You are on page 1of 64

ANALISIS FILM DENGAN TEORI FRIEDMAN

“AUGUST : OSAGE COUNTY”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen Pengampu: Ns. Latifa Aini S, S.Kep, M.Kep, Sp. Kom

disusun oleh :
Kelompok 2 Kelas D
1. Azkiel Fikrie 162310101129
2. Mochamad Riko Saputra 162310101134
3. Liyah Elsa Nur Cahyani 162310101141
4. Miftakhul Sa’adah 162310101159
5. Anisa Kirnawati 162310101186
6. Devi Nur Indah Sari 162310101187

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
A. KEHADIRAN KELUARGA
1. GAMBARAN SINGKAT TENTANG FILM
Pemeran :
- Beverly Weston (Suami Violet)
- Violet Weston (istri dari Beverly dan penderita Kanker Mulut)
- Mattie Fae Aiken (Saudara Violet Weston)
- Charles Aiken (Suami Mattie Fae)
- Barbara Weston(Anak pertama dari pasangan Beverly dan Violet)
- Bill Fordham (Suami Barbara Weston)
- Jean Fordham (Anak Barbara dan Bill)
- Karen Weston (Anak kedua dari pasangan Beverly dan Violet)
- Steve Heidebrecht (Tunangan Karen Weston)
- Ivy Weston (Anak kedua dari pasangan Beverly dan Violet)
- Charles Aiken Jr (Anak Beverly dan Mattie Fae; Kekasih Ivy
Weston)
- Johnna Monevata (Pengasuh Violet)
- Sheriff Deon Gilbeau (Polisi setempat)
- dr. Burke (Dokter pribadi Violet)
Deskripsi Violet :
Violet ialah perempuan paruh baya yang awalnya tinggal bersama
suaminya (Beverly) dirumahnya di Oklahoma. Violet didiagnosa
medis memiliki penyakit Kanker mulut. Saat awal pernikahan
Beverly dan Violet berjanji untuk tidak mempermasalahkan tentang
kebiasaan masing-masing, Violet dengan kebiasaan mengkonsumsi
obat dan Beverly dengan kebiasaannya meminum alkohol. Diketahui
Beverly seorang penulis dan mereka memiliki 3 anak perempuan
yang bernama Barbara, Karen dan Ivy. Violet memiliki sifat yang
keras dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kata-kata kasar dan
terkesan menjatuhkan perasaan anaknya. Violet mengetahui apapun
yang terjadi dalam keluarganya. Mulai dari perceraian anaknya
(Barbara dengan Bill), masa lalu tunangan anaknya (Karen),
hubungan Charles junior dengan anaknya (Ivy), serta perselingkuhan
yang Beverly lakukan bersama dengan saudaranya sendiri (Mattie
Fae). Violet sangat menyayangi suami dan anaknya. Violet dan
Beverly memiliki masa kecil yang tidak bahagia karena hidup dalam
kekurangan, mereka merupakan anak pertama dalam keluarga yang
dapat menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, mereka
menaruh harapan yang sangat besar kepada anak-anaknya, sayang
anak-anaknya sekolah sampai perguruan tinggi namun tidak
mengejar karir. Sebelum pengasuh (Johnna) datang Beverly yang
menyiapkan segala kebutuhan keluarganya. Beverly bunuh diri
disebuah danau, sebelumnya Violet bertemu dan mengambil uang
karena menurutnya uang sangat penting, Beliau menyesal dan
depresi karena penyakitnya, ditinggal suaminya dan anak-anaknya
yang tak perduli padanya dan menganggap Violet orang paling jahat.
Pada akhirnya Violet bersama Johnna tinggal di rumahnya.

2. GAMBARAN ECOMAP KELUARGA TERSEBUT


3. ANALISIS ECOMAP SECARA SPESIFIK TERKAIT HUBUNGAN
KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKITAR
a. Hubungan keluarga Violet dengan fasilitas kesehatan cukup
kuat, ditandai dengan Violet yang telah menjalani kemoterapi
yang terakhir, ketika kondisi Violet sakit karena perdebatan
dengan anaknya (perihal obat yang terus dikonsumsi), mereka
langsung membawa ke dr. Burke, serta Ivy yang telah
melakukan operasi pengangkatan rahim karena kanker rahim
yang ia derita.
b. Hubungan Keluarga Violet tidak harmonis atau lemah. Barbara
dan Karen memilih meninggalkan Violet untuk keluarga
barunya. Sedangkan Ivy sebelumnya tinggal dekat rumah
Violet dan merawat Violet namun karena rasa bencinya
terhadap Ibunya Ia memilih pergi meningalkan Violet
sendirian.
c. Hubungan Violet dan Beverly suaminya, awalnya sangat kuat
ditandai dengan Beverly yang menuliskan buku tentang Violet.
Namun, saat Violet depresi karena kanker mulut dan mulai
memperlihatkan kekacauan hidupnya Beverly meminta seorang
pengasuh untuk menemani Violet dan akhirnya memilih bunuh
diri.
d. Hubungan keluarga Violet dan Keluarga Mattie Fae tidak
harmonis atau lemah. Pada awalnya keduanya saling
mendukung. Mattie nampak selalu mendukung Violet saat
Violet sakit maupun saat Beverly menghilang dan ditemukan
telah meninggal. Namun, ternyata banyak kebohongan dan tak
tersampaikan informasi yang sebenarnya dan baru terbongkar
pada akhir film yang menimbulkan kemarahan anak-anak
Violet. Hal ini membuat hubungan keluarga Violet dan
keluarga Mattie menjadi tidak harmonis.
B. PENILAIAN KELUARGA DAN PRIORITAS KEBUTUHAN
1. KONDISI FISIK DAN PSIKOSOSIAL
Kondisi fisik Violet sangat memprihatinkan, rambut yang jarang-
jarang karena efek kemoterapi, badannya yang kurus dan ringkih.
Sedangkan kondisi Beverly sangat baik walaupun menua tapi Beverly
terlihat sehat. Kondisi dari Barbara, Karen dan Ivy saat itu terlihat
baik-baik saja. Saat meninggalnya Beverly, Violet mampu berdandan
dengan baik. Menurutnya tua akan membuat semua orang jelek,
kosmetik itu penting baginya. Namun setelah pemakaman Beverly,
Violet tidak berdandan, tidak makan dan tidak dapat mengontrol
emosinya. Dia selalu merokok dan ingin mengonsumsi obat-obatan. Di
suatu saat Violet dan Barbara tak sempat mengganti bajunya karena
diradang masalah tentang Jean dengan Steve.

2. FAKTOR LINGKUNGAN DAN SOSIOKULTURAL; NILAI,


KEYAKINAN,RITUAL
a. Lingkungan : Violet memiliki rumah yang terletak di Oklahoma
yang begitu panas dan kering.
b. Sosiokultural : Dalam budaya yang berada di keluarga Violet, tidak
diperkenankan menikahi saudara dan memiliki keturunan. Violet
juga sangat menjunjung tinggi budaya saat makan malam
pemakaman Beverly yakni semua laki-laki tetap menggunakan jas
sebagai penghormatan kepada yang telah meninggal
c. Nilai keyakinan : Violet meyakini dan menerapkan do’a saat akan
makan. Akan tetapi Violet tidak meminta bantuan apabila ada
masalah yang menimpa keluarganya. Violet tidak menghadirkan
Tuhan dalam permasalahan.
d. Ritual : Saat pemakaman Beverly terlihat didandani seperti
pemakaman pada agama nasrani dan dilakukan kremasi. Dilakukan
makan malam pemakaman Beverly untuk menghormatinya.

3. STATUS GIZI DAN OBAT-OBATAN


Status gizi Violet mungkin dikategorikan gizi kurang karena terlihat
badannya yang kurus dan pola makannya yang sering terlihat tidak
nafsu makan. Sebelum didiagnosa Kanker Mulut sampai saat ini,
Violet mengonsumsi obat valium, ucodin, darvon, xanax, oxycontin
dan diluadid dan selalu merokok. Violet telah melewati beberapa tahap
kemoterapi untuk mengobati kankernya. Violet mendapatkan obat di
klinik dr. Burke.

4. PENGGUNAAN SUMBER PERAWATAN KESEHATAN ATAU


PENGOBATAN ALTERNATIF
Violet berobat dan melewati kemoterapi. Violet pergi ke klinik
dr.Burke untuk meminta obat penenang dalam jumlah yang banyak.

5. DIAGNOSA MEDIS
Kanker Mulut

6. BAGAIMANA KONDISI KLIEN MEMPENGARUHI KELUARGA


DAN REAKSI MEREKA
Beverly orang pertama yang mengetahui penyakit Violet, Beverly tetap
setia dan menemani Violet sampai ia memutuskan untuk mengakhiri
hidupnya. Ivy juga mengetahui dan terkadang saat Violet sakit Ivy
merawatnya. Sedangkan Karen dan Barbara mengetahui keadaan
Violet namun mereka tidak berusaha menjenguk Ibunya sampai pada
suatu hari Beverly hilang dan ternyata bunuh diri.
7. PERSEPSI KELUARGA TENTANG KESEHATAN
Keluarga Violet sudah menerima tentang keadaan Kanker Mulut,
karena melihat dari kebiasaan Beverly dan Violet yaitu merokok,
mengonsumsi obat-obat penenang dan minum-minuman alkohol.
Karen dan Barbara mengkhawatirkan Ivy yang tidak menceritakan
keadaanya bahwa ia telah melewati operasi pengangkatan rahim. Ivy
memandang penyakit kanker rahim itu tidak buruk.

8. KEKUATAN KELUARGA
Pada awalnya anak-anak Violet tidak pernah berkunjung di rumah
Violet. Namun saat Beverly menghilang dan dinyatakan tenggelam
didanau, anak-anak Violet berkunjung dan menemani Ibunya. Pada
saat itu terjadi banyak pertikaian yang mengakibatkan perpecahan
dalam keluarga dan akhirnya Violet hanya ditemani oleh pengasuhnya.
C. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
KLIEN DENGAN KANKER.

A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Beverly
2. Alamat : Okhlahoma
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Penulis
4. Pendidikan Kepala Keluarga: SMA
5. Komposisi Keluarga : Beverly dan Violet
No. Nama Jenis Kelamin Hubungan dengan KK Umur Pendidikan
1. Tn. B L Suami - tahun SMA
2. Ny. V P Istri -tahun SMA
3. Nn. B P Anak -tahun Sarjana

4. Nn. K P Anak -tahun Sarjana


5. Nn. I P Anak -tahun Sarjana
6. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. B tergolong tipe keluarga Usila (Keluarga yang terdiri dari
suami dan istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
7. Suku Bangsa
Ras kulit putih
8. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama kristiani yang ditunjukan pada
saat upacara pemakaman (kremasi) di gereja dan terlaksana acara makan
malam penghormatan untuk mendiang Beverly sesaat setelah
pemakaman.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga Tn. Beverly tergolong keluarga dengan pendapatan menegah
keatas yang memiliki kemampuan finansial yang berkecukupan yang Tn.
Beverly dapatkan sebagai penulis buku. Terbukti dengan Tn. Beverly
dapat menyekolahkan ketiga anaknya ke jenjang sarjana.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Dalam film ini tidak dijelaskan dan digambarkan tentang aktifitas
rekreasi keluarga. Karena, keluarga Tn.B termasuk keluarga yang
tertutup.

II. Riwayat Tahap Perkembangan


a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap yang dilakukan oleh keluarga Violet yaitu berada tahap
keluar yang merupakan fase ke 7 dimana tiba masanya bagi anak
terakhir atau anggota kelurga yang belum mandiri seperti Ivy anak
ketiga Violet untuk keluar dari keluarga untuk mencari
kemandirian (mencari pekerjaan). Keluarga Violet dalam hal ini
merelakan Barbara, Karen dan Ivy untuk pergi menuju kehidupan
hidup mereka sendiri dan melepaskan peran mereka sebagai orang
tua. Disini keluarga Violet mulai menata ulang unit keluarga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Pada tahap keluarga usia lanjut (dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
sampai keduanya meninggal).
c. Riwayat Keluarga inti:
Ayah dan ibu Violet sudah meninggal dunia. Bapak dan Ibu
Violet telah meninggal. Violet terdiagnosa memiliki penyakit kanker
mulut. Violet kecanduan obat penenang sedangkan Beverly memiliki
kebiasaan minum minuman alkohol. Ivy anak ketiga Beverly
terdiagnosa Kanker rahim dan sudah menjalani operasi pengangkatan
rahim.
d. Nyonya Violet didiagnosa mengidap penyakit Kanker Mulut .
III. Lingkungan
a. Karaktersitik Rumah
Rumah yang dihuni oleh Violet dan keluarga memiliki
ventilasi yang tidak baik sehingga terasa panas dan terlihat
berantakan. Rumah Violet memiliki sistem penerangan yang kurang
bagus karena dalam keluarga Violet lebih menyukai suasana gelap dan
menggunakan air yang bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
mandi dan mencuci piring dan lain-lain. Rumah Violet memiliki
ruangan yang cukup banyak yang dapat menampung anggota
keluarga lain. Ny. Violet memiliki garasi penyimpanan barang-barang
perabotan rumah tangga.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Dalam film ini tidak tampak tetanggan dan komunitas di keluarga
Tn. Beverly.
c. Mobilitas geografis keluarga
Ny. Violet dan keluarga hanya beraktifitas di sekitar rumah dan
hanya bepergian saat pemakaman Tn. Beverly.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. Beverly tidak pernah menyempatkan untuk
berkumpul. Anak-anaknya tidak pernah menjenguk orangtuanya.
Dalam film ini tidak tergambarkan interksi dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Tidak ada sistem pendukung dalam keluarga Tn. Beverly,
tergambarkan bahwa keluarga ini kacau dan tidak ada rasa perhatian
antar anggota keluarga.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga tidak berjalan dengan efektif.
b. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan dalam keluarga ini tidak adekuat.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Peran keluarga sebelum Tn. Beverly meninggal berjalan seperti
keluarga pada umumnya. Tn. Beverly sebagai kepala keluarga. Namun,
saat Tn. Beverly meninggal Ny. Violet tidak mendapatkan peran
sebagai orangtua yang tidak dapat memberi saran dan justru
menyalahkan anak-anaknya.
d. Nilai dan norma keluarga
Violet meyakini dan menerapkan do’a saat akan makan. Akan
tetapi Violet tidak meminta bantuan apabila ada masalah yang
menimpa keluarganya. Violet tidak menghadirkan Tuhan dalam
permasalahan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Beverly sebenarnya berusaha memelihara hubungan
baik antar anggotanya, tetapi dari Tn. Beverly lebih menyayangi
Barbara daripada anak-anak lainnya. Kemudian saat Ny. Violet
terdiagnosa medis menderita Kanker Mulut, anaknya tidak
memberikan dukungan moriil untuk kesembuhan Ibunya yang
membuat Ibunya depresi dan sedih.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Beverly jarang bersosialisasi dengan tetangga, begitu
juga anak – anak. Terdapat interaksi antar keluarga disaat Beverly
hilang dan ditemukan telah meninggal. Sebelumnya anggota keluarga
tidak pernah berinteraksi.
c. Fungsi Reproduktif
Keluarga Beverly mempunyai 3 anak perempuan.
d. Fungsi Ekonomi
Di dalam film tidak disebutkan mengenai perekonomian
keluarga Beverly secara jelas terperinci, namun dapat kita tarik
kesimpulan bahwa keluarga tersebut termasuk keluarga
berkecukupan dalam pemenuhan kebutuhan.
e. Fungsi Perawatan Keluarga
Violet saat ini sedang sakit, yaitu kanker mulut, keluarga
menyediakan makanan yang bergizi pada anggota keluarganya.
Violet dijaga oleh Johnna seorang pengasuh yang dipekerjakan oleh
Beverly. Keluarga tidak merawat Violet secara langsung.
D. IDENTIFIKASI PERMASALAHANKELUARGA
DATA MALADAPTIF DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN JURNAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN / RUJUKAN
TERAPI KELUARGA

Ds: Kepedihan kronis dalam Setelah diberikan asuhan Fasilitasi proses berduka
Violet: “Lagunya bagus keluarga Violet b.d keperawatan selama 3x 24 (5290)
bukan Barb!.. sejak aku.. Kehilangan tempat jam, diharapkan Tingkat 1. Bantu pasien untuk
sejak.. Beverly hilang... bersandar depresi (1208) dapat mengidentifikasi reaksi
Lalu.. Kau disini... Barbara dipertahankan pada poin 3 awal terhadap
disini.. Beverly disini... Kau atau ditingkatkan pada kehilangan
disini.. poin 5 dengan indikator: 2. Dukung
Do: 1. Perasaan depresi (3) (pasien/keluarga) untuk
Violet terlihat bingung 2. Rasa bersalah yang mengekspresikan
dengan tatapan kosong, tidak tepat (3) perasaan mengenai
selalu menunjuk kearah 3. Kesedihan (3) kehilangan.
yang dia yakini Beverly 3. Dengarkan ekspresi
berada. berduka
4. Dukung pasien
memverbalisasikan
ingatan mengenai
kehilangan baik masa
lalu maupun saat ini
5. Buat pernyataan
empatik mengenai duka
cita
6. Dukung usaha untuk
menyelesaikan konflik
(yang terjadi)
sebelumnya dengan
tepat
7. Kuatkan kemajuan yang
dibuat dalam proses
berduka.
Ds : Disfungsi proses keluarga Setelah diberikan asuhan Dukungan Keluarga
Barbara : “Jadi kini tak b.d strategi koping tidak keperawatan selama 3x 24 (7140) :
masalah kecanduan, karena efektif jam, diharapkan Fungsi 1. Tingkatkan hubungan
Ibu sudah punya alasan ?.” keluarga (2602) dapat saling percaya dengan
Violet : “Ibu tak dipertahankan pada poin 3 keluarga
kecanduan.” atau ditingkatkan pada 2. Berikan perawatan
Barbara: “Masa bodoh. poin 5 dengan indikator: seperti yang diberikan
Pokoknya aku takkan 1. Merawat anggota keluarga untuk
membiarkan hal ini lagi.” keluarga yang membuat mereka
Violet: “Ibu tidak memiliki merasa lebih baik
kecanduan. Ibu sakit.” ketergantungan (3) ketika keluarga tidak
Barbara: “Karena mulut 2. Beradaptasi bisa memberikan
Ibu?.” terhadap adanya perawatan
Violet : “Ya, karena mulut perkembangan 3. Hargai dan dukung
Ibu terbakar. Ibu mengidap transisi (3) mekanisme koping
kanker di mulut. Panas 3. Anggota keluarga adaptif yang digunakan
sekali, lihat..lihat panas bisa saling keluarga
sekali. Lalu Beverly mendukung (3) 4. Berikan umpan balik
menghilang, dan kau bagi keluarga terkait
meneriaki Ibu. koping mereka
Barbara: “Aku tidak 5. Dukung harapan yang
..berteriak.” realistis
DO:
Violet merunduk kemudian
membalikkan badan (malu).

Ds: Ketidakefektifan hubungan Setelah diberikan asuhan Terapi keluarga (7150):


Violet : “Lihat pil biru ini, keluarga b.d keperawatan selama 3x 24 1. Tentukan pola
ini adalah teman terbaikku penyalahgunaan zat jam, diharapkan kinerja komunikasi dalam
Dan mereka tak pernah pengasuhan (2211) dapat keluarga
mengecewakanku. Bila kau dipertahankan pada poin 4 2. Identifikasi
berusaha mengambilnya Ibu dan ditingkatkan pada poin ketidakpuasaan atau
akan memakanmu hidup- 5 dengan indikator : konflik
hidup.” 1. Ekspresi harga diri 3. Bantu keluarga untuk
Barbara :“ Berikan pil itu.” (3) meningkatkan strategi
Violet : “Ibu akan 2. Menghilangkan koping yang ada
memakanmu hidup-hidup.” bahaya lingkungan bisa 4. Bantu keluarga
Do: dikontrol (3) menetapkan tujuan
Barbara dan Violet bertikai 3. Memelihara dalam menangani
dan pada akhirnya Barbara komunikasi terbuka (3) perilaku disfungsional
mengambil dan membuang 5. Fasilitasi diskusi
obat penenang milik Violet keluarga
Ds: Diskontinuitas proses Setelah diberikan asuhan Pemeliharaan proses
Barbara : “Tidakkah keluarga b.d pergeseran keperawatan selama 3x 24 keluarga (7130):
sebaiknya Ibu kembali ke kekuatan anggota keluarga jam, diharapkan 1. Identifikasi efek
panti rehabilitasi ? Ketahanan keluarga (2608) perubahan peran
Violet: “Ibu tak mau dapat dipertahankan pada terhadap proses
kembali. Ibu bisa bertahan. poin 3 atau ditingkatkan keluarga
Kau...kau ambil semua pil pada poin 5 dengan 2. Dukung untuk tetap
Ibu kan?” indikator: kontak dengan anggota
Barbara: “Hanya yang 1. Mendukung anggota keluarga, jika
kami temukan.” keluarga (3) diperlukan
Violet: “Yah, tempat 2. Memelihara anggota 3. Diskusikan strategi
rahasia Ibu hanya sedikit.” keluarga(3) untuk menormalkan
Barbara: “Ayolah Bu,” 3. Berkomunikasi kehidupan keluarga
Violet: “Kau mau dengan jelas antara dengan seluruh anggota
menggeledah Ibu?” anggota keluarga (3) keluarga
Barbara: “Tidak.” 4. Bantu anggota
Violet: “Tanpa pil, Ibu akan keluarga untuk
baik saja. Ibu hanya butuh menerapkan strategi
beberapa hari untuk normalisasi terhadap
memulihkan tubuh Ibu.” situasi yang mereka
Barbara: “ Ibu tidak hadapi
sendiri, Jika ibu butuh 5. Bantu anggota
bantuan.” keluarga untuk
Violet: “Ibu tak butuh menggunakan
bantuan.” mekanisme dukungan
Barbara: “Aku mau yang ada
membantu.” 6. Sediakan mekanisme
Violet: “Ibu tak butuh bagi keluarga untuk
bantuanmu.” tetap tinggal bersama
Barbara: “Ibu” pasien dan
Violet: “Ibu tak butuh berkomunikasi dengan
bantuanmu. Ibu bisa anggota keluarga lain
sendiri.”
Do:
Violet nampak sedih dan
sesekali mengusap air
matanya.
E. TERAPI KELUARGA

Judul Film : August : Osage County

Masalah Keluarga : Terdapat anggota keluarga yang menderita


kanker

Terapi Keluarga : Terapi pemecahan masalah atau Problem


Solving Therapy (PST) pada Keluarga

Pengertian Terapi Terapi pemecahan masalah (PST) adalah


intervensi psikososial yang bertujuan untuk
Keluarga :
meningkatkan efektifitas mengatasi untuk
individu yang menghadapi stres mulai dari
kerepotan harian hingga peristiwa traumatik
besar.15 Kerangka teoritis yang mendasari PST
adalah model stres relasional / problemolving,
16 yang mengkonsepkan tekanan psikologis
seperti kecemasan dan depresi sebagai akibat
dari coping yang tidak efektif. Model ini
menunjukkan bahwa, dengan meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah, PST dapat
meminimalkan efek negatif dari peristiwa
kehidupan yang membuat stres, yang mengarah
ke peningkatan kesejahteraan (yaitu, penurunan
kecemasan dan depresi dan kualitas hidup yang
lebih baik).

Indikasi Terapi Terapi pemecahan masalah pada keluarga


diberika dengan indikasi gangguan klinis seperti
Keluarga :
depresi, ansietas, dan akibat yang ditimbulkan
oleh stres
Kontraindikasi Terapi Terapi pemecahan masalah memiliki
kontraindikasi pada keluarga dengan skizofrenia,
Keluarga :
karena pada gangguan psikotik (skizofrenia)
klien mengalami ego yang collaps atau disfungsi,
kemampuan penalaran runtuh, adanya waham
yang merupakan pikiran terdistorsi, adanya
halusinasi (visual, pendengaran, taktil,
penciuman), gangguan inkoherensi, katatonik
(tingkah laku kacau), gangguan daya nilai
realitas, dan tidak adanya kesesuaian antara
pikiran dengan perasaan dan tindakan
(Wicaksana, 2008).

Persiapan terapi 1. Kaji kondisi keluarga yang akan diberikan


intervensi.
keluarga :
2. Jelaskan posedur tindakan
3. Atur tempat dan posisi senyaman mungkin
4. Pertahankan privasi keluarga
Prosedur Terapi Keluarga

1. Prainteraksi : Mempersiapkan agenda yang akan dilakukan bersama


keluarga dengan diawali penandatanganan inform
concernt dari keluarga. Keluarga ditawarkan berbagai
macam komunikasi baik melalui telepon maupun
video confering berbasis web dalam pemberian
intervensi. Keluarga juga ditawari untuk menentukan
jadwal pertemuan baik tatap muka di klinik, rumah,
atau tempat lain yang disepakati.

2. Orientasi Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga,


menjelaskan tindakan yang akan dilakukan secara
bersama, kontak waktu dan tujuan tindakan.

3. Kerja 1. Klien dan keluarga dibimbing untuk


difokuskan pada topik-topik seperti
memvisualisasikan kesuksesan, positif self-
talk, dan menggunakan emosi secara adaptif.
2. Klien dan keluarga dibimbing dan ditawarkan
untuk memilih masalah pengasuhan khusus dan
memikirkan solusi yang mungkin.
3. Terakhir, kelurga dibimbing utnuk
mempertimbangkan pro dan kontra berbagai
solusi yang mungkin untuk masalah yang
mereka pilih, mengidentifikasi solusi (atau
kombinasi solusi) yang mereka anggap layak
dan mungkin menghasilkan hasil yang paling
diinginkan, dan mengembangkan rencana
terperinci untuk implementasinya.
4. Klien dan keluarga diijinkan melanjutkan ADL
4. Terminasi 1. Mengkaji perasaan klien dan keluarga setelah
diberikan terapi pemecahan masalah
2. menyimpulkan hasil kegiatan
3. memberikan reinfocement positif
4. melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. mengakhiri kegiatan dengan cara yang terbaik

Evaluasi terapi Keluarga Terapi pemecahan masalah menunjukan bahwa terapi


ini merupakan pendekatan yang baik dan menjanjikan
:
untuk mengurangi kecemasan keluarga kanker. Terapi
ini juga menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan
masalah kelurga klien dengan kanker meningkat,
meminimalkan efek negatif dari peristiwa kehidupan
yang membuat stress yang kemudian dapat diarahkan
ke peningkatan kesejahteraan (yaitu, penurunan
kecemasan dan depresi dan kualitas hidup yang lebih
baik serta mengurangi marabahaya dan meningkatkan
kualitas hidup individu yang mengalami stresor
terkait dengan perawatan kanker. Melaui terapi ini
keluarga klien dengan kanker dapat memperbaiki
persepsi keluarga tentang kanker. Dengan demikian,
persepsi keluarga lebih positif, pola interaksi dalam
keluarga berkembang lebih baik dan terbentuklah
dukungan. Sehingga koping keluarga menjadi lebih
efektif, keluarga dapat menerima keadaan salah satu
anggota keluarga yang menderita kanker dan
memperlakukan dengan lebih baik serta keluarga
dapat mempertahankan fungsi peran masing-masing
dari anggota keluarga.
Sumber referensi :
Washington, K.T., George, D., Debra, P.O., David, L. A., Kevin, W.C., Paul,
T. 2018. Delivering Problem-Solving Therapy to Family Caregivers
of People with Cancer: A Feasibility Study in Outpatient Palliative
Care. Psycho-oncology. xxx. NIHMS986505

F. Critical Appraisal

GUIDE TO ANLL OVERAL CRITIQUE OF


A QUALITATIVE RESEARCH REPORT
Title
Was the title a Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No ( )
Judul jurnal ‘Delivering Problem-Solving
good one,
Therapy to Family Caregivers of People
suggesting the key
with Cancer: A Feasibility Study in
phenomenon and
Outpatient Palliative Care’ merupakan
the group or
judul yang bagus dan sesuai dengan masalah
community under
yang ada pada film. Serta judul jurnal
study?
tersebut sudah menunjukkan fenomena
kunci dan kelompok yang diteliti.

Abstract
Does the abstract Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No (
)
clearly and
Abstrak dengan jelas meringkas fitur – fitur
concisely
utama dari laporan, dalam abstrak dijelaskan
summarize the
mengenai ringkasan latar belakang, metode
main features of
penelitian, hasil penelitian dan kesimpulan
the report?
dari penelitian. Line 1, page 5
Objektif:
Menanggapi kebutuhan terdokumentasi
dengan baik untuk dukungan pengasuh
kanker berbasis bukti, kami memeriksa
kelayakan terapi pemecahan masalah untuk
pengasuh keluarga pasien kanker yang
menerima perawatan paliatif rawat jalan dan
menyelidiki dampak terapi pemecahan
masalah pada kecemasan keluarga pengasuh,
depresi, dan kualitas hidup.
Metode:
Kami melakukan studi kelayakan dari
intervensi terapi pemecahan masalah
terstruktur yang diberikan kepada pengasuh
keluarga pasien kanker yang menerima
perawatan paliatif rawat jalan dari pusat
kesehatan akademik di Amerika Serikat
Midwestern. Peserta (N = 83) secara acak
ditugaskan untuk menerima perawatan biasa
atau perawatan biasa ditambah pemecahan
masalah intervensi terapi, yang disampaikan
melalui tiga sesi melalui videoconferencing
berbasis web atau telepon. Statistik deskriptif
digunakan untuk menentukan kelayakan
relatif terhadap rekrutmen, retensi, dan
kesetiaan terhadap komponen-komponen inti
intervensi. Data hasil dianalisis
menggunakan regresi kuadrat terkecil biasa.
Hasil:
Terapi pemecahan masalah untuk pengasuh
keluarga pasien dengan kanker ditemukan
sangat layak dalam pengaturan perawatan
paliatif rawat jalan. Pengasuh yang menerima
terapi pemecahan masalah dilaporkan
kecemasannya berkurang dibandingkan
mereka yang hanya menerima perawatan
biasa (p = 0,03). Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik yang diamati untuk
depresi pengasuh (p = .07) atau kualitas
hidup (p = 06).
Kesimpulan:
Terapi pemecahan masalah adalah
pendekatan yang layak dan menjanjikan
untuk mengurangi kecemasan keluarga
kanker pengasuh dalam pengaturan
perawatan paliatif rawat jalan. Penelitian
lebih lanjut di beberapa situs dianjurkan.
Introduction
Is the Yes ( √ )
problem Can’t tell ( ) No
()
stated
Masalah dalam latar belakang jurnal
unambigously and dinyatakan dengan tidak ambigu dan mudah
diidentifikasi oleh pembacanya.
is it easy to
Line 2, page
identify? Dalam beberapa dekade terakhir, pengaturan
7
utama untuk perawatan kanker telah bergeser
dari unit rawat inap rumah sakit ke klinik
rawat jalan, meninggalkan pengasuh keluarga
(FCGs) yang bertanggung jawab untuk
menyediakan mayoritas perawatan pasien di
rumah, seringkali dengan sedikit dukungan
atau persiapan. Banyak stresor yang terkait
dengan pengasuhan keluarga untuk pasien
kanker didokumentasikan dengan baik dan
termasuk komunikasi yang tidak memadai
atau bermasalah dengan penyedia layanan
kesehatan, kurangnya keterampilan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas
khusus (misalnya, pemberian obat,
mengganti pakaian), isolasi sosial, dan tidak
tersedianya informasi yang diperlukan.
Stresor ini dapat menyebabkan kecemasan,
depresi, kelelahan, mengabaikan perawatan
diri dan, untuk pengasuh yang mengalami
ketegang, gejala psikologis yang
mencerminkan mereka sama seperti yang
dialami oleh korban trauma. Studi awal yang
melibatkan biomarker juga telah
mengidentifikasi tol fisiologis yang terkait
dengan stres pengasuhan kanker,
menunjukkan bahwa FCG yang sangat stres
mungkin berisiko tinggi untuk morbiditas
dan mortalitas dari penyakit tertentu.
Literatur yang ada sudah jelas: pengasuhan
kanker sering terjadi dalam konteks
emosional dan sosial yang sangat
menegangkan, membuat FCG rentan
terhadap efek merugikan yang signifikan dan
berpotensi bertahan lama.
Does the problem Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No
()
statement build a
Pernyataan masalah membangun argumen
cogent and yang meyakinkan dan persuasif untuk studi
baru.
persuasive
agrument for the
new study?
Does the problem Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No
()
have significance
Masalah tersebut memiliki arti penting
for nursing? untuk keperawatan
Line 11, page
Perawat bisa melakukan terapi pemecahan
8
masalah (PST) untuk mengatasi stress pada
keluarga yang mengasuh pasien kanker, agar
efek negatif dari peristiwa yang membuat
mereka stress (kecemasan, depresi) dapat
diminimalisir dan kemampuan pemecahan
masalah dapat ditingkatkan untuk mencapai
kualitas fidup yang lebih baik.
Is there a good Yes ( ) Can’t tell (√) No (
)
match between the
Pada jurnal tidak dijelaskan apakah ada
research problem
kecocokan antara masalah penelitian dengan
on the one hand
paradigma, tradisi, dan metode di sisi lain.
and the paradigm,
tradition, and
methods on the
other?
Are research Yes ( ) Can’t tell (√) No (
)
question explicitly
Pada jurnal tidak terdapat pertanyaan
stated? if not, is
penelitian yang dinyatakan secara jelas.
their absence
justified?
Are the question Yes ( ) Can’t tell (√) No (
)
consistent with the
Pada jurnal tidak dijelaskan mengenai
study’s pertanyaan yang konsisten dengan dasar
filosofis studi, tradisi yang mendasari,
philosophical
kerangka kerja konseptual, dan orientasi
basis, underlying ideologis
tradition,
conceptual
framework, or
ideological
orientation?
Does the report Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No
()
adequately
Laporan tersebut cukup merangkum isi
summarize the pengetahuan yang ada terkait dengan
masalah atau fenomena yang menarik.
existing body of
Line 18, page
knowledge related Tim peneliti dari jurnal berusaha untuk 8
menguji kelayakan intervensi PST untuk
to the problem or
FCG dalam pengaturan perawatan paliatif
phenomenon of rawat jalan. Secara khusus, tim peneliti
menetapkan tujuan berikut :
interest?
1. untuk memeriksa kelayakan PST untuk
pasien kanker FCG yang menerima
perawatan paliatif rawat jalan
2. untuk menyelidiki dampak PST pada
kecemasan, depresi, dan kualitas hidup
FCG.
Hipotesis tim peneliti yang sesuai adalah :
1. PST layak untuk diberikan pada pasien
kanker FCG yang menerima perawatan
paliatif rawat jalan.
2. Itu akan menghasilkan penurunan
kecemasan dan depresi pengasuh dan
meningkatkan kualitas hidup.
Does the literature Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No
() line 20, page
riview provide a
Literatur riview memberikan dasar yang 9
solid basis for the kuat untuk penelitian baru
new study?
Dampak jangka panjang dari intervensi PST
tidak diketahui, oleh karena itu penelitian
baru untuk mengetahui dampak jangka
panjang dari PST. Selain itu belum diketahui
juga apakah memungkinkan jika FCG untuk
memilih akan menerima intervensi melalui
telepon atau teknologi videoconference web.
Are key concept Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No
() line 20, page
adequately
Konsep yang dijelaskan dalam jurnal sudah 9
defined
bagus dan sesuai dengan hasil yang di
conceptually?
dapatkan. Hanya saja kurang dijelaskan
lebih rinci terkait kegiatan yang dilakukan.
Is the Yes ( ) Can’t tell (√) No (
)
philosophical
Pada jurnal tidak dijelaskan mengenai dasar
basis, underlying
filosofis, tradisi yang mendasari kerangka
tradition,
kerja konseptual.
conceptual
framework, or
ideological
orientation made
explicit?
Method
Were appropriate Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No (
)
procedures used to
Prosedur yang tepat digunakan untuk
safeguard the right melindungi hak peserta studi. Penelitian ini
tunduk pada tinjauan eksternal oleh dewan
of study
peninjau IRB / etika
participants? Was line 8, page 9
Untuk mencapai tujuan yang disebutkan di
the study subject
atas, kami melakukan uji klinis acak satu
to external review
tempat dari intervensi PST terstruktur untuk
by an IRB/ethics
FCG pada orang dengan kanker yang
review board?
menerima perawatan paliatif rawat jalan. The
University of Missouri Health Sciences
Institutional Review Board (IRB) meninjau
dan menyetujui semua kegiatan studi (Proyek
# 2002215). Penelitian ini terdaftar di
clinicaltrials.gov (Identifier: NCT02427490).
Was the study Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No (
)
design to
Desain penelitian meminimalkan risiko dan
minimize risks line 14, page 9
memaksimalkan manfaat bagi peserta
and maximize
Setelah mendapatkan persetujuan IRB, tim
benefits to
peneliti merekrut peserta dari klinik
participants?
perawatan paliatif rawat jalan dari pusat
kesehatan akademik di Amerika Serikat
Midwestern dari Oktober 2015 hingga
Februari 2017. Dokter memberikan brosur
informasi kepada FCG yang menyertai
pasien dengan kanker ke klinik perawatan
paliatif dan meminta izin untuk
membagikan informasi kontak mereka
dengan tim peneliti. Kemudian perawat
peneliti menghubungi FCG yang tertarik
melalui telepon atau email untuk menilai
kelayakan mereka dan menjadwalkan
pertemuan informasi tatap muka di klinik,
rumah FCG, atau lokasi lain yang disetujui.
Selama pertemuan, FCG membaca,
mendiskusikan, dan jika bersedia
berpartisipasi FCG diminta untuk
menandatangani dokumen informed
consent.
Is the identified Yes ( ) Can’t tell ( ) No (√
)
research tradition
Pada jurnal tidak dijelaskan apakah terdapat
(if any) congruent
tradisi penelitian saat melakukan
with the methods
pengumpulan data
used to collect and
analyze data?
Was an adequate Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 10 page
()
amount of time 11
Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2015
spent in the field
hingga Februari 2017. Peneliti hanya
or with study
melakukan penelitian pada peserta yang akan
participants?
diteliti. Perawat penelitian yang terlatih
menyampaikan intervensi PST kepada FCGs
selama tiga sesi terpisah, berjarak sekitar satu
minggu terpisah
Did the design Yes ( ) Can’t tell (√) No (
)
unfold in the field,
Dalam jurnal tidak dijelaskan secara
giving researchers
langsung perihal temuan dilapangan.
opportunities to
cappitalize on
early
understanding?
was there an Yes ( ) Can’t tell (√ ) No ( Line 8 page 5
)
adequate number
Dalam jurnal tidak menjelaskan mengenai
of contacts with
penelitian dilapangan, namun peneliti hanya
study
melakukan penelitian pada peserta yang
participants?
sudah direkrut dalam penelitiannya.
was the groups or Yes ( ) Can’t tell (√) No (
) Line 17, page
population of
Peneliti tidak menjelaskan secara terperinci
14
interest berapa sampel yang gagal dan berapa sampel
adequately yang berhasil, peneliti hanya menyampaikan
described ? were bahwa peserta penelitian yang sudah berhasil
the setting and direkrut sebanyak 83 FCG dalam 17 bulan.
sample described
in sufficient
detail?
was the approach Yes ( √ ) Can’t tell ( )
No () Line 14,
used to gain
Peneliti merekrut peserta penelitian dari
page 9
access to the site
klinik perawatan paliatif rawat jalan dari
or to recruit
pusat kesehatan akademik di Amerika Serikat
participants
appropriate ? Midwestern dengan cara memberikan brosur
informasi kepada FCG yang menyertai
pasien dengan kanker ke klinik perawatan
paliatif dan meminta izin untuk membagikan
informasi kontak mereka dengan tim peneliti.
was the best Yes (√ ) Can’t tell ( ) No Line 20 page
()
possible method 9
Metode penelitian yang digunakan dalam
of sampling used
jurnal melalui banyak proses. Dari
to enhance
dilakukannya pengambilan peserta lewat
information
telefon, email lalu diadakannya pertemuan
richness and
langsung dan yang terakhir yaitu
address the needs
dibagikannya kuisioner yang isinya tentang
of the study ?
penilaian tingkat kecemasan yang dirasakan
keluarga setelah dan sebelum mendapatkan
terapi.
Was the sample Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( Line 18 page
)
size adequate ? 14
Jumlah sampel sebanyak 83 peserta. Secara
was saturation
acak menerima perawatan biasa atau
achieved ?
perawatan biasa disertai terapi pemecahan
masalah. Dan berdasarkan sampling ini
hasilnya tercapai.
Were the methods Yes (√ ) Can’t tell ( ) No (
) Line 16 page
of gathering data
Metode yang digunakan menurut kami
9
appropriate ? were sudah tepat, karena pengumpulan data
dilakukan melalui banyak proses yaitu
data gathered
pemberian brosur, meminta kontak,
through two or menghubungi peserta melalui telepon dan
email untuk mejadwalkan pertemuan
more methods to
informasi tatap muka di klinik, rumah FCG,
atau lokasi lain yang disetujui.
achieve
triangulation ?
Did researcher ask Yes ( ) Can’t tell (√ ) No ( Line 12 page
)
the right questions 11
Di dalam jurnal tidak disebutkan secara
or make the right spesifik pertanyaan yang diajukan kepada
peserta yang diteliti, namun dalam semua
observations, and
sesi
were they sesi direkam secara digital untuk
recorded in an memungkinkan pemantauan kesetiaan
appropriate pengobatan
fashion?
Was a sufficient Yes ( ) Can’t tell (√ ) No ( Line 13 page
) 9
amount of data
Di dalam jurnal hanya disebutkan total
gathered ? was the
sampling penelitian dan tidak disebutkan
data of sufficient
data apa saja yang diambil untuk
depth and richness
mendukung penelitian.
?
Were dataYes (√ ) Can’t tell ( ) No ( Line 15 page
) 9
collection and
Dalam jurnal, peneliti menjelaskan mengenai
recording
prosedur pencatatan dalam pengumpulan
procedures
data merekrut peserta studi dari rawat jalan
adequately
klinik perawatan paliatif dari pusat kesehatan
described and do
akademik di Amerika Serikat Midwestern
they appear
dari Oktober 2015 hingga Februari 2017.
appropriated ?
Dokter memberikan brosur informasi kepada
FCG dengan pasien kanker ke klinik
perawatan paliatif dan meminta izin untuk
berbagi kontak mereka informasi dengan tim
peneliti. Selain itu, kami menempatkan
brosur di area klinis (misalnya, ruang tunggu
onkologi, pusat sumber pasien dan keluarga).
Kemudian perawat peneliti menghubungi
FCG yang tertarik melalui telepon atau email
untuk menilai kelayakan mereka dan
menjadwalkan pertemuan informasi tatap
muka di klinik, rumah FCG, atau lokasi lain
yang disetujui
Were data Yes ( ) Can’t tell (√ ) No Line 18 page
()
collected in a 11
Kemungkinan untuk terjadi bias ada tapi
manner that
sedikit karena sampling yang diambil dalam
minimized bias or
penelitian sedikit jadi kemungkinan ada
behavioral
kesalahan sedikit.
distortions ? were
the staff who
collected data
appropriately
trained ?
Did the Yes ( ) Can’t tell ( ) No ( Line 16 page
) 9
researchers use
Iya, peneliti menggunakan strategi dengan
strategies to memberikan brosur kepada FCGs dan
mengumpulkan nomer/kontak dari keluarga
enhance
untuk menhubungi dan mejadwalkan
trustworthiness pertemuan secara langsung.
atau integrity of
the study, and was
the description of
those strategies
adequate ?
Were the methods Yes (√ ) Can’t tell ( ) No (
)
used to enhance
Iya sudah layak dan cukup metode yang
trustworthiness
digunakan.
appropriate and
sufficient ?
Did the researcher Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No
() Line 10, page
document
Dalam jurnal, Semua sesi direkam secara
11
research
digital untuk memungkinkan pemantauan
proedures and
kesetiaan pengobatan.
decision processes
sufficiently taht
findings are
auditable and
corfirmable ?
Is there evidence Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 6 page 15
()
of researcher
Ada reflektifitas atau timbal balik yang
reflexivity ?
dihasilkan, hal ini diketahui dengan respon
dari responden yang mengatakan kecemasan
mereka berkurang setelah dilakukanya terapi
pemecahan masalah ini.
Result
were the data Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 15 page 9
()
management and
Data yang digunakan untuk melakuakan uji
data analysis
sejumlah 83 pengasuh yang memberikan
methods
perawatan kepada anggota keluarga yang
sufficiently
menderita penyakit kanker selama 3 bulan.
described ?
was the data Yes (√) Can’t tell ( ) No ( Line 13 page 9
analysis strategy )
Iya sesuai, untuk mendapatkan data peneliti
compatible with
melakukan seperti kebiasaaan para peneliti.
the research
Misalnya melihat data, menganalisis,
tradition and with
membagikan kuisioner untuk melihat hasil.
the nature and
type of data
gathered ?
did the analysis Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 6 page
() 15
yield an
Memberikan terapi pemecahan masalah
approapriate
kepada pengasuh keluarga orang-orang
"product" (e.g., a
dengan kanker memiliki dampak
theory, taxonomy, Line 10 page
menurunkan tingkat tingkat kecemasan
thematic pattern, 9
keluarga . Jurnal terapi pemecahan masalah
etc.) ?
juga didukung oleh The University of
Missouri Ilmu Kesehatan Institutional
Review Board (IRB) Ulasan dan menyetujui
semua kegiatan studi (Proyek # 2002215).
Penelitian ini terdaftar diclinicaltrials.gov
(Pengenal: NCT02427490).
did the analytic Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 18 page
()
procedures 11
iya ada kemungkinan terjadi bias namun
suggest the
sedikit karena jumlah sample yang
possibility of
digunakan tidak terlalu banyak. Jadi
biases ?
kesalahan yang terjadi sedikit.
Were the findings Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 10 page
() 9
effectively
Dalam jurnal dirangkum secara efektif dan
summarized, with
terdapat argumen pendukung, Hal ini bisa
good use of diketahui dari kutipan yang ada di jurnal
excerpts and yang mencantumkan instansi atau pendapat
supporting tokoh.
arguments ?
Do the themes Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 2 page 5
()
adequaely capture
Iya sesuai, karena hasil penelitian sesuai
the meaning of the
yang diharapkan dengan hipotesa penelitian.
data? does it
appear that the
reseacher
satisfactorily
conceptualized the
themes or patterns
in the data?
Did the analysis Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 20 page
()
yield an 9
Iya terhubung secara keseluruhan, karena
insightful,
mulai dari pengambilan data sampai
provocative,
dipertemukan dalam satu tempat dilakukan
authentic, and
secara terorganisir.
meaningful
picture of the
phenomenon
under
investigation?
Are the themes or Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 20 page
()
patterns logically 9
Dalam jurnal tema dan pola saling terhubung
connected to each
dibuktikan dari proses pengambilan data,
other to form a
analisis data dan hasil data yang sesuai
convincing and dalam terapi pemecahan masalah
interegated
whole?
Were figures, Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 8 page
()
maps, or models 15
Iya sudah efektif, dalam jurnal sudah
used effectively to
digambarkan tabel tabel yang berisi data
summarize
yang mendukung konsep yang sudah
conceptualization?
direncanakan
If a conceptual Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No ( Line 20 page
) 9
framework or
Pola yang digunakan dalam penelitian
ideological
sesuai dengan konsep yang dibuat. Mulai
orientation guided
dari pencarian data, pengumpulan,
the study, are the
pertemuan ini mendukung konsep terapi
thems or patterns
yang sudah direncanakan peneliti.
l.inked to it in a
cogent manner?
Discussion
Are the findings Yes ( ) Can’t tell (√ ) No (
)
interpreted within
Dalam jurnal tidak dijelaskan interpretasi
an appropriate
dalam konteks sosial dan budaya.
social or cultural
context?
Are major Yes ( ) Can’t tell (√ ) No ( Line 10 page
)
findings 13
Dalam jurnal hanya disebutkan
interpreted and
perbandingan antara diberikannya terapi
discussed within
PST dan perawatan biasa. Dan di dalam
the context of
jurnal tidak disebutkan penelitian
prior studies?
sebelumnya yang menggunakan terapi ini.
Are the Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No
()
interpretation
Peneliti konsisten dengan batasan studinya
consistent with the
dibuktikan dengan adanya jumlah sampel
study’s limitation?
yang diambil sebagai perbandingnya,
khususnya yang berkaitan dengan ras FCG
dan etnis.
Does the report Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 6 page
() 15
support
Laporan ini didukung dari peserta yang
transferability of
melaporkan bahwa, setelah melakukan
the findings?
terapi pemecahan masalah tingkat
kecemasan mereka lebih rendah atau
berkurang.
Do the research Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 21 page
() 16
discuss the
Peneliti menjelaskan implikasi klinis dalam
implication of the
jurnal terkait terapi pemecahan masalah
study for clinical
(PST) dan terapi dapat di gunakan oleh
practice or further
perawat
inquiry and are
those implication
reasonable and
complete?
Global Issues
Was the report Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 16 page
() 10
well written, well
Kurang, karena dalam implikasi kurang
organized, and
dijelaskan manfaat dari terapi yang
sufficiently
diberikan selain itu proses kegiatan terapi
detailed for tidak jelaskan secara detail dalam jurnal
critical analysis?
Was the Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 6 page
() 15
descriptions and
Iya karena sudah banyak bukti yang
experience
mengatakan bahwa terapi ini sangat
enhance
bermanfaat dan cukup efektif mengurangi
confidence in the
tingkat kecemasan pada keluarga. Hasil ini
findings and
di dapat dari respon subjek dalam penelitian.
interpretation
sufficiently rich
and vivid?
Do the researchers Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No Line 12 page
() 9
clinical,
Iya, karena dilihat dari metode yang ada
subtantive, or
dalam jurnal lumayan lengkap tetapi kurang
methodologic
di bahas rinci terkait kegiatan yang
qualifications and
dilakukan.
experience
aenhance
confidence in the
findings and their
interpretation?
Do the study Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No ( Line 6 page
) 15
findings appear to
Iya dalam jurnal yang disebutkan bahwa
be trustworthy- do
setelah pengujian, peserta yang menerima
you have
PST (Problem Solve Therapy) melaporkan
confidence in the
bahwa tingkat kecemasan mereka lebih
truth value of the
rendah P <0, 3 daripada mereka yang
results?
menerima perawatan biasa
Does the study Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No ( Line 6 page
) 15
contribute any
Dalam jurnal disebutkan bahwa penelitian ini
meaningful
memberikan bukti yang berarti yang dapat
evidence that can
digunakan dalam praktik keperawatan.
be used in nursing
Penggunaan terapi pemecahan masalah
practice or that is
merupakan pendekatan yang layak dan
useful to the
menjajikan untuk mengurangi kecemasan
nursing
keluarga yang dapat dilakukan melalui
discipline?
pertemuan keluarga, dimana keluarga dapat
menyampaikan masalah/kondisinya untuk
mendapatkan solusi dalam sebuah home care
(rumah perawatan kanker)
Manuscript Information
Journal name: Psycho-oncology
NIHMS ID: NIHMS986505
Manuscript Title:Delivering Problem-Solving Therapy to Family Caregivers of People with
Cancer: A Feasibility Study in Outpatient Palliative Care
Submitter: John Wiley And Sons Publishing (wbnih@sps.co.in, vchnih@wiley.com)

Manuscript Files
Type Fig/Table Filename Size Uploaded
#
manuscript PON_4859.docx 108250 2018-08-23 00:53:39

This PDF receipt will only be used as the basis for generating PubMed Central (PMC)
documents. PMC documents will be made available for review after conversion. Any corrections
that need to be made will be done at that time. No materials will be released to PMC without the
approval of an author. Only the PMC documents will appear on PubMed Central -- this PDF
Receipt will not appear on PubMed Central.
Delivering Problem-Solving Therapy to Family Caregivers of People with Cancer:
A Feasibility Study in Outpatient Palliative Care

SHORT RUNNING TITLE: Delivering Problem-Solving Therapy to Family Caregivers

Karla T. Washington, PhD1


washingtonkar@health.missouri.edu

George Demiris, PhD2


gdemiris@uw.edu

Debra Parker Oliver, PhD1


oliverdr@health.missouri.edu

David L. Albright, PhD3


dlalbright@sw.ua.edu

Kevin W. Craig, MD, MSPH1


craigk@health.missouri.edu

Paul Tatum, MD, MSPH1


tatump@health.missouri.edu

1
University of Missouri, Columbia, Missouri
2
University of Pennsylvania, Philadelphia, Pennsylvania
3
University of Alabama, Tuscaloosa, Alabama

Corresponding Author: Karla T. Washington, Ph.D., Department of Family and Community


Medicine, University of Missouri, MA306 Medical Sciences Building, DC032.00 Columbia,
MO, 65212 USA; Phone: 573-884-2119; E-mail: washingtonkar@health.missouri.edu

Acknowledgement of Funding: This study was funded by the National Cancer Institute
(R21CA191165; Principal Investigator: Washington). The content of this article is solely the
responsibility of its authors and may not necessarily reflect the official views of the study’s
funder. Please refer to verbiage included in the cover letter accompanying this manuscript for the
National Institutes of Health’s public access policy compliance statement related to publication
rights.
Delivering Problem-Solving Therapy to Family Caregivers of People with Cancer:

A Feasibility Study in Outpatient Palliative Care


Abstract

Objective: In response to the well-documented need for evidence-based cancer caregiver support,

we examined the feasibility of problem-solving therapy for family caregivers of cancer patients

receiving outpatient palliative care and investigated the impact of problem-solving therapy on

family caregivers’ anxiety, depression, and quality of life.

Methods: We conducted a feasibility study of a structured problem-solving therapy

intervention delivered to family caregivers of cancer patients receiving outpatient palliative

care from an academic health center in the Midwestern United States. Participants (N = 83)

were randomly assigned to receive usual care or usual care plus a problem-solving therapy

intervention, which was delivered over three sessions via web-based videoconferencing or

telephone. Descriptive statistics were used to determine feasibility relative to recruitment,

retention, and fidelity to core intervention components. Outcome data were analyzed using

ordinary least squares multiple regression.

Results: Problem-solving therapy for family caregivers of patients with cancer was found to be

highly feasible in the outpatient palliative care setting. Caregivers who received problem-solving

therapy reported less anxiety than those who received only usual care (p = .03). No statistically

significant differences were observed for caregiver depression (p = .07) or quality of life (p =

.06).

Conclusions: Problem-solving therapy is a feasible and promising approach to reducing

cancer family caregivers’ anxiety in the outpatient palliative care setting. Further testing in

multiple sites is recommended.


Key words: anxiety, cancer, caregivers, depression, family, oncology, problem solving, quality of

life
1. Background

In recent decades, the primary setting for cancer care has shifted from the hospital

inpatient unit to the outpatient clinic, leaving family caregivers (FCGs) responsible for providing

the majority of patient care in the home, often with little support or preparation.1,2 The numerous

stressors associated with family caregiving for cancer patients are well documented and include

insufficient or problematic communication with healthcare providers, lack of skill needed to

complete specific tasks (e.g., administering medications, changing dressings), social isolation,

and unavailability of necessary information.3 These stressors can lead to anxiety, depression,

fatigue, neglect of self-care and, for particularly strained caregivers, psychological symptoms

that mirror those experienced by trauma survivors.3,4 Early studies involving biomarkers have

also identified a physiological toll associated with cancer caregiving stress, suggesting that

highly stressed FCGs may be at increased risk for morbidity and mortality from certain diseases.5

The extant literature is clear: Cancer caregiving often takes place in a highly stressful emotional

and social context, leaving FCGs vulnerable to significant, potentially long-lasting, adverse

effects.

1.1 Family Caregiver Support in Palliative Oncology Care

Palliative oncology, defined as “the integration into cancer care of therapies to address

the multiple issues that cause suffering for patients and their families and impact their quality of

life,”6 explicitly espouses a commitment to supporting FCGs.7-10 Although commonly

misunderstood to be limited to end-of-life care, in the United States palliative oncology is an

interdisciplinary service available to patients and families across the full cancer trajectory.

Research documenting the multiple benefits of early palliative care11 has led the American

Society of Clinical Oncology (ASCO) to recommend that many patients and families be offered
palliative services concurrent with standard oncologic care as early as the time of initial

diagnosis,12 as palliative care can be provided either alongside interventions with a curative

intent or as an alternative to disease-directed therapies. Although most palliative oncology in the

United States is presently provided on an inpatient basis, it is increasingly being offered in

outpatient clinics,13 creating a potentially ideal opportunity to provide additional support to

FCGs in an effort to decrease their distress and improve their quality of life. However, palliative

oncology teams wishing to capitalize on this opportunity are limited by the paucity of evidence-

based interventions to support FCGs in general14 and in the outpatient palliative care setting in

particular.

1.2 Problem-Solving Therapy for Family Caregivers

Problem-solving therapy (PST) is a psychosocial intervention that aims to enhance

coping effectiveness for individuals facing stressors ranging from daily hassles to major

traumatic events.15 The theoretical framework underpinning PST is the relational/problem-

solving model of stress,16 which conceptualizes psychological distress such as anxiety and

depression as the consequence of ineffective coping. The model suggests that, by enhancing

problem-solving ability, PST can minimize the negative effects of stressful life events, leading to

improved well-being (i.e., decreased anxiety and depression and greater quality of life).

While prior studies have identified PST as a promising strategy to reduce distress and

improve the quality of life of individuals experiencing stressors associated with cancer

caregiving,17-20 its feasibility and efficacy as a stand-alone intervention in outpatient palliative

oncology settings remains unknown. Thus, in preparation for a large multisite trial, our research

team sought to test the feasibility of a PST intervention for FCGs in the ambulatory palliative

care setting. Specifically, we set out to achieve the following aims: (1) to examine the feasibility
of PST for FCGs of cancer patients receiving outpatient palliative care relative to recruitment,

retention, and fidelity to core intervention components; and (2) to investigate the impact of PST

on FCGs’ anxiety, depression, and quality of life. Our corresponding hypotheses were (1) that

PST could be feasibility delivered to FCGs of cancer patients receiving outpatient palliative care

and (2) that it would result in decreased caregiver anxiety and depression and improved quality

of life.

2. Methods

To achieve the aforementioned aims, we conducted a single-site randomized clinical trial

of a structured PST intervention for FCGs of people with cancer receiving outpatient palliative

care. The University of Missouri Health Sciences Institutional Review Board (IRB) reviewed

and approved all study activities (Project #2002215). The study was registered at

clinicaltrials.gov (Identifier: NCT02427490).

2.1 Participant Recruitment

After securing IRB approval, we recruited study participants from the ambulatory

palliative care clinic of an academic health center in the Midwestern United States from October

2015 to February 2017. Clinicians provided an informational brochure to FCGs accompanying

patients with cancer to the palliative care clinic and requested permission to share their contact

information with the research team. In addition, we placed study brochures in high-traffic

clinical areas (e.g., oncology waiting rooms, patient and family resource centers).

The study research nurse reached out to interested FCGs via telephone or email to assess

their eligibility and schedule a face-to-face informational meeting at the clinic, the FCG’s home,

or another agreed upon location. During the informational meeting, FCGs read, discussed, and –

if willing to participate – signed an informed consent document, retaining a copy for their
personal records. Inclusion criteria required that participants were English-speaking adult family

caregivers of adult patients diagnosed with cancer who were receiving palliative care. Family

caregivers included those individuals who provided significant, unpaid care to a person living

with cancer; a biological or legal relationship was not required. In addition, participants were

required to have sufficient hearing (either naturally or with assistive devices) to allow their

participation in a technologically-mediated intervention. Individuals not receiving formal

services from the specialty palliative care clinic were deemed eligible for participation if the

patient for whom they provided care was receiving treatment with a palliative intent from the

primary oncology team, as understood by the FCG. Multiple FCGs per patient were allowed to

enroll in the study. After the FCG signed the informed consent document, the research nurse

opened a numbered sealed envelope, prepared in advance, revealing whether the FCG had been

randomly assigned to receive usual care (Group 1) or usual care in addition to PST (Group 2). A

CONSORT flow diagram21 summarizing participant recruitment and randomization is provided

in Figure 1 (all participants were analyzed in their randomized groups regardless of their duration

in the study).

[Figure 1]

2.2 Study Arms

2.2.1. Group 1: Usual care. FCGs randomized to Group 1 experienced no changes in the

care they or their patient received due to their participation in the research study. For these

individuals, usual care continued according to each patient and family’s individualized treatment

plan based on previously established goals of care. While the specific constellation of services

provided as part of usual care varied, services available to all FCGs participating in the study

included routine education and ongoing support related to pain and symptom management,
professionally-facilitated support groups, and oncology social work services which, in this

specific setting, tended to focus primarily on resource allocation versus delivery of formalized

psychosocial support.

2.2.2. Group 2: Usual care plus PST. FCGs randomized to Group 2 received usual care

in addition to PST. The PST intervention we tested was adapted with permission from Demiris et

al.’s18 Problem-Solving Intervention to Support Caregivers in End-of-Life Settings (or

“PISCES”). Modifications included revised intervention materials that featured cancer-specific

examples, referenced palliative care providers, and illustrated the application of problem-solving

techniques across the disease and caregiving trajectory.

A trained research nurse delivered the PST intervention to FCGs over three separate

sessions, spaced approximately one week apart. FCGs were given the option of receiving the

intervention by telephone, over web-based videoconferencing, or any combination of the two.

All sessions were digitally audio-recorded to permit monitoring of treatment fidelity. The first

session focused on topics such as visualizing success, positive self-talk, and using emotions

adaptively. During the second session, FCGs selected a specific caregiving problem and

brainstormed possible solutions. In the third and final session, FCGs weighed the pros and cons

of various possible solutions to their selected problem, identified a solution (or combination of

solutions) they judged to be feasible and likely to result in the most desirable outcome(s), and

developed a detailed plan for its implementation. Through this process, FCGs had the

opportunity to learn broadly applicable problem-solving techniques and to apply them to an

acute caregiving stressor.

2.3 Study Measures


2.3.1 Feasibility measures. To measure progress toward recruiting and retaining an

adequately large study sample, we established monthly recruitment and retention goals

(established by a priori power analysis, described in Section 2.4.1) and noted our progress

toward achieving them in a shared study database. To measure the degree of fidelity to core

intervention components, the study Principal Investigator (PI) or designee reviewed a randomly

selected sample of 25% of the audio-recorded intervention sessions and evaluated them using a

treatment fidelity assessment form developed specifically for the study. Fidelity scores for each

session ranged from 0 to 100%, with a score of 100% reflecting complete fidelity to the

intervention protocol.

2.3.2 Caregiver outcome measures. In addition to reporting basic demographic

information, FCGs participating in the study completed standardized instruments measuring their

anxiety, depression, and quality of life. The Generalized Anxiety Disorder 7-item scale (GAD-

7)22 measured the frequency with which FCGs experienced symptoms of anxiety such as

excessive restlessness, uncontrollable worrying, and irritability. GAD-7 total scores range from 0

to 21; higher scores reflect greater anxiety. The GAD-7’s internal consistency (Chronbach’s

alpha = 0.92) and test-retest reliability have been supported by prior research.22 The Patient

Health Questionnaire 9-item scale (PHQ-9)23 measured the frequency with which respondents

experienced symptoms of depression such as anhedonia, sleep disturbance, and impaired

concentration. PHQ-9 total scores range from 0 to 27; higher scores reflect greater depression.

The PHQ-9’s internal consistency (Cronbach’s alpha = 0.89) and test-retest reliability have been

supported by prior research.23 The Caregiver Quality of Life Index – Revised (CQLI-R)24

measured FCGs’ quality of life in four domains: emotional, social, financial, and physical. Total

CQLI-R scores range from 0 to 40; higher scores indicate better quality of life. The CQLI-R’s
internal consistency (Chronbach’s alpha = 0.769) and test-retest reliability have been supported

by prior research.24

FCGs in both study groups completed the GAD-7, PHQ-9, and CQLI-R according to the

same administration schedule, which included the following approximate time points: T0

(baseline/study enrollment), T1 (day 15/intervention midpoint for Group 2), T2 (day

30/intervention conclusion for Group 2), and T3 (day 60/study exit). With the exception of

baseline measures, which were completed on paper during their enrollment visit, FCGs were

given the option of completing the instruments online via Qualtrics (Provo, UT) or by providing

their responses verbally by telephone.

2.4 Data Analysis

2.4.1 Statistical power calculation. We based our a priori power calculation on changes

in GAD-722 total scores, as the instrument measures a key variable of interest (anxiety) and has

demonstrated responsiveness to caregiver PST intervention in previous research.18 Our sample

size calculation was based on a one-tailed test of significance and the following assumptions: 1)

the difference in GAD-7 total score means between the usual care and intervention groups would

be 2 points, the documented clinically significant effect;25,26 2) the variance of scores would total

4.93;27 3) appropriate error protection would be as follows: α =.20, β = .20; and 4) participant

attrition would equal 14%, half of patient attrition reported in a recent meta-analysis of palliative

oncology trials,28 reflecting an assumption that FCGs would be able to actively participate in

research longer than seriously ill patients. Taking these factors into consideration, we concluded

that a sample of 41 participants per group (total of 82) would provide 80% power to detect a 2-

point difference in GAD-7 total scores.


2.4.2 Feasibility and outcomes data analysis. We calculated basic descriptive statistics

to determine progress toward meeting feasibility goals and conducted ordinary least squares

(OLS) multiple regression29 to determine the influence of PST on FCGs’ anxiety, depression,

and quality of life, using the last available measure post-baseline to compare group outcomes.

Analyses were performed in R 3.5.0.30 Beta coefficients and confidence intervals were estimated

with a bootstrapping procedure, an analytic approach that has been considered non-parametric,31

where each estimate was generated based on 1,000 resamples.32 The regressor variable method

was used in order to isolate the effect of the intervention (X) on participants’ change scores (Y2 –

Y1), where Y2 – Y1 was regressed on Y1 and X.33 Caregiver age, caregiver gender, patient’s

clinic attendance (received care from the specialty palliative care clinic: yes or no), whether the

FCG provided care for more than one person with cancer (yes or no) or provided care in

cooperation with another FCG enrolled in the study (yes or no), and the number of days FCGs

who were ultimately lost to attrition remained in the study were included as covariates in each

model to further elucidate the unique contribution of the intervention to participant change

scores.

3. Results

Study and intervention feasibility were both supported. We met our recruitment goal one

month early, enrolling 83 FCGs in 17 months (participant demographic information is

summarized in Table 1). Approximately 75% of our sample was retained through 30-day follow-

up. Treatment fidelity, which was calculated as the mean percentage of essential intervention

elements observed in the sample of audio-recorded sessions, was 97%.

[Table 1]
Preliminary analyses indicated that randomization produced equivalent groups in terms of

key demographic variables and baseline outcome measures, which were also controlled for in

subsequent modeling (see Table 2); no statistically significant differences were noted at baseline.

Results from OLS modeling, which we conducted to determine if receipt of PST significantly

predicted FCGs’ anxiety, depression, and quality of life, are summarized in Table 2. Participants

who received the PST intervention reported statistically significantly less anxiety (p = .03) than

those receiving only usual care. No statistically significant differences were noted for caregiver

depression (p = .07) or quality of life (p = .06).

[Table 2]

4. Discussion

Data resulting from this feasibility study of a PST intervention for FCGs of patients with

cancer receiving outpatient palliative care provide strong support for the feasibility of the

intervention. In addition, the study generated preliminary efficacy data highlighting the potential

of PST to decrease FCG anxiety, consistent with both pilot work and large-scale testing of PST

interventions in different settings and populations.17,18,34,35 That neither change in quality of life

nor depression were shown to differ between participants in the intervention and usual care

groups is noteworthy primarily due to these findings’ discordance with much of the published

literature.36 As with all outcomes assessed in this feasbility study, the effect of PST on FCGs’

depression and quality of life should be investigated in future studies including a larger sample,

particularly since power calculations for the present study were based solely on expected

changes in anxiety.

4.1 Study Limitations


A number of other study limitations warrant attention. First, with regard to data analysis,

the process of resampling via bootstrapping likely resulted in more robust confidence intervals

than would otherwise have been generated, especially given the small sample included in this

study,32 underscoring the need for future, large-scale research on the effect of PST for FCGs in

outpatient palliative care. Second, the relatively homogenous nature of the study sample must be

noted, as it limits the study’s generalizability, particularly with regard to FCG race and ethnicity.

Third, all FCG participants were recruited from the same healthcare facility; it is unknown

whether similar results would be obtained in other settings. Fourth, the 60-day period of time

FCGs were enrolled in the study is quite brief relative to the overall cancer trajectory for many

individuals. The long-term impact of the PST intervention is therefore unknown. Fifth, allowing

FCGs to choose whether to receive the intervention by telephone or web-based

videoconferencing technology may have introduced unaccounted for variation in the intervention

and/or its outcomes. Researchers conducting future studies of PST with FCGs should carefully

weigh the potential advantages of this approach (e.g., facilitated recruitment of a difficult-to-

reach study population, enhanced generalizability to include technologically-averse FCGs)

against its limitations when making decisions regarding study design. Finally, given that PST has

been repeatedly shown to be safe16 and that this was a preliminary trial likely to be replicated,

relatively high error rates37 and a one-tailed test of significance were deemed appropriate;

however, lower error rates and a two-tailed test of significance should be employed in future

large-scale testing.

4.2 Clinical Implications

Problem-solving therapy is a feasible and promising approach to reducing cancer family

caregivers’ anxiety; however, advocacy aimed at widespread adoption of PST for FCGs in
outpatient palliative care would be premature. Additional testing is needed to provide data

necessary to ensure responsible use of limited healthcare resources. In addition, given the limited

number of outpatient specialty palliative care clinics currently in existence,13 providers may want

to carefully consider whether FCG support services such as PST should originate in the palliative

care clinic or be provided as a component of standard cancer care.

Acknowledgements

This study was funded by the National Cancer Institute (R21CA191165; Principal

Investigator: Washington). The content of this article is solely the responsibility of its authors

and may not necessarily reflect the official views of the study’s funder. The authors acknowledge

the invaluable contributions of Diane Huneke, RN; Mary L. Cunningham, RN, AOCNS; Tammy

Reeder, RN, BSN; Debra Palmer, MSW, LCSW; Anna Hulbert, MD; Jamie Smith, MA; and the

family caregivers who generously volunteered their time to participate in this study.

Conflict of Interest Statement

All authors declare no conflict of interest.

References

1. Given BA, Given CW, Kozachik S. Family support in advanced cancer. CA Cancer J
Clin. 2001;51(4):213-231.
2. Glajchen M. The emerging role and needs of family caregivers in cancer care. J Support
Oncol. 2004;2(2):145-155.
3. Given BA, Given CW, Sherwood P. The challenge of quality cancer care for family
caregivers. Semin Oncol Nurs. 2012;28(4):205-212.
4. Pitceathly C, Maguire P. The psychological impact of cancer on patients' partners and
other key relatives: a review. Eur J Cancer. 2003;39(11):1517-1524.
5. Rohleder N, Marin TJ, Ma R, Miller GE. Biologic cost of caring for a cancer patient:
dysregulation of pro- and anti-inflammatory signaling pathways. J Clin Oncol.
2009;27(18):2909-2915.
6. Ferris FD, Bruera E, Cherny N, et al. Palliative cancer care a decade later:
accomplishments, the need, next steps -- from the American Society of Clinical
Oncology. J Clin Oncol 2009;27(18):3052-3058.
7. Center to Advance Palliative Care. Defining palliative care. 2011;
http://www.capc.org/building-a-hospital-based-palliative-care-program/case/definingpc.
8. National Cancer Institute. Palliative care in cancer. n.d.;
http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/Support/palliative-care.
9. National Consensus Project for Quality Palliative Care. Clinical practice guidelines for
quality palliative care, executive summary. J Palliat Med. 2004;7(5):611-627.
10. National Quality Forum. A national framework and preferred practices for palliative and
hospice care quality. Washington, DC. 2006.
11. Temel JS, Greer JA, Muzikansky A, et al. Early palliative care for patients with
metastatic non-small-cell lung cancer. NEJM. 2010;363(8):733-742.
12. Smith TJ, Temin S, Alesi ER, et al. American Society of Clinical Oncology provisional
clinical opinion: the integration of palliative care into standard oncology care. J Clin
Oncol. 2012;30(8):880-887.
13. Meier DE, Beresford L. Outpatient clinics are a new frontier for palliative care. J Palliat
Med. 2008;11(6):823-828.
14. Aziz NM, Miller JL, Curtis JR. Palliative and end-of-life care research: embracing new
opportunities. Nurs Outlook. 2012;60(6):384-390.
15. Nezu AM, Nezu CM, D'Zurilla TJ. Problem-solving therapy: A treatment manual. New
York: Springer; 2013.
16. D'Zurilla TJ, Nezu AM. Problem-solving therapy: a positive approach to clinical
intervention. 3rd ed. New York: Springer; 2007.
17. Demiris G, Parker Oliver D, Washington K, et al. A problem solving intervention for
hospice caregivers: a pilot study. J Palliat Med. 2010;13(8):1005-1011.
18. Demiris G, Parker Oliver D, Wittenberg-Lyles E, et al. A noninferiority trial of a
problem-solving intervention for hospice caregivers: in person versus videophone. J
Palliat Med. 2012;15(6):653-660.
19. Dionne-Odom JN, Lyons KD, Akyar I, Bakitas MA. Coaching family caregivers to
become better problem solvers when caring for persons with advanced cancer. J Soc
Work End Life Palliat Care. 2016;12(1-2):63-81.
20. McMillan SC, Small BJ, Weitzner M, et al. Impact of coping skills intervention with
family caregivers of hospice patients with cancer: a randomized clinical trial. Cancer.
2006;106(1):214-222.
21. Moher D, Schulz KF, Altman DG. The CONSORT statement: revised recommendations
for improving the quality of reports of parallel-group randomized trials. Ann Intern Med.
2001;134(8):657-662.
22. Spitzer RL, Kroenke K, Williams JB, Lowe B. A brief measure for assessing Generalized
Anxiety Disorder: the GAD-7. Arch Intern Med. 2006;166(10):1092-1097.
23. Kroenke K, Spitzer RL, Williams JB. The PHQ-9: validity of a brief depression severity
measure. J Gen Intern Med. 2001;16:606-613.
24. Courtney K, Demiris G, Parker Oliver D, Porock D. Conversion of the Caregiver Quality
of Life Index to an interview instrument. Eur J Cancer. 2005;14(5):463-464.
25. Lowe B, Decker O, Muller S, et al. Validation and standardization of the Generalized
Anxiety Disorder Screener (GAD-7) in the general population. Med Care.
2008;46(3):266-274.
26. Spitzer RL, Kroenke K, Williams JB, Lowe B. A brief measure for assessing Generalized
Anxiety Disorder: the GAD-7. Arch Intern Med. 2006;166(10):1092-1097.
27. National Institute of Nursing Research. A problem-based intervention for hospice
caregivers (R01NR012213). Principal Investigator: George Demiris; 2011-2016.
28. Hui D, Glitza I, Chisholm G, Yennu S, Bruera E. Attrition rates, reasons, and predictive
factors in supportive care and palliative oncology clinical trials. Cancer.
2013;119(5):1098-1105.
29. Neter J, Wasserman W. Applied linear statistical models: regression, analysis of
variance, and experimental designs. Homewood, IL: Richard D. Irwin, Inc.; 1974.
30. R Core Team. R: A language and environment for statistical computing. R
Foundation for Statistical Computing, Vienna, Austria. ISBN 3-900051-07-0, URL
http://www.R-project.org/. 2018.
31. Cumming G. The new statistics: why and how. Psychol Sci. 2014;25(1):7-29.
32. Freedman DA. Bootstrapping regression models. Ann Stat. 1981;9(6):1218-1228.
33. Allison PD. Change scores as dependent variables in regression analysis. Sociol
Methodol. 1990;20:93-114.
34. Barrera M, Atenafu EG, Schulte F, Nathan PC, Hancock K, Saleh A. A randomized
controlled trial of a group intervention for siblings of children with cancer: changes in
symptoms of anxiety in siblings and caregivers. Psycho-Oncol. 2018.
35. Bevans M, Wehrlen L, Castro K, et al. A problem-solving education intervention in
caregivers and patients during allogeneic hematopoietic stem cell transplantation. J
Health Psychol. 2014;19(5):602-617.
36. Nezu AM, Nezu CM, D'Zurilla TJ. Problem-solving therapy: Empirical support and
flexibility of applications. In: Problem-solving therapy: A treatment manual. New York:
Springer; 2013.
37. Meinert CL. Clinical trials: Design, conduct, and analysis. 2nd ed. New York: Oxford
University Press; 2012.
Table 1. Caregiver and Patient Characteristics

No. (%)a

Characteristic Caregivers Patients

Gender

Male 26 (31.3) 39 (47.0)

Female 57 (68.7) 44 (53.0)

Age, mean (SD) 51.5 (12.8) 60.4 (12.8)

Race

African American/Black 2 (2.4) 5 (6.0)

Asian/Asian-American 1 (1.2) 1 (1.2)

Native American/American Indian 2 (2.4) 0 (0.0)

Caucasian/White 77 (92.8) 75 (90.4)

Multiracial 1 (1.2) 2 (2.4)

Ethnicity

Latinx 1 (1.2) 4 (4.8)

Non-Latinx 82 (98.8) 79 (95.2)

Relationship to patient

Spouse or Partner 44 (53.0) -

Adult Child 22 (26.5) -

Sibling 7 (8.4) -

Parent 3 (3.6) -

Friend 3 (3.6) -

Other (e.g., adult grandchild, nephew) 4 (4.8) -

Primary Cancer Site/Typeb


Blood - 4

Brain - 3

Breast - 9

Colorectal - 13

Gynecological - 7

Head and Neck - 4

Liver - 6

Lung - 15

Melanoma - 4

Mesothelioma - 3

Other - 3

Pancreas - 4

Prostate - 3

Urinary Tract - 5
a
Due to rounding, percentages might not sum to 100.
Table 2
Effect of the Problem-Solving Intervention on Family Caregiver Outcomes a
95% Confidence Intervals b
B Std. Error Sig. (2-tailed)
Lower Upper

Anxiety (GAD-7)
Constant 16.36 8.61 .115 -2.30 32.28
Group -2.76 1.22 .03* -5.18 -.30
GAD-7 Baseline Score -.86 .13 .002 -1.10 -.60

Depression (PHQ-9)
Constant 12.80 8.49 .20 -4.44 29.5
Group -2.68 1.34 .07 -4.96 .21
PHQ-9 Baseline Score -.50 .17 .01 -.82 -.144

Quality of Life (CQLI-R)


Constant -5.29 8.56 .61 -21.75 10.22
Group 2.77 1.39 .06 -.012 5.42
CQLI-R Baseline Score -.49 .09 .002 -.66 -.28
Note: a Bootstrap results are based on 1000 bootstrap samples; b Confidence intervals based on
626 samples; * statistically significant < .05 (denoted for outcome measures only). All models
controlled for family caregiver (FCG) age, FCG gender, patient’s clinic attendance, multiple
caregivers/care recipients, FCG number of days in study, and participants’ baseline scores on
respective outcome measures.

You might also like