You are on page 1of 16

Pengantar

Keperawatan merupakan pelayanan profesional yang diberikan oleh seseorang atau lebih kepada
seseorang atau sekelompok orang yang sedang menghadapi masalah kesehatan aktual dan
potensial di suatu tatanan pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan diberikan dengan tujuan
memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan orang atau sekelompok orang
tersebut.

Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan berbagai pengetahuan, konsep dan
prinsip dari berbagai kelumpok ilmu. Pengetahuan keperawatan merupakan sintesis dari berbagai
kelompok ilmu tersebut. Keberhasilan seorang perawat profesional dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada orang-orang yang membutuhkannya sangat tergantung pada
kemampuannya mensintesis berbagai ilmu tersebut dan aplikasinya ke dalam suatu bentuk
pelayanan profesional.

Pelayanan keperawtan profesional merupakan dasar perkembangan ilmu dan teori keperawatan
karena teori membantu memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktek keperawatan
melalui cara menyebutkan, menerangkan, memperkirakan dan mengendalikan fenomena.
Dengan demikian, kemampuan perawat akan meningkat melalui pengetahuan teoritis karena
secara sistematik dapat menegmbangkan metoda-metoda yang dapat mengakselerasi
keberhasilan. Selain itu, para perawat akan mengetahui alasan mengapa perlu mengerjakan
sesuatu dan apa yang mereka lakukan. Teori juga memberikan otonomi profesional dengan cara
mengrahkan praktek, pendidikan, dan penelitian keperawatan terutama fungsi-fungsi profesi.

Keperawatn juga merupakan pengetahuan tentang perilaku dan kesehatan manusai sepanjang
daur kehidupan manusia berlandaskan falsafah keperawatan yang meyakini manusai sebagai
dindividu yang unik dan holistik. Falsafah keperawatan, paradigma keperawatan, model
konseptual dapat melandasi perkembangan suatu teori keperawatan yang merupakan komponen
disiplin keilmuan keperawatan yang kemudian dapat lebih memperluas suatu pengetahuan
keperawatan. Keterkaitan dari setiap komponen ini menghasilkan suatu pengayaan dan
pengembangan ilmu keperawatan melalui suatu penggunaan metoda ilmiah yang dapat
menganalisis dan mensintesis ilmu keperawatan dari berbagai disiplin ilmu lain.

Pemahaman akan pengetahuan keperawatan memerlukan suatu wawasan tentang berbagai


komponen yang terdapat dalam pengetahuan keperawatan dan menguraikan tentang pengetahuan
keperawatan itu sendiri. Agar dapat memahami hubungan dari berbagai komponen tersebut,
maka pemahaman setiap komponen sangat diperlukan untuk melandasi analisis hubungan
beberapa komponen tersebut.

FALSAFAH KEPERAWATAN

Falsafah adalah pengetahuan yang menguraikan logika, etika, estetika, metafisika, dan
epistemologi. Falsafah juga merupakan kajian tentang penyebab dan hukum-hukum yang
mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada
alasan logis daripada metoda empiris.

Tujuan dari adanya falsafah adalah untuk menyajikan suatu gambaran pengetahuan ilmiah yang
diformalisasikan, termasuk didalamnya adalah suatu aplikasi prinsip logis untuk
mempertanyakan tentang gambaran ilmiah. Hal ini karena logika memberikan prinsip utama
hubungan antar pernyataan ilmiah. Dengan memeriksa hubungan-hubungan ini, landasan
pengetahuan ditujukan untuk menghasilkan kebutuhan logis yang sistematik untuk semua
pengetahuan ilmiah. Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah
sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan tentang alam
semesta.

Keperawatan merupakan profesi yang mengidentifikasi dirinya sebagai profesi yang humanistik,
dan memberikan perhatian besar pada falsafah dasar yang berfokus pada individulitas dan
keyakinan bahwa kegiatan manusia merupakan sesuatu yang dapat dilakukan secara bebas.
Pilihan seseorang merupakan hak menentukan keinginan diri sebagai individu yang aktif.
Falsafah keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang
mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan
sakit, serta terutama berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Orientasi filosofis
suatu pengetahuan adalah naturalistik dan empiris. Orientasi ini melibatkan kegiatan
mengeksplorasi, menjelaskan dan mengklasifikasikan fenomena melalui proses observasi dan
pemeriksaan langsung.

Falsafah keperawatan hampir secara universal memiliki keyakinan tentang manusia yang
holistik. Pandangan tentang manusia yang holistik menekankan bahwa manusia memiliki
integrasi yang tidak memungkinkan analisis tentang manusia dipilah-pilah menjadi sesuatu
bagian kecil dan kemudian menyatukannya kembali. Oleh karena itu, manusia perlu dikaji secara
bersamaan pada berbagai tingkatan dan perspektif yaitu status fisik, psikologis, pengetahuan diri,
tujuan hidup, lingkungan sekelilingnya dan sebagainya. Disamping itu, manusia sebagai sistem
terbuka memiliki kemampuan pertumbuhan yang tidak terbatas.

Falsafah keperawatan merupakan landasan pemahaman perawat tentang manusia sehat-sakit


yang unik dan individualistik serta memiliki kemampuan untuk berespons secara negatif dan
positif. Keunikan individu dinilai dan dikatakan terkait dengan kebudayaan, sosial ekonomi,
agama, dan pengalaman yang relatif. Berdasarkan keholistikan, sistem terbuka, dan pandangan
unik manusia, maka setiap individu akan mengalami pengalaman tentang realita dirinya sendiri.
Selain itu, setiap individu juga akan mendapatkan pengalaman yang mencerminkan bahwa
manusia merupakan makhluk sosial dan adaptif terhadap berbagai tingkat perubahan dan
tantangan.
Berdasarkan keyakinan ini, seyogyanya perawat mampu mengeliminir respon negatif dan
meningkatkan respon positif, serta memberdayakan kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi
dari seorang individu agar tetap dapat melangsungkan kehidupannya ditengah-tengah periode
sakit atau ketika sehat. Perawat juga merupakan advokat untuk membantu mempertahankan hak-
hak individu yaitu klien yang menjadi tanggung jawabnya. Perawat tidak membantu mewakili
klien untuk menentukan pilihan akan tetapi mendidik klien bagaimana menentukan pilihan dan
mendukungnya ketika klien telah menentukan pilihannya. Hal ini untuk menjamin bahwa hak
menentukan diri sendiri dari k1ien dapat dipertahankan dan memberi kesempatan pada k1ien
untuk terlibat atau tidak terlibat dalam merancang program perawatan kesehatannya.

PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba mengorganisasikan atau menerangkan
suatu proses. Paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan ilmu pengetahuan
(Kuhn, 1962) dimana pada tahap ini pencarian jalan keluar permasalahan yang rasional
dilakukan berdasarkan asumsi metodologis dan metafisik untuk memahami bagaimana hagian-
bagian dari alam semesta melakukan kegiatan dan bagaimana cara mempelajari hal tersebut.
Paradigma memiliki arti pengetahuan umum dimana didalamnya terdapat proses ilmiah umum
yang secara historis mencerminkan berbagai keberhasilan dalam suatu disiplin.

Para ilmuwan di bidang sosial menganggap pendapat Kuhn terlalu sempit untuk diaplikasikan
kedalam pengetahuan sosial. Para ilmuwan ini berpendapat bahwa paradigma menyajikan
kesepakatan bersama antar ilmuwan dalam suatu disiplin tentang konsep atau beberapa konsep
yang akan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin tersebut. Paradigma
memiliki dimensi penting dan memperlihatkan citra keilmuan mereka sebagai agen scientifik.

Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi
paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang
bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi
umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari empat komponen yaitu
manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta komponen keperawatan.

Manusia

Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan keperawatannya


bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara terhormat, dihargai
keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan sistem yang dapat
mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan menjelaskan bahwa
manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan obyek. Konseptualitas keperawatan tentang
manusia dapat dibuktikan melalui model-model keperawatan tentang kemanusiaan, penghargaan
terhadap manusia, dan perasaan sebagai manusia, yang telah berlaku sejak lama. Meskipun
demikian, mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber energi atau beberapa set
sistem perilaku, atau memperlakukan pikiran dan perasaan manusia sebagai lingkungan internal
dapat menimbulkan keraguan keperawatan untuk menerangkan tentang manusia secara jelas.

Sehat dan Kesehatan

Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas penyakit menjadi
kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsisten, stabil dan
seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan.
Kesehatan dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana individu
memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata-mata suatu fenomena
empiris tentang kondisi seseorang.

Para teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama yang menjadi
gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen tambahan bagi gambaran alami
individu. Mereka menyatakan bahwa tingkat kesehatan individu dapat berbeda dan dapat
dipersepsikan sebagai pelengkap yang bervariasi. Selain itu, makna kesehatan dikaitkan dengan
dua elemen dasar proses kehidupan yaitu identitas diri dan perubahan diri.

Sebaliknya, keperawatan menolak bahwa kesehatan hanya merupakan kondisi bebas dari
penyakit. Hal ini didukung oleh Smith yang mencarikan jalan keluar terhadap keragu-raguan
keperawatan tentang kesehatan, dan memperkenalkan empat model yaitu (a) model klinik
berdasarkan tidak terdapatnya tanda dan gejala penyakit, (b) model kinerja peran dimana kinerja
peran yang adekuat mencerminkan kriteria sehat, (c) model adaptif dimana kesehatan merupakan
kondisi interaktif yang efektif antara fisik seseorang dan lingkungannya, dan (d) model
"eudaemonistik" yang memperluas makna kesehatan menjadi kesejahteraan umum dan realisasi
diri (Nicoll, 1993).

Bcrdasarkan model yang dikemukakan diatas serta keyakinan keperawatan akan definisi sehat
dan kesehatan yang tidak terbatas pada kondisi bebas dan penyakit, maka komponen paradigma
tentang sehat & kesehatan dapat berkembang menjadi suatu pemahaman tentang “terciptanya
suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang yang bebas dari tanda dan keluhan akibat terjadinya
masalah kesehatan, dimana orang tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif, dinamis, dan
efektif serta kemampuan untuk menyesuaikan diri. terhadap setiap tantangan dan ancaman yang
datang baik dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungannya, dan berkemampuan untuk
mempertahankan tingkat kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spmtualnya secara seimbang
melalui upaya aktualisasi diri yang positif” .

Masyarakat dan Lingkungan

Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam paradigma keperawatan dimana setiap
individu berinteraksi. Masyarakat dan lingkungan juga dianggap sebagai sumber terjadinya
keadaan sakit (tidak sehat) dan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan atau
kondisi sakit seseorang. Orem (Marriner-Tomey, 1994) mengidentifikasi bahwa hubungan antara
individu dan Iingkungannya serta kemampuan individu untuk mempertahankan kesehatan
dirinya dapat dipenagruhi oleh lingkungan dimana individu itu berada. Individu selalu berada
pada lingkungan fisik, psikologis, dan sosial.

Fokus perhatian terhadap interaksi manusia dan lingkungannya dalam teori keperawatan dapat
dikategorikan menjadi dua bagian yaitu teori keperawatan yang berfokus parsial dan teori
keperawatan yang berfokus total. Pada fokus parsial, perawat berperan sebagai pengganti,
dimana peran perawat diperlukan pada saat klien tidak mampu melakukan kegiatannya. Teori ini
beranggapan bahwa perawat bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kebutuhan harian klien
sampai mereka dapat pulih kembali dan mampu bertanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup selanjutnya (Marriner-Tomey, 1994). Aplikasi teori ini dapat dilihat dalam teori Orem,
Henderson, dan Orlando, dimana ketiga ahli teori ini sepakat bahwa peran perawat merupakan
peran pengganti ketika klien tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu merawat diri dalam
menjalankan fungsi interaksinya yang seimbang dengan lingkungan, yang dapat disebabkan
oleh faktor perkembangan, faktor ketidak mampuan, faktor keterbatasan lingkungan, faktor
respons berlawanan terhadap interaksi lingkungan dan faktor ketidakmampuan berkomunikasi.

Teori yang berfokus total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli teori keperawatan yaitu
Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan Johnson (Marriner-Tomey, 1994) yang
memandang bahwa lingkungan merupakan kondisi eksternal sebagai sumber ventilasi,
kehangatan, kebisingan, dan pencahayaan dimana perawat dapat mengatur dan memanipulasinya
dalam rangka membantu klien memulihkan diri. Dengan demikian, kegiatan keperawatan
meliputi antara lain menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan
pemulihan kesehatan seorang klien.
Teeri ini juga menekankan bahwa keperawatan seyogyanya berperan aktif dalam memfasilitasi
interaksi antara individu dan lingkungannya melalui upaya menciptakan lingkungan fisik yang
kondusif agar kondisi kesehatan dapat tercapai. Selain itu, berperan aktif melalui hubungan
interaksi klien dan lingkungan yang tidak terpisahkan dan amat ekstensif (komplementer, helisi,
dan resonansi). Juga, melalui upaya mempertahankan dan meningkatkan kemampuan proses
adaptasi klien terhadap berbagai stimulus. Disamping itu, melalui kemampuan meningkatkan
sistem terbuka klien secara intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi
sistem perilaku yang positif rnelalui peningkatan fungsi - fungsi interrelasi dan interdependensi
subsistem yang terdapat dalam setiap individu.

Keperawatan

Menurut Henderson, keperawatan merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada individu
baik sehat maupun sakit, yang dibutuhkan sampai pulih kembali atau menjelang ajal, dimana
individu tidak mampu melaksanakan kegiatan kehidupannya akibat ketidak mampuan, ketidak
mauan, dan ketidak-tahuan (Marriner-Tomey, 1994). Asuhan keperawatan adalah pelayanan
yang diberikan kepada klien (individu atau kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan -
stress penyakit dimana situasi kehidupan yang seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan
tekanan (biologis, psikologis, dan sosial) serta ketidak-nyamanan.

Berbeda dengan profesi kedokteran yang memfokuskan kepada diagnosis medis dan pengobatan
penyakit, serta masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit, maka penekanan dalam
keperawatan lebih kepada kehidupan manusia dan pola hidupnya serta respon terhadap penyakit.
Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan bukan merupakan fokus yang dominan, tetapi
faktor-faktor tersebut perlu untuk difahami karena efek dan konsekuensi faktor-faktor tersebut
terhadap kehidupan manusia dan pola hidupnya (Nicoll, 1993). Oleh karena itu fokus,
penekanan, tujuan, pohon keilmuan, model, teori, dan riset amat berbeda antara profesi medik
dan keperawatan. Demikian pula aktivitas dari para praktisi dalam keperawatan akan berbeda
dengan praktisi medik .

Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu keluaran
kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses
serangkaian kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur,
mengkoordinasikan serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk klien didalamnya) untuk
digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu,
untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk pelayanan
keperawatan yang menekankan pada pengadaan fasilitasi interaksi klien dan lingkungannya.

Keperawatan sebagai dimensi keluaran dipandang sebagai titik akhir pencapaian tujuan dimana
keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali kepada keadaan awal sebelum sakit sehingga
mampu berfungsi sebagai individu sosial yang dapat berinteraksi dengan lingkungan dalam
rangka mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis dan sosial.

Keperawatan sering diartikan pula sebagai serangkaian kegiatan atau fungsi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi, banyak pihak yang merasa belum jelas, apakah fungsi-
fungsi, proses dan tujuan keperawatan ini, apakah keperawatan hanya memberikan perawatan,
ataukah sejenis penyembuhan, apa indikasi keperawatan, apakah keperawatan berfokus pada
orang atau lingkungan atau interaksi antara orang dan lingkungan?. Untuk menjawab hal – hal
ini telah banyak diperkenalkan model-model keperawatan. Dan banyak tujuan keperawatan
terkait dengan upaya mempertahankan keseimbangan, upaya adaptasi, merancang pola
kehidupan kembali dimana kesemuanya dilakukan dalam rangka pulihnya situasi sehat dan
kesehatan.

Konseptualisasi keperawatan yang memfokuskan kepada proses interpersonal atau hubungan


antar manusia telah mengarahkan keperawatan sebagai suatu pelayanan kesehatan yang
menekankan pada hubungan saling menolong antar manusia.

MODEL KONSEPTUAL
Model konseptual tersusun dari idea-idea (konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi
yang menspesifikasi hubungan diantara keduanya. Model konseptual amat penting sebagai
landasan perkembangan disiplin keperawatan. Tetapi, perbedaan antara skema yang abstrak dan
teori substansi sering membingungkan profesi keperawatan itu sendiri.

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian idea-idea global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau
kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Fenomena ini diklasifikasikan menjadi
konsep, terdiri dari kata – kata yang mengandung citra mental dari sesuatu yang akan dijelaskan.
Konsep bisa berupa idea abstrak (seperti adaptasi, ekuilibrium) atau idea konkrit (misalnya
bangku atau papan tulis). Karena itu, model konseptual dapat dijabarkan sebagai serangkaian
konsep dan asumsi yang berintegrasi menjadi suatu gambaran yang berrnakna.

Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stressor yang
mengakibatkan seseorang individu berupaya menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong
orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang
positif untuk rnengatasi stressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan
antara istilah umum dan abstrak maka model konseptual mencerminkan langkah pertama.
mengembangkan formulasi teoritis yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah.

Model konseptual sering tersusun sebagai hasil dari pendalaman intuitif seorang ilmuwan
terutarna terjadi dalam lingkup keilmuan disiplin terkait. Sintesis yang terjadi dalam
pengembangan skema konseptual baru sering mengakibatkan suatu hasil yang unik untuk
lingkup keilmuan tersebut.

Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan
yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua
adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan surnber awal masalah tetapi juga merupakan
sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini
menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal.
Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor
penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).

Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial


yang berinteraksi dengan keluarga, rnasyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan
fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan
dapat berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku
atau aspek komplementer.

Model konseptual mendefinisikan sehat sebagai kisaran sehat-sakit dari seseorang, dan
lingkungan kondusif untuk pemulihan kesehatan. Model ini juga mengidentifikasi tujuan
keperawatan yang biasanya menterjemahkannya dari definisi sehat yang dimaksud. Dalam
konsep keperawatan juga terlibat suatu penjelasan tentang proses keperawatan dan pola pikir
yang terbentuk dari konsep ini.

TEORl KEPERAWATAN
Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi yang menunjukkan gambaran
fenomena yang sistematik dan yang bertujuan menyebutkan, menjelaskan, dan memprediksikan.
Teori adalah serangkaian konsep yang saling terkait yang menspesifikasi hubungan antar
variabel. Dengan demikian, teori keperawatan adalah serangkaian pemyataan tentang fenomena
yang saling terkait yang amat berguna untuk menyebutkan, menjelaskan, memprediksi, dan
mengendalikan (Walker & Avant, 1995, 2004).

Teori terdiri dari set, postulate, definisi dan hipotesa. Set adalah sekumpulan obyek atau elemen.
Tetapi fakta, prinsip, dan hukum tidak merupakan suatu teori. Meskipun demikian, apabila
seorang ilmuwan memilih fakta, prinsip, dan hukum tertentu dari rangkaian universal karena
keterhubungan dan relevansi dari masalah yang diteliti, maka ilmuwan tersebut telah . memenuhi
persaratan set yang diperlukan untuk pengembangan suatu teori. Akan tetapi ketika seorang
ilmuwan ingin mengembangkan suatu teori baru, selayaknya ia juga mengkaji apa tujuan dan inti
dari teori ini serta bagaimana penjelasannya.

Titik sentral suatu teori terdiri dari beberapa postulat dan merupakan suatu pernyataan kebenaran
umum yang memberikan janji (harapan) penting tentang apa yang sedang diteliti. Postulat
biasanya dinyatakan sebagai generalisasi yang konsisten dengan bukti-bukti ilmiah dari suatu
masalah penelitian. Sebagai contoh, Roger mengembangkan teori tentang manusia dimana teori
ini terdiri dari empat postulat yang membahas tentang keutuhan seorang individu, fluiditas, sense
pola dan organisasi, dan kalimat (Nicoll, 1993).

Definisi dari suatu teori merupakan cara berkomunikasi yang penting bagi semua ilmuwan.
Definisi konsep-konsep yang membentuk teori perlu dijabarkan secara jelas dan mencerminkan
operasionalisasi dari teori itu sendiri. Ada tiga jenis definisi teori yaitu primitif, teoritis, dan
kunci. Definisi primitif adalah definisi yang tidak dapat dioperasionalisasikan, dan hanya dapat
diinterpretasikan bila seseorang yang akan menerapkan teori ini pernah mengalami atau secara
intuitif memahami latar belakangnya. Definisi teoritis adalah definisi yang juga tidak dapat
dioperasionalisasikan secara independent, tetapi hanya akan dapat dioperasionalisasikan apabila
dikaitkan dengan konsep / terminologi lain. Definisi kunci merupakan definisi yang dapat
dioperasionalisasikan sehingga hipotesis yang sedang diteliti dapat diujikan. Definisi kunci
hampir sama artinya dengan definisi operasional suatu riset dimana melalui penggunaan
instrumen yang valid dan reliable, hipotesa dapat diuji.

Hipotesis merupakan perkiraan atau prediksi yang berasal dari serangkaian postulat, yang
menyebutkan hubungan antar dua atau lebih variabel. Melalui hubungan ini maka variabel dapat
diobservasi dan diuji. Pengujian ini penting untuk rnenjembatani teori dan pengetahuan.
Berdasarkan keempat denominator suatu teori. rnaka definisi teori adalah serangkaian pernyataan
yang berhubungan yang berasal dari data ilmiah, dimana dari hal tersebut hipotesis dapat
disusun, diuji, dan diverifikasi.

Teori keperawatan yang berkembang dan berasal dari aspek-aspek dan berbagai dimensi
kemanusiaan telah dibuktikan banyak menirnbulkan dampak terhadap praktek keperawatan,
dimana teori menghasilkan suatu situasi yang diharapkan. Sebaliknya, situasi yang dihasilkan
oleh suatu teori dapat menolong seorang ilmuwan untuk menyusun, menguji, merevisi atau
rnenghaluskan serta menggunakan teori keperawatan. Kegiatan praktek keperawatan bertujuan
untuk memperbaiki dan lebih meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan seorang klien. Kegiatan
ini seyogyanya berlandaskan teori dan hasil riset, karena melalui hasil uji suatu hipotesa maka
kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Skema berikut ini menjelaskan tentang
ilmu keperawatan yang merupakan sintesis dari berbagai ilrnu dasar dan ilmu aplikatif terkait,
dapat menghasilkan suatu operasionalisasi kegiatan pengetahuan keperawatan yang
mencerminkan suatu seni dari kegiatan keperawatan.
Skema I: Ilmu keperawatan dan operasionalisasinya. (Nicoll,
1993, p.I92).

Perbedaan model konseptual dan teori keperawatan harus diawali dengan penjelasan
karakteristik dari masing-masing model konseptual dan teori. Model konseptual terrnasuk
asumsinya merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori, dimana ditekankan tentang
konsep-konsep, definisi, dan proposisi dari teori tersebut. Sedangkan teori adalah serangkaian
konsep yang saling berhubungan yang menggambarkan tentang sesuatu situasi yang diharapkan.
Teori disusun secara induktif, deduktif ataupun retroduktif. Cara apapun yang ditempuh untuk
menciptakan suatu teori, maka untuk mencapai akhir dari sebuah teori (menggunakan teori) perlu
suatu imaginasi, pengetahuan tentang materi/substansi teori, dan pemikiran logis. Selain itu,
menyusun teori bukan pekerjaan yang lurus dan mudah karena tidak banyak model konseptual
yang tersedia bagi pengembangan suatu teori tertentu. Oleh karena itu, perbedaan model
konseptual dan teori keperawatan terletak pada lingkar abstraksi, dimana model konseptual lebih
abstrak dari teori, dan teori mengandung konsep, definisi, dan proposisi yang lebih konkrit serta
memberikan spesifikasi fenomena yang lebih besar dan penjelasan hubungan postulat yang lebih
rinci.

METODOLOGI ILMIAH
Metodologi ilmiah telah ditemukan sebagai cara yang paling efektif untuk menentukan hubungan
antar variabel, sehingga memungkinkan tumbuhnya pengertian, prediksi, dan suatu tingkatan
kendali. Metodologi ilmiah dapat diperlakukan sebagai suatu proses, dimana setiap langkah
dalam metodologi ilmiah mencerminkan suatu keyakinan yang memberikan kontribusi terhadap
falsafah keilmuan dan terhadap suatu cara utama dalam memandang dunia. Para ilmuwan akan
memilih apa yang akan dipelajari, dan kernudian terlibat dalam proses reduksionisme diri.
Dengan memilih sesuatu yang dapat diobservasi atau bagian yang dapat diukur dari suatu
lingkungan individu, ilmuwan akan rnenentukan batasan-batasan rnasalah. Hal ini rnerupakan
persyaratan pertarna suatu metoda ilmiah.

Para ilmuwan biasanya berusaha menjaga jarak dengan masalah yang sedang diteliti agar tetap
dapat bersikap obyektif tentang fenomena yang diteliti. Peneliti menjadi obyektif, dan apa yang
diteliti menjadi obyektif, suatu obyek penelitian. Masalah yang tidak terbatas perlu dibuat
definisinya, dan definisi dibuat secara operasional, sehingga rnenjadi sesuatu yang dapat
diobservasi dan diukur. Realitas diuraikan rnenjadi sesuatu yang empirik dan dapat diukur, dan
definisi lebih lanjut yang disesuaikan dengan pengalaman peneliti akan dapat rnenetapkan arti
dari sebuah fenornena, rneskipun jarang sekali seorang peneliti dapat mengalami hal itu.

Pengendalian adalah serangkaian upaya untuk mengintervensi variabel dari luar. Sebagai contoh,
setiap kelompok individu dibuat sehomogen mungkin untuk rnengurangi pengaruh variabel yang
mendominasi variabel lain diluar variabel yang akan diukur. Percobaan dilakukan, variabel
dimanipulasi, instrumen diberikan, diukur, dan dianalisa secara statistik. Pengukuran tendensi
sentral sering rnengarahkan pada terjadinya dukungan hipotesa atau tidak didukungnya hipotesa.
Teori dihasilkan secara rerata untuk rata-rata individual. Kategorisasi, labeling dan manipulasi
lebih lanjut memungkinkan prediksi dan pengendalian berikutnya.

Metodologi ilmiah keperawatan rnerupakan suatu kegiatan penelitian yang terdiri dari metoda
riset kuantitatif dan kualitatif. Dan praktek keperawatan membutuhkan pengembangan teori-
teori sebagai bagian dari suatu disiplin keilmuan, termasuk didalamnya kegiatan riset yang
mempelajari perilaku perawat dan riset yang meneliti tentang aspek-aspek klien.

Harapan dasar dari suatu metodologi ilmiah adalah bahwa (1) individual merupakan mahluk
yang hampir mirip satu sama lain sesuai dengan kategori, (2) pengalaman dapat dikuantifikasi,
dan (3) kekonstanan atau kepasifan manusia dan lingkungan dapat dihasilkan. Hasil akhir adalah
suatu teori yang menghasilkan situasi yang bersifat deterministik, atomistik, dan scientifik.
Pandangan alam semesta yang mendasar adalah mekanistik, yaitu manusia berreaksi terhadap
stimuli untuk menghasilkan suatu hasil yang diinginkan sesuai dengan yang ditetapkan oleh
perawat, sebagai pemberi asuhan keperawatan.

Dalam pengembangan teori, metoda ilmiah kualitatif berperan lebih konsisten dengan keyakinan
falsafah keperawatan yang telah ditetapkan dimana subyektifitas, berbagi pengalaman, berbagi
bahasa, saling keterkaitan, interpretasi manusiawi, dan realitas yang dialami dapat dikemukakan
melalui proses riset.

Kesimpulan

Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang menekankan pada kemanusiaan, dan
rnanusianya yang individual, unik, utuh, dan holistik. Pelayanan keperawatan yang dihasilkan
juga seyogyanya merupakan hentuk pelayanan keperawatan yang humanistik dan komprehensif,
berlandaskan pada falsafah keperawatan yang menspesifikasi manusia sebagai titik sentral
keyakinan keperawatan.

Melalui pemahaman tentang paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, sehat dan
kesehatan, lingkungan, dan keperawatan, suatu model konseptual keperawatan dari keempat
komponen paradigrna tersebut telah menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar keempat
konsep yang juga melandasi teori keperawatan.

Teori keperawatan dapat dikembangkan berdasarkan pada tiga sumber yaitu kesadaran akan
status teori aplikasi, minat untuk mengembangkan teori aplikasi, dan keterbukaan terhadap
realitas empiris yang relevan. Dan teori keperawatan dapat diperoleh melalui konseptualisasi
proses riset yang memfokuskan terhadap berbagai upaya peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan manusia yang diberikan melalui pelayanan keperawatan.

Penggunaan metode ilmiah sebagai model pendekatan yang paling serius dan penting untuk memahami
tempat manusia di alam semesta telah mendapat porsi perdebatan yang kontinyu dikalangan
ilmuwan. Profesi keperawatan telah menentukan komitmennya melalui perhatian dan
persepsinya tentang penerima asuhan keperawatan sebagai fokus dan orientasi utama dalam riset
keperawatan. Sebaliknya, melalui kegiatan riset ini dapat mengembangkan teori- teori
keperawatan baru yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan individu yang memerlukan
tindakan keperawatan. Skema berikut ini mencoba untuk merangkum keterkaitan antara falsafah,
paradigma, model konseptual, dan teori keperawatan serta metodologi ilmiah.
------------------------------- manusia dan spesifikasinya ---------------------------------------
Sebagai fokus dan inti kegiatan pengembangan pengetahuan keperawatan

Daftar Rujukan

Nicoll, L. H. (1992). Perspectives on nursing theory. Second edition. Philadelphia: J. B.


Lippincott Company.

Marriner-Tomey, A. (2004). Nursing theorists and their work. Sixth edition. St. Louis: Mosby
Company.

Walker, L. 0., & Avant, K. C. (1995). Strategies for theory construction in nursing. Third
edition. Norwalk, CT : Appleton & Lange.

Walker, L. 0., & Avant, K. C. (2004). Strategies for theory construction in nursing. Fifth
edition. Norwalk, CT : Appleton & Lange.

You might also like