-). BAB (+),. Mobilisasi (+).
O : KU cukup, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital : T : 130/80mmHg R :18x/menit
N : 80x/menit S :36,7°C
Status Generalis :
Mata : Conjunctiva anemis (-/-) , icterus (-/-)
Mulut : Lidah kotor (-), tremor (-)
Pulmo : simetris (+), vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Cor : S1/S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
9
Abdomen: simteris (+), Bising usus (+) normal, supel (+), nyeri tekan (-),
perkusi timpani di seluruh lapangan abdomen (+)
Ekstremitas Atas dan Bawah: Akral hangat, kering, dan merah, Tofus (+)
Status Neurologis : dalam batas normal
Status Prikiatri : dalam batas normal
A : Gout Arthritis
P : - Allupurinol 2x300 mg
- Prednisone 30 mg 1x1
- Vitamin B complex 1x1
10
Diagram II.1. Genogram keluarga Tn.D. dibuat tanggal 5 mei 2018
11
dukungan oleh keluarganya untuk bersabar dalam menghadapi penyakit
tersebut dan harus teratur minum obat.
AFFECTION
Affection menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga, di dalam keluarga terdapat rasa saling menyayangi satu sama lain
dan saling memberi dukungan serta mengekspresikan kasih sayangnya. Secara
keseluruhan hubungan kasih sayang antar anggota keluarga pasien kurang
baik. Pasien merasa kurangnya kasih sayang oleh keluarganya.
RESOLVE
Resolve menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan
waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain. Pasien merasa
kurang diperhatikan oleh anggota keluarganya dan pasien merasa kurang
mendapat dukungan dari anggota keluarganya.
Adapun sistem skor untuk APGAR ini, yaitu:
1. selalu/sering : 2 poin
2. Kadang-kadang : 1 poin
3. Jarang/tidak pernah : 0 poin
penggolongan nilai total APGAR ini adalah:
1. 8-10 : baik
2. 6-7 : cukup
3. 1-5 : buruk
Penilaian mengenai fungsi fisiologis keluarga sdr. M dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.3. APGAR anggota keluarga sdr M.
Sering/ Kadang-
APGAR Sdr. Nofian Terhadap Keluarga Jarang/tidak
selalu kadang
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke √
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas √
dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima √
dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah hidup yang baru
12
A Saya puas dengan cara keluarga saya √
mengekspresi-kan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya √
membagi waktu bersama-sama
13
terpenuhi. Diperlukan skala prioritas untuk
pemenuhan kebutuhan hidup
Edukasi Pendidikan anggota keluarga cukup memadai. -
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua
sudah cukup baik. Kemampuan untuk
memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan
seperti buku-buku, koran cukup.
Medical Pelayanan kesehatan puskesmas memberikan -
perhatian khusus terhadap kasus penderita.
Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini
tidak menggunakan askes ataupunBPJS, tetapi
umum. Pasien diantarkan ke puskesmas karena
mudah dijangkau karena letaknya dekat dengan
rumah.
Hasil penilaian SCREEM menunjukan bahwa pasien ada masalah dalam fungsi
patologis keluarganya.
14
Diagram II.3. Genogram keluarga sdr M. dibuat tanggal 5 mei 2018
Keterangan:
Pasien dan istri memiliki 3 orang anak.
15
2.7. Pola Interaksi Keluarga
Hubungan dalam keluarga dinilai kurang baik antar anggota keluarga.
Keterangan:
= Hubungan kurang baik
Gambar II.1. Hubungan interaksi keluarga Tn.D
16
2.9. Identifikasi Masalah Faktor Perilaku dan Non Perilaku
1. Faktor Perilaku
Tn,D. adalah seorang pensiunan PNS pyang tinggal bersama
sendiri wilayah Ganting. Namun sudah kurang lebih 2 bulan hari ini
pasien mengeluh kedua lututnya sakit. Pasien juga mengeluh kedua ibu
jari terasa nyeri dan ada benjolan, namun ditahan pasien.
Menurut Pasien, yang dimaksud dengan sehat adalah keadaan
terbebas dari sakit, yaitu yang menghalangi aktivitas sehari-hari.
Pasien menyadari pentingnya kesehatan karena apabila Pasien sakit
maka akan mengganggu aktifitas
Pasien kurang mengetahui bahwa penyakit yang ia derita adalah
buah dari kebiasaan pasien dalam mengkonsumsi makanan yang tinggi
kadar asam urat.
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Masalah yang Ditemukan
1. Masalah Aktif
Gout Arthritis
2. Faktor Risiko Gout Athritis
Faktor risiko dari penyakit ini yang berhubungan dengan pasien antara lain5
a. Usia dan gender : Laki-laki lebih rentan terkena gout athritis ditambah
dengan pertambahan usia.
b. Gaya Hidup : Gaya hidup pasien yang gemar mengkonsumsi makanan
yang mengandung kadar purin yang tinggi sehingga
meningkatkan kadar asam urat dalam darah
c. Penyakit penyerta : Pasien memiliki penyakit hipertensi dan diabetes yang
meningkatkan faktor risiko terjadinya gout arthritis
18
3. 3.2. Prioritas Masalah
Diagram Permasalahan Pasien
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada
dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
Genetik:
ada
Lingkungan
1. Fisik Pelayanan kesehatan:
Tidak ada 1. kurangnya informasi
2. Biologi mengenai penyakit,
Tidak ada pengobatan dan
3. Sosial Gout pencegahan gout
Pasien hidup seorang diri Arthritis arthritis
4. Ekonomi 2. kurangnya konseling
Tidak ada
tentang penyakit yang
pasien derita
Faktor Perilaku:
1. Kurangnya kesadaran
akan pentingnya
pencegahan Gout
arthtritis
2. Perilaku pasien yang
sangat senang makan-
makanan yang
meningkatkan kadar
asam urat
19
3.3. Pembahasan Masalah
Pembahasan masalah sesuai dengan H. L. Blum
1. Genetik
ada faktor genetik yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien
2. Pelayanan Kesehatan
Permasalahan yang dikaitkan dengan Tn.D. ini adalah kurangnya informasi
mengenai penyakit, pengobatan, dan pencegahan Gout arthritis serta masih
kurangnya konseling tentang penyakit yang di derita pasien
3. Faktor perilaku
Kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan rutin dan kebiasaan
pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar asam urat.
4. Faktor lingkungan
Tidak ada.
Tabel III.1. Prioritas Masalah
No Prioritas Jalan Efektifitas Efisiensi Hasil
Keluar M I V C P= MxIxV
C
1 Konseling 3 3 4 2 18
(Homevisit)
pasien tentang
gout athritis
2 Screening serta 4 3 3 4 12
Promosi
kesehatan
tentang penyakit
pada pasien
Keterangan:
P : Prioritas jalan keluar
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Impotency, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
20
C : Cost, biaya yang diperlukan
Maka prioritas jalan keluar yang terpilih adalah melakukan konseling dalam
penangananan gout athritis.
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
A. Simpulan
1. Pasien Gout artritis dengan keluhan kedua lutut dan betis terasa nyeri
2. Pengobatan rutin sangat diperlukan sehingga dapat menghindari
komplikasi yang serius pada penyakit ini.
3. Tindakan perawatan dan edukasi sangat berperan terapi pada penyakit
ini.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pasien dan pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan edukasi kepada pasien untuk rutin meminum obat agar
tidak terjadi komplikasi dan nyeri yang dirasakan dapat berkurang.
2. Memberikan edukasi mengenai pentingnya pengobatan pada penyakit ini
3. Instansi kesehatan gencar memberikan promosi kesehatan kepada
masyarakat dalam hal ini penyakit seperti gout artritis.
22
DAFTAR PUSTAKA
Weaver AL. Diagnosing Gout. Joint and Bone.org. May 2005. accessed at
4th August 2013
23
LAMPIRAN
24
25