You are on page 1of 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pemanfaatan Biji Mangrove Nyirih (Xylocarpus granatum) Menjadi Tabir


Surya Yang Ramah Lingkungan

BIDANG KEGIATAN
PKM – PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:
ULFAH KHOIRUNNISA 230110160084
ANNISA NURSYAHBANI 230110160080
MIKHA VELLOMENA 230110160085
DIKI PRATAMA 230110160093

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
PENGESAHAN PKM – PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Biji


Mangrove Nyirih (Xylocarpus granatum)
Menjadi Tabir Surya Yang Ramah
Lingkungan
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ulfah Khoirunnisa
b. NIM : 230110160084
c. Jurusan : Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas
Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No. HP: Jl.siliwangi
rt05/rw05 no.44 kelurahan Cilodong
Depok Jawa barat
f. Email : dikipratama.94@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3
Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Atikah
Nurhayati, SP., MP.
b. NIDN : 0015017704
c. Alamat Rumah dan No. Telp :
Sindangsari No.26 , Kel. Melong, Kec.
Cimahi Selatan, Cimahi (40534)
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemenristekdikti : Rp. 7.000.000
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 2 Bulan

Sumedang, 2 November 2018


Menyetujui,
Wakil Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Ketua Pelaksana
Kelautan, Universitas Padjadjaran

(Dr. Isni Nurruhwati, S.Pi., M.Si) (Ulfah Khoirunnisa)


NIP.196810141997022001 NIM. 230110160084

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping

ii
(Dr. Arry Bainus, MA) (Dr. Atikah Nurhayati, SP., MP.)
NIP. 196106271990011001 NIDN. 0015017704

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Judul Program.......................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
Tujuan Kegiatan....................................................................................... 2
Luaran yang Diharapkan ......................................................................... 2
Kegunaan................................................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN
Kondisi Sosial.......................................................................................... 5
Kondisi Perekonomian............................................................................. 5
Kondisi Lingkungan................................................................................. 6
Kondisi Penggunaan Lahan..................................................................... 7
Definisi dari mangrove............................................................................ 7
Pemanfaatan dan Kandungan Bahan Aktif X. granatum......................... 7
BAB 3 METODOLOGI PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................... 9
Objek Pelaksanaan.................................................................................. 9
Langkah-Langkah Pelaksanaan............................................................... 9
Cara Mengolah Biji Nyirih Menjadi Tepung Lulur................................. 10
Pelaksanaan.............................................................................................. 10

BAB 5BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


Anggaran Biaya....................................................................................... 11
Jadwal Kegiatan....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
BIODATA PENULIS ........................................................................................ 14

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Program


Pemanfaatan Biji Mangrove Nyirih (Xylocarpus granatum) Menjadi Lulur
Yang Ramah Lingkungan ( Lulur yang diolah dan dikemas dengan kreatifitas dan
dapat diolah oleh siapa pun denga harga terjangkau )
1.2 Latar Belakang
Hutan mangrove atau mangal adalah sejumlah komunitas tumbuhan pantai
tropis dan sub-tropis yang didominasi oleh pohon dan semak tumbuhan bunga
(Angiospermae) terestrial yang dapat menginvasi dan tumbuh di lingkungan air
laut (Setyawan et al, 2002). Menurut Noor (2006) masyarakat di kawasan pesisir
atau sekitar hutan mangrove banyak menggunakan tumbuhan mangrove sebagai
bahan sandang, pangan, dan papan. Produk hutan mangrove yang sering
dimanfaatkan manusia adalah kayu yang digunakan sebagai bahan bakar, bahan
membuat perahu, tanin untuk pengawet jaring, lem, bahan pewarna kain dan lain-
lain.
Pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan mangrove terletak di Desa
Blanakan Kabupaten Subang. Masyarakat di Desa Balanakan telah memanfaatkan
tumbuhan mangrove untuk diolah. Informasi tumbuhan mangrove yang
dimanfaatkan oleh masyarakat belum banyak tersedia, maka perlu dilakukan
penelitian di kawasan mangrove Desa Blanakan Kabupaten Subang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan, manfaat dan cara pemanfaatan
tumbuhan mangrove. Keanekaragaman jenis tumbuhan di kawasan mangrove
Desa Blanakan cukup tinggi, namun data dan informasi tentang kekayaan jenis
tumbuhan maupun jenis yang berpotensi masih sangat kurang.
Oleh karena itu kami tertarik untuk menyusun lembar tulisan ini mengenai
lulur yang ramah lingkungan. Kami berharap gagasan yang kami ciptakan
dikemudian hari dapat direalisasikan. Banyak hal yang akan dapat dirasakan jika
gagasan ini dapat terealisasikan dengan maksimal.

1.3 Rumusan Masalah

1
1. Apa definisi dari mangrove?
2. Apa kandungan yang terdapat dalam nyirih?
3. Apa manfaat yang kita dapat dengan mengolah biji nyirih menjadi tepung
lulur yang ramah lingkungan?
4. Bagaimana cara mengolah biji nyirih menjadi lulur?

1.4 Tujuan Kegiatan


1. Untuk mengetahui manfaat dari pengolahan lulur biji nyirih.
2. Untuk meningkatkan nilai guna dari mangrove.
3. Untuk menciptakan produk baru dengan inovasi yang baru.
4. Untuk menciptakan produk lulur yang ramah lingkungan.

1.5 Luaran yang diharapkan


Hutan mangrove atau mangal adalah sejumlah komunitas tumbuhan pantai
tropis dan sub-tropis yang didominasi oleh pohon dan semak tumbuhan bunga
(Angiospermae) terestrial yang dapat menginvasi dan tumbuh di lingkungan air
laut (Setyawan et al, 2002). Menurut Noor (2006) masyarakat di kawasan pesisir
atau sekitar hutan mangrove banyak menggunakan tumbuhan mangrove sebagai
bahan sandang, pangan, dan papan.
Pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan mangrove terletak di Desa
Blanakan. Masyarakat di Desa Blanakan telah lama memanfaatkan tumbuhan
mangrove untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Informasi tumbuhan mangrove
yang dimanfaatkan oleh masyarakat belum banyak tersedia, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai kajian etnobotani di kawasan mangrove Desa Blanakan.
Mangrove yang sering dimanfaatkan Lulur dari biji nyirih ini diharapkan
menjadi sebuah usaha yang memiliki ciri khas tersendiri. Pada zaman modern ini
sunscreen yang dijual dipasaran dapat mengakibatkan coral bleaching, maka dari
itu dibuatlah lulur yang ramah lingkungan dan berbahan dasar alami yaitu dengan
berbahan dasar mangrove.
Dengan usaha ini diharapkan dapat merangsang kreatifitas masyarakat
dalam berusaha dan selalu memiliki inovasi baru dalam berusaha. Seiring dengan
berjalannya usaha ini, kami berharap usaha ini memiliki tempat dihati masyarakat
maupun pasar luas. Melalui sistem penjualan distributor keberbagai daerah dan

2
memperkenalkan produk ini melalui jaringan sosial. Dengan memiliki jaringan
pasar yang luas maka diharapkan produk kami dapat dengan cepat dikenal
masyarakat sebagai hasil karya anak bangsa dan melestarikan makanan lokal yang
inovatif serta kreatif.
Pengolahan biji nyirih menjadi lulur merupakan hal yang belum pernah
kami temukan dimasyarakat. Namun, para peneliti sudah ada yang membuat lulur
dari biji mangrove ini. proses pengolahan lulur ini cukup mudah dan mudah
diperoleh dengan harga terjangkau.

1.6 Kegunaan
1. Bagi pemilik usaha
a. Memberi kesempatan untuk membuka usaha dan sebagai sumber
pendapatan.
b. Menjadi sarana yang tepat untuk belajar berbisnis dan meningkatkan
kemampuan entrepreneurship.
c. Menjadi sarana untuk menuangkan kreatifitas dalam bentuk mengolah
bahan baku yang dianggap masyarakat biasa-biasa saja menjadi bahan
baku yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi yang tinggi.
d. Menjadi sarana untuk memanfaatkan bahan biji nyirih yang pada
umumnya tidak dimanfaatkan atau diolah menjadi makanan tertentu.
2. Bagi Masyarakat

a. Merangsang kreatifitas masyarakat untuk berwirausaha.


b. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
c. Menyediakan produk kecantikan yang ramah lingkungan.

d. Meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga terbentuk


masyarakat yang mandiri.

3. Bagi Pemerintah
a. Mengurangi jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi

b. Meningkatkan hasil cipta karya produk kecantikan dari bahan baku


lokal.

3
c. Mendorong pemerintah untuk menciptakan produk kecantikan
lokal tertentu dari bahan baku lainnya.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Kondisi Sosial


Jumlah penduduk Kecamatan Blanakan pada tahun 2014 sekitar 62.681
jiwa dan terjadi kenaikan jumlah panduduk pada tahun 2016 sebesar 62.733 jiwa.
Desa Blanakan merupakan desa yang paling banyak penduduknya, jumlah
penduduk Desa Blanakan mencapai 11.937 jiwa dengan jumlah RT sebanyak 34
dan jumlah RWsebanyak 7. Berdasarkan sensus pertanian 2014 sektor pertanian
yang banyak dilakukan oleh masyarakat kecamatan Blanakan yaitu budidaya
tanaman padi sekitar 60%, sektor perikanan sekitar 20% ( Badan Pusat Statistik
Kabupaten Subang, 2015).
Desa Blanakan memiliki luas 1.552,39 hektar yang terbagi dalam beberapa
penggunaan lahan seperti sarana dan prasana desa, pembagian wilayah yang
diperuntukkan, perekonomian dan pendidikan.
Desa Blanakan memiliki 7 Dusun diantaranya yaitu Dusun Tanjung Sari,
Mekar Sari, Tanjung Baru, Karang Jaya, Karang Mulya, Kerta Mukti, dan
Pelelangan. Jumlah penduduk Desa Blanakan pada tahun 2017 yaitu sebesar
10.763 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga (KK) yaitu 3.242 jiwa.
Tingkat pendidikan penduduk di kecamatan Blanakan tahun 2014
mayoritas pendidikannya adalah tingkat Sekolah Dasar (SD) kebawah. Hal ini
menandakan tingkat pendidikan yang dimiliki mayoritas penduduk di kecamatan
Blanakan masih tergolong rendah. Di kecamatan Blanakan terdapat Sekolah
Dasar/sederajat sebanyak 31 buah, SMP/Sederajat 5 buah dan
SMA/SMK/sederajat 3 buah. Hal ini menandakan sarana pendidikan di kecamatan
Blanakan cukup memadai.

2.2 Kondisi Perekonomian


Sarana perekonomian di Kecamatan Blanakan terdapat 103 buah industri
sebagian besar adalah industri kecil dan rumah tangga. Sarana yang terdapat di
Kecamatan Blanakan yaitu perdagangan dan lembaga keuangan berupa
minimarket, toko, dan warung. Sedangkan lembaga keuangan terdiri dari
koperasi, bank umum dan BPR. Kecamatan Blanakan tidak memiliki pasar sendiri

5
dalam memenuhi kebutuhan penduduknya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan
penduduk Blanakan maka penduduk bertransaksi di pasar Kecamatan Ciasem dan
Kabupaten Karawang (Stastistik Daerah Kecamatan Blanakan, 2016).

2.3 Kondisi Lingkungan


Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara
Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34%
dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara 1070 31’- 1070 54’ Bujur
Timur dan 60 11’- 6 0 49’ Lintang Selatan. Secara administratif Kabupaten terdiri
dari 30 kecamatan, 245 desa dan 8 kelurahan. Batas-batas wilayah Kabupaten
adalah sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, di sebelah
barat dengan Kabupaten Karawang dan Purwakarta di sebelah timur dengan
Kabupaten Sumedang dan Indramayu, dan di sebalah utara berbatasan Laut Jawa
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang, 2016).
Kawasan hutan mangrove Blanakan berada di Desa Blanakan Kecamatan
Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat. Batas wilayah Kecamatan Blanakan
yaitu sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Sukasari, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Ciasem, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang.
Kecamatan Blanakan memiliki luas wilayah 97,15 km2 dan terdiri dari 9
desa, diantaranya yaitu Desa Cilamaya Hilir, Cilamaya Girang, Rawa Mekar,
Rawa Meneng, Jaya Mukti, Blanakan, Langen Sari, Muara, dan Tanjung Tiga.
Perairan pantai Subang memiliki kedalaman yang relatif dangkal yaitu
kurang lebih 20 meter dengan kedalaman relatif landai. Perairan Blanakan
memiliki kedalaman kurang dari 5 meter dengan gradient sekitar 0,0006. Wilayah
pantai Blanakan berbentuk teluk karena adanya proses pengendapan sedimen dari
sungai dan angkutan sedimen dari pantai. Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan bahwa endapan sedimen tersebut menghasilkan lahan timbul sekitar 400
hektar yang berada di sekitar muara Blanakan.

2.4 Kondisi Penggunaan Lahan

6
Penggunaan lahan yang ada Kecamatan Blanakan berupa hutan bakau,
hutan mangrove dan tambak, kawasan khusus, ladang, pemukiman, perkebunan,
rumput, sawah irigasi, sawah tadah hujan, semak belukar, dan sungai.
Berdasarkan kondisi fisik lingkungan, kecenderungan penggunaan lahan lebih
berkembang pada daerah selatan daripada daerah utara. Hal ini dikarenakan di
sebelah utara mayoritas penggunaan lahan diperuntukkan sebagai area
pertambakan sedangkan di daerah selatan cenderung diperuntukkan sebagai area
terbangun dan pertanian tanaman pangan (RTDR Blanakan, 2009).

2.5 Definisi dari mangrove.


Mangrove merupakan ekosistem hutan daerah pantai yang terdiri dari
kelompok pepohonan yang bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi.
Salah satu ciri tanaman mangrove memiliki akar yang menyembul ke permukaan.
Penampakan mangrove seperti hamparan semak belukar yang memisahkan
daratan dengan laut.
Xylocarpus granatum adalah tumbuhan bakau, yang tumbuh pada
ekosisitem bakau yang berlumpur karena terkena semburan air laut, khususnya
pada tempat yang mengarah di bagaian atas ekosistem ini. Di ekosistem bakau di
Indonesia, Xylocarpus granatum telah diketahui toleran terhadap lingkungan
dengan salinitas 0.1-3%. Seringkali tumbuh mengelompok dalam jumlah besar.
Individu yang telah tua seringkali ditumbuhi oleh epifit dan tumbuhan ini
termasuk kedalam tumbuhan perintis/reklamasi.
Kayunya hanya tersedia dalam ukuran kecil, kadang-kadang digunakan
sebagai bahan pembuatan perahu. Kulit kayu dikumpulkan karena kandungan
taninnya yang tinggi (>24% berat kering). Kulit batang kaya akan tannin dan
dapat digunakan sebagai bahan pewarna pakaian. Batangnya, seperti kayu
mahoni, berpotensi sebagai bahan bangunan dan sumber kayu bakar. Tumbuhan
ini dipakai pula untuk merehabilitasi lahan atau mereklamasi kawasan pantai.

2.6 Pemanfaatan dan Kandungan Bahan Aktif X. granatum.


Mangrove mengandung beberapa senyawa bioaktif. Kandungan metabolit
sekunder yang terdapat di dalam tumbuhan mangrove meliputi alkaloid, fenolik
dan steroid (Kokpol et al. 1990; Bandaranayake 2002). Penemuan inhibitor

7
tirosinase berasal dari tumbuhan mangrove masih terus diselidiki oleh para
ilmuwan. Hal ini dapat memberikan kontribusi besar dalam bisnis kosmetik untuk
menciptakan produk alami (natural product) guna melindungi kulit dari efek
negatif melanogenesis (hiperpigmentasi) yang disebabkan oleh paparan radiasi
ultraviolet secara berlebihan.
Menurut Lim (2001), Kayu X. Granatum dimanfaatkan sebagai bahan untuk
membuat kapal, perabotan rumah tangga dan kayu bakar. Kulitnya disamak untuk
selanjutnya digunakan dalam membuat pakaian dan bahan pewarna kuning
tua/jingga. Akarnya dimanfaatkan sbagai obat untuk menyembuhkan penyakit
kolera dan disentri. Biji X. Granatum oleh masyarakat pesisir terutama suku Bugis
digunakan sebagai bahan pembuat bedak. Di Thailand X. Granatum
dimanfaatkan sebagai obat disentri (Suragih 2002), dan sebagai obat diare, kolera
serta pembersih luka (Aksornkoae 1993) serta abu dari biji ini untuk mengobati
gatal bila dicampur dengan sulfur dan minyak kelapa. Minyak dari ekstrak biji
dicampur dengan tepung beras digunakan sebagai masker wajah unuk mengobati
jerawat dan cairan minyaknya untuk mengobati diare dan disentri (Sabine 1999).
Yulia (2003) menyatakan bahwa ekstrak metanol biji X. Granatum sdapat
digunakan sebagai tabir surya/sunscreen.

8
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


3.1.1. Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan ini akan dilaksanakan dibulan oktober yang dimulai dengan
penetuan tema proposal pkm yaitu tema pengabdian kepada masyarakat,
perumusan masalah, mencari data dan mengumpulkan data, dan setelah itu data
diolah dan penarikan kesimpulan. Pencarian dan pengumpulan data dilaksanakan
pada tanggal 20 Oktober 2018 s.d 1 November 2018 dan penelitiaannya akan
kami laksanakan pada tangal 4 November 2017 s.d 15 Desesmber 2017.

3.1.2. Tempat Penlitian


Tempat yang akan kami lakukan untuk pelaksanaan yaitu di kos.

3.2 Objek Pelaksanaan


Objek yang kami teliti adalah biji buah mangrive Xylocarpus granatum,
dengan kriteria buah mangrove yang dalam keadaan utuh, dalam kondisi baik, dan
masih segar untuk kami olah.

3.3 Langkah-langkah pelaksanaan

Mencari dan
mengumpulkan data

Mengolah Data

Menarik Kesimpulan

3.4 Cara mengolah biji nyirih menjadi tepung lulur.

9
Alat dan bahan :
 Buah Mangrove Xylocarpus granatum
 1 buah Xylocarpus granatum ambil bijinya, rendam 1 hari dengan air dan
arang, potong tipis-tipis lalu blender.
 1 buah avocado-mentega yang telah matang.
 1 genggam melati segar.
 1 sdm madu asli.
 5 sdm kepala susu sapi murni (susu sapi murni dituang 1 sdm cuka, ambil
gumpalan atasnya).
 1 sdm minyak zaitun.
 Blender
 Piring
 Pisau
 Sendok

Tahap pengolahan :
1. Xylocarpus granatum-halus dicampur dengan alpukat mentega, melati
segar, madu, kepala susu dan minyak zaitun, lalu blender halus.
2. Adonan siap digunakan sebagai lulur mandi.
3. Jika ingin dikemas, adonan ditambahkan dengan asam benzoat 1 sdm.

3.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan
metode demonstrasi, penyuluhan dan praktik langsung. Demonstrasi langsung
dipraktikkan oleh peserta, serta dengan tanya jawab antara tim pelaksana dan
masyarakat. Demonstrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung
mengenai proses pengolahan mangrove. Tanya jawab digunakan untuk
melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode di atas.
Penyuluhan dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan dengan masyarakat
untuk memberikan penyuluhan tentang pengolahan biji mangrove.

10
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran PKM-M

No. Jenis Pengeluaran Biaya

1. Peralatan penunjang Rp. 1.400.000,00

2. Bahan baku Rp. 500.000,00

3. Biaya perjalanan atau uang Rp. 5.000.000,00


transportasi

4. Pengemasan dan distribusi Rp. 300.000,00

5. Biaya tidak terduga dan lain-lain Rp. 400.000,00

Jumlah Rp 7.600.000,00

4.2. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Tanggung

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jawab

I. Persiapan

Binbingan dengan Ketua


dosen dan pebimbing

Persiapan alat dan Anggota 1


bahan

II. Pelaksanaan

Pembuatan produk Anggota 2


dan 3

Pembungkusan produk Anggota 1

Pemasaran produk Ketua

III. Evaluasi Seluruh

11
anggota

IV. Laporan Seluruh


anggota

12
DAFTAR PUSTAKA

Aksornkoae S. 1993. Ecology and Management of Mangroves. Thailand: IUCN.

Bandaranayake WM. 2002. Bioactivities, bioactive compounds and chemical


constituents of mangrove plants. WEM. 10: 421-452.

Lim. 2001. Guides to the mangroves of Singapore (nyireh bunga Xylocarpus


granatum).

Sabine B. 1999. Research Biologist BAOBAB Farm.

Suragih A. 2002. Telaah kandungan kimia senyawa antimikroba biji tumbuhan


mangrove Xylocarpus granatum koeningI [tesis]. Bandung: Program Studi
Farmasi Institut Teknologi Bandung.

Yulia LA. 2003. Uji aktivitas tabir surya (sunscreen) dari biji tumbuhan bakau
Xylocarps granatum. [skrips]. Bogor: Jurusan Teknologi Hasil Perikanan.
Fakultas Peikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

13
14
15
BIODATA PENULIS

1. Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Diki Pratama
NPM : 230110160093
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Program Studi : Perikanan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

2. Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Annisa Nursyahbani
NPM : 230110160080
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Program Studi : Perikanan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjajaran

3. Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Ulfah Khoirunnisa
NPM : 230110160084;
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Program Studi : Perikanan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjajaran

4. Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Mikha Vellomena
NPM : 230110160085
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Program Studi : Perikanan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

16
17

You might also like