You are on page 1of 14

Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah perbatasan yang meliputi wilayah daratan dan perairan merupakan


kedaulatan suatu negara. Letak strategis wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang berada diantara dua benua yaitu benua Australia dan benua Asia serta diapit
oleh dua samudera yaitu samudera Hindia dan Samudera Pasifik merupakan kawasan
potensial bagi jalur lalu-lintas antar negara. Disamping itu Indonesia merupakan negara
kepulauan, perairan yang saling bersambung dengan karakteristik alamiah lainnya dalam
pertalian yang erat sehingga membentuk satu kesatuan.
Pemuda Indonesia diharapkan mengambil peran untuk
mengembangkan pengetahuan dan teknologi yang hingga saat ini masih tinggal dengan
negara lain. Jadi mari pemuda Indonesia bangun Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) ini menjadi negara yang maju.
Situasi akhir-akhir ini kita melihat ada upaya kelompok-kelompok tertentu yang
berupaya untuk memecah belah NKRI baik dari dalam maupun negara asing. Saat ini
Indonesia telah kehilangan arah dan pegangan ideologi dalam kehidupan berbangsa &

Tugas Makalah 1
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

bernegara. Hal ini sangat berbahaya karena pemerintah tidak tahu harus membawa Indonesia
kemana tanpa visi yang jelas, sementara digerogoti oleh elit yang korup. Pemerintah hanya
bersifat reaktif dalam menjalankan tugasnya, tidak mempunyai program rencana ke depan.
Rakyat terlantar, terutama setelah kenaikan BBM yang memukul roda perkonomian rakyat.
Rakyat yang daerahnya kaya sumber daya alam harus mengalami kelaparan, busung lapar,
penyakit merajalela.
Permasalahan lain adalah penggusuran dengan ganti rugi yang tidak mencukupi,
harga barang-barang membumbung tinggi, biaya berobat yang mahal, pendidikan mahal
akibatnya rakyat menjadi bodoh. Rakyat menuntut kemerdekaan karena ketidak adilan,
sumber daya alam dikuras oleh negara asing sementara Indonesia hanya mendapatkan
sebagian kecil. Situasi ini dimanfaatkan oleh negara asing seperti Amerika, Australia, dan
sekutu-sekutunya untuk mendukung kemerdekaan daerah-daerah tersebut dengan maksud
apabila daerah tsb merdeka, mereka akan lebih menguasai secara keseluruhan sumber daya
alam dan pemerintahaan baru akan sangat bergantung pada negara asing seperti Amerika,
Australia, dll untuk mendapatkan pinjaman. Siklus ini akan terus diterapkan didaerah-daerah
lain. Negara-negara imperialis semakin mengukuhkan dirinya pada negara yang baru
berdiri.Contohnya adalah Timor Leste dan yang berikutnya adalah Aceh dan Papua.
Rakyat dihadapkan dengan aparat polisi dan TNI dalam memperjuangkan hak-hak
rakyat tertindas. Sementara Pemerintah dan para elit hanya mementingkan keutuhan NKRI,
tidak memperdulikan rakyat. Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh pendiri bangsa,
saat ini tidak dirasakan oleh rakyat kecil. Hak-hak rakyat seperti Pendidikan, Pekerjaan
dengan gaji yang layak, Tempat tinggal yang layak, Kebutuhan dasar telah dilupakan oleh
pemerintah dengan alasan uang negara tidak mencukupi harus hutang dengan negara-negara
asing. Rakyat telah dibodohi, nyatanya adalah pemerintah tidak becus dalam menjalankan
ketatanegaraan. Gerakan-gerakan rakyat harus menghentikan siklus tersebut, dengan tidak
mendukung kemerdekaan suatu daerah tetapi harus memperjuangkan kemerdekaan hak-hak
rakyat yang tertindas oleh rezim. Menjaga kemerdekaan Rakyat Indonesia = keutuhan NKRI.
Kemerdekaan Rakyat tidak dapat ditawar-tawar oleh kebijakan politik apa pun bentuknya.
Di dalam makalah ini, saya mencoba untuk menguraikan upaya apa saja yang dapat
dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI dimulai dari diri kita sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana upaya kita untuk mempertahankan keutuhan NKRI?

Tugas Makalah 2
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Wilayah Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara) pada
koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT, melintang di antara benua Asia
dan Australia serta antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia (terbentang sepanjang
3.977 mil). Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudera, ia disebut
juga sebagai Nusantara.
Sebagai negara kepulauan Indoneia memiliki ±17.505 pulau yang tersebar diseluruh
wilayah Indonesia dengan perbandingan luas daratan dan perairan yaitu 1:3, Dengan jumlah
pulau yang banyak ternyata menimbulkan berbagai pemasalahan seperti kaburnya batas-batas
wilayah negara, penyelundupan barang dan jasa, pembalakan liar, Perdagangan manusia dan
lain-lain, Selain permasalahan diatas masih terdapat kekurangsigapan Pemerintah RI dalam
menjaga integritas wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selama
ini belum didukung oleh data secara resmi mengenai nama dan posisi geografisnya.
Terlebih informasi tentang data pulau-pulau hingga saat ini berbeda-beda antara satu
lembaga dengan lembaga lainnya. LIPI menyebutkan ada 6.127 nama pulau pada tahun 1972,
Pussurta (Pusat Survey dan Data) ABRI mencatat 5.707 nama pulau pada tahun 1987, dan
pada tahun 1992, Bakosurtanal menerbitkan Gazetteer nama-nama Pulau dan Kepulauan
Indonesia sebanyak 6.489 pulau yang bernama. Perbedaan data tersebut mencerminkan
bahwa Indonesia masih lemah dalam pengelolaan wilayah lautnya, karena dari 17.508 pulau
yang diklaim Indonesia hanya beberapa persen saja yang sudah memiliki nama.

Tugas Makalah 3
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

Sebagai negara berdaulat, Indonesia harus segera mendepositkan data-data pulau yang
dimiliki sebagai bukti atau arsip negara. Hal ini penting mengingat bahwa, pulau-pulau yang
telah didepositkan akan menjadi salah satu acuan atau landasan Indonesia dalam
menyelesaikan sengketa perbatasan.
Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².
Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia hidup.
Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatra dengan
luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216
km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata
angin, yaitu:
1. Utara: Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan
2. Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia
3. Barat: Samudera Hindia
4. Timur: Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik

B. Kendala Dalam Menjaga Keutuhan Wilayah Perbatasan NKRI

Wilayah perbatasan suatu negara yang meliputi wilayah daratan dan perairan
merupakan kawasan tertentu yang mempunyai dampak penting serta peran strategis bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Wilayah tersebut memiliki keterkaitan yang erat
dengan kegiatan di wilayah negara lain yang berbatasan dengan Indonesia, baik dalam
lingkup nasional, regional (antar negara) maupun internasional.
Disamping itu wilayah perbatasan juga mempunyai dampak politis dan fungsi
pertahanan dan keamanan nasional. Oleh karena peran strategis tersebut, maka penjagaan
wilayah perbatasan Indoensia merupakan prioritas penting pembangunan nasional untuk
menjamin keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akan tetapi dalam praktek
dilapangan terdapat hambatan ataupun ancaman yang seringkali merugikan bagi kepentingan
bangsa Indonesia.

Permasalahan ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:


1. Aspek Sosial Ekonomi
Wilayah perbatasan merupakan daerah yang kurang berkembang (terbelakang) yang
disebabkan oleh lokasi yang terpencil dengan tingkat aksesibilitas yang rendah,
rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat, rendahnya tingkat kesejahteraan

Tugas Makalah 4
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan (banyaknya jumlah penduduk miskin dan
desa tertinggal), langkanya informasi tentang pemerintah dan pembangunan yang
diterima oleh masyarakat di daerah perbatasan (blank spots).
2. Aspek Pertahanan Keamanan
Kawasan perbatasan merupakan wilayah pembinaan yang luas dengan pola penyebaran
penduduk yang tidak merata. Sehingga, menyebabkan rentang kendali pemerintahan sulit
dilaksanakan, serta pengawasan dan pembinaan sulit dilaksanakan dengan mantap dan
efisien.
3. Aspek Politik
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan umumnya dipengaruhi oleh
kegiatan sosial ekonomi di negara tetangga. Kondisi tersebut berpotensi untuk
mengundang kerawanan di bidang politik. Apabila kehidupan ekonomi masyarakat
daerah perbatasan mempunyai ketergantungan kepada perekonomian negara tetangga,
maka selain dapat menimbulkan kerawanan di bidang politik juga dapat menurunkan
harkat dan martabat bangsa. Oleh sebab itu kawasan perbatasan merupakan salah satu
aset negara yang harus dijaga dan dipertahankan dari segala bentuk ancaman dan
tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.

Beberapa permasalahan yang menonjol di daerah perbatasan adalah sebagai berikut:


a. Belum adanya kepastian secara lengkap garis batas laut maupun darat.
b. Kondisi masyarakat di wilayah perbatasan masih tertinggal, baik sumber daya manusia,
ekonomi maupun komunitasnya.
c. Beberapa pelanggaran hukum di wilayah perbatasan seperti penyelundupan kayu illegal,
penyelundupan narkoba dan lain-lain.
d. Pengelolahan perbatasan belum seimbang, meliputi kelembagaan, kewenangan maupun
program.

C. Makna Keutuhan Bangsa dan NKRI

Pertama adalah anasir dari luar yang digambarkan oleh Negara tetangga kita,
Malaysia. Anasir kedua adalah anasir yang muncul dari dalam NKRI sendiri. Anasir itu ada
yang sudah berwujud gerakan yang secara terang-terangan berani
melakukan terorisme seperti Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku Selatan dan Gerakan
Papua Merdeka, ada juga yang berupa kelompok kecil yang belum kelihatan. Kasus-kasus

Tugas Makalah 5
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

pesengketaan antar warga atau antar instansi pemerintah patut juga diwaspadai. Sekecil
apapun perselisihan tersebut akan menggangu kerukunan dan persatuan bangsa jika tidak
disikapi secara bijaksana.
Memperhatikan diskripsi dan pengalaman di atas terlihat bahwa pemahaman tentang
keutuhan NKRI mencakup makna keutuhan wilayah, meliputi seluruh pulau dengan segenap
tanah, air dan udara yang terbentang dari Sabang sampai Meraukee, keutuhan budaya
meliputi adat istiadat, karya cipta dan hasil pemikiran Bangsa Indonesia dan suku-suku di
seluruh wilyah NKRI, keutuhan sumber daya alam, meliputi seluruh kekayaan alam berupa
barang tambang, beserta flora dan fauna, keutuhan penduduk atau sumber daya manusia,
meliputi keutuhan orangnya, statusnya, keselamatan bahkan kesejahteraannya. Menyadari
luasnya cakupan makna keutuhan NKRI maka menjadi berat dan luas pula tugas menjaganya.
Penjagaan atau pembelaan tidak cukup dilakukan dengan menyampaikan aspirasi oleh
pejabat negara atau demonstrasi oleh rakyat dan mahasiswa, lebih penting dari itu adalah
merenungkan apa penyebab kasus-kasus ancaman tersebut terjadi, untuk kemudian
melakukan langkah-langkah pencegahannya.

D. Tantangan dalam membangun integrasi

Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi


datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang ada
berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan
geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah
perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan
kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah yang
berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke permukaan setelah berbaur dengan
dimensi horizontal, sehingga hal ini memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia
dimensi horizontal lebih menonjol daripada dimensi vertikalnya.
Terkait dengan dimensi horizontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh negara-
negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah
masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya berkisar
pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa,
daerah, agama, dan kebiasaan.
Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah

Tugas Makalah 6
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa. Hal ini bisa berpeluang mengancam integrasi horizontal di
Indonesia.
Terkait dengan dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpin
untuk terus menerus bersedia berhubungan dengan rakyatnya. Pemimpin mau mendengar
keluhan rakyat, mau turun kebawah, dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasa
dipinggirkan.
Tantangan dari dimensi vertikal dan horizontal dalam integrasi nasional Indonesia
tersebut semakin tampak setelah memasuki era reformasi tahun 1998. Konflik horizontal
maupun vertikal sering terjadi bersamaan dengan melemahnya otoritas pemerintahan di
pusat. Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses
demokratisasi telah banyak disalahgunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat
untuk bertindak seenaknya sendiri. Tindakan ini kemudian memunculkan adanya gesekan-
gesekan antar kelompok dalam masyarakat dan memicu terjadinya konflik atau kerusuhan
antar kelompok. Bersamaan dengan itu demonstrasi menentang kebijakan pemerintah juga
banyak terjadi, bahkan seringkali demonstrasi itu diikuti oleh tindakan-tindakan anarkhis.
Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat,
kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan
masyarakat terhadap pemerintah yang sah, dan ketaatan warga masyarakat melaksanakan
kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya integrasi dalam arti vertikal. Sebaliknya
kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak/kurang sesuai dengan
keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat
terhadap kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal. Memang
tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh warga
masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani
keinginan dan harapan sebagian besar warga masyarakat.
Jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam
masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai antara
kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada satu sama lain, merupakan
pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal. Kita juga tidak dapat mengharapkan
terwujudnya integrasi horizontal ini dalam arti yang sepenuhnya. Pertentangan atau konflik
antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan yang ada, tidak pernah tertutup
sama sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun yang diharapkan bahwa konflik itu dapat
dikelola dan dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak terlalu

Tugas Makalah 7
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan


nasional.
Di era globalisasi, tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan global di mana
keberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan dan
kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan
sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mangabaikan batas-batas
negara-bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang
sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan.
Di situlah nasionalisme dan keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang
semakin berat. Di sisi lain, tantangan integrasi juga dapat dikaitkan dengan aspek aspek lain
dalam integrasi yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya.

E. Peran serta Pemuda dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda yang
memiliki pemikiran yang beragam. Mereka adalah generasi yang ditempatkan sebagai subjek
pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan dan keterampilan yang
didukung penguasaan ilmu pengetahuan untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibatannya
secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya untuk penyelesaian masalah-masalah yang
dihadapi bangsa.
Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu
mereka yang masih memerlukan bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan
potensi dan kemampuan efektif ke tingkat yang lebih baik untuk dapat bersikap mandiri
dan bijaksana.
Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk
memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih
berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah
memperlihatkan bahwa pemuda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda
sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan
biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan
dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, dan kematangan
logikanya.
Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari kebangkitan bangsa-bangsa Asia akibat
kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh

Tugas Makalah 8
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda
berikrar untuk mengakui satu bangsa Indonesia. Angkatan 1945 menjadi angkatan yang
mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945. Angkatan 1966 melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang
dipicu oleh pemberontakan PKI. Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa
adalah sangat penting. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum
berakhir. Pemuda yang menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk
tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu berbeda.

F. Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa

Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan
memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa, bahkan menuju pada makin
memudarnya semangat bangsa.
Berbagai gejala sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya kehidupan
masyarakat, memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan
dan jabatan bukan lagi sebagai amanah penderitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman,
mahalnya menegakkan keadilan dan masih banyak lagi masalah sosial yang kita harus
selesaikan.
Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki ilmu pengetahuan, karena
bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi masalah yang serius, dan harus dituntaskan
secara menyeluruh. Oleh karena itu, mari generasi muda persiapkan dirimu untuk
membangun dan menjaga nagara kesatuan republik indonesia(NKRI) menjadi negara yang
lebih maju dari sebelumnya.

G. Strategi Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang


berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia
adalah:
1. Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh, terpadu,
terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan generasi

Tugas Makalah 9
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda bangsa-bangsa
lain. Usaha pengembangan ini merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap
sebelumnya dan merupakan rangkaian yang berkelanjutan.
2. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang bersifat lintas
bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan
kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasanserta melibatkan
peran serta masyarakat.
3. Menempatkan posisi generasi muda sebagai subjek dibanding sebagai objek dan pada
tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif,
produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif.

Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang
merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa. Proses
gradual ini secara sosiologis merupakan proses penanaman nilai dan norma masyarakat
sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18
tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi
sosial dalam rangka memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang
dewasa sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun),
diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu
menerapkannya dalam lingkungannya.
Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak kematangan sebuah
generasi. Pemuda, dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai
kemandirian.
Pertama, harus diciptakan suasana yang kondusif agar para generasi muda dapat
mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya. Dengan pernyataan
ini maka berarti kita memiliki pandangan yang positif dan optimis tentang para generasi
muda, yaitu bahwa setiap generasi muda memiliki potensi, bakat, dan minat masing-masing.
Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi kebudayaan, bukan
strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus menempatkan generasi
muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus
diberikan otoritas untuk melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih
berdaya dan diberdayakan.
Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk
mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos kompetisi

Tugas Makalah 10
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam
suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat
berkompetisi.

Tugas Makalah 11
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa,


terutama persoalan yang menyangkut keutuhan NKRI, meski tidak dipungkiri bahwa
persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting adalah kesadaran pemuda untuk
mampu merubah dirinya dari objek pembangunan menjadi subjek pembangunan dan mampu
tampil untuk memajukan bangsa ini.
Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya dengan
membangun kesadaran bagi pemuda, maka masalah keutuhan NKRI memiliki harapan untuk
makin diperkokoh.
Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain:
1. bangga sebagai bangsa Indonesia,
2. menjaga persatuan dan kesatuan wilayah bangsa,
3. menjaga kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa dengan saling menghormati
perbedaan,
4. menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi bangsa di
masa mendatang,
5. menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.

Jadi, upaya untuk mempertahankan NKRI bias ditempuh dengan cara mengetahui
kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita dapat
menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia, sehingga tidak
timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada.
Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang
mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.

Tugas Makalah 12
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

B. Saran

Seorang pemuda mempunyai tugas untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan


NKRI diperlukan kesadaran yang tinggi. Rasa cinta Tanah Air perlu ditanamkan sejak dini
oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan sangat dibutuhkan untuk membentuk
karakter pemuda bangsa Indonesia.

Tugas Makalah 13
Tantangan Menjaga Keutuhan NKRI PKN

DAFTAR PUSTAKA

http://sttmultimedia.multiply.com/journal/item/30/Peranan_Warga_Dalam_Mempertahankan
_NKRI

http://rachmadrevanz.com/pentingnya-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-indonesia.html

Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21, Indonesia”
Dephan, 2003, Jakarta.

Juwono Sudarsono, “Mengembangkan Pertahanan Nir-militer Indonesia”, Ceramah Menhan


RI pada Peserta Training of Trainer (TOT) anggota Badiklat Dephan, 30 September 2005,
Jakarta.

Koentjaraninggrat, Sejarah Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press, Jakarta, 1990.

Marsekal Muda TNI Pieter L.D. Wattimena, S.IP., Pointer Ceramah Dirjen Ranahan pada
Peserta Training of Trainer : “Minimum Essential Force (MEF), 27 September 2005, Jakarta.

Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta 1985.

Peraturan Menteri Pertahanan Nomor : PER/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus 2005


tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dephan.

Studi Pertahanan Nomor : 1 “Monographe : Pokok-Pokok Pikiran tentang Hankamneg”,


Badiklat Dephan, Agustus 2005, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Biro
Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.
http://books.google.co.id/

Tugas Makalah 14

You might also like