You are on page 1of 8

DZIKIR KHAFI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA

LANSIA
Mujib Hannan, Program Studi Ilmu Keperawatan UNIJA Sumenep,
e-mail;hannan.mujib@yahoo.com

ABSTRACT

Many elderly experiences the condition had been developed in the form of changes that lead
to negative changes diantaranyanya feel anxious if complaints recurred. Anxiety is an
uncomfortable sense as a form of manifestation of a sense of fear of losing something important or
the occurrence of adverse events and conditions. Khafi Dhikr can be used nurses as nursing
interventions to meet the problems of anxiety, which with the dhikr of Allah SWT in the period that
is not too long, will give you peace, remembrance arises through the sense of grandeur and beauty
pendahiran Allah. Objective: Knowing the silent dhikr to lower the level of anxiety in the elderly in
the village Saronggi.
This research is a quasi experiment with using design Control Group Pre test Post test. The
population is the entire elderly Muslim who had lived in the village of anxiety Saronggi by 47
seniors. Sampling technique by purposive sampling based on inclusion and exclusion criteria for
34 elderly. Analysis techniques were to determine differences in anxiety levels before and after
treatment using a non-parametric test Wilcoxon test t-test with a confidence interval of 95%.
The results of the study the majority of respondents are experiencing anxiety before
treatment is given Khafi Dhikr of 61.8%, and the majority of respondents experiencing mild anxiety
after treatment Dhikr Khafi given by 44.1%. There berbedaan tingka anxiety before and after the
treatment Dhikr Khafi ie decrease anxiety levels before and after the Dhikr Khafi in the elderly. The
conclusion of this study is Dhikr Khafi effective to reduce the level of anxiety in the elderly

Keywords: Dzikir Khafi, Anxiety Levels, Elderly

PENDAHULUAN
Peningkatan jumlah penduduk lanjut psikologis yang terjadi yaitu lansia dalam
usia akan membawa dampak terhadap sosial menghadapi masa pensiun, takut akan
ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, kesepian, sadar akan kematian dan lain-lain,
maupun dalam pemerintah. Implikasi perubahan tersebut akan meninbulkan
ekonomis yang penting dari peningkatan masalah kecemasan (Depkes, 2000).
jumlah penduduk adalah peningkatan dalam Adanya keluhan tersebut dapat
ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio membuat penderita merasa cemas
dependency). Setiap penduduk usia produktif jikakeluhan kambuh kembali. Kecemasan
akan menanggung semakin banyak penduduk merupakan rasa tidak nyaman sebagaisuatu
usia lanjut. Kondisi lansia banyak mengalami bentuk manifestasi rasa ketakutan akan
kemunduran fisik maupun psikis, artinya kehilangan sesuatu yang pentingatau
mereka mengalami perkembangan dalam terjadinya peristiwa buruk dan kondisi yang
bentuk perubahan-perubahan yang mengarah ada. Bila kondisi berlangsuglama dapat
pada perubahan yang negatif.baik secara menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan,
fisik, psikologis, maupun sosialnya, sehingga antara lain cemas,pingsan atau dapat
akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan memperburuk keadaan. Kecemasan yang
tubuh secara keseluruhan. berlarut dan tidakterkendali dapat mendorong
Keadaan ini cenderung berpotensi terjadinya respon defensif sehingga
menimbulkan masalah kesehatan, secara menghambatmekanisme koping adaptif.
umum maupun kesehatan jiwa. Masalah Reaksi fisiologis terhadap kecemasan
kesehatan jiwa lansia dibahas pada merupakanreaksi yang pertama timbul pada
psikogeriatri yang merupakan bagian dari sistem syaraf otonom meliputi
gerontology yaitu ilmu yang mempelajari peningkatandenyut jantung, nadi, pernafasan,
segala aspek dan masalah lansia meliputi pupil melebar sampai penurunan kesadaran
aspek fisiologis, psikologis, kultural, ekonomi (Stuart dan Sundeen, 2002).
dan lain-lain. Salah Satu contoh dari aspek

47
48 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

Perasaan cemas ini disebabkan oleh (psikis) yang lemah, seperti merasa
dugaan akan bahaya atau frustasi kesedihan berkepanjangan, akan
yangmengancam, membahayakan rasa menyebabkan hilangnya keseimbangan kadar
aman, keseimbangan atau kehidupanseorang serotonin dan neropineprin di dalam tubuh,
individu atau kelompok biososialnya. Selain dimana fenomena ini merupakan morfin alami
itu kecemasan adalahperaasaan yang tidak yang bekerja didalam otak (Saleh, 2010).
nyaman yang terjadi karena takut atau Dzikir khafi merupakan dzikir dengan
mungkinmemeiliki firasat akan ditimpa mengkonsentrasikan diri pada suatu makna
malapetaka yang dianggap suatu (di dalam hati) yang tidak tersusun dari
ancaman.Setiap orang pasti pernah rangkaian huruf dan suara. Seorang yang
mengalami kecemasan pada saat – sedang melakukan dzikir jenis ini tidak akan
saattertentu, dan dengan tingkat yang terganggu oleh apapun juga, dzikir jenis ini
berbeda-beda. Hal tersebut mungkin adalah cara berdzikir yang paling utama.
sajaterjadi karena individu merasa tidak Dimana berdasarkan Hadits Rasulullah SAW:
memiliki kemampuan untuk menghadapihal Sebaik-baik dzikir adalah dzikir dengan samar
yang mungkin menimpanya dikemudian hari. (khafi) dan sebaik-baiknya rezeki adalah
Perasaan yang tidakmenentu ini pada rezeki yang mencukupi. Rasulullah SAW juga
umumnya tidak menyenagkan dan bersabda :
menimbulkan disertaiperubahan psikologis “Dzikir yang tidak terdengar oleh malaikat
(misal: gemetar, detak jantung meningkat, pencatat amal (maksudnya dzikir khafi)
berkeringatdan lain-lain) dan psikologis (misal: mengungguli atas dzikir yang dapat didengar
panik, tegang, bingung, tidak bisakonsentrasi oleh mereka (dzikir jahri) sebanyak tujuh
dan lain-lain), seperti halnya kecemasan yang puluh kali lipat” (HR. al Baihaqi).
dialami oleh lansia. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
Lansia takut akan perubahan-perubahan pada bulan April 2014 di Desa Saronggi
yang terjadi, mereka merasa belumsiap dengan dilakukan wawancara terhadap 12
dengan keadaan tersebut sehingga dapat lansia, diantara lansia mengatakan
menimbulkan kecemasan.Menurut penelitian mengalami kecemasan salah satunya yaitu
yang dilakukan oleh Roan (1979), mereka sulit tidur takut ditinggal sendiri
menunjukkanbahwa wanita lebih banyak dirumah dan sering terbangun pada malam
menderita kecemasan dikarenakan oleh hari, mereka merasa kesepian apabila tidak
karenaadanya faktor predisposisi kecemasan ada yang menemani. Lansia mengatakan
yaitu genetik. Selain itu gangguankecemasan keluarga mereka tidak pernah memperhatikan
dapat terjadi pada semua usia, lebih sering mereka.
pada usia dewasa danlebih banyak pada Dzikir berpotensi untuk mengurangi
wanita (Wibisono, 2000). tingkat kecemasan, perawat sebagai edukator
Dzikir dapat digunakan perawat sebagai dapat memberikan teknik dengan
intervensi untuk memenuhi kebutuhan menganjurkan lansia untuk melakukan dzikir
kebutuhan dasar manusia khususnya lansia khafi sebagai intervensi dalam mememenuhi
dengan masalah kecemasan, dimana dengan kebutuhan rasa nyaman lansia yang
melakukan dzikir kepada Allah SWT dalam mengalami kecemasan, sehingga peneliti
kurun waktu yang tidak terlalu lama, akan merasa perlu dan tertarik untuk mengetahui
memberikan ketenangan, dzikir ini muncul bahwa dzikir khafi dapat menurunkan tingkat
melalui rasa tentang pendahiran keagungan kecemasan pada lansia di Desa Saronggi
dan keindahan Allah SWT (Faruq, 2004).
Kondisi ini merupakan relaksasi yang dapat METODE PENELITIAN
mengurangi tingkat kecemasan, dimana dapat Penelitian ini merupakan penelitian
mengendorkan otot-otot tubuh yang akan Quasi Eksperiment dengan menggunakan
menyebabkan ketenangan pada kondisi desain Pre test Post test, Sebelum di berikan
kejiawaan (psikis), dimana beban psikis yang perlakuan responden dilakukan (pre test)
dirasakan seseorang akan memicu respon pengukuran tingkat kecemasan, kemudian
tubuh berupa ketegangan otot. Ketegangan diberikan intervensi dzikir khafi dengan
otot ini akan dapat merangsang suatu jenis bimbingan dalam kurun waktu 30 menit yang
serabut saraf pengirim rangsang nyeri ke dilakukan selama 3 hari, serta dilakukan
otak. Otak akan menafsirkan rasa nyeri ini kembali pengukuran tingkat kecemasan (Post
sehingga memunculkan perasaan tidak test) pada lansia pada hari ke 3. Sampel
nyaman. Rangsangan kondisi kejiawaan dalam penelitian ini adalah lansia beragama
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 49

Islam yang mengalami kecemasan yang yaitu di Desa Saronggi, Kecamatan Saronggi
tinggal di Desa Saronggi melalui pendekatan Kabupaten Sumenep. Teknik analisis untuk
kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik mengetahui perbedaan tingkat kecemasan
pengambilan sampel dengan cara purposive sebelum dan sesudah perlakukan
sampling dengan jumlah sampel sebesar 34 menggunakan uji non-parametrik yaitu uji
responden. Penelitian akan dilaksanakan wilcoxon t-tes dengan confidence interval 95%
pada bulan Juni 2014. Lokasi penelitian ini

HASIL PENELITIAN
KarakteristikResponden
a. JenisKelamin
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Lansia di Desa Saronggi
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1 Laki-laki 11 32,4%
2 Perempuan 23 67,6%
Jumlah 34 100%
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak
67,6%.
b. Umur
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan umur pada Lansia di Desa Saronggi
No Umur Jumlah Prosentase
1 55-74 Tahun 2 5,9&
2 75-84 Tahun 15 44,1%
3 > 85 Tahun 17 50,0%
Jumlah 34 100%
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar
berumur lebih dari 85 tahun sebesar 50%.
c. PendidikanTerakhir
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada Lansia di
DesaSaronggi
No Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase
1 TidakSekolah 17 50,0%
2 SD/SR 11 32,4%
3 SMP 6 17,6%
Jumlah 34 100%
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak sekolah sebanyak 50,0%.

Uji Statistik Penelitian Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah (Pre dan Post) Melakukan
Dzikir Khafi
Tabel 4.4. Hasil UjiStatistik Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah (Pre dan Post) melakukan
Dzikir Khafi
Sebelum (Pre) Sesudah (Post)
No Tingkat Kecemasan
∑ % ∑ %
1 Tidak Cemas 0 0% 9 26,5%
2 Kecemasan Ringan 5 14,7% 15 44,1%
3 Kecemasan Sedang 21 61,8% 9 26,5%
4 Kecemasan Berat 5 14,7% 1 2,9%
5 Panik 3 8,8% 0 0%
a
Hasil ujiwilcoxon test dengan nilag Z = -4,818 dansig = 0,000 (<0,05)
Tabel 4.4. menjelaskan dan menelusuri perpindahan tingkat kecemasanpada responden
berdasarkan hasil ujiwilcoxon testtingkatkecemasan sebelum dan sesudah perlakuan bahwa
dengan derajat kesalahan 5% (0,05), maka terlihat bahwa z hitung adalah -4,818adengan nilai
probabilitas0,000lebih kecil dari nilai α: 0.05, Ho ditolak dan Ha diterimayang berarti perbedaan
tersebut dapat dinyatakan bermakna, sehingga disimpulkan terjadi penurunan tingkatkecemasan
sebelum dan sesudah dilakukan Dzikir Khafi pada lansia.
50 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

PEMBAHASAN Saleh (2010) menyatakandari hasil


Hasil penelitian secara deskriptif pada penelitiannya bahwa dzikir sebagai
responden tampak ada perbedan tingkat penyembuh terhadap diantaranya dengan
kecemasan sebelum dan sesudah (pre dan berdzikir menghasilkan beberapa efek medis
post)perlakuan, jumlah responden dengan dan psikologis yaitu akan menyeimbangkan
tingkat kecemasan pada kategori panic keseimbangan kadar serotonin dan
awalnya berjumlah tiga responden, kemudian neropineprine di dalam tubuh, dimana
menurun menjadi nol responden, dan jumlah fenomena ini merupakan morfin alami yang
responden dengan tingkat kecemasan pada bekerja didalam otak serta akan
kategori kecemasan berat awalnya lima menyebabkan hati dan pikiran merasa tenang
responden kemudian menurun menjadi satu dibandingkan sebelum berzikir, Otot-otot
responden, Jumlah respon dengan tingkat tubuh mengendur terutama otot bahu yang
kecemasan sedang awalnya berjumlah dua sering mengakibatkan ketegangan psikis. Hal
puluh satu respon den kemudian menja tersebut merupakan salah satu bentuk karunia
disembilan responden, jumlah responden Allah yang sangat berharga yang berfungsi
dengan tingkat kecemasan ringan awalnya sebagai zat penenang didalam otak manusia.
lima responden menjadi lima belas Secara fisiologis, terapi spiritual dengan
responden, serta responden yang sebelum di berdzikir atau mengingat asma Allah
berikan perlakuan tidak dapat dikategori tidak menyebabkan otak akan bekerja,ketika otak
cemas namun setelah diberikan perlakuan mendapat rangsangan dari luar, maka otak
Dzikir Khafi respon den mengalami tidak akan memproduksi zat kimia yang akan
cemas sebanyak Sembilan responden. memberi rasanyaman yaitu neuropeptida.
Berdasarkan hasil analisis ujiwilcoxon Setelah otak memproduksi zat tersebut, maka
test tingkat kecemasan sebelum dan sesudah zat ini akan menyangkut dan diserap didalam
perlakuan bahwa dengan derajat kesalahan tubuh yang kemudian akan memberi umpan
5% (0,05), maka terlihat bahwa z hitung balik berupakenikmatan atau ketenangan
adalah -4,818adengan nilai probabilitas0,000 (Lukman, 2012).
lebih kecil dari nilai α: 0.05, Ho ditolak dan Ha Dengan melakukan Dzikir Khafi
diterima yang berarti perbedaan tersebut merupakan penggerak emosi perasaan, dzikir
dapat dinyatakan bermakna, sehingga ini muncul melalui rasa, yaitu rasa tentang
disimpulkan terjadi penurunan penzahiran keagungan dan keindahan Allah
tingkatkecemasan sebelum dan sesudah SWT, sehingga akan dapat pula
dilakukan Dzikir Khafi pada lansia. mempengaruhi pola koping sesorang dalam
Kecemasan padalansiaberkaitan menghadapi sressor, sehingga stres respon
dengan perasaan tidak pasti dan tidak yang bebeda. Koping yang adaptif akan
berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki mempermudah seseorang mengatasi
obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara kecemasan dan sebaliknya pola koping yang
subyektif dan dikomunikasikan dalam maladaptif akan menyulitkan seseorang
hubungan interpersonal. Kecemasan pada mengatasi kecemasan.Allah berfirman dalam
lansia juga dapat dirasakan dalam perasaan Al-Qur’an Surat Al-Rad: 28, yang berbunyi:
yang tidak menyenangkan atau ketakutan
tidak jelas dan hebat, ini terjadi sebagai reaksi
terhadap suatu yang dialami seseorang
(Nugroho, 2000).
Setiap perubahan dalam kehidupan atau “Orang-orang yang beriman, hati mereka
peristiwa kehidupan yang dapat menimbulkan menjadi tentram dengan mengingat (Dzikir)
stress disebut stressor. Stress ini dapat di kepada Allah. Ingatlah hanya dengan
sebabkan oleh berbagai faktor psikologis mengingat Allah hati menjadi tentram”
maupun faktor fisik atau kombinasi dari faktor- (Q.S.13:28).
faktor tersebut, dimanakecemasan timbul
karena individu itu tidak mampu Bagi orang yang beriman dan selalu
menyesuaikan dirinya sendiri, orang lain dan mengingat Allah adalah hal yang paling
lingkungannya. Jika individu gagal berharga di mata Tuhan.Kadangkecemasan
menyelesaikan masalah, maka rasa cemas dianggap sebagai peringatan sebagai
akan terus berlanjut, namun jika ditanggulangi peringatan atas kesalahan yang telah dibuat
maka rasa cemas akan berhenti (Maramis, sehingga orang tersebut merasa pasrah
2000). dalam menghadapi kecemasan (Nurlaila,
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 51

2008). Perawat sebagai tenaga kesehatan bersifat komprehensif atau holistik, yang tidak
yang paling lama berkomunikasi dengan saja memenuhi kebutuhan fisik, psikologis,
pasien, mempunyai kesempatan mengajari sosial, dan kultural tetapi juga kebutuhan
pasien dalam mempertahankan mekanisme spiritual klien (Puspita, 2009).
kooping baru yang adaptif bagi pasien Spiritual care merupakan salah satu
sehingga dapat memenuhi kebutuhan rasa dimensi penting yang perlu diperhatikan oleh
nyaman pada pasien. perawat dalam memberikan asuhan
Soewandi (2002) menyatakan stressor keperawatan kepada semua klien. Makhija
psikososial yang terjadi pada lansia (2002) menyatakan bahwa keimanan atau
merupakan setiap keadaan atau peristiwa keyakinan religius sangat penting dalam
yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan personal individu, keimanan
kehidupan seseorang, sehingga seseorang itu diketahui sebagai suatu faktor yang sangat
perlu mengadakan adaptasi atau kuat (powerful) dalam penyembuhan dan
menanggulangi stressor yang timbul sesuai pemulihan fisik. Mengingat pentingnya
dengan berat ringannya stress.Individu peranan spiritual dalam penyembuhan dan
mengalami gangguan fisik seperti cidera, pemulihan kesehatan maka penting bagi
penyakit badan, operasi, cacat badan lebih perawat untuk meningkatkan pemahaman
mengalami stress. Di samping itu orang yang tentang konsep spiritual agar dapat
mengalami kelelahan fisik juga lebih mudah memberikan asuhan spiritual dengan baik
mengalami stress, hal tersebut banyak terjadi kepada semua klien.
pada lansia yang secara fisiologis telah terjadi Perawat dalam melakukan pengkajian
penurunan fungsi organ maupun psikososial. terhadap lansia harus bisa memberikan
Beek (2007) mengatakan bahwa ketenangan dan kepuasan batin dalam
pendampingan spiritual mempunyai spektrum hubungannya dengan Tuhan atau agama
yang menyeluruh atau holistik, bermuara pada yang dianutlansia dalam merasakan
pengetahuan pasien ketika sedang kecemasan, sehubungan dengan pendekatan
menghadapi masalah. Peran pendampingan spiritual bagi lansiapengkajian yang perlu
spiritual sebenarnya merupakan kompetensi dilakukan meliputi konsep pasien tentang
dari profesi keperawatan. Peran perawat tuhan, sumber kekuatan atau harapan,
dalam memberikan asuhan keperawatan pada praktek religius serta hubungan antara
pasien secara holistik meliputi biologi, keyakinan spiritual dengan status kesehatan
psikologis dan spiritual. pasien (Baldacchino 2002).
Berdasarkan hakikat manusia, Setiaplansia dalam menghadapi
keperawatan memandang manusia sebagai kecemasan memberikan reaksi yang berbeda,
mahluk yang holistik yang terdiri atas aspek tergantung dari kepribadian dan cara dalam
biologis (fisiologis), psikologis, sosiologis, merespon stressor. Implementasi asuhan
kultural dan spiritual. Hal ini seperti di keperawatan selanjutnya yang perlu dilakukan
nyatakan Xiaohan (2005) bahwa manusia diantaranya penjabaran konsep “caring” yang
merupakan satu kesatuan yang utuh yang mendasari perawat, dimana telahdi contohkan
terdiri atas fisiologis (physiological), psikologis oleh Rasululla SAW dan sahabatnya
(psychological), sosial (social), spiritual yaitutentang hubungan antar manusia Ners -
(spiritual), dan kultural (cultural), dimana Klien yang didasari keimanan dan ihsan,
manusia sesungguhnya memiliki esensi yang seorang perawat dalam memberikan asuhan
sama bahwa manusia adalah mahluk unik keperawatan tentu harus berlandaskan pada
yang utuh menyeluruh, yang tidak saja terdiri keilmuannya, spiritual mementingkan
atas aspek fisik, melainkan juga psikologis, profesionalisme berpengetahuan dan
sosial, kultural dan spiritual. keterampilan sehingga akan memberikan
Tidak terpenuhinya kebutuhan rasa asuhan keperawatan yang optimal
nyamanmanusia pada salah satu saja kepadaklien (Kozier, 2004).
diantara dimensi di atas akan menyebabkan Klien yang mengalami kecemasan tidak
ketidaksejahteraan atau keadaan tidak sehat. dapat beraktifitas secara rutin setiap hari.
Kondisi tersebut dapat dipahami mengingat Perawat perlu mengkaji kemampuan adaptasi
dimensi fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan klien dalam perawatan diri.Perawat juga perlu
kultural merupakan satu kesatuan yang utuh. mengkaji efek kecemasan pada aktivitas
Kesadaran akan konsep ini melahirkan sosial klien (Potter dan Perry, 2006). Adapun
keyakinan dalam keperawatan bahwa intervensi keperawatan terhadap
pemberian asuhan keperawatan hendaknya masalahkecemasanyaitu perlu di berikan oleh
52 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

perawat diantaranyan Dzikir Khafi. Menurut b. Bagi Lansia yaitu Dzikir Khafi perlu
Hadits Riwayat Al-Baihaqi mengatakan; dilakukan secara terus menerus atau
”Sesungguhnya bagi setiap segala istiqomah sehingga dapat memenuhi
sesuatu itu ada alat pembersihnya, dan kebutuhan rasa nyaman
sesungghuhnya alat pembersih hati (jiwa) danketenanganpada lansia serta dapat
adalah dzikir kepada Allah. Dan tidak ada meningkatkan kekhusukan dan beribadah
sesuatu yang lebih menyelamatkan dari siksa kepada Allah SWT
Allah dari pada dzikrullah”(HR. Al-Baihaqi). c. Bagi Perawat dapat menggunakan Dzikir
Dengan mengistiqomahkan Dzikir Khafi untuk mengurangi tingkatkecemasan
Khafidisetiap pagihari dalam kurun waktu 30 yang dialami pasien di klinik dan
menit, maka dzikir tersebut dapat masyarakat
menunjukkan komitmen seseorang untuk
senantiasa menyebut Asma Allah, DAFTAR PUSTAKA
menanamkan suatu kesadaran bahwa tiada Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Tuhan Selain Allah.Dengan memperbanyak Pendekatan Praktek (edisi 6). PT
dzikrullah diharapkan akanmemberikan Rineka Cipta: Jakarta
pengalaman psikologis dan spiritual (ahwal) Ahmadi. 2005. Tarbiyah Ruhiyah:
dan pada waktunya ahwal-ahwal ini menjadi Menumbuhkan Potensi Fitrah
semakin permanen sebagai maqam hasil dari Memberdayakan Potensi Iman: Solo
usaha untuk mempertahankannya. Dzikir Carpenito, L.J., 2001. Diagnosa Keperawatan.
merupakan media dalam syariat Allah dan EGC: Jakarta
melaksanakan fungsi-fungsi sosial Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan
sebagaimana mestinya dengan penuh Terjemahannya. Yayasan
keridhaan. Abu Awanah dan Ibnu Hibban Penyelenggara Penerjemah/Penafsir
meriwayatkan dalam masing-masing kitab Al-Qur’an. PT. Sygma Examedia
kumpulan hadits shahih berikut : Arkanleema: Bandung
‫صلَّى هللا‬ َ ‫الرِّز ِق مَا َي ْكفِي وَ َقا َل‬
ْ ‫الذ ْك ِر ا ْل َخفِى َو َخ ْي ُر‬ِّ ‫َخ ْي ُر‬ Faruq. 2004. 80 Keterangan Dzikullah.
َ ْ ِّ َ ُ ُ َ ْ ْ َ
‫الذك ُر ال تسْ َم ُع ُه الحَ فظة ي َِز ْيد َعلى الذك ِر تسْ َم ُع ُه‬ َ ْ ِّ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ Yayasan Sitoris Pondok Pesantren
ً‫ا ْلحَ َف َظ ُة بِ َس ْب ِع ْينَ ضِ عْ فا‬ Istiqomah Mudawamah Karangdan. CV
“Sebaik-baik dzikir adalah dzikir dengan Sinar Abadi Suryalaya: Tasikmalaya
samar (khafi) dan sebaik-baiknya rezeki Hidayat, Aziz A. 2003. Riset Keperawatan dan
adalah rezeki yang mencukupi, Nabi juga Tehnik Penulisan Ilmiah. Salemba
bersabda : “Dzikir yang tidak terdengar oleh Medika: Jakarta
malaikat pencatat amal (maksudnya Dzikir Keliat, B.A. 2005. Penatalaksanaan Stress.
Khafi) mengungguli atas dzikir yang dapat Penerbit Buku Kedokteran
didengar oleh mereka (dzikir jahri) sebanyak EGC: Jakarta
tujuh puluh kali lipat.” (HR. Al Baihaqi). Maramis, W.F. 2000. Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa. Airlangga Universitay
KESIMPULAN Press: Surabaya
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik Notoatmojo, S. 2002. Metodelogi Penelitian
deskriptif dan inferensial dapat diambil Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
kesimpulan bahwa Dzikir Khafi efektifuntuk Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik.
menurunkan tingkat kecemasan pada lansia Edisi 2, EGC: Jakarta
di Desa Saronggi, Sebagain besar responden Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2006.
mengalami kecemasan pada kategori Fundamental of nursing. 6th Edition.
kecemasan sedang sebesar 61,8% dan Mosby Year Book: USA
sebagian besar responden mengalami Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. 2002.
kecemasan pada kategori kecemasan ringan Principles and Practice of Psychiatric
sebesar 44,1%. Nursing. Sixth Edition. St. Louis : Mosby
Year Book.
SARAN Suliswati, Payapo, A.T., Maruhawa. J.,
a. Bagi peneliti selanjutnya perlu penelitian Sianturi, Y., dan Sumyatun. 2004.
lebih lanjut tentang Dzikir Khafi dengan Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan
sampel yang lebih besar untuk dapat Jiwa. EGC: Jakarta
digeneralisasikan pada populasi yang lebih Sangkan. 2002. Berguru Kepada Allah. Bukit
besar Thursina: Jakarta
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 53

Saleh. 2010. Berzikir untuk Kesehatan Saraf.


Penerbit Zaman: Jakarta
Solihin. 2005. Melacak Pemikiran Tasawuf di
Nusantara. Rajagrafindo: Jakarta
Stanley dan Beare. 2006. Buku Ajar
Keperawatn Gerontik. Edisi 2. EGC:
Jakarta

You might also like