You are on page 1of 4

Potensiometri adalah suatu teknik analisis yang didasari oleh pengukuran potensial

suatu sensor atau elektroda. Suatu membran sensor atau permukaan sensor berfungsi sebagai
setengah sel elektrokimia yang menimbulkan potensial sebanding dengan logaritma dari
aktivitas atau konsentrasi ion yang dianalisis. Potensial sel diperoleh dengan mengukur pada
keadaan tidak ada arus melalui sel. Potensiometri ini bekerja berdasarkan hukum Nernst.
Prinsip dasar dari metode potensiometri adalah pengukuran potensial suatu larutan
dengan menggunakan elektroda dengan zerro current. Salah satu metode potensiometri
adalah potensiometri tidak langsung atau lebih dikenal sebagai titrasi potensiometri dimana
komponen yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi dengan titran yang sesuai.
Sementara titrasi potensiometri merupakan salah satu bentuk pengembangan dari metode ini
dengan penggunaan titrasi dalam penambahan suatu larutan. Titrasi potensiometri
merupakan analisis volumetri. Analisis volumetri biasanya diperlukan larutan standar. Proses
penentuan konsentrasi larutan satandar dengan larutan lain yang telah diketahui pasti
konsentrasinya disebut standarisasi atau membakukan. Larutan standar adalah larutan yang
diketahui konsentrasinya yang akan digunakan pada analisis volumetri. Ada dua cara
menstandarkan larutan yaitu: Pertama, pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu
zat murni dengan berat tertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu
secara tepat. Larutan ini disebut larutan standar primer, sedangkan zat yang kita gunakan
disebut standar primer. Kedua, larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memperoleh volum tertentu, tetapi dapat
distandartkan dengan larutan standar primer, disebut larutan standar skunder.
Praktikum kali ini adalah titrasi potensiometri. Sementara yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah mengkalibrasi pH meter, satandarisasi NaOH dengan asam oksalat,
standarisasi HCl dengan NaOH, dan penentuan kadar Na dalam Na2CO3 dan NaHCO3 pada
soda kue.
Percobaan pertasama yaitu mengkalibrasi Ph meter. Percobaan ini dilakukan dengan
cara ph meter dicuci dengan aquadest kemudian dimasukkan ke larutan buffer Ph 7. Ph meter
menunjukkan Ph 7, maka Ph meter sudah terkalibrasi. Ph meter dicuci dan dimasukkan
kembali ke larutan buffer ph 4, ph meter menunjukkan Ph 4, maka Ph meter sudah
terkalibrasi dan bisa digunakan dalam praktikum.
Percobaan kedua yaitu standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat. Larutan
NaOH 0,1 M dibuat dari.... larutan asam oksalah dibuat darii... Tujuan dari standarisasi ini
adalah untuk mengetahui konsentrasi pasti dari larutan NaOH, karena NaOH merupakan
suatu zat yang bersifat higroskopis atau mudah mengikat uap air dan air sehingga jika
dibiarkan terlalu lama maka konsentrasinya akan berubah. Larutan NaOH merupakan larutan
standar sekunder (larutan yang belum diketahui konsentrasinya), maka sebelum digunakan
terlebih dahulu larutan NaOH tersebut harus distandarisasi dengan larutan asam oksalat yang
merupakan larutan standar primer agar NaOH diketahui konsentrasinya.Larutan NaOH akan
digunakan untuk standarisasi HCl. Standarisasi NaOH dilakukan dengan metode titrasi asam
basa. Larutan Asam oksalat 0,1 M dipipet sebanyak 10 ml dan ditambahkan dengan indikator
asam basa metil merah sebanyak 3 tetes. Larutan berubah warna dari tidak berwarna menjadi
merah muda karena larutan berada dalam suasana asam. Kemudian dititrasi dengan NaOH
0,1 M yang ada pada buret. Titrasi dilakukan secara duplo dengan tujuan untuk didapatkan
volume titrasi yang lebih akurat. Setelah mencapai titik akhir titrasi larutan berubah warna
menjadi kuning dan volume rata-rata yang terpakai yaitu 19,9 ml. Dari perhitungan didapat
konsentrasi NaOH sebesar 0,1005 M. Dari percoaban ini terjadi persamaan reaksi sbb:
Percobaan ketiga yaitu standarisasi HCl dengan larutan NaOH yang sudah
distandarisasi terlebih dahulu. Larutan hcl dibuat dari.... Pada standarisasi HCl ini digunakan
metode titrasi potensiometri. Titrasi potensiometri pada umumnya sama seperti titrasi yang
lainnya oleh karena itu reaksi yang terjadi pada titrasi potensiometri ini harus berlangsung
cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Selanjutnya,
reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga didapat kesetaraan yang pasti
dari reaktan. Reaksi harus berlangsung secara sempurna sehingga akan memudahkan dalam
penetapan konsentrasi ataupun perhitungan. Sebelum digunakan pH meter yang merupakan
elektroda kaca bersifat sensitif terhadap ion H+ dikalibrasi kembali. Proses ini bertujuan agar
skala yang ditunjukkan pada pH meter adalah benar. Dalam suatu ttitrasi potensiometrik, titik
akhir ditemukan dengan menentukan volume yang menyebabkan suatu perubahan yang
relatif besar dalam potensial apabila titran dtambahkan. Dalam titrasi secara manual potensial
diukur setelah penambahan titran berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu
kertas grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam praktikum ini,
nilai potensial yang diukur setiap penambahan volume titran tertentu akan diplotkan menjadi
kurva titrasi dan akan didapatkan titik-titik ekuivalen titrasinya. Volume pada titik ekuivalen
titrasi tersebut adalah volume titran yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya.
Dalam potensiometri, tidak digunakan indicator karena denganpengukuran potensial larutan
sudah bisa didapatkan titik ekuivalen dari kurva.
Pada prosesnya, titran ditambahkan secara beratahap. Setiap dilakukan penambahan
maka larutan dihomogenkan dengan cara mengaduk secara otomatis menggunakan alat yang
disediakan. Tujuan dari penghomogenan ini adalah menyamakan pH disetiap bagian larutan.
Hal ini karena penambahan larutan HCl sebanyak 1 mL hanya terjadi pada sebagian bagian
saja, untuk mempercepat reaksi penggaraman dan pengukuran pH secara merata pada tiap
bagian maka dilakuakan pengadukan. larutan NaOH yang yang sudah distandarisasi dipipet
sebanyak 10ml dan dimasukkan ke dalam gelas kimia. Setelah itu, dilakukan cek ph, Ph awal
dari larutan menunjukkan Ph 12,4. Kemudian larutan ini dititrasi (ditambahkan) dengan
larutan HCl sebanyak 1 ml untuk empat kali penambahan. Ph yang didapat secara berurutan
adalah 12,9, 12,2, 12,1, 12,1. Kemudian larutan dititrasi (ditambahkan) dengan larutan HCl
kembali sebanyak 2 ml untuk dua kali penambahan dan ph yang ditunjukkan adalah 11,9 dan
99. Penambahan selanjutnya yaitu ditambahkan HCl sebanyak 1 ml untuk dua kali
penambahan dan ph yang ditunjukkan adalah 8,9 dan 3,1. Pada saat penambahan titran,
larutan mengalami penurunan atau lonjakan nilai ph secara drastis yaitu larutan menjadi
sangat asam. Penurunan atau lonjakan ph secara drastis dengan penambahan sedikit volume
titran ini menunjukan titik akhir titrasi telah terjadi, dimana perubahan pH ini terjadi ketika
adanya penambahan 1 mL larutan pentiter NaOH dari volume 9 mL menjadi 10 mL yaitu dari
ph 8,9 menjadi 3,1. Lonjakan pH terjadi disebabkan terjadinya titik akhir titrasi dimana ion
(H+) dari HCl telah habis bereaksi dengan ion hydrogen (-OH) dari NaOH. Titik akhir pada
titrasi potensiometri terjadi pada pH 3,1 dengan volume 10. Jika diplotkan pada skema
standarisasi HCl didapatkan grafik....

Titik ekivaelen dari grafik tersebut dapat ditemukan dengan cara menentukan garis
linearitas sesuai dengan data yang ada. Titik ekivalen tersebut diketahui pada garis linear
yang memotoh grafik tersebut. Berdasarkan grafik di atas maka titik ekivalennya adalah 9,5
mL HCl karena pada titik tersebut terjadi perpotongan. Grafik tersebut menginformasikan
bahwa pH dari larutan NaOH yang dititrasi menggunakan larutan HCl lama kelamaan akan
turun. Hal ini dikarenakan terbentuknya garam NaCl sehingga konsentrasi NaOH menurun
akibat sebagian NaOH ternetralkan oleh asam HCl. Reaksinya adalah
NaOH (aq) +HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (aq)
Penurunan pH mula-mula terjadi sedi kit demi sedikit, kemudian saat mendekati titik
ekivalen penurunan menjadi drastis. Oleh karena itu, titrasi harus dilakukan secara hati-hati.
Titik ekivalen titrasi merupakan suatu titik dengan jumlah mol titran dan titrat pada titik
tersebut adalah sama atau ekivalen. Sebagai contoh 1 mol NaOH akan memiliki titik ekivalen
jika sudah tercapat 1 mol HCl yang ditambahkan . Ketika titik ekivalen diketahui, maka
konsentrasi HCl dapat diketahui yaitu dengan menggunakan persamaan V1 M1 = V2 M2. Dari
percobaan ini didapatkan konsentrasi larutan HCl adalah 0,1057 M.
Percobaan keempat yaitu penentuan natrium karbonat dan natrium bikarbonat dalam
soda kue. Soda kue memiliki rumus molekul NaHCO3 atau biasa disebut baking soda dan
sodium bicarbonate. Massa molar dari soda kue adalah 84,01 g/mol. Padatan dari soda kue ini
berwarna putih sedangkan jila dilarutkan dalam air menjadi tidak berwarna. Pada percoabaan
ini dilakukan perlakuan dan metode yang sama yaitu dengan titrasi potensiometri.
Konsentrasi hcl yang sudah diketahui pada proses standrisasi HCl tersebut digunakan untuk
menitrasi Na2CO3 yang terkadung dalam sampel. sampel yang digunakan pada praktikum ini
adalah soda kue. Reaksi yang terjadi adalah
Na2CO3 (aq) +HCl (aq) NaCl (aq) + NaHCO3 (aq)

Mula-mula dibuat terlebih dahulu larutan sampel soda kue yang dibuat dari 0,3 gram sampel
berupa serbuk berwarna putih, kemudian dilarutkan dalam 30 ml aquadest dan diaduk sampai
larut. Pada pengecekan pH awal, ph larutan yang terbuat dari soda kue menujukkan 9,3.
Kemudian setelah ditambahkan titran secara perlahan, terjadi penurunan Ph. Seperti pada
data hasil pengamatan yang didapat yaitu:
Penurunan ph terjadi pada penambahan HCl dari 10 ml ke 11 ml yaitu pada ph 6,3 menjadi 3.
Penurunan ph ini terjadi karena basa Na2CO3 dalam soda kue ternetralkan oleh HCl. Apabila
diplotkan dengan grafik maka didapat grafik sebagai berikut:
Dari grafik tersebut didapatkan titik ekivalen pada 11 mL. Hal ini dapat diketahui dengan
perpotongan grafik dengan garis linieritas. Kurva yan g dihasilkan tidak terlalu curam seperti
halnya titrasi HCl dengan NaOH hal ini dikarenakan soda kue merupakan basa yang lemah
jika dibandingkan NaOH. Dengan menggunakan persamaan V1 M1 = V2 M2. Maka
konsentrasi Na2CO3 dapat diketahui yaitu sebesar 0,1163 M. Dari perhitungan didapat berat
na3co3 sebesar 0,1233 gram dan masa Na dalam na2co3 adalah 0,0267 gram. Maka dari data
tersebut dapat diketahui kadar Na dalam na2co3 yaitu sebesar 21,6545%. Sedangkan masa
nahco3 dalam sampel dari data perhitungan didapat sebesar 0,1074 gram dan masa na dalam
nahco3 sebesar 0,0294 gram. Maka dari data tersebut dapat dicari kada na dalam nahco3
yaitu sebesar 27,3747%.
Kesalahan yang mungkin terjadi saat praktikum dilakukan adalah ketidakbersihan alat
untuk titrasi seperti gelas tempat sampel pada mesin pencucian yang kurang bersih dapat
menyebabkan adanya zat sisa yang menempel. Selain itu, larutan NaOH bersifat higroskopis.
Jika dibiarkan terlalu lama maka kemungkinan akan engikat uap air di udara sehingga
konsentrasinya dimungkinkan turun dari semula yaitu 0,1 M.

You might also like