Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
anak sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi dan banyaknya penyakit infeksi
ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi
baru lahir mendapatkan ASI ekslusif (tanpa tambahan apa-apa) selama enam
bulan sebab ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan
1
2
dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah
satunya adalah dengan menyusui, karena Air Susu Ibu (ASI) sudah terbukti
dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat di
Peduli ASI dan Kebijakan Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI).
asi eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2013 di Indonesia sebesar
48,6% dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 5,7% menjadi
54,3% namun pada tahun 2014 relatif turun menjadi 52,4% sedangkan target
progam pada tahun 2014 sebesar 80%. Sedangkan cakupan pemberian asi
eksklusif di Provinsi NTB pada tahun 2015 hanya sebesar 76,88% (Profil
Table 1.1. Cakupan Pemeberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Provinsi NTB
Tahun 2015 Berdasarkan Tiga Daerah Terendah.
No Wilayah Presentase (%)
1 Kabupaten Lombok Utara 45,70
2 Bima 53,60
3 Kota Mataram 62,35
Sumber: Profil Kesehatan NTB, 2015
3
bayi usia 0-6 bulan tidak terlepas dari beberapa kondisi yang seringkali
yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali pada tiga atau empat hari pertama
setelah melahirkan. Menurut Cox dalam Sari 2015 faktor persalian dengan
obat anastesi.
produkasi ASI pada Ibu Post Partum salah satunya pijat oksitosin. Pijat
2003; Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009 dalam Mardiyaningsig, 2010).
manfaat diantaranya dengan terapi pemijatan ini ibu akan merasa rileks,
oksitosin akan keluar sehinga produksi ASI ibu akan cepat keluar. Terapi ini
oksitosin, dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
memperhatikan waktu onset laktasi atau pengeluaran asi ibu yang dialmi oleh
ibu post partum. Onset laktasi merupakan ukuran kondisi dimana ibu
mendapatkan persepsi bahwa ASI nya sudah keluar, yang pada payudara
atau ASI. Proses pengeluaran air susu ibu yang keluar pada hari ke tiga atau
dalam jumlah Kolostrum yang dikeluarkan oleh ibu post partum yang
dilakukan pijat oksitosin dengan ibu post partum yang tidak dilakukan pijat
oksitosin. Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakuakan oleh
signifikan terhadap produksi ASI antara sebelum dan sesudah dilakukan pijat
oksitosin.
RSUD Kota Mataram adalah salah satu Rumah Sakit rujukan dari
dibuktikan dari jumlah persalinan yang dilayani pada dua tahun terakhir yang
Table. 1.2 Data Laporan Persalinan di RSUD Kota Mataram Tahun 2015-
2016
TAHUN
NO JENIS PERSALIANAN
2015 % 2016 %
1 Persalinan normal 215 10 272
2 Section Caesaria 775 37 1514 51
3 Persalinan dengan Komplikasi 25 1 0 0
4 Pendarahan sebelum persalinan 1 0,04 1 0,04
5 Pendarahan sesudah persalinan 2 0,09 3 0,1
6 Pre eclampsi 10 0,47 5 0.16
7 Eclampsi 0 0 1 0,04
8 Infeksi 6 0,28 25 1
9 Lain – lain 788 37 853
10 Abortus 290 14 291
JUMLAH TOTAL 2112 100 2964 100
Sumber: Data Primer 2016
menjadi jenis persalinan yang paling bayak dilakukan di Rumah Sakit ini yang
mencapai angka 37% atau 775 orang pada tahun 2015 dan meningkat menjadi
Kota mataram terhadap 10 orang ibu yang melahirkan dengan cara SC (Sectio
Caesaria) didapatkan bahwa 7 dari ibu mengatakan ASI nya keluar setelah 3-4
hari setelah melahirkan atau bisa disimpulkan mengalami onset laktasi lambat
dan 3 orang lainya mengatakan ASI nya keluar sesaat setelah melahirkan.
ibu yang melahirkan normal yang dilakukan terapi pijat oksitosin, serta
7
selanjutnya.
perbedaan onset laktasi ibu yang melahirkan normal yang dilakukan terapi
mengalami gangguan onset laktasi cukup tinggi. Adapun penelitian ini bersifat
(Sectio Caesaria). Penelitian ini akan dilakukan dalam rentang waktu antara
dan
setelah
dilakukan
terapi pijat
oksitosin,
selain itu
didapatkan
nilai Z
sebesar -
3,306 atau
p
value
0,001 (p
<0,05),
oleh sebab
itu dapat
dianalisa
bahwa ada
perbedaan
produksi
ASI yang
signifikan
antara
sebelum
dan
sesudah
pijat
oksitosin.
Penga Siti Nur Metode Indepen Dari hasil Variab Variable
ruh Endah peneliti den: penelitian le Independ
pijat dan an ini Pengaruh didapatkan depend en :
oksito Imas menggu pijat bahwa en : pengaruh
sin Masdin nakan oksitosin jumlah onset pijat
terhad arsah eksperi terhadap Kolostrum laktasi oksitosin
ap (2011) men pengelua yang ibu post
penge Quasi. ran dikeluarka SC
luaran Pengam kolostru n oleh ibu (Sectio
kolost bilan m post Caesari
rum sampel partum a)
pada dilakuk Depende yang
ibu an n : ibu dilakukan
post secara post pijat Peneliti
partu acident partum oksitosin ( an ini:
m di al Perlakuan menggu
ruang Sampli ) adalah nakan
kebid ng. rata-rata quasi
anan 5,333 cc eksperi
rumah dengan men
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
berikut:
1. Mencubit
2. Menekan
3. Memutar
4. Mengetuk
beberapa menit. 10
5. Menepuk
6. Menarik
dan telunjuk.
1. Tehnik marmet
3. Kompres hangat
payudara bengkak
5. Pijat oksitosin
kenyamanan ibu.
15
retraksi otot uterin akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini
kontraksi otot polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun
diantaranya, tiga titik di payudara yakni titik di atas putting, titik tepat
pada putting, dan titik di bawah putting. Serta titik di punggung yang
oksitosin:
5. Pemijatan oksitosin
1. Meja
2. Kursi
7. Waslap 2 buah
8. Baby oil
2009).
oksitosin atau reflex let down. Selain untuk merangsang refleks let
18
depan
pembengkakan dan kolostrum atau ASI merembes. Persepsi ibu dari “susu
mulai keluar” itu sendiri merupakan indikator klinis yang sah dari
lactogenesis tahap II. Sekresi susu dewasa ditandai dengan perubahan garam,
gula dan komposisi protein yang terjadi 32- 40 jam post partum. Waktu onset
karena menyusu dini akan memperlancar dalam pengenalan bayi akan puting
air susu ibu yang keluar pada hari ketiga atau lebih disebut proses onset
Persepsi ibu post partum tentang onset laktasi terjadi lebih dari 3
hari, 24% ibu memilih untuk tidak menyusui bayinya. Penelitian lainnya
dengan persepsi ibu bahwa ASI tidak mencukupi kebutuhan bayinya dan
Selain itu usia ibu yang masih muda dan pendidikan yang rendah
untuk perkembangan bayi dan nutrisi yang paling tepat untuk bayi
untuk ibu dan bayi yang tergantung pada gabungan kerja hormone,
reflek, dan perilaku yang dipelajari ibu dan bayi baru lahir yang
empat meliputi :
1. Mammogenesis
memproduksi ASI.
2. Laktogenesis I
ASI disekresi.
3. Laktogenesis II
1. Refleks prolaktin
3. Refleks let-down
sinus-sinus laktiferus.
dan susu menetes dari payudara lain yang tidak sedang diisap
1. ASI stadium I
2. ASI stadium II
dalamnya.
24
1. Aspek gizi
a. Manfaat Kolostrum
2011)
b. Komposisi ASI
Roesli, 2011).
c. Aspek imunologik
dalam ASI 300 kali lebih banyak dari pada susu sapi
d. Aspek psikologik
e. Aspek kecerdasan
f. Aspek neurologis
g. Aspek ekonomis
peralatannya.
2) Ibu bekerja
(Novianti, 2009).
c. Umur
d. Paritas
post partum.
f. Faktor bayi
1) Berat badan
2) Status kesehatan
2. Faktor langsung
a. Perilaku menyusui
1) Waktu inisiasi
c. Faktor psikologis
d. Faktor fisiologis
Suryoprajogo, 2009).
33
2.3.1 Definisi
dalam Roman Law (Lex Regia) dan Emperor’s Law (Lex Caesarea),
dalamrahim.
2.3.2 Prognosis
7%.
2.3.3 Istilah
ulang.
suatu indikasi.
5. Operasi Porro
2.3.4 Indikasi
2. Panggul sempit.
sekunder.
7. Distosia serviks.
9. Malpresentasi janin:
a. Letak lintang:
b. Letak bokong
1) Panggul sempit
2) Primigravida
masih hidup.
Kelebihan:
kemih.
Kekurangan:
spontan.
dipertimbangkan.
sepanjang 10 cm.
Kelebihan:
d. Perdarahan kurang.
Kekurangan:
pembedahan.
2.3.6 Komplikasi
2. Perdarahan karena:
b. Atonia uteri.
terjadi:
pasca operasi.
41
a. Terjadi aspirasi.
b. Emboli pulmonal.
c. Perdarahan.
d. Infesi urinaria.
f. Thrombophelibitis.
terjadinya injury.
anestesi umum.
angka kematian ibu dan bayi, serta biaya murah dan klien
selamat.
42
mati rasa, tetapi ibu akan tetap terjaga dan menyadari apa
5. Pijat oksitosin
Produksi ASI meningkat
BAB 3
KERANGKA KONSEP
berpikir dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2016). Berdasarkan teori yang telah
1. Tehnik marmet
2. Perawatan payudara (breast care)
3. Kompres hangat
4. Massase rolling
Keterangan
: diteliti
: tidak diteliti
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (soeparto, putra &
43
45
3.3 Hipotesis
H0 : tidak ada pengaruh pijat oksitosin terhadap onset laktasi pada ibu post
Ha : ada pengaruh pijat oksitosin terhadap onset laktasi pada ibu post SC
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,
2011).
46
BAB 4
METODE PENELITIAN
membandingkan efek terapi pijat oksitosin terhadap onset laktasi antar dua
Keterangan:
Y = Pijat oksitosin
46
48
Penelian ini dilakukan di ruang nifas RSUD Kota Mataram dan waktu
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
langsung dengan manusia, maka dari segi etika penelitian harus diperhatiakan.
Lembar ini dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila
subjek menolak, makan peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap
3. Confidentiality (kerahasiaan)
kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian dan hany akan digunakan
1. Tahap persiapan
dilakukan.
pembimbing.
pendahuluan.
melaksanakan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
responden penelitian.
penelitian.
3) Memasang handuk
oil
depan
jarinya
53
menit
lembar observasi
1. Data primer
2. Data sekunder
(apakah signifikan atau tidak). Suatu skala pengukuran dikenal valid apabila
akurasi pengukuran dan hasilnya. Dalam penelitian ini yang akan digunakan
dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul
dilakukan.
dalam bentuk yang sudah dibaca untuk pengolahan data. Peneliti membuat
55
kode untuk hasil penelitian yang di dapat. Coding yakni mengubah data
Pada tahap ini dilakukan data yang telah di ubah menjadi kode ke
masing-masing.
kembali kode yang sudah di entry data untuk melihat ada tidaknya
kesalahan dalam entry. Untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam entry
5. Cleaning (pembersihan)
onset laktasi pada ibu post SC (Sectio caesaria digunakan uji statistik
yaitu uji paired sample t-test, yang bertujuan untuk menguji ada
(5%), dengan bantuan program SPSS, jika pada hasil uji t nilai
signifikan (p) lebih kecil dari α (0,05) maka hipotesis alternatif yang