You are on page 1of 15

BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

Pemicu

Seorang anak laki-laki dibawa orang tuanya ke Pukesmas berobat dengan keluhan demam, sesak
nafas dan batuk. Anamnesis: demam mulai 4 hari yang lalu, menggigil dan kejang tidak
dijumpai, keluhan batuk sejak 4 hari yang lalu. Satu hari sebelum ke Pukesmas demam tiba-tiba
meningkat dan sesak nafas. Pada pemeriksaan Nampak seorng anak laki-laki, umur 3 tahun,
berat badan 13 kg, suhu tubuh 39°C. Frekuensi pernafasan 38 x/menit, frekuensi denyut jantung
130 x/menit. Terlihat pernafasan cuping hidung disertai retraksi supraklavikulas, interkostal dan
subcostal

More Info

Riwayat imunisasi: BCG 1x, OPV 2x, DPT 1x, Hepatitis B 2x, Campak 1x

Laboratorium: HB 12 gr%, Leukosit 18.000/mm3, Trombosit 245.000/mm3

Difftel: 1/0/5/60/20/14

Foto X-Ray: Gambaran infiltrate perihiler

Kultur apus nasofaring: B.pertusis

Unfamilliar Terms

Masalah

1. Batuk dan pilek sejak seminggu yang lalu


2. Demam
3. HR dan RR meningkat
4. Stidor inspiratatoar
5. Retraksi intercostals

1
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

Analisis Masalah

Infeksi Mikroorganisme

Masuk ke saluran pernafasan

Batuk MO melepaskan toxin

Peradangan

Mengeluarkan mediator inflamasi

Demam Reproduksi mucus meningkat

Merangsang N. Vagus

Batuk terus menerus

Susah bernafas

RR meningkat, HR meningkat, retraksi interkostal Merangsang reflex muntah

Muntah

2
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

Hipotesa

Pertusis

Learning Issue

1. Patofisiologi batuk, muntah dan mata merah pada pemicu


2. DD Pemicu
3. Patofisiologi Pertusis
4. Pencegahan dan Penatalaksaan Pertusis
5. Komplikasi dan Prognosis Pertusis

3
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

BAB II

ISI

1. Patofisiologi Batuk, Muntah dan Mata Merah pada Pemicu

Infeksi Mikroorganisme

Cavitas nasi

Vasodilatsi pembuluh darah Merangsang sel goblet

Dapat dieleminasi lewat mucus Tidak dapat dieleminasi lewat mucus

Dikeluarkan lewat lender cavitas nasi Sel goblet melokalisir

Pilek Timbul sputum/dahak

Rangsangan respon batuk

Mikroorganisme sampai ke trakea

Respons batuk meningkat

4
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

Rangkain batuk irregular

Tekanan Intracranial Tekanan intraabdomen

Pem.darah di wajah vasodiltasi Diafragma menekan gaster

Merah pada wajah Refleks muntah

Conjunctiva palpebra merah Muntah

2. DD Pemicu

1) Pertusis
Pertusis adalah satu dari semua penyakit infeksi yang paling menular dengan angka
serangan penyakit setinggi 90%
Etiologi
Bordetella Pertusis
Tanda dan Gejala
 Periode kataralis berlangsung bebehari sampai seminggu. Bersin, batuk
ringan,demam febris dan infeksi konjungtiva ringan. Pada fase ini sulit
dibedakan dengan penyakit lain. Periode kataralis adalah fase yang paling
menular.
 Periode paroksimal berlangsung 1-4 minggu ditandai dengan batuk berangsur-
angsur semakin keras dan cepat sehingga mengalami kesulitan mengambil

5
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

nafas pada saat batuk, infeksi konjungtiva semakin parah,muka merah dan
muntah pasca batuk merupakan kunci diagnosis pertusis.
 Periode akhir, pada periode akhir batuk dapat berangsur-angsur berkurang
tetapi tidak bisa sembuh total. Dan dapat pula menjadi parah sehingga terjadi
komplikasi.

Penegakkan Diagnosa

 Anamnesis
- Riwayat imunisasi
 Pemeriksaan fisik
- Sesuai tanda dan gejala
 Pemeriksaan Lab
- Leukosit >100.000
- Neutrofil bisa meningkat jika terjadi infeksi bakteri sekunder
 Pemeriksaan Radiologi
- Konsolidasi sekitar bronkus
- Infiltrat paru menunjukkan terjadinya komplikasi pneumonia bakteri
sekunder
 Tes Antibodi Fluoresen langsung (DFA)
 Biakan positif B.pertusis

2) Bronko Pneumoni
Merupakan pneumoni lobularis dimana terjadi peradangan yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan
alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat.
Etiologi
 Virus: Para influensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSP
 Organisme atipikal: Mycoplasma pneumonia
 Bakteri : Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosa

6
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

 Jamur : Candida, Aspergillus

Tanda dan Gejala

 Demam
 Batuk
 Sesak napas
 Sianosis
 Pilek
 Pernapasan cuping hidung
 Ronki basah halus

Penegakkan Diagnosa

 Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi: Pernafasan cuping hidung(+), sianosis, retraksi selaiga.
- Palpasi: Stem fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit.
- Perkusi: Sonor memendek sampai bedah
- Auskultasi: Suara pernafasan mengeras ( vesikuler mengeras ) disertai
ronki basah gelembung halus sampais edang.
 Pemeriksaan Laboratorium
- Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000/
mm3 dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat
berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma.
- Peningkatan LED.
- Analisa gas darah ( AGDA ) menunjukkan hipoksemia dan
hiperkarbia.Pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.

3) Bronkitis Akut
Inflamsi pada saluran pernafasan atas (bronkus)
Etiologi

7
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

 Infeksi viral > rinovirus, parainfluenza, inflenza A atau B, RSV, corona virus,
atau human metapneumovirus
 Infeksi bakteri > Mycoplasma pnumoniae, bordetella pertussis, chlamydia
pneumonia
Tanda dan Gejala
 Batuk non-produktif atau sedikit produktif
 Demam (subfebris)
 Auskultasi > ronki kering atau wheezing
Penegakkan Diagnosa
Foto toraks > dilakukan jika dicurigai terdapat komplikasi misalnya pneumonia

4) Asma Bronkial
Asma Bronkial adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang ditandai dengan
mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas.
Etiologi
 Alergen
- Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Mis : debu, bulu binatang, serbuk bunga dll
- Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Mis : Makanan dan obat-obatan.
- Kontaktan, yang masuk melalui kontak kulit.
Mis : Perhiasan, Jam tangandll

 Perubahan Cuaca,
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan factor pemicu terjadinya
serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim.

 Stress,
Bisa memperberat penyakit asma yang sudah diderita sebelumnya

 Olahraga,
Sebagian penderita asma akan mendapat serangan jika mudah
menimbulkan serangan asma. Biasanya terjadi setelah aktifitas, misalnya lari.

8
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

Tanda dan Gejala

 Batuk
 Mengi/Wheezing
 Sesak napas
 Sebagian penderita mengalami nyeri dada

Penegakkan Diagnosa

 Pemeriksaan Fisik

- PadaAuskultasi di jumpai adanya bunyi Mengi/Wheezing

 Pemeriksaan Penunjang

- Radiologi
- Pemeriksaan Kulit
- Scanning Paru
- Spirometri

9
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

3. Patofisiologi Pertusis

inhalasi

melekat ke epitel
saluran pernafasan

multiplikasi &
menyebar

sekresi toksin

hiperplasia
4. inflamasi ringan peningkatan sekresi
jaringan
5. limfoid mukus
peribronkial
6.
whooping cough

imunitas baik imunitas buruk

regenerasi sel infeksi sekunder

gejala penumpukan
berkurang mukus

sembuh
obstruksi

hipoksia

sianosis

kolaps paru

10
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

4. Pencegahan dan Penatalaksaan Pertusis

 Pencegahan

Imunisasi
Dosis total 12 unit protektif vaksin pertussis dalam 3 dosis yang seimbang dengan jarak 8
minggu. Imunisasi dilakukan dengan menyediakan toksoid pertussis, difteria dan tetanus
(kombinasi).
1. Jika pertusis bersifat prevalen dalam masyarakat, imunisasi dapat dimulai pada waktu
berumur 2 minggu dengan jarak 4 minggu.
2. Anak-anak berumu > 7 tahun : tidak rutin diimunisasi. Imunitas tidak permanen oleh
karena menurunnya proteksi selama adolesens ; infeksi pada penderita .besar biasanya
ringan tetapi berperansebagai sumber infeksi B.pertussis pada bayi-bayi non imun.
Vaksin pertusis monovalen (0.25 ml,i.m) telah dipakai untuk mengontrol epidemi
diantara orang dewasa yang terpapar.
3. Efek samping sesudah imunisasi pertussis termasuk manifestasi umum seperti eritema,
indurasi, dan rasa sakit pada tempat suntikan , dan sering terjadi panas, mengantuk, dan
jarang terjadi kejang, kolaps, hipotonik, hiporesponsif, ensefalopati, anafilaksis. Resiko
terjadinya kejang demam dapat dikurangi dengan pemberian asetaminofen (15mg/kg BB,
per oral) pada saat imunisasi dan setiap 4-6 jam untuk selama 48-72 jam.
4. Imunisasi pertama pertussis ditunda atau dihilangkan : Penyakit panas, kelainan
neurologis yang progresif atau perubahan neurologis, riwayat kejang dll. Riwayat
keluarga adanya kejang, “sudden infant death syndrome (SIDS)” atau reaksi berat
terhadap imunisasi pertussis bukanlah kontra indikasi untuk imunisasi pertussis.
5. Kontra indikasi untuk pemberian vaksin pertussis berikutnya termasuk ensefalopati
dalam 7 hari sebelum imunisasi, kejang demam atau kejang tanpa demam dalam 3 hari
sebelum imunisasi, menangis 3 jam, “high picth cry” dalam 2 hari, kolaps atau
hipotonik/hiporesponsif dalam 2 hari, suhu yang tidak dapat diterangkan 40.5 °C dalam
2 hari, atau timbul anafilaksis.

11
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

 Penatalaksanaan
1. Antibiotika
a. Eritromisin 50 mg/kg BB/hari selama 14 hari dapat mengeliminasi organisme
pertussis dari nasofaring dalam 3-4 hari. Eritromisin biasanya tidak memperbaiki
gejala-gejala jika diberikan terlambat.
b. Ampisilin 100mg/kgbb/hari dibagi dalam 4 dosis
2. Ekspektoransia dan mukolitik.
3. Suportif : terutama menghindarkan faktor-faktor yang menimbulkan serangan batuk,
mengatur hidrasi dan nutrisi
4. Oksigen diberikan pada distres pernapasan akut/kronik.
6. Penghisapan lendir terutama pada bayi dengan pneumonia dan distres pernapasan

5. Komplikasi dan Prognosis Pertusis

Komplikasi
1. Pernafasan
Otitis media, bronchitis, bronkopneumonia, atelektasis yang disebabkan sumbatan mucus,
emfisiema, bronkiektasis.

2. Pencernaan
Muntah-muntah yang berat dapat menimbulkan emasiasi, prolapsus rectum yang
mungkin timbul akibat tingginya tekanan intraabdominal.

3. Susunan saraf
Kejang dapat timbul akibat gangguan keseimbangan elektrolit akibat muntah-muntah.
Kadang-kadang terdapat kongesti dan edema otak, mungkin pula terjadi perdarahan otak.

4. Lain-lain
Dapat pula terjadi perdarahan lain seperti epistaksis, hemoptisis dan perdarahan
subkonjungtiva.

12
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

Prognosis

Bergantung pada ada atau tidaknya komplikasi dan penanganan yang tepat serta nutrisi
yang baik menjadi salah satu faktor pendukung memiliki prognosis yang baik. Namun, bayi
dengan enselopati memiliki prognosis yang buruk.

13
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.
Anak tersebut menderita pertusis dengan SKDI 4a.
Dimana sebagai dokter umu wajib mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan
tuntas.

14
BAtuk Terus Menerus pada Anak Kelompok2

DAFTAR PUSTAKA
1. Price, A Sylvia. Wilson, M Lorraine. 2005. Patofisiologi. Edis 6. Volume 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
2. Sudoyo, A.W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Edisi 5. Jakarta.
InternaPublishing ; 2009.
3. Soedarno,Sumarno S Poorwo.Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Ed 2.2010.Jakarta:
Badan Penerbit IDAI
4. Harrison. Principles Of Internal Medicine.Vol 1. 2008. USA: Mcgraw Hill Companies
Inc
5. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Pertusis. Staf pengajar I.K.Anak FKUI : Buku
Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta, Indonesia. FKUI, 1997. Jilid 2. h: 564-566.

15

You might also like