You are on page 1of 9

1.

Anatomi Paru-Paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi oleh struktur tulang selangka.
Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut diafragma. Berat paru-paru kanan
sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru kiri sekitar 560 gram. Masing-masing paru-paru
dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur-struktur lain
di dalam rongga dada. Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura. Paru-paru terbenam
bebas dalam rongga pleuranya sendiri. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.
Pleura dibagi menjadi dua yaitu:

Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.

Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.

Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan
normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga
terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari
gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.

Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu
gelambir atas (lobus superior), gelambir tengah (lobus medius), dan gelambir bawah (lobus
inferior). Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus superior)
dan gelambir bawah (lobus inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil
bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada
lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh
segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan
tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-
belahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan
ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah
bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus.
Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung
hawa, alveoli, atau alveolus). Pada gelembung inilah terjadi pertukaran udara di dalam darah, O2
masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel
epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung paru-
paru ini kurang lebih 700juta buah. Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi anatomisnya,
semakin negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe
sel epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan berbentuk skuamosa, bertanggungjawab
untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe II, yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam
pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yang memproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus dan
mencegah kolapnya alveolus.

2. Fungsi Paru-Paru

Selengkapnya: 10 Fungsi Paru-Paru

Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak dibutuhkan
tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya sebagai penjaga keseimbangan
asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan
banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem ekskresi, fungsi paru-
paru adalah untuk mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam sistem pernapasan, fungsi
paru-paru adalah untuk proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam darah. Dalam
sistem peredaran darah, fungsi paru-paru adalah untuk membuang karbondioksida di dalam
darah dan menggantinya dengan oksigen.

Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.

3. Fisiologi Paru-Paru

Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan melalui
paru-paru, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen masuk
melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris. Hanya satu lapisan membran , yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen
dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan
dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya
95 persen jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu hasil buangan
metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah
melalui pipa bronkhial dan trakhea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.

Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan oksigen
dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan
kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bias menimbulkan kematian. Kalau
penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya
orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap, dll. bila oksigen tidak
mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti menjadi kebiru-biruan misalnya di bibir,
telinga, lengan, dan kaki (sianosis).

Pengambilan udara pernapasan dikenal dengan inspirasi dan pengeluaran udara pernapasan
disebut dengan ekspirasi. Mekanisme pertukaran udara pernapasan berlangsung di alveolus
disebut pernapasan eksternal. Udara pernapasan selanjutnya diangkut oleh hemoglobin dalam
eritrosit untuk dipertukarkan ke dalam sel. Peristiwa pertukaran udara pernapasan dari darah
menuju sel disebut pernapasan internal. Aktivitas inspirasi dan ekspirasi pada saat bernapas
selain melibatkan alat-alat pernapasan juga melibatkan beberapa otot yang ada pada tulang rusuk
dan otot diafragma (selaput pembatas rongga dada dengan rongga perut). Masuk keluarnya udara
dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan
udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara
(ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah pertukaran gas,
tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada tempat ini tidak terjadi pertukaran gas,
seperti pada hidung, faring dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi, sebab tidak berguna
dalam proses pertukaran gas. Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali dikeluarkan adalah udara
ruang rugi, sebelum udara di alveoli sampai ke udara luar. Oleh karena itu, ruang rugi merupakan
kerugian dari gas ekspirasi paru-paru. Ruang rugi dibedakan lagi menjadi ruang rugi anatomik
dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasan
selain alveoli dan daerah pertukaran gas lain yang berkaitan erat. Kadang-kadang, sebagian
alveoli sendiri tidak berungsi atau hanya sebagian berfungsi karena tidak adanya atau buruknya
aliran darah yang melewati kapiler paru-paru yang berdekatan. Oleh karena itu, dari segi
fungsional, alveoli ini harus juga dianggap sebagai ruang rugi dan disebut sebagai ruang rugi
fisiologis.

Baca juga: 2 Cara Mengembang Kempiskan Paru-Paru

3.1. Pernapasan Dada


Pada pernapasan dada, otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang
rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan dalam
mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau
mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula.

a. Inspirasi

Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada mengembang.
Pengembangan rongga dada menyebabkan volume paru-paru juga mengembang akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.

b. Ekspirasi

Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antartulang rusuk ke posisi semula yang
dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Rongga dada yang
mengecil menyebabkan volume paru-paru juga mengecil sehingga tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar. Hal tersebut menyebabkan udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.

3.2. Pernapasan Perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot


diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada

a. Inspirasi

Pada saat pengambilan udara (inspirasi) tahap-tahap yang terjadi dan dapat dirasakan adalah
diafragma berkontraksi sehingga diafragma menjadi datar dan otot antartulang rusuk sebelah luar
juga berkontraksi yang diikuti dengan terangkatnya tulang rusuk yang menyebabkan rongga dada
membesar. Membesarnya rongga dada ini menyebabkan tekanan di dalam rongga dada mengecil
sehingga memungkinkan paru-paru dapat mengembang. Mengembangnya paru-paru
memungkinkan tekanan di dalam ruang paru-paru mengecil bahkan lebih kecil dari udara luar
sehingga udara dapat masuk secara berurutan ke lubang hidung - rongga hidung > faring >
trakea (melaui glottis) > bronkus (kanan-kiri) > bercabang 22× (bronkiolus-bronkiolus) alveolus
(kantong-kantong kecil).

b. Ekspirasi

Pada saat pengeluaran udara (ekspirasi) tahap-tahap yang dapat dirasakan adalah diafragma
relaksasi sehingga kembali ke posisis semula dan otot antarrusuk dalam kontraksi menyebabkan
tulang rusuk kembali ke posisi semula sehingga rongga dada mengecil. Rongga dada mengecil
sehingga menyebabkan tekanan di dalam rongga dada meningkat yang mengakibatkan ruang
paru-paru mengecil.Mengecilnya ruang paru-paru menyebabkan membesaranya tekanan di
dalam paru-paru sehingga udara akan mengalir keluar dari alveolus melalui bronkiolus > bronkus
> trakea glotis > faring > rongga hidung > lubang hidung.

4. Bagian-Bagian Paru-Paru

Berikut adalah bagian-bagian paru-paru. Semua penjelasannya menggunakan Bahasa Indonesia.

Berdasarkan gambar sistem pernapasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa paru-paru
terdiri dari:

Trakea

Bronkus
Rongga pleura

Paru-paru kanan

Paru-paru kiri

Tulang rusuk

Otot intercosta

Diafragma

Berikut adalah penjelasan dari beberapa bagian penting paru-paru:

Trachea atau batang tenggorokan berupa pipa tempat lalunya udara. Udara yang dihirup dari
hidung dan mulut akan ditarik ke trachea menuju paru-paru.

Bronchi merupakan batang yang menghubungkan paru-paru kanan dan kiri dengan trachea.
Udara dari trachea akan di bawa keparu-paru lewat batang ini.

Bronchioles merupakan cabang-cabang dari bronchi berupa tabung-tabung kecil yang jumlahnya
sekitar 30.000 buah untuk satu paru-paru. Bronchioles ini akan membawa oksigen lebih jauh ke
dalam paru-paru.

Alveoli merupakan ujung dari bronchioles yang jumlahnya sekitar 600 juta pada paru-paru
manusia dewasa. Pada aveoli ini oksigen akan didifusi menjadi karbondioksida yang diambil dari
dalam darah.

5. Proses Pernapasan di Dalam Paru-Paru

Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring > trakea > bronkus >
paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada waktu menarik
nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares) kiri dan kanan selain melalui
mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di bagian dalam lubang
hidung.

Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma
melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini
disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk
juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.
Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang,
sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran pernapasan akhirnya
udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.

Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-pharinx) lalu
kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx).

Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari sana diteruskan
ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat
percabangan dan akhirnya berhubungan di alveolus di paru-paru. Jika Oksigen sudah sampai
pada bronkus, maka oksigen siap untuk masuk ke dalam saluran paru-paru.

Oksigen akan berdifusi lewat pembuluh darah berupa kapiler-kapiler arteri dengan cara difusi.
Kapiler-kapiler ini terdapat pada alveolus yang merupakan cabang dari Bronkiolus. Pada
alveolus ini akan terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.

Udara yang diserap melalui alveolus akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya dialirkan ke
vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Oksigen diikat oleh hemoglobin dalam sel-sel
darah merah (eritrosit). Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung, lalu diedarkan ke
seluruh sel-sel tubuh yang nantinya akan digunakan oleh mitokondoria alam respirasi tingkat
seluler untuk menghasilkan energi berupa ATP (Adenosin Tripospat).

Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui hidung
kembali. Karbondioksida akan dibawa oleh kapiler vena untuk dibawa ke alveolus dan akan
dikeluarkan di alveolus melalui proses respirasi. Pengeluaran napas disebabkan karena
melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot
perut. Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak
ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik.
Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati
saluran pernapasan.
Ringkasan jalannya Udara Pernapasan:

Udara masuk melalui lubang hidung

melewati nasofaring

melewati oral farink

melewati glotis

masuk ke trakea

masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus

masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus

udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)

6. Kapasitas Paru-Paru

Kapasitas paru-paru adalah kemampuan paru-paru menampung udara pernapasan yang dapat
diuraikan sebagai berikut.

Udara tidal, yaitu udara yang keluar masuk paru-paru pada saat pernapasan biasa. Jumlah
volume udaranya sebesar 500 mL.

Udara komplementer, yaitu udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi biasa. Besar volume
udaranya sekitar 1,5 liter.

Udara suplementer, yaitu udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi biasa.
Besar volume udaranya sekitar 1,5 liter.

Kapasitas vital paru-paru, yaitu kemampuan paru-paru untuk melakukan respirasi sekuat-kuatnya
atau merupakan jumlah udara tidal, udara komplementer, dan udara suplementer. Jadi besarnya
volume kapasitas vital paru-paru kurang lebih 4 liter.

Kapasitas vital = V tidal + V cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.

Udara residu, yaitu udara yang masih terdapat di dalam paru-paru setelah melakukan respirasi
sekuat-kuatnya. Jumlahnya kurang lebih 500 mL.

Volume total paru-paru (total lung volume), yaitu seluruh udara yang dapat ditampung oleh paru-
paru.

V total paru-paru = V sisa + Kapasitas Vital


Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4.500 cc. Udara ini dikenal
sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.

Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai
3.500 cc, yang 1.000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa
mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital setiap orang berbeda-
beda. Kapasitas vital dapat kalian rasakan saat kalian menghirup napas sedalam mungkin dan
kemudian menghembuskanya sekuat mungkin. Cara mengukurnya dapat dilakukan dengan alat
spirometer. Spirometer merupakan alat pengukur kapasitas paru-paru seseorang. Spirometer
yang konvensional terbuat seperti tangki yang memiliki selang. Seseorang yang ingin
mengetahui kapasitas paru-parunya dapat menghembuskan napas pada selang. Pada alat yang
lebih modern, spirometer telah dihubungkan dengan komputer.

Dalam keadaan normal, kegiatan inspirasi dan ekspirasi dalam bernapas hanya menggunakan
sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal ± 500 cc).Kapasitas tidal adalah jumlah
udara yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi
maupun ekspirasi menggunakan sekitar 1.500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume =
inspiratory reserve volume = 1.500 cc). Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses
pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3.500 cc. Besarnya volume udara
pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan,
kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.

You might also like