Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang dikarakteristikan oleh kombinasi hipertiroidisme, opthalmopathy dan
dermopathy. Penyakit Graves merupakan penyebab paling sering tirotoksikosis dan insidensi tahunannya sebesar 20-50 kasus
per 100.000 orang. Penyakit Graves terjadi akibat produksi antibodi IgG yang kemudian berikatan dan mengaktivasi reseptor TSH
pada sel folikular tiroid akibat adanya kerentanan genetik yang didukung oleh faktor lingkungan. Pengukuran level hormon tiroid
dan TSH, antibodi terhadap reseptor TSH serta pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk
menegakkan diagnosis penyakit Graves. Tatalaksana yang diberikan berupa perbaikan gejala dengan penyekat beta dan
tatalaksana hipertiroid seperti obat antitiroid, iodin radioaktif serta serta pembedahan.
PENDAHULUAN
Penyakit Graves mendapatkan namanya dari Hormon tiroid akan berikatan pada reseptornya,
dokter berkebangsaan Irlandia, Robert James yaitu TRα dan TRβ yang terdapat pada hampir
Graves, yang mendeskripsikan kondisi penyakit semua jenis jaringan dan kemudian akan
ini pada tahun 1835. Penyakit ini merupakan menghasilkan berbagai macam efek. Hormon
penyakit autoimun yang dikarakteristikan oleh tiroid akan memiliki efek metabolisme seperti
kombinasi hipertiroidisme, opthalmopathy dan meningkatkan basal metabolic rate (BMR), efek
dermopathy. Penyakit Graves merupakan kalorigenik untuk mempertahankan temperatur
penyebab paling sering tirotoksikosis dan normal tubuh, meningkatkan kewaspadaan,
insidensi tahunannya sebesar 20-50 kasus per meningkatkan motilitas gastrointestinal, serta
100.000 orang. turnover tulang.1 Di liver, T3 akan meningkatkan
ekspresi reseptor LDL sehingga meningkatkan
ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID klirens kolesterol LDL. Di jantung, T3
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus yang meningkatkan kontraktibilitas dan relaksasi
dihubungkan oleh sebuah istmus. Kelenjar ini miokardium dan meningkatkan laju denyut
terletak di anterior trakea, diantara kartilago jantung dengan mempercepar depolarisasi dan
krikoid dan fossa jugularis sternalis. Ukuran repolarisasi nodus sinoatrial. Selain itu, pada
kelenjar tiroid normal adalah 10-20 g, perkembangan fetal, hormon tiroid juga
berkonsistensi lembut, dan kaya akan pembuluh memiliki fungsi penting untuk perkembangan
darah.1 Kelenjar tiroid tersusun atas folikel tiroid sistem saraf pusat dan maturasi sistem skeletal.4
yang di dalamnya terdapat lumen berisi koloid
yang kaya akan tiroglobulin, prekursor hormon HIPERTIROIDISME DAN PENYAKIT GRAVES
tiroid. Dinding dari folikel-folikel ini tersusun atas Tirotoksikosis merupakan sindroma klinik yang
sel folikular akan membentuk dua jenis hormon, terjadi akibat jaringan mengalami paparan
yaitu tiroksin (disebut juga dengan nama hormon tiroid dalam jumlah yang tinggi. Hal ini
tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3). dapat disebabkan oleh hiperaktivitas dari
Pertumbuhan kelenjar tiroid dan produksi kelenjar tiroid, yang disebut juga sebagai
hormon tiroid dikendalikan oleh thyrotropin hipertiroidisme, atau sebab lain seperti
releasing hormon (TRH) serta thyroid stimulating konsumsi hormon tiroid berlebihan serta sekresi
hormon (TSH).2,3 hormon tiroid berlebihan oleh tumor ovarium.3
Penyebab tersering hipertiroidisme adalah Etiologi
penyakit Graves, struma multinodosa toksik Penyakit Graves terjadi akibat produksi antibodi
(Toxic multinodular goiter, TMNG) dan adenoma IgG yang berikatan dan mengaktivasi reseptor
toksik (Toxic adenoma, TA). Berdasarkan Riset TSH pada sel folikular tiroid. Proses autoimun
Kesehatan Dasar RI 2013, prevalensi penyakit yang terjadi kemungkinan terjadi akibat adanya
hipertiroid di Indonesia adalah 0,6% pada wanita kerentanan genetik yang didukung oleh faktor
dan 0,2% pada pria. Penyakit Graves merupakan lingkungan. Diketahui bahwa alel HLA pada
penybab 60-90% dari seluruh kasus kromosom 6, yaitu HLA-DRB1-08 dan DRB3-0202
5
tirotoksikosis. meningkatkan risiko penyakit Graves.7 Faktor
lingkungan yang diduga dapat mencetuskan
Penyakit graves adalah penyakit autoimun yang penyakit ini antara lain stress psikologis,
terdiri dari hipertiroidisme, goiter, penyakit merokok, infeksi dan pajanan terhadap iodine.
mata (orbitopathy), dan terkadang dermopathy Selain itu, keadaan pospartum pada wanita juga
yang disebut sebagai myxedema pretibial dapat memicu timbulnya penyakit Graves pada
(Gambar 1).6 Keadaan hipertiroid pada penyakit wanita yang rentan.3
graves disebabkan adanya antibodi terhadap
reseptor TSH yang mengaktivasi reseptor Patogenesis
tersebut sehingga menstimulasi sintesis dan Pada penyakit graves, limfosit T mengalami
sekresi hormon tiroid serta pertumbuhan sensitisasi terhadap antigen dalam kelenjar
kelenjar tiroid yang menyebabkan timbulnya tiroid dan menstimulasi limfosit B untuk
goiter. Penyakit ini merupakan penyebab paling mensistesis antibodi terhadap antigen-antigen
sering hipertiroidisme, dengan insidensi tahunan ini. Salah satu antibodi yang dihasilkan adalah
20-50 kasus per 100.000 orang. Insidensinya antibodi yang mentarget reseptor TSH pada
memuncak antara usia 30-50 tahun. 2,4 membran sel folikular, yang kemudian akan
menstimulasi pertumbuhan dan fungsi kelenjar
tiroid. Antibodi ini dikenal sebagai thyroid-
stimulatig antibody (TSAb) atau thyroid-
stimulating immunoglobulin (TSI). Keberadaan
antibodi ini dalam sirkulasi berhubungan dengan
penyakit aktif dan relaps setelah terapi dengan
obat antitiroid. Terdapat predisposisi genetik
yang memicu penyakit ini, namun tidak jelas apa
yang memicu awal timbulnya hipertiroidisme.
Beberapa faktor yang dapat memicu respon
imun pada penyakit Graves antara lain (1)
kehamilan, terutama periode postpartum; (2)
kelebihan iodine; (3) interferon alfa; (4) infeksi
viral atau bakterial; (5) stres psikologis.3,4