Professional Documents
Culture Documents
1
1) Metode Iterasi Jacobi
Iterasi Jacobi menggunakan rumusan rekursif untuk menghitung nilai
pendekatan solusi persamaan. Proses iterasi dilakukan sampai dicapai suatu nilai
yang konvergen dengan toleransi yang diberikan. Teknik iteratif jarang digunakan
untuk menyelesaikan SPL berukuran kecil karena metode-metode langsung
seperti metode eliminasi Gauss lebih efisien dari pada metode iteratif. Akan
tetapi, untuk SPL berukuran besar dengan persentase elemen nol pada matriks
koefisien besar, teknik iteratif hasil lebih teliti, waktu komputasi lebih cepat, dan
penggunaan memory yang lebih sedikit jika dibanding dengan metode eliminasi
Gauss.
Lihat persamaan berikut :
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + 𝑎13 𝑥3 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + 𝑎23 𝑥3 = 𝑏2
𝑎31 𝑥1 + 𝑎32 𝑥2 + 𝑎33 𝑥3 = 𝑏3
Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk :
1
𝑥1 = 𝑎 (𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 − 𝑎13 𝑥3 ) = 𝐹1 (𝑥1,𝑥2 ,𝑥3 )
11
1
𝑥2 = 𝑎 (𝑏2 − 𝑎21 𝑥1 − 𝑎23 𝑥3 ) = 𝐹2 (𝑥1,𝑥2 ,𝑥3 )
22
1
𝑥3 = 𝑎 (𝑏3 − 𝑎31 𝑥1 − 𝑎32 𝑥2 ) = 𝐹3 (𝑥1,𝑥2 ,𝑥3 )
33
2
mendapatkan koreksi perhitungan dari iterasi
1
𝑥1 (2) = (𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 (1) − 𝑎13 𝑥3 (1) ) = 𝐹1 (𝑥1 (1) , 𝑥2 (1) , 𝑥3 (1) )
𝑎11
1
𝑥2 (2) = (𝑏 − 𝑎21 𝑥1 (1) − 𝑎23 𝑥3 (1) ) = 𝐹2 (𝑥1 (1) , 𝑥2 (1) , 𝑥3 (1) )
𝑎22 2
1
𝑥3 (2) = (𝑏 − 𝑎31 𝑥1 (1) − 𝑎32 𝑥2 (1) ) = 𝐹3 (𝑥1 (1) , 𝑥2 (1) , 𝑥3 (1) )
𝑎33 3
Secara umum, apabila akan dicari variabel n-persamaan dengan proses
iterasi, maka prosedur yang telah diuraikan dapat digunakan. Untuk iterasi ke-i,
perhitungan secara umum dinyatakan sebagai :
1
𝑥1 (𝑘+1) = (𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 (𝑘) − 𝑎13 𝑥3 (𝑘) − ⋯ − 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 (𝑘)
𝑎11
1
𝑥2 (𝑘+1) = (𝑏2 − 𝑎21 𝑥1 (𝑘) − 𝑎23 𝑥3 (𝑘) − ⋯ − 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 (𝑘)
𝑎22
...
1
𝑥3 (𝑘+1) = (𝑏𝑛 − 𝑎𝑛1 𝑥1 (𝑘) − 𝑎𝑛2 𝑥2 (𝑘) − ⋯ − 𝑎𝑛𝑛−1 𝑥𝑛−1 (𝑘)
𝑎𝑛𝑛
3
Contoh soal
Pandang sistem persamaan
4𝑥 − 𝑦 + 𝑧 = 7,
4𝑥 − 8𝑦 + 𝑧 = −21,
−2𝑥 + 𝑦 + 5𝑧 = 15
Persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :
7+𝑦−𝑧
𝑥=
4
21 + 4𝑥 + 𝑧
𝑦=
8
15 + 2𝑥 − 𝑦
𝑧=
5
Proses Iterasi Jacobinya sebagai berikut :
7 + 𝑦𝑘 − 𝑧𝑘
𝑥𝑘+1 =
4
21 + 4𝑥𝑘 + 𝑧𝑘
𝑦𝑘+1 =
8
15 + 2𝑥𝑘 − 𝑦𝑘
𝑧𝑘+1 =
5
Lihat bahwa jika kita memulai dengan (𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) = (1, 2, 2) maka
4
k xk yk zk
0 1 2 2
1 1,75 3,375 3
2 1,84375 3,875 3,025
3 1,9625 3,925 2,9625
4 1,990625 3,9765625 3
5 1,994140625 3,9953125 3,0009375
6 1,99859375 3,9971875 2,99859375
7 1,999648438 3,999121094 3
8 1,999780273 3,999824219 3,000035156
9 1,999947266 3,999894531 2,999947266
10 1,999986816 3,999967041 3
11 1,99999176 3,999993408 3,000001318
12 1,999998022 3,999996045 2,999998022
13 1,999999506 3,999998764 3
14 1,999999691 3,999999753 3,000000049
15 1,999999926 3,999999852 2,999999926
16 1,999999981 3,999999954 3
17 1,999999988 3,999999991 3,000000002
18 1,999999997 3,999999994 2,999999997
19 1,999999999 3,999999998 3
20 2 4 3
5
(0) (0)
(1) 𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 − 𝑎13 𝑥3
𝑥1 =
𝑎11
(1) (0)
(1) 𝑏2 − 𝑎21 𝑥1 − 𝑎23 𝑥3
𝑥2 =
𝑎22
(1) (1)
(1) 𝑏𝑛 − 𝑎31 𝑥1 − 𝑎32 𝑥2
𝑥3 =
𝑎𝑛𝑛
Jadi hasil yang telah diperoleh langsung digunakan pada perhitungan berikutnya.
Contoh
Pada contoh SPL diatas, dengan menggunakan iterasi Gauss-Seidel diperoleh
7+2−2
𝑥1 = = 1,75
4
21 + 4(1,75) + 2
𝑦1 = = 3,75
8
15 + 2(1,75) − 3,75
𝑧1 = = 2,95
5
Hasil iterasi selengkapnya diperlihatkan pada tabel berikut :
k xk yk zk
0 1 2 2
1 1.7500000 3.7500000 2.9500000
2 1.9500000 3.9687500 2.9862500
3 1.9956250 3.9960938 2.9990313
4 1.9992656 3.9995117 2.9998039
5 1.9999270 3.9999390 2.9999830
6 1.9999890 3.9999924 2.9999971
7 1.9999988 3.9999990 2.9999997
8 1.9999998 3.9999999 3.0000000
9 2.0000000 4.0000000 3.0000000
Dapat dilihat bahwa sampai iterasi ke-9 hasil sudah konvergen ke hasil yang
diharapkan.