Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Modul praktikum ini menjelaskan metoda uji radiografi dengan teknik Double
Wall Double Image (DWDI). Modul terdiri atas tiga BAB, BAB I Pendahulan,
BAB II Petunjuk Praktikum Teknik Radiografi Double Wall Double Image
(DWDI) - Ellip, BAB III Petunjuk Pelaksanaan Proteksi Radiasi
PRACTICAL INSTRUCTIONS
RADIOGRAPHY TECHNIQUE DOUBLE WALL DOUBLE IMAGE
(DWDI) - ELLIPSE
A. Purpose
There are three basic essentials for the radiographic testing process, namely;
- Radiation source- X-ray machine; gamma rays- Ir-192 and Co-60, neutron;
electron.
- Object or specimen – Welded plate and pipe, casting, etc.
- Film - Industrial grade x-ray film. Examples - Fuji, Agfa Geavert, Kodak,
etc.
The choice of radiographic technique depends on the geometry of the
specimen. For materials and for welds in components 3.5 in. (89 mm) or less
in nominal outside diameter, a technique may be used in which the radiation
passes through two walls and the weld (material) in both walls is viewed for
acceptance on the same radiograph. This technique named double wall
double image technique (DWDI). This technique consists of two kinds of
ellipse techniques, and superimpose techniques that are only done as an
alternative. The sketch of the ellipse technique is simply shown in Figure II-1.
An important factor in radiographic engineering is the selection of appropriate
radioactive energy according to the thickness of the material under test as it
affects the resulting image contrast. According to ASME V standard, Article
22, SE-94, generally the energy range 100 kV to 500 kV will get good contrast
when used for radiographic material with thickness between 2.5 HVL to 10
Another important factor is the exposure time, as it affects the film density
which ultimately affects film contrast. In the ellipse technique, the irradiance
time can be determined by the equation II-1 for x-ray radiography and the 2-
to-2 invasion for gamma ray radiography.
2
SFD ellipes E
t II-1
SFD kurva i
2
SFD ellipes E
t II-2
SFD kurva A
E is the exposure value obtained from the exposure chart according to the
thickness of the material under test. While SFD ellipse can be determined by
equation II-3.
SFD elliesp SFD 2 P II-3
P is the source shift from its normal position, and L is the width of the weld.
SFD SFDelliipse
D. Langkah Kerja
1. Persiapan
(1) Tentukan tebal material dengan sigmat
(2) Tentukan sumber radiasi (kV) yang sesuai dengan ketebalannya
sesuai standard ASTM E-94
(3) Hitung aktivitas (bila dipilih sumber radiasi Ir-192)
(4) Tentukan waktu penyinaran menggunakan kurva paparan (exposure
chart)
(5) Tentukan penetrameter (IQI) menggunakan tabel T-276 ASME V
artikel 2.
(6) Cek secara visual adanya cacat atau ketidakrataan permukaan
3. Pasca Pelaksanaan
4. Pelaporan
(1) Isi laporan teknis dalam formulir yang ditunjukkan dalam lampiran 1
(2) Isi laporan interpretasi cacat dalam formulir yang ditunjukkan dalam
lampiran 2
(3) Buat laporan resmi dalam kertas folio yang disediakan. Pedoman
pembuatan laporan dapat dilihat pada lampiran 3.
BAB III
PETUNJUK PELAKSANAAN PROTEKSI RADIASI
1. Lapor ke PPR bahwa akan melakukan uji radiografi dan minta surveimeter
dan dosimeter personel (TLD/ film badge, dan dosimeter saku)
2. Baca dan catat nilai dosis yang ditunjukkan oleh dosimeter saku kemudian
laporkan ke PPR.
3. Pakai TLD/film badge, dan dosimeter saku
4. Periksa surveimeter, meliputi :
- hidupkan surveimeter dan periksa kelayakan baterai
- periksa masa berlaku kalibrasi
- periksa faktor kalibrasi dan pelajari cara pembacaan surveimeter pada
faktor kalibrasi yang sesuai
5. Periksa panel control, yangmana tombol ON/OFF harus pada posisi OFF,
dan timmer harus pada posisi 0 untuk memastikan bahwa pesawat sinar x
tidak membangkitkan radiasi.
6. Periksa ruang penyinaran dengan surveimeter untuk memastikan tidak
ada paparan radiasi baik dari tabung sinar x maupun dari sumber radiasi
lain.
7. Letakkan tanda bahaya radiasi diluar tali kuning, pada posisi laju paparan
0,25 mR/j (posisi perkiraan)
8. Bawa benda uji, film, dan perlengkapan lainnya ke dalam ruang
penyinaran dan lakukan set-up sesuai dengan teknik radiografi yang
diterapkan (surveimeter harus dibawa ke dalam ruang penyinaran dan
dalam keadaan ON)
9. Pastikan tidak ada orang di dalam ruang penyinaran
10. Tutup pintu ruangan/ daerah kerja (bila ruangan dilengkapi dengan lampu
indikator penyinaran radiasi, hidupkan lampu tersebut).
11. Bangkitkan radiasi sinar x dengan langkah berikut
- Atur kV pada nilai yang diinginkan dengan memutar tombol KV
- Atur waktu penyinaran yang diinginkan dengan memutar tombol
timmer
- Tekan tombol ON/OFF pada posisi ON (sinar x dibangkitkan dengan
ditandai lampu merah menyala)
(Prosedur ini tidak harus dilakukan sendiri, bisa minta bantuan operator
pesawat sinar x yang bertugas)
12. Lakukan survei radiasi untuk mengetahui batas daerah dengan laju
paparan 0,25 mR/jam dan 2,5 mR/jam (bila perlu geser posisi tanda
bahaya radiasi sesuai dengan hasil pengukuran laju paparan), kemudian
awasi daerah tersebut dari orang yang tidak berwenang selama
penyinaran
13. Setelah penyinaran selesai secara otomatis, yang ditandai dengan adanya
bunyi alarm atau matinya lampu merah, lakukan survei radiasi ke dalam
ruang penyinaran untuk memastikan tidak ada paparan radiasi
14. Ambil benda uji, film hasil radiografi, dan perlengkapan lainnya (jika
ruangan dilengkapi dengan lampu indikator penyinaran radiasi, matikan
lampu tersebut)
15. Kumpulkan tanda bahaya radiasi pada tempat semula
16. Matikan surveimeter, baca dan catat dosis yang ditunjukkan dosimater
saku kemudian laporkan ke PPR
17. Kembalikan surveimeter, TLD/film badge dan dosimeter saku ke PPR.
Lampiran 2
Acceptance criteria
RADIOGRAPHIC INSPECTION REPORT ASME BPV Code
Sec VIII Div. 1 UWS 1
RADIOGRAPHER
( ………………………… )
Lampiran 3
Pemilihan teknik radiografi bergantung pada bentuk benda uji. Teknik DWDI
hanya boleh digunakan pada benda uji pipa yang memiliki diameter luar nominal
(OD) 3,5 in.
OD nominal = …….
Teknik yang digunakan adalah ………
Pemilihan energi mengacu pada ASME V artikel 22, SE-94. Hubungan antara
rentang tebal dengan energi disajikan dalam tabel berikut :
Pemilihan energi tergantung pada ketebalan yang ditembus radiasi, untuk teknik
DWDI didasarkan pada 2 tebal las.
2. Pemilihan SFD
SFD dipilih melebihi SFD minimum untuk mendapatkan film hasil radiografi
dengan definisi yang baik. SFD minimum dihitung dengan persamaan berikut
f
SFDmin 1 ODlas
Ug max
S . 100 %
X
(3) Densitas
- Persyaratan, 2 sampai 4 untuk sinar gamma, 1,8 – 4 untuk sinar x.
- Densitas las, minimal = …………., maksimal = …………….
- Densitas IQI = ……………
- Densitas material = …………
VDmin = ………….
VDmax = ………….
(5) Artifact
- Persyaratan, film harus bebas dari artifact pada daerah pemeriksaan.
- Hasil yang diperoleh, ada/ tidak ada *)
(6) Huruf B
- Persyaratan, pada film tidak boleh tampak huruf B yang lebih terang dari
sekitarnya.
- Hasil yang diperoleh, tampak/ tidak tampak *)
6. Kesimpulan
Film hasil radiografi diterima/ ditolak*), karena
- …….
- …….
- …….
- …….
- …….
- …….
7. Saran
Diisi cara perbaikannya jika film ditolak.