You are on page 1of 9

No. Dokumen : SOP.

90/PKC/UKP/BPU
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

Puskesmas
Kecamatan
Cilincing
1. Pengertian Lepra adalah penyakit menular menahun dan disebabkan Mycobacterium leprae yang
bersifat intraselular obligat. Penularan kemungkinan terjadi melalui saluran pernapasan
atas dan kontak kulit pasien lebih dari 1 bulan terus-menerus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien dengan
kasus lepra dapat komprehensif dan optimal di Puskesmas Kecamatan Cilincing
3. Kebijakan SK No ......Tahun ...... tentang kebijakan standar Operasional Layanan Klinis di BLUD
Puskesmas Kecamatan Cilincing.
4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi
Revisi Tahun 2017
5. Prosedur Alat dan bahan :
a. Rekam Medik
b. Alat tulis
c. Stetoskop
d. Tensimeter
e. Timbangan
f. Jam
6. Langkah- 1. Petugas memanggil pasien
langkah 2. Petugas mempersilahkan pasien duduk
3. Petugas mengidentifikasi keluhan pasien
4. Petugas mencuci tangan
5. Petugas melakukan pemeriksaan berat badan, tekanan darah, nadi, pernapasan,
suhu.
6. Petugas menginput data keluhan dan hasil pemeriksaan ke dalam e-puskesmas
7. Petugas mempersilakan pasien untuk menemui dokter
8. Dokter menyapa pasien dan mempersilahkan duduk
9. Dokter melakukan anamnesis mengenai tanda dan gejala lepra serta faktor resiko
terjadinya lepra
Keluhan : bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat, terutama di
wajah dan telinga, bercak kurang/mati rasa, tidak gatal, lepuh pada kulit tidak
dirasakan nyeri.
Faktor resiko : sosial-ekonomi rendah, kontak lama dengan pasien (seperti anggota
keluarga yang didiagnosis dengan lepra), imunokompromais, tinggal di daerah
endemik lepra.
10. Dokter mencuci tangan
11. Dokter memberitahu pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik
12. Dokter melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan menentukan adanya
tanda-tanda lepra
Pemeriksaan fisik :
a. Tanda-tanda pada kulit : bercak, bintil (nodul) berbentuk plakat dengan kulit
mengkilat atau kering bersisik. Kulit tidak berkeringat dan berambut. Terdapat baal
pada lesi kulit, hilang sensasi nyeri dan suhu.
b. Tanda-tanda pada saraf : penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan/atau spontan
pada saraf, kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak, kelemahan
anggota gerak dan atau wajah, adanya deformitas, ulkus yang sulit sembuh.
Kerusakan saraf tepi biasanya terjadi pada saraf n. facialis, n, auricularis magnus,
n. medianus, n. ulnaris, n. radialis, n. peroneus communis, dan n. tibialis posterior.
c. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi
13. Dokter mencuci tangan dan memberitahu bahwa pemeriksaan telah selesai
14. Dokter menjelaskan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik kepada pasien serta
menganjurkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis kuman BTA pada
sediaan kerokan jaringan kulit.
15. Dokter menginput hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik ke dalan e-puskesmas
16. Dokter membuat formulir rujukan pemeriksaan mikroskopik kuman BTA pada
sediaan kerokan jaringan kulit ke laboratorium.
17. Dokter menganalisa hasil pemeriksaan laboratorium : adanya basil tahan asam
(BTA) dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear).
18. Dokter menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien
19. Dokter menegakkan diagnosis Lepra
Diagnosis ditegakkan apabila terdapat satu dari tanda-tanda utama atau kardinal
(cardinal signs), yaitu:
a. kelainan (lesi) kulit yang mati rasa
b. penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf
c. adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)
20. Dokter menentukan klasifikasi lepra pada pasien, tipe Paubasilar (PB) atau tipe
Multibasilar (MB).
a. PB : bercak kusta jumlah 1-5, hanya 1 saraf tepi yang mengalami peneba;an
disertai gangguan fungsi (mati rasa dan/atau kelemahan otot, di daerah yang
dipersarafi saraf yang bersangkutan), BTA negatif pada kerokan jaringan kulit.
b. MB : bercak kusta jumlah > 5, lebih dari 1 saraf tepi yang mengalami peneba;an
disertai gangguan fungsi (mati rasa dan/atau kelemahan otot, di daerah yang
dipersarafi saraf yang bersangkutan), BTA positif pada kerokan jaringan kulit.
21. Dokter memberikan terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT)
Pasien PB :
a. Pengobatan bulanan : hari pertama setiap bulannya (obat diminum di depan
petugas) terdiri dari : 2 kapsul Rifampisin @300 mg (600mg) dan 1 tablet
Dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian : hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet Dapson/DDS 100 mg.
1 blister obat untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 6-9 bulan (± 6 blister).
d. Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, dan DDS 50 mg.
Pasien MB :
a. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat diminum di depan
petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @300 mg (600mg), 3 tablet Lampren
(klofazimin) @100mg (300mg), dan 1 tablet Dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian: hari 2028 setiap bulannya: 1 tablet lampren 50 mg dan 1
tablet Dapson/DDS 100mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 12-18 bulan (± 12 blister).
d. Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, Lampren 150 mg dan DDS 50
mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis harian untuk Lampren 50 mg
diselang 1 hari
22. Dokter memberikan penjelasan mengenai efek samping obat, seperti: rifampisin
(air seni berwarna merah, ikterik/kuning, syok, purpuran, gagal ginjal), clofazimin
(perubahan warna kulit menjadi cokelat), semua obat memiliki masalah
gastrointestinal, dapson (anemia, ruam kulit yang gatal, urtikaria alergi).
23. Dokter melakukan konseling dan edukasi pada pasien
a. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang lepra, terutama cara
penularan dan pengobatannya.
b. Dari keluarga diminta untuk membantu memonitor pengobatan pasien sehingga
dapat tuntas sesuai waktu pengobatan.
c. Apabila terdapat tanda dan gejala serupa pada anggota keluarga lainnya, perlu
dibawa dan diperiksakan ke pelayanan kesehatan.
24. Dokter merujuk pasien sesuai prosedur bila ada kondisi yang buruk
25. Petugas melakukan dokumentasi pada ke dalam e-puskesmas
7. Diagram Alur Memanggil Identifikasi keluhan Cuci Tangan Mengukur BB, TB, RR,
(Jika pasien pasien HR, suhu

dibutuhkan) Cuci Tangan Dokter melakukan Menginput data


Dokter melakukan
pemeriksaan fisik anamnesis pada ke dalam e-puskes
pasien

Cuci Tangan Menjelaskan hasil Dokumentasi hasil Membuat formulir


anamnesis dan PF ke pemeriksaan mikroskopik
anamnesis dan PF dalam e-pukes kuman BTA pada sediaan
jaringan kerokan kulit

Tentukan klasifikasi tipe Menegakkan Menjelaskan hasil Analisa hasil


lepra, PB atau MB dan diagnosis Lepra pemeriksaan pemeriksaan
memberikan terapi MDT laboratorium laboratorium

Paubasiler (PB)
a. Pengobatan bulanan : hari pertama setiap bulannya (obat Menjelaskan efek samping
diminum di depan petugas) terdiri dari : 2 kapsul Rifampisin obat, sekaligus melakukan
@300 mg (600mg) dan 1 tablet Dapson/DDS 100 mg. konseling, edukasi tentang
b. Pengobatan harian : hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet Lepra
Dapson/DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 6-9 bulan (± 6 blister).
Merujuk bila ada kondisi
Multibasiler (MB)
khusus
a. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat
diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @300
Dokumentasi ke dalam e-
mg (600mg), 3 tablet Lampren (klofazimin) @100mg (300mg),
puskes
dan 1 tablet Dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian: hari 2028 setiap bulannya: 1 tablet
lampren 50 mg dan 1 tablet Dapson/DDS 100mg. 1 blister obat
untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 12-18 bulan (± 12 blister).

8. Hal hal yang 1. Tablet MDT dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui
harus 2. Segera rujuk pasien apabila terjadi efek samping obat yang serius dan reaksi kusta
diperhatikan dengan kondisi :
a. ENL melepuh, pecah (ulserasi), suhu tubuh tinggi, neuritis
b. Reaksi tipe 1 disertai dengan bercak ulserasi atau neuritis
c. Reaksi yang disertai komplikasi penyakit lain yang berat, misal hepatitis, DM,
hipertensi, dan tukak lambung berat
9. Unit Terkait BPU, Lansia, MTBS, Pelayanan 24 Jam, Laboratorium, Farmasi
10. Dokumen Status rekam medis pasien
terkait
11. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
historis Diberlakukan
perubahan

AUDIT KLINIS
No.Dokumen : DT.90/PKC/UKP/BPU

No. Revisi :
BLUD PUSKESMAS DAFTAR TILIK
KECAMATAN Tgl Terbit :
CILINCING Halaman :
Kegiatan
No Ya Tidak Tidak berlaku
Apakah
1. 1 Apakah petugas memanggil pasien

2. 2 Apakah petugas mempersilahkan pasien duduk

3. 3 Apakah petugas mengidentifikasi keluhan pasien

4. 4 Apakah petugas mencuci tangan

5. 5 Apakah petugas melakukan pemeriksaan berat badan,


tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu

6. 6 Apakah petugas menginput data keluhan dan hasil


pemeriksaan ke dalam e-puskesmas

7. 7 Apakah petugas mempersilakan pasien untuk menemui


dokter

8. 8 Apakah dokter menyapa pasien dan mempersilahkan


duduk

9. 9 Apakah dokter melakukan anamnesis mengenai tanda


dan gejala lepra serta faktor resiko terjadinya lepra
10 Apakah dokter mencuci tangan

11 Apakah dokter memberitahu pasien bahwa akan


dilakukan pemeriksaan fisik

12 Apakah dokter melakukan pemeriksaan fisik secara


menyeluruh dan menentukan adanya tanda-tanda lepra

13 Apakah dokter mencuci tangan dan memberitahu bahwa


pemeriksaan telah selesai

14 Apakah dokter menjelaskan hasil anamnesis dan


pemeriksaan fisik kepada pasien serta menganjurkan
pasien untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis kuman
BTA pada sediaan kerokan jaringan kulit

15 Apakah dokter menginput hasil anamnesis dan


pemeriksaan fisik ke dalan e-puskesmas

16 Apakah dokter membuat formulir rujukan pemeriksaan


mikroskopik kuman BTA pada sediaan kerokan jaringan
kulit ke laboratorium

17 Apakah dokter menganalisa hasil pemeriksaan


laboratorium : adanya basil tahan asam (BTA) dalam
kerokan jaringan kulit (slit skin smear)

18 Apakah dokter menjelaskan hasil pemeriksaan


laboratorium kepada pasien

19 Apakah dokter menegakkan diagnosis Lepra


20 Apakah dokter menentukan klasifikasi lepra pada
pasien, tipe Paubasilar (PB) atau tipe Multibasilar (MB)

21 Apakah dokter memberikan terapi menggunakan Multi


Drug Therapy (MDT)

22 Apakah dokter memberikan penjelasan mengenai efek


samping obat
23 Apakah dokter melakukan konseling dan edukasi pada
pasien
24 Apakah dokter merujuk pasien sesuai prosedur bila ada
kondisi yang buruk

25 Apakah petugas melakukan dokumentasi pada ke


dalam e-puskesmas

Mengetahui
Ketua Tim Manajemen Mutu Koordinator Audit Interna

You might also like