You are on page 1of 6

Metode Numerik untuk Sistem Persamaan Linier

Sistem persamaan linear (SPL) dengan n peubah dinyatakan sebagai:


𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1
⋮ ⋮ ⋮ = ⋮
𝑎𝑛1 𝑥1 + 𝑎𝑛2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏𝑛
Dengan menggunakan perkalian matriks, persamaan di atas dapat ditulis sebagai
persamaan matriks
𝐴𝑥 = 𝑏
dengan
𝐴 = [𝑎𝑖𝑗 ] adalah matriks berukuran 𝑛 × 𝑛
𝑥 = [𝑥𝑗 ] adalah matriks berukuran 𝑛 × 1
𝑏 = [𝑏𝑖 ] adalah matriks berukuran 𝑛 × 1 (vektor kolom)
yaitu:

 a11 a12 ... a1n   x1   b1 


a    
 21 a22 ... a2n   x2   b2 
    
    
an1 an 2 ... ann   xn  bn 
Solusi SPL tersebut adalah himpunan nilai x1, x2, …, xn yang memenuhi n
buah persamaan. Solusi SPL dapat dicari dengan metode langsung dan metode tak
langsung (iteratif). Yang termasuk dalam metode langsung adalah eliminasi
Gauss, Gauss-Jordan, invers matriks dan dekomposisi LU. Metode-metode telah
dipelajari dalam Aljabar Linier Elementer. Metode tak langsung diantaranya
adalah iterasi Jacobi dan iterasi Gauss-Seidel, yang akan dipelajari pada bahasan
ini.
Pada metode tak langsung atau iteratif diperlukan syarat cukup agar iterasinya
konvergen, yaitu bahwa sistem dominan secara diagonal, atau
𝑛

|𝑎𝑖𝑖 | > ∑|𝑎𝑖𝑗 | , 𝑖 = 1,2, . . 𝑛


𝑗
𝑖≠𝑗

1
1) Metode Iterasi Jacobi
Iterasi Jacobi menggunakan rumusan rekursif untuk menghitung nilai
pendekatan solusi persamaan. Proses iterasi dilakukan sampai dicapai suatu nilai
yang konvergen dengan toleransi yang diberikan. Teknik iteratif jarang digunakan
untuk menyelesaikan SPL berukuran kecil karena metode-metode langsung
seperti metode eliminasi Gauss lebih efisien dari pada metode iteratif. Akan
tetapi, untuk SPL berukuran besar dengan persentase elemen nol pada matriks
koefisien besar, teknik iteratif hasil lebih teliti, waktu komputasi lebih cepat, dan
penggunaan memory yang lebih sedikit jika dibanding dengan metode eliminasi
Gauss.
Lihat persamaan berikut :
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + 𝑎13 𝑥3 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + 𝑎23 𝑥3 = 𝑏2
𝑎31 𝑥1 + 𝑎32 𝑥2 + 𝑎33 𝑥3 = 𝑏3
Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk :
1
𝑥1 = 𝑎 (𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 − 𝑎13 𝑥3 ) = 𝐹1 (𝑥1,𝑥2 ,𝑥3 )
11

1
𝑥2 = 𝑎 (𝑏2 − 𝑎21 𝑥1 − 𝑎23 𝑥3 ) = 𝐹2 (𝑥1,𝑥2 ,𝑥3 )
22

1
𝑥3 = 𝑎 (𝑏3 − 𝑎31 𝑥1 − 𝑎32 𝑥2 ) = 𝐹3 (𝑥1,𝑥2 ,𝑥3 )
33

Dengan syarat 𝑎11 , 𝑎22 , 𝑎33 ≠ 0


Apabila ditetapkan nilai awal 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 sebagai
𝑥1 (0) = 𝑥1, 𝑥2 (0) = 𝑥2, 𝑥3 (0) = 𝑥3
1
𝑥1 (1) = (𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 (0) − 𝑎13 𝑥3 (0) ) = 𝐹1 (𝑥1 (0) , 𝑥2 (0) , 𝑥3 (0) )
𝑎11
1
𝑥2 (1) = (𝑏2 − 𝑎21 𝑥1 (0) − 𝑎23 𝑥3 (0) ) = 𝐹2 (𝑥1 (0) , 𝑥2 (0) , 𝑥3 (0) )
𝑎22
1
𝑥3 (1) = (𝑏 − 𝑎31 𝑥1 (0) − 𝑎32 𝑥2 (0) ) = 𝐹3 (𝑥1 (0) , 𝑥2 (0) , 𝑥3 (0) )
𝑎33 3
Pendekatan kedua dengan nilai
𝑥1 (1) = 𝑥1 ; 𝑥2 (1) = 𝑥2 ; 𝑥3 (1) = 𝑥3

2
mendapatkan koreksi perhitungan dari iterasi
1
𝑥1 (2) = (𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 (1) − 𝑎13 𝑥3 (1) ) = 𝐹1 (𝑥1 (1) , 𝑥2 (1) , 𝑥3 (1) )
𝑎11
1
𝑥2 (2) = (𝑏 − 𝑎21 𝑥1 (1) − 𝑎23 𝑥3 (1) ) = 𝐹2 (𝑥1 (1) , 𝑥2 (1) , 𝑥3 (1) )
𝑎22 2
1
𝑥3 (2) = (𝑏 − 𝑎31 𝑥1 (1) − 𝑎32 𝑥2 (1) ) = 𝐹3 (𝑥1 (1) , 𝑥2 (1) , 𝑥3 (1) )
𝑎33 3
Secara umum, apabila akan dicari variabel n-persamaan dengan proses
iterasi, maka prosedur yang telah diuraikan dapat digunakan. Untuk iterasi ke-i,
perhitungan secara umum dinyatakan sebagai :
1
𝑥1 (𝑘+1) = (𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 (𝑘) − 𝑎13 𝑥3 (𝑘) − ⋯ − 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 (𝑘)
𝑎11
1
𝑥2 (𝑘+1) = (𝑏2 − 𝑎21 𝑥1 (𝑘) − 𝑎23 𝑥3 (𝑘) − ⋯ − 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 (𝑘)
𝑎22

...
1
𝑥3 (𝑘+1) = (𝑏𝑛 − 𝑎𝑛1 𝑥1 (𝑘) − 𝑎𝑛2 𝑥2 (𝑘) − ⋯ − 𝑎𝑛𝑛−1 𝑥𝑛−1 (𝑘)
𝑎𝑛𝑛

Penetapan nilai variabel menurut proses ini disebut Iterasi Jacobi


Dengan nilai awal sembarang, ada kemungkinan konvergensi tercapai
secara lambat, sehingga perlu ditetapkan syarat terjadinya konvergensi dalam
perhitungan iterasi, yaitu :
1
Maksimum (|𝑎 ∑𝑗≠𝑖 𝑎𝑖𝑗 ) < 1(𝑖 = 1, 2, … , 𝑛)
𝑖𝑖 |

Algoritma penyelesaian persamaan simultan dengan Iterasi Jacobi :


 Masukkan nilai matriks [A] dan [B] yang membentuk persamaan simultan
linear, serta toleransi perhitungan.

 Inisiasi nilai 𝑥 (0) .

 Hitung harga 𝑥 (1) dengan rumusan Iterasi Jacobi.

 Perikasa hasil perhitungan, jika telah memenuhi toleransi yang diberikan,


cetak. Nilai 𝑥 (1) sebagai hasil akhir perhitungan dan hentikan program,
jika tidak, lanjutkan ke langkah selanjutnya.

 Gantikan nilai 𝑥 (0) dengan 𝑥 (1) , dan ulangi langkah (c).

3
Contoh soal
Pandang sistem persamaan
4𝑥 − 𝑦 + 𝑧 = 7,
4𝑥 − 8𝑦 + 𝑧 = −21,
−2𝑥 + 𝑦 + 5𝑧 = 15
Persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :
7+𝑦−𝑧
𝑥=
4
21 + 4𝑥 + 𝑧
𝑦=
8
15 + 2𝑥 − 𝑦
𝑧=
5
Proses Iterasi Jacobinya sebagai berikut :
7 + 𝑦𝑘 − 𝑧𝑘
𝑥𝑘+1 =
4
21 + 4𝑥𝑘 + 𝑧𝑘
𝑦𝑘+1 =
8
15 + 2𝑥𝑘 − 𝑦𝑘
𝑧𝑘+1 =
5
Lihat bahwa jika kita memulai dengan (𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) = (1, 2, 2) maka

iterasi dalam persamaan di atas nampaknya konvergen ke selesaian (2, 4, 3).


Substitusikan 𝑥0 = 1, 𝑦0 = 2, 𝑧0 = 2 ke ruas kanan tiap persamaan tadi untuk
memperoleh nilai-nilai baru
7+2−2
𝑥1 = = 1,75
4
21 + 4 + 2
𝑦1 = = 3,375
8
15 + 2 − 2
𝑧1 = = 3,00
5
Titik baru 𝑃1 = (1,75; 3,375; 3,00) lebih dekat ke (2,4,3) dari pada 𝑃0 . Iterasi
dengan memakai persamaan tadi, membangun barisan titik {𝑃𝑘 } yang konvergen
ke solusi (2,4,3).
Tabel Iterasi Jacobi yang konvergen untuk sistem linear tersebut:

4
k xk yk zk
0 1 2 2
1 1,75 3,375 3
2 1,84375 3,875 3,025
3 1,9625 3,925 2,9625
4 1,990625 3,9765625 3
5 1,994140625 3,9953125 3,0009375
6 1,99859375 3,9971875 2,99859375
7 1,999648438 3,999121094 3
8 1,999780273 3,999824219 3,000035156
9 1,999947266 3,999894531 2,999947266
10 1,999986816 3,999967041 3
11 1,99999176 3,999993408 3,000001318
12 1,999998022 3,999996045 2,999998022
13 1,999999506 3,999998764 3
14 1,999999691 3,999999753 3,000000049
15 1,999999926 3,999999852 2,999999926
16 1,999999981 3,999999954 3
17 1,999999988 3,999999991 3,000000002
18 1,999999997 3,999999994 2,999999997
19 1,999999999 3,999999998 3
20 2 4 3

2) Metode Iterasi Gauss-Seidel

Perbedaan iterasi Gauss-Seidel dibandingkan iterasi Jacobi adalah nilai xi yang


telah dihasilkan dari iterasi sebelumnya langsung disubstitusikan untuk mencari
xi+1.
Misalkan dimiliki sitem persamaan linier dengan tiga variable yaitu 𝑥1 , 𝑥2 dan 𝑥3 .
Maka lelaran iterasi Gauss-Seidel untuk SPL tersebut diberikan sebagai berikut :
Lelaran pertama :

5
(0) (0)
(1) 𝑏1 − 𝑎12 𝑥2 − 𝑎13 𝑥3
𝑥1 =
𝑎11
(1) (0)
(1) 𝑏2 − 𝑎21 𝑥1 − 𝑎23 𝑥3
𝑥2 =
𝑎22
(1) (1)
(1) 𝑏𝑛 − 𝑎31 𝑥1 − 𝑎32 𝑥2
𝑥3 =
𝑎𝑛𝑛

Jadi hasil yang telah diperoleh langsung digunakan pada perhitungan berikutnya.

Contoh
Pada contoh SPL diatas, dengan menggunakan iterasi Gauss-Seidel diperoleh
7+2−2
𝑥1 = = 1,75
4
21 + 4(1,75) + 2
𝑦1 = = 3,75
8
15 + 2(1,75) − 3,75
𝑧1 = = 2,95
5
Hasil iterasi selengkapnya diperlihatkan pada tabel berikut :

k xk yk zk
0 1 2 2
1 1.7500000 3.7500000 2.9500000
2 1.9500000 3.9687500 2.9862500
3 1.9956250 3.9960938 2.9990313
4 1.9992656 3.9995117 2.9998039
5 1.9999270 3.9999390 2.9999830
6 1.9999890 3.9999924 2.9999971
7 1.9999988 3.9999990 2.9999997
8 1.9999998 3.9999999 3.0000000
9 2.0000000 4.0000000 3.0000000

Dapat dilihat bahwa sampai iterasi ke-9 hasil sudah konvergen ke hasil yang
diharapkan.

You might also like