You are on page 1of 19

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Anatomi Hewan


Vertebrata” disusun oleh :
Nama : Maulyda Awwaliyah.P
NIM : 1414142006
Kelas : Biologi
Kelompok : IV (Empat)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten/ Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Januari 2014


Koordinator Asisten, Asisten,

Djumarirmanto, S.Pd. Dian Utami Zainuddin


NIM

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Drs. Hamka L, MS
NIP.19621231 198602 1 005
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuhan menciptakan bumi dengan segala isinya tidaklah sia-sia, semua


mempunyai fungsi dan ciri masing-masing. Manusia berbeda dengan hewan
begitupun dengan tumbuhan. Beranjak dari hal inilah manusia diharuskan untuk
terus belajar, mencari apa yang belum diketahui, mengelola dan mengembangkan
yang sudah ada.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan rasa ingin tahu yang tinggi, akhirnya
para ilmuwan mengkaji lebih jauh mengenai anatomi makhluk hidup, bagaimana
struktur dan fungsinya masing-masing. Manusia terdiri dari triliun sel yang
merupakan bagian terkecil. Sel-sel ini yang kemudian saling berkaitan membentuk
jaringan, jaringan kemudian membentuk organ dan organ akan membentuk sistem
organ. Makhluk hidup terdiri dari beberapa sistem organ yang berfungsi dalam
setiap aktivitasnya masing-masing.
Keberagaman dan keunikan bentuk dari makhluk hidup erat kaitannya dengan
keberagaman bentuk penyusun tubuh makhluk hidup tersebut. Dimana jaringan
yang menyusun tubuh makhluk hidup berkumpul membentuk suatu organ yang
memiliki fungsi tertentu dalam tubuh.
Anatomi setiap jenis makhluk hidup mempunyai perbedaan dan juga persamaan.
Anatomi makhluk hidup dapat dibagi secara garis besar yaitu anatomi tumbuhan
dan anatomi hewan. Untuk anatomi hewan dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar yaitu anatomi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan anatomi hewan tak
bertulang belakang (invertebrata).
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk,
warna dan juga hubungan organ yang satu dengan organ lainnya. Adapun objek
dalam percobaan ini adalah katak (rana cancarivora). Katak merupakan salah satu
spesies dari kelas Amphibi. Nama Amphibi berasal dari kata Yunani (Amphi=
rangkap + bios = hidup). Sebagian besar dari kelas ini menunjukkan bahwa
mempunyai fase kehidupan di air dan kemudian mempunyai fase kehidupan di
darat. Pada kedua fase ini menunjukkan sifat antara ikan dan reptilia dan
menunjukkan bahwa amphibia merupakan suatu kelompok chordata yang pertama
kali keluar dari kehidupan dalam air.
Dalam mengamati anatomi hewan diperlukan suatu proses pembedahan. Hal ini
bertujuan agar dapat memudahkan kita pada saat proses pengamatan. Khususnya
untuk memudahkan kita mengamati bentuk, kedudukan dan hubungannya dengan
organ lain yang akan diamati

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengenali
bentuk, warna dan letak organ serta hubungannya dengan organ lain pada suatu
sistem organ.

C. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum ini diharapkan agar
mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna dan letak organ serta hubungannya
dengan organ lain pada suatu sistem organ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Diawal periode Kambrium, sekitar 530 juta tahun lalu, berbagai macam hewan
menghuni samudera-samudera di Bumi. Predator menggunakan cakar dan mandibula
yang tajam untuk menusuk mangsa. Banyak hewan memiliki duri atau zirah atau bagian
mulut termodifikasi yang memungkinkan pemiliknya menyaring makanan dari air.
Myllokunmingia fengjiaoa, walaupun tidak memiliki zirah dan tonjolan, hewan-hewan
ini akan meninggalkan warisan yang tak terkira. Mereka memunculkan salah satu
kelompok hewan yang paling berhasil yang dapat berenang, berjalan, melata, atau
terbang : vertebrata (vertebrate), yang memperoleh namanya dari vertebra, rangkaian
tulang-tulang yang menyusun colomna vertabralis, atau tulang belakang (Campbell,
2012).
Selama hamper 200 juta tahun, vertebrata hanya hidup di lautan, namun sekitar
360 juta tahun lalu, evolusi tungkai pada salah satu garis keturunan vertebrata membuka
jalan bagi hewan-hewan ini untuk mengolonisasi daratn. Di darat mereka
berdiversifikasi menjadi amphibi, reptile (termasuk burung), dan mamalia (Campbell,
2012).
Amphibia (amphibian, Kelas Amphibia) kini diwakili olek sekitar 6.150
spesies salamander (Ordo Urodela, ‘yang berekor’), katak (Ordo Anura, ‘yang tak
berekor’), dan sesilia (Ordo Apoda, ‘yang tak berkaki’). Anura, yang berjumlah sekitar
5.420 spesies, lebih terpesialisasi untuk bergerak di daratan dari pada urodela. Katak
dewasa menggunakan kaki belakangnya yang kuat untuk melompat-lompat dilapangan.
Katak menangkap serangga dan mangsa yang lain dengan menjulurkan lidahnya yang
panjang dan lengket, yang melekat ke bagian depan mulut. Katak menunjukkan
berbagai macam adaptasi yang membantunya untuk menghindari pemangsaan oleh
predator yang lebih besar (Campbell, 2012).
Ada sekitar 3000 spesies amphibia hidup di dunia, yang di kelompokkan Dalam 3
golongan yaitu anura (katak dan kodok), caudata atau urodela (salamander) dan
gymnophiona atau apoda (caecilia). Hanya ada sekitar 60 spesies caecilia dan sekitar
200 jenis salamander. Jadi sebagian besar amphibia terdiri atas katak dan kodok
(Sukiya, 2003).
Amphibi (berasal dari kata amphibious, berarti ‘kedua cara hidup’) mengacu
pada tahap-tahap kehidupan dari banyak spesies katak yang awalnya hidup di air
kemudian di daratan. Tahap larva katak, disebut kecebong, biasanya merupakan
herbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang menyerupai vertebrata akuatik,
dan ekor yang panjang dan bersirip. Kecebong pada awalnya tidak memiliki kaki; ia
berenang dengan mengibas-ngibaskan ekornya. Selama metamorphosis yang menuju ke
‘kehidupan kedua’, kecembong mengembangkan kaki, paru-paru, sepasang gendang
telinga eksternal, dan sistem pencernaan yang teradaptasi untuk cara makan karnivora.
Dalam waktu yang sama, insang menghilang; sistem gurat sisi juga menghilang pada
sebagian besar spesies. Anak kata merayap menuju ke pesisir dan menjadi pemburu
terestrial. Akan tetapi, terlepas dari namanya, banyak amphibia tidak menjalani
kehidupan ganda- akuatik dan terrestrial (Campbell, 2012).
Terminologi “amphibia” diterapkan pada anggota kelas ini karena sebagian besar
hewan menghabiskan tahap awal kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva berupa
kecebong yang bernapas dengan insang luar kemudian larva mengalami metamorfosa
menjadi anak katak dengan pernapasan berupa paru-paru, kehidupan demikian inii tidak
mutlak untuk semua amfibi ,ada beberapa yang tidak pernah meninggalkan air dan yang
lainnya tidak pernah masuk kedalam air (Sukiya, 2003).
Sistem yang menyusun tubuh katak adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pencernaan
Katak air butuh sedikit kelenjar oral, karena makanan mereka bereda di air
sehingga tidak memerlukan banyak kelenjar mucus di mulut. Kelenjar-kelenjar ini
banyak terdapat pada katak dan kodok darat, khususnya pada lidah yang digunakan
untuk menangkap mangsa.Amphibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada
dinding mulutnya. Ada beberapa amphibia yang lidahnya tidak bergerak, tetapi
sebagian besar bangsa ini mempunyai lidah yang dapat dijulurkan keluar (protrusible
tongue) serta pada katak dan kodoklidah digulung ke belakang bila tidak digunakan.
Esofagus pendek dapat dibedakan dari lambung. Usus menunjukkan berbagai veriasi,
pada kodok dan katak terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka
ke kloaka (Sukiyah, 2003).
2. Sistem Pernapasan
Katak mengalami metamorfosa. Awal hidupnya, katak berupa berudu yang
hidup di air dan bernafas menggunakan insang. Lalu setelah dewasa, katak bernafas
menggunakan paru-paru. Katak dewasa melakukan pertukaran gas pernafasan melalui
kulit dan paru-paru, sehingga larva harus timbul ke permukaan air untuk menghirup
udara. Paru-paru pada katak berbentuk kantung dan luas permukaan internalnya agak
diperluas oleh lipatan seperti saku. Tetapi luas permukaan itu jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan vertebrata tingkat tinggi. Paru-paru diventilasi dengan pompa
tekan. Kelenturan paru-paru itulah yang menyebabkan udara keluar. Amphibi
menambah respirasi paru-paru ini dengan pertukaran udara melalui kulitnya yang tipis
dan basah (Sukiya, 2003).
3. Sistem Sirkulasi Darah
Sebagian besar ampibi mempunyai masalah untuk mengisi jantung yang
menerima darah dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung oksigen dari
tubuh. Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah tersebut, bahwa
ampibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional. Jantung
mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikular dan pembagian konus arterious dalam
pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonari. Darah dari tubuh masuk ke atrium kanan
dari sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan ventrikel, dan dari sini di pompa ke
paru-paru. Darah yang mengandung oksigen dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat
vena pulmonalis kemudian menuju ke sisi kiri ventrikel untuk selanjutnya darah di
pompa menuju ke seluruh tubuh (Kimball, 1993).
5. Sistem Urogenitalia
Sistem urogenitalia pada kotok merupakan dua sistem yang berkaitan, yaitu
sistem ekskretoris (pengeluaran) dan sistem genital (kelamin). Sistem ekskretoris terdiri
dari rongga ginjal (ren), sepasang berwarna merah kecoklatan dan terletak pada bagian
dasar dari rongga tubuh, di sebelah kiri dan kanan dari tulang vertebrata. Pada
permukaan ventral dari ren terdapat kelenjar adrenal (glandula suprarenalis), merupakan
kelenjar endokrin yang dapat menghasilkan hormon adrenalin. Sedangkan sistem
genitalia terdiri dari alat kelamin betina dan alat kelamin jantan. Alat kelamin betina
terdiri dari saluran telur, uterus, dan badan-badan lemak. Alat kelamin jantan terdiri dari
testis, vasa efferentia, dan ductusurospermaticus (Sukiya, 2003).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Rabu, 31 Desember 2014
Waktu : Pukul 10.00 sd 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Botol Pembunuh
b. Baki Bedah
c. Alat Bedah
1) Gunting
2) Sedotan Minuman
3) Pinset
4) Jarum
5) Skalpel
2. Bahan
a. Kodok (Bufo sp).
b. Kapas
c. Kloroform/eter (pembius)

C. Prosedur Kerja
1. Pengamatan Luar
a. Mematikan Kodok
Mengambil segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan), membasahi
dengan eter/kloroform, lalu memasukkannya ke dalam kotak pembunuh,
segera pula memasukkan katak ke dalam botol tersebut, tutup dengan rapat.
Membiarkan sampai kodok mati.
b. Mengeluarkan kodok yang sudah tidak bergerak dan meletakkan di atas baki
bedah. Membiarkan kapas dalam botol dan menutup rapat karena uapnya
berbahaya.
c. Mengamati bagian luar kodok
1) Mata, kelopak dan selaput tidur
2) Lubang hidung luar
3) Timpanum (i), selaput pendengar
4) Celah mulut
5) Tungkai depan :
a) Lengan atas (branchium)
b) Lengan bawah (ante branchium)
c) Telapak (manus)
6) Tungkai belakang :
a) Paha (femur)
b) Betis (crus)
c) Telapak bersatu (pes)
d) Jari-jari berselaput renang
7) Kloaka (menentukan letaknya)
8) Menggambar arah punggung dan memberi nama bagian-bagian tersebut di
atas.
2. Pembedahan
a. Meletakkan kodok pada punggungnya di atas baki bedah. Memaku keempat
kakinya dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah goyang.
b. Dengan pinset menjepit membujur kulit bagian perut dekat paha, mengangkat
sedikit, menggunting melintang di bawah pingset, sehingga terbentuk celah
pada kulit perut.
c. Melalui celah itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul dan guntinglah
kulit ke arah kepala sampai gunting tertumbuk. Membalik ke celah tadi,
menggunting ke arah pangkal kedua paha.
d. Menggunting kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit perut bisa
tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan otot. Hanya pada tempat
tertentu kulit melekat pada otot, sehingga terbentuk semacam kantong
(saccus).
e. Memperhatikan bagian tengah otot perut. Tampak garis putih membujur
sepanjang otot perut (disebut linea alba).
f. Menjepit pinset otot perut di samping linea alba, dan menggunting melintang,
sehingga membentuk celah. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam
celah otot perut dan mulai menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang.
Melanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
g. Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga terbuka
rongga perut dan tampak jeroan.
3. Pengamatan Sistem Pencernaan
a. Membuka celah mulut dengan skalpel dan pinset, sehingga rongga mulut
terbuka. Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari gelig pada rahang atas
dan gigi former pada langit-langit.
b. Dengan pinset menarik lidah keluar, mengamati bentuk dan perletakanya
(mencatatnya).
c. Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan. Mengamati bentuk
dan warna:
1) Hati sebelah kanan, ada berapa lobus.
2) Lambung di sebelah kiri hati; mengangkat sedikit dan akan tampak
duodenum dan pankreas.
3) Runut terus usus halus sampa usus tebal. Perhatikan pertemuannya.
4) Rektum yang belok ke kloaka.
4. Pengamatan Sistem Peredaran Darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput.
b. Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau ujung scalpel sampai
pecah, mengamati bentuk dan bagian:
1) Bilik (ventrikel)
2) Serambi (atrium) kiri dan kanan
3) Pembuluh nadi utama (trunkus ateriosus) yang keluar dari ventrikel
kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan kanan).
c. Menggambar bagian jantung dan memberi nama begian tersebut di atas.
5. Pengamatan Sistem Pernafasan
a. Memperhatikan bagian sebelah kanan dan sebelah kiri lambung, tersembul
bagian paru-paru.
b. Dengan sedotan limun yang ujungnya dimasukkan kedalam lubang pangkal
tenggorok (membuka mulut), meniup pangkalnya perlahan, menggembung
paru-paru. Mengamati bentuk dan warna paru-paru, pembuluh darah pada
paru-paru.
c. Melepaskan jantung dengan guntin, sehinga tampak batang tenggorok (trakea).
d. Membuat gambar bagan sistem pernafasan katak.
6. Pengamatan Sitem Ekskresi dan Reproduksi (Urogenitalia)
a. Melepaskan organ-organ pencernaan, memulai dari lambung sampai pada
rektum, serta masentrium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b. Akan tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian belakang
rongga perut.
c. Pada katak jantang ureter ini disebut juga ductus urospermatius, testis terletak
di sebelah atas ginjal,bulat lebih kecil berhubungan dengan ginjalmelalui vas
efferensia.
d. Pada katak betina, ada sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan.
Mengangkat sedikit ovarium, akan tampak oviduk berupa saluran berkelok-
kelok putih, bermuara pada kloaka sedang ujungnya berupa corong (ostium)
ada di detak jantung.
e. Membuat gambar bagian sistem urogenitalia katak. Memberi nama bagian-
bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan
1. Mata
2. Kelopak mata
3. Selaput tidur
4. Celah mulut
5. lubang hidung
6. Selaput pendengar
(Tympani)
7. Digiti
8. Telapak tangan
9. Ante Branchium
10. Branchium
11. Femur
12. Crus

Gambar 1 Bentuk luar tubuh kodok (Bufo sp), pandangan dari arah punggung
(dorsal)
Hasil Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan
1. Gigi volmer
2. Nares internal
3. Langit-langit
4. Lidah
(Lingua bipita)
5. Rahang atas
(Maxilla)
6. Rahang bawah
(Mandibula)

Gambar 2 Pengamatan ventral dengan rongga mulut


Gambar 2 Diagram sistem pencernaan kodok (Bufo sp)
Hasil Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan
1. Hati
2. Kerongkongan
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Sekum
7. Kloaka
8. Hati
9. Empedu
10. Pankreas

Gambar 3 Ruang Jantung kodok (Bufo sp)


Hasil Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan
1. Atrium kiri
2. Ventrikel
3. Atrium kanan

Gambar 4 Bagan sistem pernapasan kodok (Bufo sp)


Hasil Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan
1. Batang
tenggorokan
(Trakea)
2. Bronkus
3. Paru-paru kanan
4. Aleveoli
5. Paru-paru kiri
Gambar 5 Sistem urogenitalia kodok (Bufo sp) Jantan
Hasil Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan
1. Testis
2. Ginjal
3. Ureter
4. Kantong kemih
5. Kloaka
6. Badan lemak

Gambar 6 Sistem urogenitalia kodok (Bufo sp) Betina


Hasil Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan
7. Badan lemak
8. Oviduk
9. Ginjal
10. Ureter
11. Uterus
12. Kloaka
13. Kantong kemih

B. Pembahasan
1. Struktur morfolgi
Morfologi kodok terdiri dari :
b. Mulut, terletak pada ujung anterior kepala, ukurannya lebar sekali, di batasi
oleh rahang atas dan mempunyai gigi yang kecil serta runcing.
c. Lubang hidung luar, pada kodok sudah ada hubungan antara lubang hidung
dan mulut, terletak pada rahang atas.
d. Mata, ada sepasang terletak pada posrterodium dari lubang hidung luar. Bola
mata dilindungi oleh kelopak mata berupa kulit yang tidak dapat di
gerakkan, kelopak mata ke tiga berupa selaput tipis dan bening di sebut
membran dan bergerak dari bawah ke atas yang berguna untuk melindungi
mata ketika hewan tersebut berada di dalam air.
e. Selaput pendengaran (timpanium), selaput ini berfungsi menerima
gelombang suara.
f. Tungkai depan terdiri dari :
1. Lengan atas (brancium)
2. Lengan bawah (ante brancium)
3. Telapak (manus)
4. Jari-jari (digiti) yang berjumlah 4
g. Tungkai belakang terdiri dari :
1. Paha (lemur)
2. Betis (crus)
3. Telapak kaki (manus)
4. Jari-jari berselaput renang, berjumlah 5
5. Kloaka, terdapat di atas paha.
2. Sistem pencernaan
Adapun sisitem pencernaan pada kodok yaitu sebagai berikut :
a. Mulut, pada rongga ini makanan mulai di cerna dengan baik secara
mekanis maupun kimiawi. Dalam rongga mulut terdapat berbagai alat
yang membantu berlangsungnya pencernaan seperti gigi,lidah, kelenjar
air ludah, yang membantu menelan mangsa.
b. Kerongkongan, berupa saluran pendek yang meneju ke lambung, pada
kerongkongan terjadi gerak peristaltic yang membantu mendorong
makanan dari rongga mulut ke lambung.
c. Lambung, terletak ke kiri dari rongga tubuh dan berdiding tebal yang
bentuknya seperti huru J capital.
d. Usus, pada usus halus pencernaan secara kimiawi yaitu, pencernaan
dengan bentuan enzim, pada usus besar makanan yang lumat akan
terserat oleh pembuluh kapiler untuk di edarkan ke seluruh tubuh.
e. Kloaka,lubang pelepasan sisa makan yang busuk.
3. Sistem peredaran darah
Jantung kodok terdiri dari satu bilik dan dua serambi yaitu antriom kiri
dan kanan. Aorta merupakan percabangan pembulu nadi utama yang keluar
dari pentrikel yang terdiri atas aorta kiri dan kanan. Antrium kiri dan kanan
merupakan organ peredaran darah di mana darah dari antrium ini akan masuk
kedalam bilik. Bilik table, Campurannya darah dari antrium kiri yang kaya
dengan oksigen dan darah dari antrium kanan yang kaya dengan CO2
4. Sistem pernapasan
Paru-paru pada kodok terdiri dari satu yang elastic berisi lipatan yang
membentuk kamar-kamar kecil yang di sebut alvidah yang masing-masing di
hubungkan dengan lubangnya yang disebut glottis. Pernapasan melalui kulit di
lakukan pada waktu hibernasi. Sedangkan pernapasan berudu melakukan
pernapasan dengan menggunakan insan. Kodok dewasa bernapas dengan
menggunakan paru-paru.
5. Sistem eksresi dan reproduksi kodok jantan
Terdiri dari testis, testis adalah kenjer kelamin jantan warnanya kuning
ada sepasang, besarnya kira-kira setengah besar dari ginjal. Di ujungnya
terdapat jaringan lemak padat dan berwarna kuning serta berbentuk seperti
jari-jari testis ini terikat oleh jaringan ikat yang mengantungkan testis tersebut
pada ginjal. Jarigan tersebut di sebut mesorkim. Pada jaringan ikat ini, melekat
saluran,saluaran kakus dan testis dan bermuara pada saluran ginjal.
6. Sisitem ekskresi dan reproduksi dari betina
Terdiri dari ovarium yang terletak pada rongga perut sepasang ginjal
yang berfungsi menyaring darah dan zat sisa yang diambil. Ginjal akan di
salurkan melalui ureter menuju kanrong kemih yang berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan urin sementara, moara saluran urin. Saluran kelamin dan
saluran percernaan menyatuh yang di sebut dengan kloaka. Salutran telur yang
berupa saluran yang berlipat-lipat dengan ujung anterior yang menyempit dan
terbuka ujungnya bermuara dalam cela.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah didapatkan saat pembedahan Kodok
(Bufo sp) kita dapat menyimpulkan bahwa morfologi bufo sp terdiri atas lubang
hidung, mata, jari-jari (jari-jari tungkai depan 4 dan jari-jari tungkai belakang 5
yang berselaput renang), lengan bawah, lengan atas, paha, betis, selaput renang,
kloaka, tungkai belakang, dan tungkai depan. Dimana celah mulut bufo sp terdiri
atas maxilla, neres external, denta maxillaries, neres interna, denta vomerin,
pallatun, mandibulla, dan lingua. Anatomi bufo sp terdiri atas jantung, paru-paru,
hati, usus besar, intestinum crasum, kloaka, dan usus halus. Dari melihat anatomi
dari bufo sp kita juga dapat melihat berbagai sistem yang menyusun tubuhnya yaitu
sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem sirkulasi darah, sistem reproduksi dan
sistem urogenitalia

B. Saran
1. Untuk laboratorium: Agar sebaiknya alat-alat yang disediakan diperhatikan
kualitasnya, agar praktikan dapat memaksimalkan kerja saat melakukan
praktikum.
2. Untuk asisten: Agar sebaiknya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam
setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung.
3. Untuk praktikan: Agar sebaiknya mempelajari terlebih dahulu langkah dalam
proses pembedahan hewan dengan benar sebelum masuk laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, A Nell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2 . Jakarta : Erlangga.


Kimball, John W. 1983. Biologi Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata (Common Text Book). Yogyakarta: Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim Penyusun, 2014 . Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa katak (rana cancanivora) digolongkan ke dalam kelas amphibi?


Jawab:
Katak digolongkan kedalam kelas amphibi karena katak dapat hidup di dua tempat,
yaitu katak muda hidup di dalam air dan katak dewasa hidup di darat.
2. Mengapa warna katak mudah berubah-ubah? Faktor apakah yang biasa
mempengaruhi perubahan itu?
Jawab:
Warna kulit katak berubah-ubah karena katak mempunyai kromatophor (sel pigmen)
yang terdiri atas :
a. Xantopras mengandung pigmen kuning.
b. Melanfora mengandung pigmen melanin menyebabkan warna coklat dan hitam.
c. Guanfora mengandung kristal guanin yang menyebabkan warna biru.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perubahan ini adalah :
a. Intern
b. Ekstern
3. Dimanakah melekat pangkal lidah katak? Apakah manfaat bagi katak dengan
melekatkan lidah seperti itu?
Jawab:
Pangkal lidah katak melekat pada ujung crinial dari rahang bawah, manfaat nya
adalah agar lidah katak cepat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsanya.
4. Hati dan pankreas, bukan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam sistem
pencernaan. Mengapa demikian?
Jawab:
Hati dan pankreas bukan merupakan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam
sistem pencernaan karena pada hati dan pankreas terdapat enzim yang dapat
melumatkan makanan sehingga dapat dicerna oleh usus halus.
5. Apa sebabnya katak tidak dapat melakukan pernapasan perut? Bagaimanakah cara
kita menarik dan mengeluarkan napas?
Jawab:
Katak tidak dapat melakukan pernapasan perut karena katak tidak terdapat tulang
rusuk dan sekat rongga dan mekanisme pernafasannya hanya diatur oleh otot-otot
rahang bawah dan otot perut.
Cara katak menarik dan mengeluarkan nafas adalah :
a. Inspirasi, apabila rongga mulut mengecil maka udara masuk ke celah-celah
terbuka menuju ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas sehingga oksigen di ikat
oleh darah yang ada didalam kapiler dinding paru-paru.
b. Eksresi, apabila rongga mulut mengecil, maka udara didalam paru-paru yang
banyak mengandung karbondioksida keluar melalui koana.
6. Jelaskan mengapa dikatakan darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak
bercampur ketika meninggalkan jantung?
Jawab:
Darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak bercampur ketika meninggalkan
jantung karena hanya memiliki satu ventrikel (bilik) sehingga darah dari tubuh yang
akan keluar melalui aorta bercampur.
7. Pada katak terjadi fertilisasi internal atau eksternal? Jelaskan mengapa demikian.
Jawab:
Pada katak terjadi vertilisasi eksternal karena pada katak pembuahan terjadi di luar
tubuh.

You might also like