Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
RONDE KEPERAWATAN
A. Pengertian
B. Tujuan
1. Tujuan bagi perawat
Menurut Armola et, al (2010) dalam Saleh (2012) tujuan ronde
keperawatan bagi perawat adalah (1) melihat kemampuan staf dalam
memanajemen pasien; (2) mendukung pengembangan professional dan
peluang pertumbuhan; (3) meningkatkan pengetahuan perawat dengan
menyajikan dalam format studi kasus; (4) menyediakan kesempatan
pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan
klinis; (5) membangun kerjasama dan rasa hormat; serta (6)
meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan.
2. Tujuan bagi pasien
Clement (2011) dalam Saleh (2012)menjelaskan tujuan ronde
keperawatan untuk pasien adalah untuk (1) mengamati kondisi fisik dan
mental pasien dan kemajuan dari hari ke hari; (2) mengamati pekerjaan
staf; (3) membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan
ke dokter mengenai kondisi pasien; (4) memperkenalkan pasien ke
petugas dan sebaliknya; (5) melaksanakan rencana yang dibuat untuk
perawatan pasien; (6) mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan
pasien; (7) memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang
diberikan pada pasien; (8) memeriksa kondisi pasien sehingga dapat
dicegah seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb; (9) membandingkan
manifestasi klinis penyakit pada pasien; serta (10) memodifikasi
tindakan keperawatan yang diberikan.
C. Karakteristik
Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat assosiate, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi
bersama
4. Konsuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.
A. Latar Belakang
Penyakit dan hospitalisasi sering menjadi krisis pertama yang harus
dihadapi anak (Wong et al, 2009). Perawatan anak di rumah sakit merupakan
pengalaman yang penuh stress, baik bagi anak maupun orang tua (Supartini,
2012). Pencetus terjadinya stress pada anak karena perubahan lingkungan dan
status kesehatan yang dialaminya (Ramdaniati etal, 2016). Cemas yang dialami
anak merupakan perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan
gelisah disertai dengan respon otonom, sumber terkadang tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu, perasaan yang was-was untuk mengatasi bahaya (Nanda,
2012).
Terapi bermain puzzle merupakan salah satu terapi bermain yang dapat
diberikan pada anak yang berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga dapat melatih
kemampuan otak dan meningkatkan kemampuan mental (Nabors, 2013). Melalui
bermain puzzle anak diberi kesempatan untuk bermain dan melatih otak dalam
menyusun puzzle secara acak. (Jessee, 2012). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Robertson (2012) puzzle dapat meningkatkan kemampuan mental
dan dapat menurunkan kecemasan anak. Bermain ini menggunakan objek yang
dapat melatih kemampuan keterampilan anak yang diharapkan mampu untuk
berkreatif dan terampil dalam berbagai hal. Sifat permainan ini adalah sifat aktif
dimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu
seperti bermain dalam puzzle gambar, disini anak selalu dipacu untuk selalu
terampil dalam meletakkan gambar yang telah dibongkar.
Berdasarkan hasil observasi, pasien yang dirawat diruang ruang rawat inap
anak akut RSUP Dr. M. djamil Padang pada hari selasa 15 Oktober 2018, terdapat
10 pasien takut untuk dilakukan perawatan seperti menangis saat melihat tenaga
medis. Oleh sebab itu perlu diadakan ronde keperawatan berupa pemberian
informasi mengenai ”Penanganan kecemasan pada anak dengan terapi bermain
puzzle” di Ruang rawat inap anak akut RSUP Dr. M. djamil Padang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti ronde diharapkan perawat ruangan dan keluarga
mengetahui tentang kecemasan pada anak dan penanganannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti ronde diharapkan peserta mengetahui:
a. Pengertian hospitalisasi
b. Dampak hospitalisasi
c. Pengertian kecemasan
d. Penyebab kecemasan
e. Cara penanganan kecemasan
f. Manfaat terapi bermain
g. Cara pelaksanaan terapi bermain puzzle
C. Pelaksanaan Kegiatan
1) Topik
Penanganan kecemasan pada anak dengan terapi bermain puzzle
2. Sasaran
Sasaran : Perawat Associeate ,pasien dan keluarga pasien ruang rawat
inap anak akut RSUP Dr M Djamil Padang
1) Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
5) Setting Tempat
Keterangan :
7. Kriteria evaluasi
Evaluasi struktur
- Kegiatan ronde terlaksana sesuai waktu
- Peserta ronde dapat hadir sesuai rencana
Evaluasi proses
- Peserta ronde berperan aktif dalam kegiatan ronde
- Selama ronde berlangsung, semua peserta dapat mengikuti
dengan penuh perhatian
Evaluasi hasil
- Pasien puas dengan hasil kegiatan
- Peserta Rond emampu:
Peserta ronde mampu menyebutkan cara penanganan
kecemasan pada anak dengan terapi bermain puzzle
Berpikir kritis
Tumbuh pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal
dari masalah klien ataupun dari perawat sendiri
Meningkatkan pola pikir sistematis
Mengaplikasikan latihan pembelajaran pada praktek klinik
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
PENANGANAN KECEMASAN PADA ANAK DENGAN TERAPI
BERMAIN PUZZLE
A. Pengertian Hopitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang menjadi alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani
terapi pengobatan dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah
(Supartini, 2012). Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam
bagi anak karena stresor yang dihadapi menyebabkan perasaan tidak nyaman
sehingga dapat membuat mereka merasa cemas dan ketakutan (Susilaningrum,
2013). Keadaan ini dapat dilihat dari perubahan tanda-tanda vital tubuh
seperti, perubahan denyut nadi, pola pernapasan dan suhu tubuh
(Kusmaningrum dkk, 2011).
B. Dampak Hospitalisasi
Perawatan anak di rumah sakit membuat anak menjadi cemas, takut, sedih
dan timbul perasaan tidak nyaman lainnya (Supartini, 2012). Penelitian Utami
(2014) membuktikan bahwa hospitalisasi anak dapat menjadi suatu
pengalaman yang menimbulkan trauma bagi anak, sehingga menimbulkan
reaksi tertentu yang akan berdampak pada kerja sama dengan anak saat
melakukan perawatan pada anak selama di rumah sakit.
C. Pengertian Kecemasan
Kecemasan atau ansietas merupakan gangguan alam perasaan yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, pada seseorang yang mengalami kecemasan tidak terjadi
gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh, prilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas normal (Hawari, 2008). Ansietas adalah
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan
tidak pasti dan tidak berdaya (Supartini, 2012). Keadaan emosi pada ansietas
tidak memiliki objek spesifik, dialami secara subjektif dan dikomunikasikan
secara interpersonal. Anisetas berbeda dengan rasa takut yang merupakan
penilaian intelektual terhadapbahaya, sedangkan kecemasan merupakan
respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart, 2013).
sakit selanjutnya.
f. Menghilangkan kesalahpahaman anak dengan prosedur
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak Edisi Revisi.
Jakarta : Salemba Medika.
Ahsan. (2015). Effect of play with coloring with decreasing maladaptive behavior
score of pre school children aged 3-5 years which experience
hospitalization in hospital of kediri district. Brawijaya University.
Kazemi, S., Shima, K., Koosha, G., Sima, B & Leila Kashani. (2012). Music and
Anxiety in Hospital Hospitalized Children. Journal of Clinical and
Diagnostic Research , 6 (1), 94-96.
Kusumaningrum, A., Gultom, E.A. & Dewi, N.R. (2011). Physiologic and
psychologic benefits of therapeutic storytelling to inpatient children.
Jurnal keperawatan, 1(1), 71-74.
Jessee, P. O., Wilson, H. & Morgan, D. (2012). Medical Play for Young Children.
Childhood Education, 76:4, 215-218.
Li, W. H., Chung, J. O. K., Ho, K. Y. & Kwok, B. M. C. (2016). Play intervention
to reduce anxiety and negative emotions in hospitalized children. BMC
Pediatircs, 16:36.