Professional Documents
Culture Documents
perundang-undangan
Tenaga Nuklir
ZAENAL ABIDIN
Tata perundang-undangan diatur dalam :
1. Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang Memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum
Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia.
Urutannya yaitu :
1) UUD 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU;
4) Peraturan Pemerintah;
5) Keputusan Presiden;
6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari : Peraturan Menteri dan Instruksi Menteri.
Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku.
2 Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Undang-Undang.
. Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, tata urutan peraturan perundang-undangan RI yaitu
R :
1) UUD 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU;
4) Peraturan Pemerintah; Pengganti UU
5) PP;
6) Keputusan Presiden;
7) Peraturan Daerah
(Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku)
HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
MENU RUT UU NO. 10 TAHUN 2004
Untuk wanprestasi, upaya yang dapat Anda lakukan adalah mengajukan gugatan atas dasar
wanprestasi. Namun sebelumnya, Anda perlu memberikan somasi pada konsumen Anda
tersebut. Somasi diberikan sebagai peringatan bahwa konsumen Anda lalai melakukan
prestasi/kewajibannya membayar barang yang sudah diambilnya, dan untuk itu mengingatkan
pada konsumen untuk segera melakukan prestasi/kewajibannya.
Apabila setelah diberikan somasi, konsumen Anda tetap tidak memenuhi kewajibannya, maka
Anda bisa mengajukan gugatan pada pada Pengadilan Negeri yang wilayahnya meliputi
tempat tinggal konsumen Anda. Menurut Pasal 1267 KUHPerdata, ada beberapa hal yang
dapat Anda gugat atau tuntut dari pihak yang wanprestasi, yaitu:
1. Pemenuhan perikatan, artinya Anda bisa menuntut agar konsumen Anda untuk membayar
utangnya terhadap anda;
2. Pemenuhan perikatan dengan ganti kerugian;
3. Ganti kerugian. Ganti kerugian terdiri dari tiga unsur, yaitu biaya, rugi, dan bunga. Biaya
adalah segala pengeluaran yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh satu pihak. Rugi adalah
kerugian karena kerusakan barang-barang milik kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian
debitur. Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan
atau dihitung oleh kreditur;
4. Pembatalan perjanjian. Dengan pembatalan perjanjian, kedua belah pihak kembali pada
keadaan semula sebelum perjanjian diadakan. Apabila suatu pihak sudah menerima sesuatu
dari pihak yang lain, baik itu uang atau barang, harus dikembalikan;
5. Pembatalan perjanjian dengan ganti kerugian.
Dasar hukum:
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie atau BW, Staatsblad
1847 No. 23)
Cara Menghitung Pesangon
Berdasarkan Alasan PHK
• Secara konsep, ada dua jenis PHK, yaitu PHK
secara sukarela dan PHK dengan tidak
sukarela. Dalam artikel Berkembangnya
Alasan-Alasan PHK dalam Praktik dijelaskan
ada beberapa alasan penyebab pemutusan
hubungan kerja (“PHK”) yang terdapat dalam
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”).
• PHK sukarela misalnya, yang diartikan sebagai
pengunduran diri buruh tanpa paksaan dan
tekanan. Begitu pula karena habisnya masa
kontrak, tidak lulus masa percobaan
(probation), memasuki usia pensiun dan
buruh meninggal dunia. PHK tidak sukarela
dapat terjadi karena adanya pelanggaran, baik
yang dilakukan buruh maupun
pengusaha/perusahaan.
Alasan PHK Kompensasi Pengaturan di UU
Ketenagakerjaan
Mengundurkan diri tanpa tekanan Berhak atas UPH Pasal 162 Ayat (1)
Pekerja mengajukan PHK karena 2 kali UP, 1 kali UPMK, dan Pasal 169 Ayat (1)
pelanggaran pengusaha UPH
Pernikahan antar pekerja (jika diatur 1 kali UP, 1 kali UPMK, dan Pasal 153
oleh perusahaan) UPH
UP = Uang Pesangon; UPMK = Uang Penghargaan Masa Kerja; UPH = Uang Penggantian
Hak
Alasan PHK Kompensasi Pengaturan di UU
Ketenagakerjaan
PHK Massal karena perusahaan rugi atau 1 kali UP, 1 kali UPMK, dan UPH Pasal 164 (1)
force majeure
PHK Massal karena Perusahaan 2 kali UP, 1 kali UPMK, dan UPH Pasal 164 (3)
melakukan efisiensi.
Peleburan, Penggabungan, perubahan 1 kali UP, 1 kali UPMK, dan UPH Pasal 163 Ayat (1)
status dan Pekerja tidak mau
melanjutkan hubungan kerja
Peleburan, Penggabungan, perubahan 2 kali UP, 1 kali UPMK, dan UPH Pasal 163 Ayat (2)
status dan Pengusaha tidak mau
melanjutkan hubungan kerja
Perusahaan pailit 1 kali UP, 1 kali UPMK, dan UPH Pasal 165
Pekerja meninggal dunia 2 kali UP, 1 kali UPMK, dan UPH Pasal 166
Pekerja mangkir 5 hari atau lebih dan UPH dan Uang pisah Pasal 168 Ayat (1)
telah dipanggil 2 kali secara patut
Pekerja sakit berkepanjangan atau karena 2 kali UP, 2 kali UPMK, dan UPH Pasal 172
kecelakaan kerja (setelah 12 bulan)
Pekerja memasuki usia pensiun opsional Sesuai Pasal 167
Pekerja ditahan dan tidak dapat 1 kali UPMK dan UPH Pasal 160 Ayat (7)
melakukan pekerjaan (setelah 6 bulan)
Pekerja ditahan dan diputuskan bersalah 1 kali UPMK dan UPH Pasal 160 Ayat (7)
Pasal 156 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yang
berbunyi:
5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 6 (enam) bulan upah
(enam) tahun
6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 7 (tujuh) bulan upah
(tujuh) tahun
7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 8 (delapan) bulan upah
(delapan) tahun,
8 (delapan) tahun atau lebih 9 (sembilan) bulan upah
UPH terdiri dari:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ke tempat di mana pekerja/buruh diterima
bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan
perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari
uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja
bagi yang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
• Dari uraian di atas diketahui bahwa pekerja
yang mengundurkan diri secara sukarela tidak
berhak mendapatkan uang pesangon dan
uang penghargaan masa kerja. Ia hanya
berhak mendapatkan uang penggantian hak.
• Di samping itu, menurut Umar Kasim dalam artikel Apakah Pekerja
yang Mengundurkan Diri Akan Mendapat Pesangon?, khusus bagi
karyawan yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan
pengusaha secara langsung, maksudnya non-management
committee, berdasarkan Pasal 162 ayat (2) UUK juga berhak
diberikan Uang Pisah yang nilainya dan pelaksanaan pemberiannya,
merupakan kewenangan (domain) para pihak untuk
memperjanjikannya dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan/perjanjian kerja bersama. Penjelasan lebih lanjut
mengenai UPH bagi pekerja yang resign atau dapat Anda simak
dalam artikel tersebut.
•
• Sementara untuk pekerja yang mengalami pemutusan hubungan
kerja berhak mendapat kompensasi sesuai alasannya masing-
masing sebagaimana sudah diuraikan di tabel di atas.
Tugas
• Sebutkan perundang-undangan ketenaga
nukliran ( masih berlaku no ganjil
yang sudah tidak berlaku di Indonesia no genap
nomor absen
• Kirim ke zaenala6@gmail.com