You are on page 1of 11

PERILAKU KEORGANISASIAN

EMA 224 A
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

Oleh Kelompok 4:
Amrullah Hanif Azam (1607531015 / 12)
I Kadek Arista Dwi Pratama (1607531054 / 27)
Ni Putu Ayu Nikita Sari Wulan (1607531059 / 28)
Ida Ayu Jiva Maheswari (1607531061 / 29)
Made Sawitri Kumala Dewi (1607531062 / 30)

Disampaikan Kepada :
Dr. Dra. Desak Ketut Sintaasih, M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Materi Pokok: Konsep Dasar Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
2. Teori Munculnya/Lahirnya Pemimpin/Kepemimpinan
3. Teori-teori Kepemimpinan
4. Pemimpin vs Manajer
5. Peran Pemimpin
6. Pemimpin yang Efektif
7. Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kepemimpinan
8. Isu-isu Kontemporer dalam Kepemimpinan
9. Implikasi Manajerial dalam Kepemimpinan

1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah salah satu topik perilaku organisasi lain yang sangat banyak
mendapat perhatian. Hampir semua penelitian tentang kepemimpinan diarahkan untuk
menjawab “Apa itu seorang pemimpin yang efektif?” Kepemimpinan adalah merupakan
intisari dari manajemen organisasi, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas
yang terjadi dalam suatu organisasi. Jadi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menggiring dam mempengaruhi prestasi organisasi. Ada beberapa definisi
tentang kepemimpinan (dalam Komang Ardana, 2013), yaitu:
1. Proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu (Indriyo Gitosudarmo, 1997).
2. Proses mempengaruhi perilaku orang lain agar orang tersebut berperilaku seperti yang
dikehendakinya (Nimran, 1999).
3. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan
(Robbins dan Coulter, 2004).
4. Proses memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan pengaruh pribadi (Sukanto
Reksohadiprojo dalam Djatmiko, 2002).
5. Kecakapan yang membuat orang lain mengikuti dan melakukan dengan sukarela
“segala sesuatu” yang dikehendaki (Lester R. Bittel dan John W. Newstrom yang
dikutip oleh LPPM, 1998).
6. Suatu perilaku seseorang yang mengarahkan aktivitas kelompok dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan (Hemphil dan Coons yang dikutip oleh LPPM, 1998).

2. TEORI MUNCULNYA/LAHIRNYA PEMIMPIN/KEPEMIMPINAN


Menurut Djanalis Djanaid (2001) dalam Komang Ardana (2013), ada tiga teori tentang
lahirnya pemimpin yaitu sebagai berikut:
1. Teori Keturunan, bahwa pemimpin itu muncul karena sifat yang dibawanya sejak
lahir. Ini berarti seseorang akan jadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan
bakat kepemimpinan.

2
2. Teori Pengaruh Lingkungan, menurut teori ini pemimpin itu dibentuk karena
lingkungan hidupnya bukan karena keturunan. Ini berarti setiap orang mampu
menajdi pemimpin apabila diberi kesempatan.
3. Teori Kelompok Campuran, menurut teori ini pemimpin itu memiliki bakat yang
dibawa sejak lahir kemudian berkembang melalui pendidikan dan pengalaman
terutama dalam berinteraksi dengan orang lain.

3. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Great Man dan Teori Big Bang
Dalam teori Great Man dan Big Bang, suatu kepemimpinan merupakan bakat atau
bawaan yang sudah muncul sejak seseorang dilahirkan ke dunia.Bennis & Nanus
(1990) menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin bukan diciptakan, tetapi
melainkan dilahirkan.
Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan
memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk
menempati posisi sebagai pemimpin. Suatu peristiwa besar bisa menciptakan
seseorang menjadi pemimpin. Seorag pemimpin mampu mengintegrasikan antara
situasi dan pengikut. Dan situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi,
kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll. Dalam hal ini, pengikut adalah
orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
2. Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian / Trait Theories
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang
dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dan titik tolak teori ini menyebutkan bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik
maupun psikologis. Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri
kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil
belajar. Tetapi, di dalam Teori Sifat, terdapat kelemahan yaitu, tidak selalu ada
relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan,
situasi dan kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari
yang lain.
3. Teori Perilaku (Behavior Theories)
Disebutkan di dalam teori ini, bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat
tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpina. Gaya
atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan,

3
cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara
mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara
menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi.
4. Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Teori Kontingensi atau Teori Situasional ini menyebutkan bahwa resistensi atas
teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua
situasi. Teori ini berpendapat bahwa tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik
untuk mengelola dan mengurus satu organisasi.
3.1 Tipologi Kepemimpinan
Kepemimpinan pada dasarnya dapat dibagi menjadi lima tipe, yaitu:
1. Tipe Otokratik
Pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang
sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang
menonjolkan “keakuannya”, seperti: kurang menghargai harkat dan martabat bawahan
dan pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Tipe Paternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang
kebapakan dengan sifat-sifat seperti menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, jarang memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, hampir tidak pernah
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, selalu bersikap maha tahu
dan maha benar.
3. Tipe Karismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan
yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut
yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan
teguh pada pendirian sendiri.
4. Tipe Laisses Faire
Pada tipe kepemimpinan ini pemimpin disini tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi
sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak

4
bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak
mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin
biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme.
Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
5. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan
yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan
nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan
bidangnya masing-masing.
4. PEMIMPIN VS MANAJER
Menurut Warren Bennis yang dikutip oleh LPPM Jakarta(1998), perbedaanpemimpin dan
manajer adalah orang yang menguasai lingkungan dan mereka yangmenyerah kepadanya.
Ada perbedaan-perbedaan lain yang sangat besar dan penting,yaitu:
1. Manajer mengelola, pemimpin menemukan (inovasi)
2. Manajer adalah tiruan, pemimpin adalah orisinal
3. Menajer mempertahankan, pemimpin mengembangkan
4. Manajer berfokus pada sistem dan struktur, pemimpin berfokus pada orang
5. Manajer bergantung pada pengendalian, pemimpin membangkitkan kepercayaan
6. Manajer memiliki pandangan jangka pendek, pemimpin memiliki perspektif jangka
panjang
7. Manajer bertanya bagaimana dan kapan, pemimpin bertanya apa yang
berikutnyadikerjakan dan bagaimana.
8. Manajer lebih memperhatikan pada hasil akhir, pemimpin memberi perhatian
padamasa depan.
9. Manajer meniru, pemimpin memulai.
10. Manajer menerima status quo, pemimpin menentangnya.
Menurut Djanalis Djanaid (1996) perbedaan pemimpin dan manajer adalah
sebagaiberikut.
1. Manajer diangkat oleh kekuasaan, pemimpin oleh pengikut
2. Manajer mengandalkan pada kekuasaan, pemimpin mengandalakan personal power
3. Manajer bertindak sebagai penguasa, pemimpin sebagai pencetus ide
4. Manajer bertanggung jawab pada atasan, pemimpin pada anak buah
5. Manajer bagian dari organisasi, pemimpin bagian dari pengikut.

5
5. PERAN PEMIMPIN
Menurut Burt Nanus yang dikutip dari Lembaga Pendidikan dan
PengembanganManajemen Jakarta (1998), seorang pemimpin diharapkan dapat berperan
sebagaipemberi arah, agen perubahan, pembicara, dan pembina.Sedangkan menurut Djanalis
Djanaid (1996) peran atau fungsi seorang pemimpin yaitusebagai pengambil keputusan,
memotivasi anak buah, sebagai sumber informasi,menciptakan inspirasi, menciptakan
keadilan, sebagai katalisator, sebagai wakilorganisasi, menyelesaikan konflik, dan memberi
sugesti pada anak buah.

6. PEMIMPIN YANG EFEKTIF


Menurut hasil penelitian yang dilakukan olehChristopher T. Selvarajah dan kawan –
kawan yang dikutip oleh Lembaga Pendidikan danPembinaan Manajemen (LPPM) Jakarta
(1998), kategori seorang pemimpin yang efektifdibedakan berdasarkan:
1. Kualitas pribadi meliputi nilai-nilai pribadi, keterampilan, keyakinan, sikap,
danperilaku-perilaku pimpinan suatu profesi atau organisasi.
2. Perilaku manajerial meliputi nilai-nilai, sikap, tindakan, dan gaya memimpin yang
dituntut dalam tugas manajemen.
3. Tuntutan organisasional menunjukkan cara manajer mengelola peraturan-
peraturan,struktur, peran-peran, sasaran organisasi, tuntutan, tekanan, dan imbalan-
imbalan.
4. Pengaruh-pengaruh lingkungan merupakan faktor-faktor luar organisasi
yangberpengaruh pada operasional dan kesuksesan organisasi.

7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya
bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. Namun
ada beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi kepemimpinan tersebut, diantaranya
adalah:
1. Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan personal adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin
dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika
seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika
mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi
pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan

6
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara
potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan
yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
2. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak
dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan
terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama
tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-
sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya
pengarauh yang berbeda.
3. Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat
situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang
karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota
organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas
maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual
adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan
memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.

8. ISU-ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN


Teori Kepemimpinan kontemporer merupakan teori yang dikembangkan baru-baru ini.
Terdapat tiga teori kepemimpinan kontemporer yang komponen umumnya adalah bahwa
teori itu menampilkan pemimpin sebagai sosok yang yang menggunakan kata-kata, gagasan
dan kehadiran fisik mereka untuk ‘memerintah pasukan’. Untuk memahami kekuatan kata-
kata dalam menginspirasi yang lain, kita lebih dahulu perlu meninjau konsep pembingkai
(framing). Pembingkaian (framing) adalah suatu cara menggunakan bahasa untuk mengelola
makna. Ini merupakan cara pemimpin untuk mempengaruhi bagaimana suatu kejadian harus
dilihat atau dipahami.
1. Kepemimpinan Kharismatik
Menurut kepemimpinan kharismatik, para pengikut terpicu kemampuan
kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-
perilaku tertentu pemimpin mereka. Apakah Pemimpin Kharismatik Dilahirkan atau
Diciptakan?

7
Walaupun minoritas kecil masih berpikir bahwa kharisma tidak dapat dipelajari,
sebagian besar pakar berkeyakinan bahwa individu dapat dilatih untuk
memperlihatkan perilaku kharismatik dan dengan demikian dapat disebut “pemimpin
kharismatik”.
2. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang memandu atau yang memotivasi para
pengikut mereka menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan
peran dan tugas. Sedangkan Pemimpin Transformasional adalah pemimpin yang
menginspirasi para pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan yang
mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikut.
3. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan Visioner merupakan kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan
visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit
organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Kualitas visi, sifat
dasar yang menentukan keberhasilan tampaknya adalah kemungkinannya
memberikan inspirasi yang berpusat pada nilai dan dapat diwujudkan, disertai
gambaran dan artikulasi yang unggul.

8.1 Kepercayaan dan Kepemimpinan


Kepercayaan merupakan atribut utama yang dikaitkan dengan kepemimpinan.
Kepercayaan dan dapat dipercaya membantu pemimpin untuk mendapatkan pengetahuan dan
kerja sama yang dibutuhkannya. Bila pengikut mempercayai pemimpinnya, mereka akan
bersedia menanggung dampak dari tindakan sang pemimpin, karena yakin bahwa dan
kepentingan mereka tidak akan salah digunakan. Orang tidak mau mengikuti seseorang yang
mereka anggap tidak jujur atau memanfaatkan mereka. Beberapa jenis kepercayaan, yaitu:
1. Kepercayaan Berbasis Pencegahan
Hubungan yang paling rapuh terhadap dalam kepercayaan berbasis pencegahan
(deference – based trust). Satu saja, pelanggaran atau inkonsistensi akan merusak
hubungan. Bentuk kepercayaan seperti ini didasarkan pada kekhawatiran akan
terjadinya pembalasan dendam jika kepercayaan di khianati. Kepercayaan berbasis
pencegahan hanya bisa berhasil sampai pada tingkat dimungkinkannya ada hukuman,
konsekuensi yang jelas, dan hukuman tersebut benar-benar diberlakukan bila
kepercayaan dilanggar. Agar tetap bertahan, potensi kerugian dari interaksi di masa

8
datang dengan pihak lain harus melampui potensi keuntungan akibat melanggar
ekspektasi.
2. Kepercayaan Berbasis Pengetahuan
Kebanyakan hubungan organisasi berakar pada kepercayaan berbasis pengetahuan
(knowledge-based trust). Artinya, kepercayaan didasarkan pada kemampuan
memprediksi perilaku yang bersumber dan pengalaman berinteraksi. Kepercayaaan
berbasis pengetahuan mengendalkan informasi dan bukan pencegahan. Pengethuan
mengenai pihak lain dan kemampuan memprediksi sikap-sikap mereka menggantikan
kontrak, hukuman, dan perjanjian hukum yang umum berlaku pada kepercayaan
berbasis pencegahan. Pengetahuan ini terus berkembang dari waktu ke waktu,
bertambah seiring pengalaman sehingga terbangun kepercayaan dan kemampuan
untuk memprediksi
3. Kepercayaan Berbasis Identifikasi
Tingkat kepercayaan yang tertinggi dicapai bila terjalin hubungan emosional
antarpihak yang ada. Hal ini memungkinkan satu pihak bertindak sebagai seorang
agen bagi yang lain dan menggantikan orang tersebut dalam transaksi antarpersonal,
yang disebut sebagai Kepercayaan Berbasis Identifikasi (identification-based trust).
Kepercayaan muncul karena pihak-pihak saling memahami niat dan menghargai
keinginan yang lain. Pemahaman mutual ini dibangun sampai ke titik tertentu
sehingga masing-masing bertindak secara efektif demi pihak lain.

8.2 Peran Kepemimpinan Kontemporer


1. Menyediakan Kepemimpinan Tim
Kepemimpinan mendapatkian tempat yang semakin pentung dalam konteks tim.
Ketika tim semakin popular, peran pemimpin dalam mamandu anggota tim menjadi
semakin penting. Pemimpin yang efektif dalam sebuah tim harus dapat
menyeimbangkan saat untuk meninggalkan tim dan saat untuk turun tangan ke dalam
tim.
2. Mentoring
Banyak pemimpin menciptakan hubungan mentoring. Mentor adalah karyawan yang
mensponsori dan mendukung karyawan lain yang kurang berpengalaman. Hubungan
mentoring dijelaskan dalam 2 kategori fungsi umum – fungsi karier dan fungsi
psikososial.
3. Kepemimpinan Diri

9
Merupakan serangkaian proses yang digunakan individu untuk mengendalikan
perilaku mereka sendiri. Beberapa cara para pemimpin menciptakan para pemimpin
diri, yaitu:
a. Menjadi model pemimpin bagi diri sendiri
b. Doronglah karyawan menciptakan sasaran yang tersendiri diciptakan sendiri
c. Doronglah penggunaan imbalan diri untuk memperkuat dan meningkatkan
perilaku yang diinginkan
d. Ciptakanlah pola berpikir yang positif
e. Ciptakanlah iklim kepemimpinan diri
f. Doronglah kritik diri

9. IMPLIKASI MANAJERIAL DALAM KEPEMIMPINAN


Dalam era yang penuh perubahan akan muncul berbagai persoalan. Persoalan yang ada
tidak akan memperoleh solusi yang tepat dan benar tanpa organisasi yang sukses dan
organisasi tidak akan mencapai sukses tanpa pemimpin yang efektif. Berangkat dari sini
maka besar implikasinya bagi suatu organisasi bila tanpa didukung oleh manajer-manajer
yang memiliki jiwa kepemimpinan memadai. Menurut Tanadi Santoso, memberi tips lima
langkah agar seseorang dapat maju menjadi pemimpin yang lebih baik.
1. Pertama, mempelajari impian ideal tentang diri sendiri. Contohnya; mencoba secara
serius berfikir apa yang ingin dicapai 15 tahun mendatang.
2. Kedua, melihat diri sendiri saat ini secara jujur dan terbuka. Bercermin dan
menganalisis secara kritis diri sendiri. Lalu, menuliskan kualitas apa saja yang belum
dipunyai dengan membandingkan keadaan impian dan kenyataan sekarang.
3. Ketiga, membuat agenda kerja tentang apa yang harus dipelajari dan dilatih untuk
mencapai ideal.
4. Keempat, melangkah melalui pelatihan, pemikiran, penajaman perasaan, dan
penyempurnaan diri.
5. Kelima, mencari orang yang dapat diajak membantu memperlancar dan mengawasi
perubahan diri menuju perbaikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang., Mujiati, Ni Wayan., dan Ayu Sriathi Anak Agung. 2009. Perilaku
Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12. Jakarta:
Salemba Empat.

11

You might also like