You are on page 1of 89

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah

besar bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20- 50%

kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan.

Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang

menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam

kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (Depkes

RI, 2015).

Menurut World Health Organitation (WHO), pada tahun 2015, sebanyak

563.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak 94%

kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara

berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan

tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika

dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9/100.000 negara maju dan

51/100.000 negara persemakmuran (Depkes RI, 2015).

Jurnal penelitian yang dilakukan mahasiswa Pascasarjana kebidanan

UNPAD tahun 2011 tentang “Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Kejadian
2

Hiperemisis Gravidarum Pada Ibu Hamil” menunjukkan ada hubungan tingkat

stress dengan hiperemisis gravidarum yang dialami ibu hamil.

Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang

terjadi pada ibu hamil sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar

elektrolit, penurunan berat badan, dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal

ini terjadi pada minggu keempat sampai minggu kesepuluh kehamilan,

sebaliknya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa

kasus akan terus berlanjut sampai pada tahap kehamilan berikutnya (Runiari,

2012)

Ketika ibu hamil mengalami Hiperemesis Gravidarum nutrisi ibu tidak

dapat terpenuhi, hal ini berefek pada janin di rahim ibu juga tidak terpenuhi

dengan baik, sehingga janin berpotensi kekurangan nutrisi dan akan

menyebabkan beberapa komplikasi pada janin seperti bayi lahir abnormal/cacat,

autis dan keterbelakangan mental. Pada saat ibu Hiperemesis Gravidarum ibu

merasa mual, muntah, pusing, sehingga mengurangi nafsu makan dan akhirnya

berat badan menurun, dehidrasi dan tidak bisa beraktifitas. (Runiari, 2012)

Beberapa faktor dapat dihubungkan dengan kejadian hyperemesis

gravidarum seperti: faktor perubahan hormon, jumlah hormon yang dikeluarkan

terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hyperemesis gravidarum, pada ibu hamil

dengan primigravida dan over distensi Rahim pada hamil ganda dan hamil mola

hidatidosa dianggap salah satu yang menjadi penyebab terjadinya hyperemesis

gravidarum. Sedangkan faktor psikologis dikarenakan kemungkinan besar bahwa


3

wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan

dengan suami dan sebagainya diduga dapat menjadi faktor kejadian hyperemesis

gravidarum. Faktor alergi dimana diduga terjadi invasi ja1ringan fili korialis

yang masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka dianggap dapat menyebabkan

kejadian hyperemesis gravidarum (Manuaba, 2012).

Dampak Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil seperti: dehidrasi dan

tidak imbangnya elektrolit, perdarahan gastrointestinal, penghentian kehamilan

sedangkan dampak yang akan terjadi bagi janin yaitu gangguan tumbuh kembang

janin dalam rahim (Sarwono, 2012).

Apabila asuhan kebidanan yang diberikan tidak baik maka akan

menyebabkan komplikasi seperti kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari

kekurangan gizi, alkalosis, hypokalemia, kelemahan otot, kelainan

elektrokardiografik, tetani, dan gangguan psikologis, sedangkan dampak bagi

janin yang di dalam kandungan ibu dengan hyperemesis gravidarum dapat

mengalami rupture eosophageal berkaitan dengan mual muntah yang berat,

encephalophaty wernicke’s, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara

spontan, keterlambatan pertumbuhan di dalam kandungan, dan kematian janin

(Sarwono, 2012).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menyatakan bahwa

Angka Kematian Ibu di Indonesia mencapai 263 per 100.000 kelahiran hidup,

Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang

kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan


4

kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah

perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini

menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah.

Berdasarkan profil dinas kesehatan provinsi Bengkulu tahun 2017 jumlah

angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu sebesar 137 per 100.000 kelahiran

hidup, hal ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2016

dimana angka kematian ibu sebesar 304 per 100.000 kelahiran hidup. Angka

kematian ibu di sebabkan oleh beberapa masalah seperti Perdarahan, abortus,

PEB, infeksi, partus lama dan HPP. (Dinas Kesehatan Provinsi, 2017).

Data dari dinas kesehatan Bengkulu utara menunjukkan bahwa sasaran

kunjungan bumil di puskesmas Air bintunan tahun 2015 sebayak 317 dari

13.882 jlh penduduk, sedangkan tahun 2016 sebanyak 293 dari 13.068 dan tahun

2017 sebanyak 293 dari 13.068 jumlah penduduk. Adapun penyebab utama

kematian ibu secara langsung adalah pendarahan, infeksi, komplikasi abortus,

partus lama, dan penyebab lain.

Data yang diperoleh dari buku register Puskesmas Air Bintunan

menunjukkan bahwa jumlah pasien Hiperemesis Gravidarum yang dirawat pada

tahun 2015 sebanyak 19 orang, pada tahun 2016 sebanyak 16 pasien dan pada

tahun 2017 sebanyak 11 pasien.

Dukungan emosional, spiritual sangat dibutuhkan semasa kehamilan baik

dari suami, keluarga atau orang terdekat. Tidak semua ibu mendapatkan

pengawasan dan perhatian pada saat di rumah sehubungan dengan pekerjaan


5

suami di luar rumah. Mengingat pentingnya pengawasan terhadap ibu hamil yang

mengalami Hiperemesis Gravidarum maka penulis tertarik untuk melakukan

“Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di di

Puskesmas Perawatan Air Bintunan Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut bagaimanakah

mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan pada kejadian Hiperemesis

Gravidarum di Puskesmas Perawatan Air Bintunan tahun 2018

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan dan mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan pada

ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum dengan menggunakan metode

Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Agar mampu mengkaji data dan mengaplikasikan data subjektif pada ibu

hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

b. Agar mampu menginterpretasikan data pada ibu hamil dengan

hyperemesis gravidarum

c. Agar mampu menentukan masalah potensial dari diagnose yang telah

ditegakkan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum


6

d. Agar mampu menentukan tindakan segera yang harus dilakukan pada ibu

hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

e. Agar mampu menetapkan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum

f. Agar mampu mengimplementasikan asuhan Kebidanan pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum

g. Agar mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum

h. Agar mampu melakukan pendokumentasian (Varney) pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Bagi Pasien

Diharapkan dengan adanya studi kasus ini dapat memberikan pengetahuan

ibu dan keluarga tentang cara mengatasi Hiperemesis Gravidarum dan

penatalaksanaan.

2. Bagi Bidan

Sebagai bahan masukan bagi Bidan mengenai Hiperemesis Gravidarum dan

diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dalam mengatasi

masalah pada ibu hamil dengan alur pikir dan penerapan pelayanan

berdasarkan langkah-langkah Varney.


7

3. Bagi Lembaga (Institusi)

a. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

pengalaman belajar dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum.

b. Bgi Intitusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, menjadi sumber bacaan bagi

mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Khususnya Kebidanan Dehasen

Bengkulu dalam menerapkan ilmu dan sebagai acuan penelitian

berikutnya.

E. Implikasi Studi Kasus Terhadap Kebidanan

1. Implikasi Pada Bidan sebagai Pendidik

Peran bidan sebagai pendidik pada kehamilan dengan Hiperemesis

Gravidarum yaitu untuk memberikan informasi berupa pengajaran mengenai

pengetahuan cara mengenali tanda-tanda Hiperemesis Gravidarum,

pencegahan dan penatalaksanaanya. Pada studi kasus ini, bidan menjelaskan

apa yang kurang dimengerti oleh pasien dan keluarga dari segi fasilitas

maupun yang lainnya.

2. Implikasi Pada Bidan sebagai Advokat

Peran bidan sebagai advokat pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
8

yaitu tindakan bidan dalam memberikan kenyamanan atau bertindak untuk

mencegah kesalahan yang tidak diinginkan ketika pasien sedang

mendapatkan asuhan kebidanan untuk mengatasi Hiperemisis Gravidarum

dalam menjalankan tindakan (baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan).

3. Implikasi Pada Bidan Sebagai Care Provider

Peran bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara langsung kepada

ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum dengan menggunakan metode

VARNEY, dengan menggunakan energi dan waktu seminimal mungkin

sehingga mampu membantu dengan maksimal untuk mengatasi masalah pada

ibu hamil tersebut. Bidan langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien,

mengantisipasi masalah, memberikan tindakan segera jika diperlukan,

merencanakan, mengimplementasi dan mengevaluasi asuhan kebidanan pada

ibu hamil tersebut

.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar Kehamilan

1. Definisi

Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, Lamanya hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid terakhir

(Rukiyah, 2015). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyantuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi.

2. Perubahan Psikologi yang Terjadi dalam Kehamilan

Perubahan psikologi yang terjadi dalam kehamilan menurut Ari Sulistyawati,

(2012 ) adalah sebagai berikut :

a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.

Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah dia benar-benar hamil. Hal

ini dilakukan untuk sekedar meyakinkan dirinya.

d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan


10

merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya

kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.

e. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita

tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

3. Ketidaknyamanan ibu TM I dan cara mengatasinya

Menurut Yani firda (2013) ketidaknyamanan ibu hamil TM I yaitu ;

a. Mual dan muntah

Cara mengatasinya;

1) Makanlah dengan jumlah sedikit, namun sering.

2) Tetap berusaha makan ketika kondisi perut tidak enak. Usahakan

makan 5-6 kali sehari dalam porsi yang lebih sedikit, demi

menghindari kondisi perut yang kosong.

3) Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, bumbu, terlalu

asam atau pedas.

4) Hindari makanan yang banyak mengandung aroma yang dapat

membuat anda mual dan muntah.

5) Minumlah segelas teh hangat untuk mengatasi ganguan mual dan

muntah.

b. Keputihan

Cara mengatasinya:

1) Gunakan bahan celana dalam yang terbuat dari bahan katun atau
11

yang paling mudah menyerap air.

2) Jagalah kebersihan daerah kewanitaan, karena pada kehamilan terjadi

peningkatan cairan vagina.

3) Jangan memakai pakaian dalam yang ketat.

4) Jangan gunakan douche, karena itu dapat menggangu keseimbangan

pH normal sekaligus mengakibatkan infeksi pada vagina.

c. Heart burn

Sensasi rasa panas atau tidak nyaman yang dirasakan di balik tulang dada

atau tengggorokan maupun keduanya.

Cara mengatasinya:

1) Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi

2) Mengurangi konsumsi makanan berlemak dan makanan yang

mengiritasi lambung, seperti kafein

d. Sembelit

Cara mengatasinya :

1) Perbanyak minum air putih

2) Perbanyak mengesumsi makanan yang berserat, seperti sayuran dan

buahan.

e. Sering buang air kecil

1) Jangan pernah menahan keinginan untuk buang air kecil, karena ini

dapat menyebabkan infeksi saluran kencing

2) Meskipun anda sering buang air kecil, namun porsi minum jangan
12

dikurangi.

3) Sering buang air kecil menyebabkan daerah kewanitaan lembab. Oleh

karena itu, jagalah alat kelamin anda agar tetap bersih dan terhindar

dari keputihan.

f. Pusing atau sakit kepala

Cara mengatasinya:

1) Istirahat sejenak saat merasa pusing

2) Tidak melakukan gerakan yang tiba-tiba

3) Usahakan tetap tenang dan santai

g. Perubahan kulit

Cara mengatasinya:

1) Hindari sedapat mungkin menggaruk rasa gatal yang di akibatkan

oleh stretch mark

2) Jagalah kebersihan kulit

3) Perbanyaklah mengesumsi makanan yang mengandung protein dan

vitamin c.

4. Gizi Ibu Hamil

Adapun kebutuhan seorang ibu selama hamil yaitu :

a. Kalori

Selama Kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah, Kalori yang

didapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi dimana


13

pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya.

b. Kalsium

Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gizi dan tulang janin.

Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik,

selain kalsium susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan

ibu hamil seperti : vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2, Vitamin C. Selain

dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium

yang baik juga.

c. Zat besi

Berfungsi didalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah

merah dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia.

d. Vitamin

Banyak jenis vitamin diperlukan kehamilan dalam jumlah tertentu

diantaranya :

1) Vitamin A

Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang

dan kulit. Vitamin A bersumber sayur dan buah-buahan seperti :

mangga, tomat, wortel.

2) Vitamin C

Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C untuk membantu penyerapan

zat besi atau mencegah anemia.


14

3) Vitamin D

Dapat menyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam

pembentukan dan pertumbuhan tulang serta gigi bayi. Vitamin D

didapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan.

4) Vitamin E

Berfungsi untuk pembentukan sel-sel darah merah serta melindungi

lemak dari kerusakan

e. Protein

Banyak terdapat pada daging, keju, ikan, tahu, tempe, berguna untuk

membangun sel-sel baru janin (sel darah, kulit, rambut, kuku, dan

jaringan otot).

f. Mineral dan Asam folat

Banyak terdapat didalam sayuran dan buah-buahan seperti jeruk, pisang,

brokoli, wortel untuk pembentukan susunan saraf pusat dan otak janin

serta membantu proses tumbuh kembang organ bayi.

Pada waktu terjadinya kehamilan banyak terjadi perubahan baik

perubahan fisik, sosial, maupun mental. Walaupun demikian para calon

ibu harus tetap berada dalam keadaan sehat, karena ibu tidak hidup

sendirian tetapi dia hidup bersama dengan janin yang dikandungannya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan zat gizi

selama kehamilan, yaitu kebutuhan karbohidrat, protein, lemak.


15

1) Kebutuhan Karbonhidrat

2) Kebutuhan protein

3) Kebutuhan lemak (Ibrahim,dkk 2011)

B. Konsep dasar Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang

terjadi pada ibu hamil sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar

elektrolit, penurunan berat badan, dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi.

Hal ini terjadi pada minggu keempat sampai minggu kesepuluh kehamilan,

sebaliknya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun

pada beberapa kasus akan terus berlanjut sampai pada tahap kehamilan

berikutnya (Runiari, 2012).

Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-

kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum

dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan menganggu

pekerjaan sehari-hari (Prawirohardjo, 2011).

Mual dan muntah umumnya disebut morningsickness, dialami oleh

sekitar 70-80 % wanita hamil yang bersifat ringan dan merupakan kondisi

yang dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-masing individu.


16

Hiperemesis Gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan pada

ibu hamil. Insiden dari Hiperemesis Gravidarum adalah 0,5-10/1.000

kehamilan. Penyakit ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12

minggu. Hiperemesis Gravidarum sering disertai dengan dehidrasi dan

kehilangan BB > 5 %, gangguan elektrolit dan ketosis (Fadlun, 2012).

Hiperemesis Gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual muntah

yang dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali minum

ataupun makan. Akibatnya, tubuh sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi

buang air kecil menurun drastis, aktivitas sehari-hari menjadi terganggu dan

keadaan umum menurun. Meski begitu, tidak sedikit ibu hamil yang masih

mengalami mual muntah sampai trimester ketiga (Rukiyah, 2015).

2. Etilologi

Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab hyperemesis gravidarum:

a. Faktor perubahan hormonal: pada wanita hamil yang kekurangan darah

lebih sering terjadi hyperemesis gravidarum, dapat dimasukkan dalam

ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita

primigravida dan over distensi Rahim pada hamil ganda dan hamil mola

hidatidosa, jumlah hormone yang dikeluarkan terlalu tinggi dan

menyebabkan terjadi hyperemesis gravidarum.

b. Faktor psikologis dikarebakan kemungknan besar bahwa wanita yang

menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan


17

suami dan sebagainya diduga dapat menjadi faktor kejadian hyperemesis

gravidarum.

c. Faktor alergi dimana diduga terjadi invasi jaringan fili korialis yang

masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka dianggap dapat menyebabkan

kejadian hyperemesis gravidarum (Manuaba, 2012).

3. Insiden

Frekuensi kejadian hyperemesis gravidarum adalah 2 per 100 kehamilan

(Mochtar, 2010). Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primi gravida dan

40-60 % multi gravida (Eni, 2011).


18

4. Patofisiologis
Bagan 2.1
Patofisiologi hyperemesis gravidarum.

Faktor Predisposisi Pemberian Fe Vili khorialis Faktor psikologis


-Kehamilan ganda stress
-Molahidatidosa

Efek samping
HCG meningkat pemberian Fe Masuk redaran Mempengaruhi system
berlebihan darah ibu saraf simpatis

Estrogen meningkat
Peningkatan
Perubahan metabolic mengeluaran
Estrogen merangsang meningkat H.epineprin,norepineprin
SSP dan pengosongan dan kortisol
lambung berkurang
As.lambung
meningkat
Asam lambung meningkat
Mual dan muntah

Merespon peningkatan
peristaltic lambung
dehidrsi

Serebal Pembuluh darah Integumen Kardiovaskuler Ginjal

Penurnan Hemokonsentras Turgor kulit Penurunan Kapiler


Vaskularisai i menurun menurun kontruktililitis glomerulus
keserebral jantung

5. Gangguan integritas Tekanan


Penurunan Memperlambat kulit CO2 menurun hidrostatik
transportasi CO2 .Peredaran darah meningkat
6.
Sirkulasi
kejaringan
O2 dijantung tidak menurun GFR ↓
Hipoksia
adekuat

Gangguan perfusi Reabsorpsi


Gangguan perfusi NaCl ↓
jaringan Iskemik jaringan

Vasokonstriksi
janin Ibu ginjal

(Atika, 2011)
19

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah

terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremi, hipokloremia,

penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang

mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat

toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi

lemak tidak sempurna (Mansjoer, 2015).

Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis

dengan tertimbunnya asam aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton

dalam darah. Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah

menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstrseluler dan plasma berkurang.

Dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan

berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke

jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.

Terganggunya keseimbangan elektrolit seperti hipokalemia akibat muntah

dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya dapat menambah frekuensi

muntah dan merusak hepar, selaput lendir esophagus dan lambung dapat

robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan

gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat

berhenti
20

4. Manifestasi Klinik

Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dapat dibagi dalam

tiga tingkatan :

a. Tingkat I

Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada

tingkatan ini klien merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan

menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100x/menit,

tekanan darah sistol menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh,

turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.

b. Tingkat II

Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah

kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, sehu

kadang-kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.

c. Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,

serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang

dikenal sebagai wernicke ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti

nistagmus, zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya

ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi

perdarahan dari esophagus, lambung dan retina. (Runiari. N, 2012)


21

5. Klasifikasi

a. Tingkatan I :

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu

merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri

pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan

darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata

cekung.

b. Tingkatan II :

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang,

lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-

kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata

menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.

Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma

yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

c. Tingkatan III:

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan

tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang

dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan

diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,

termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya

payah hati.
22

6. Tanda dan Gejala

Sampai saat ini tidak ada kesepakatan mengenai batasan seberapa

banyak mual dan muntah yang dikeluarkan pada hyperemesis gravidarum.

Akan tetapi, apabila mual dan muntah berpengaruh terhadap keadaan umum

ibu, sudah dianggap sebagai hyperemesis.

Tingkatan hyperemesis gravidarum antara lain:

a. Hyperemesis Gravidarum Tingkat I

1) Muntah terus menerus (3-4 x/hari) sehingga menimbulkan dehidrasi

(turgor kulit turun) nafsu makan berkurang, berat badan menurun (2-3

kg dalam 1-2 minggu), mata cekung dan lidah kering.

2) Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi

regurgitasi ke esophagus.

3) Nadi meningkat dan tekanan darah turun.

4) Frekuensi nadi sekitar 100/menit.

5) Tampak lemah dan lemas.

b. Hyperemesis Gravidarum tingkat II

1) Dehidrasi semakin meningkat akibatnya: turgor kulit makin menurun,

lidah kering dan kotor, mata tampak cekung dan sedikit icterus.

2) Pada kardiovaskuler, frekuensi nadi semakain cepat >100 kali/ menit,

nadi kecil karena volume darah turun, suhu badan meningkat, tekanan

darah turun.

3) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus.


23

4) Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan

oliguria, anuria dan terdapat timbunan benda keton aseton, aseton

dapat tercium dalam hawa pernpasan.

5) Kadang-kadang muntah bercampur darah akibat perdarahan esophagus

dan pecahnya mukosa lambung.

c. Tingkat III

1) Keadaan umum lebih parah.

2) Muntah berhenti.

3) Kesadaran semakin menurun hingga mencapai somnollen atau koma.

4) Terdapat ensefalopati werniche: nistagmus, diplopia, dan gangguan

mental.

5) Kardiovaskuler, nadi kecil, tekanan darah menurun, dan temperature

meningkat.

6) Gastrointestinal, ikterus semakin berat, terdapat timbunan aseton yang

makin tinggi dengan bau yang makin tajam, oliguria semakin parah

dan menjadi anuria.

7) Jika tidak ditangani segera: hyperemesis dapat berdampak buruk

terhadap janin dintarana yaitu pertumbuhan janin yang tidak

berkembangan, hipoksia janin serta dapat mengakibatkan kematian

pada janin (Eni, 2011).


24

6. Anatomi Sistim Terkait

Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat Hiperemesis

Gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh,

yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh beberapa macam sebagai

berikut:

a. Pada hati tampak degenerasi lemak tanpa nekrosis yang terletak

sentrilobuler. Kelainan ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan

dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Tetapi separuh

penderita yang meninggal karena Hiperemesis Gravidarum menunjukkan

gambaran mikroskopik hati yang normal.

b. Pada jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atropi,

dan sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan

perdarahan sub-endokardial.

c. Di otak dapat ditemukan ensefalopati wernicke yaitu dilatasi kapiler dan

perdarahan kecil-kecil di daerah corpora mamilaria ventrikel ketiga dan

keempat.

d. Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli

kontorti (Rukiyah, 2015).


25

7. Diagnosis

Menetapkan kejadian Hiperemesis Gravidarum tidak sukar, dengan

menetukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus-menerus tanpa

pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam

rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena itu Hiperemesis Gravidarum

berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat.

Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan harus difikirkan dan

berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, penyakit ginjal, dan

penyakit tukak lambung. Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan ketiga

kemungkinan hamil yang disertai penyakit (Manuaba, 2015).

8. Penatalaksaan

Secara umum:

a. Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu

proses yang fisiologi.

b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan 4 bulan.

c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam

jumlah kecil tetapi sering.

d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
26

tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.

e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan.

f. Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

g. Defekasi yang teratur.

h. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting,

dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

i. Obat-obatan

Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. vitamin yang

dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan juga

seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetic

seperti Ondansetron (Zofran). Penanganan Hiperemesis Gravidarum yang

berat perlu dikelola dirumah sakit.

j. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan

peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk hanya

dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai

muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan

makanan/minuman selama 24 jam.

k. Terapi Psikologi

Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta


27

menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

l. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolik, karbohidrat dan protein

dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter/hari.

Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B

kompleks dan vitamin C. bila ada kekurangan protein, dapat diberikan

pula asam amino secara intravena. (Indrayani, 2011).

m. Penghentian kehamilan

Pada beberapa kasus pengobatan Hiperemesis Gravidarum tidak berhasil

malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga

diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan yang

memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:

1) Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi

gangguan jiwa ensefalopati wernicke).

2) Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran penglihatan).

3) Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,

jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah

menurun) (Manuaba, 2015).


28

9. Penatalaksaan Berdasarkan Klasifikasi

a. Hyperemesis gravidarum tingkat 1

1) Penderita dengan mual dan muntah yang ringan, dianjurkan makan

makanan dengan porsi kecil tetapi lebih sering.

2) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya janga dimakan

karena pada umumnya menyebabkan mual.

3) Makanan diselingi dengan makanan kecil misalnya roti kering,

kentang, agar-agar tau biscuit dengan the hangat pada waktu bangun

pagi, pada siang hari dan sebelum tidur. Makanan dan minuman

sebaiknya jangan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

b. Hyperemesis gravidarum tingkat II dan III

1) Kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja

telah banyak mengurangi mual muntahnya.

2) Isolasi

Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter

saja yang boleh maasuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan

khusus telah mengurangi mual dan muntah.

3) Terapi Psikologis

Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar,

normal dan fisologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir.

4) Penambahan Cairan

Berikan infus Dextrose/glukosa 5 % sebanyak 2-3 liter/24 jam.


29

5) Berika obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.

6) Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat

memperbaiki keadaan umum penderita dapat dipertimbangkan suatu

abortus buatan (Sarwono, 2012).

1) Diet hiperemesis III

Diet ini diberikan kepada klien Hiperemesis Gravidarum ringan. Diet

diberikan sesuai kemampuan klien, dan minuman boleh diberikan

bersamaan dengan makanan. Makanan pada diet ini mengcukupi

kebutuhan energi dan semua zat gizi (Runiari N,2012).

10. Pencegahan

Menurut Sarwono (2012), prinsip pencegahan untuk mengobati emesis

agar tidak menjadi hyperemesis adalah:

a. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi.

b. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering).

c. Hidndari makanan yang berminyak dan berbau.

d. Defekasi teratur.
30

C. Konsep Asuhan kebidanan dengan Hyperemesis gravidarum

1. Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan Asuhan kebidanan adalah penerapan dan fungsi

kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan

kepada klien yang mempunyai kebutuhan atas masalah ibu hamil, masa ibu

bersalin dan masa ibu nifas. Kajian Teori Asuhan kebidanan adalah proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang di lakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

bidan (Marwita, 2016).

Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada

wanita hamil, sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, sebagai akibatnya terjadilah dehidrasi (Sarwono,

2009).

Penelitian ini dinyatakan berhasil jika setelah dilakukan perawatan 2

minggu, ibu tidak lagi mengalai hyperemesis gravidarum dan janin nya sehat.

Penelitian ini dianggap gagal jika setelah diakukan perawatan selama 2

minggu tidak ada perbaikan, hyperemesis tetap terjadi.

2. Tujuan dan Manfaat Asuhan Kebidanan

Secara umum asuhan kebidanan merupakan wujud dari pengabdian

tenaga kesehatan khususnya bidan terhadap masyarakat terutama kaum ibu

dan balita agar terciptanya masyarakat yang sehat dan harmonis, dan

mempermudah kaum ibu untuk mengetahui tentang kehamilan dan


31

bagaimana cara merawat dan menjaga kehamilan sejak dini dan bayi baru

lahir. Pelayanan asuhan kebidanan terintegrasi dengan pelyanan kesehatan,

selama ini pelayanan asuhan kebidanan bergantung pada sikap sosial

masyarakat dan keadaan lingkungan tempat bidan bekerja . Untuk

mewujudkan pemberian pelayanan kebidanan yang bermutu bidan

melakukan bentuk pendekatan pelayanan berupa asuhan kebidanan yang

berdasar pada asuhan sayang ibu dan bayi Pelayanan asuhan kebidanan di

berikan secara holistik yaitu memperhatikan aspek bio, psiko sosio dan

kultural sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi.

3. Tahapan Asuhan Kebidanan

1) Pengkajian

Tahapan pada tahap ini yaitu pengakajian data Subjektif dan data

Objektif. Data subjektif meliputi pengkajian identitas ibu hamil,

keluhan utama, riwayat kesehatan terdahulu dan riwayat kesehatan

keluarga, riwayat persalinan yang lalu, riwayat keluarga penggunaan

KB, riwayat Biopsikososial Spiritual Emosional. Sedangkan data

Objektif yaitu data yang diperoleh oleh pengkaji itu sendiri meliputi

Pemeriksaan umum (TTV) dan Pemeriksaan fisik yang dilakukan

Head to toe

2) Interpretasi Data

Pada tahap ini pangkaji (Bidan) menentukan diagnose berdasarkan

hasil dari pengkajian, masalah dan kebutuhan yang harus diberikan


32

kepada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum

3) Masalah potensial

Masalah potensial adalah dugaan masalah lanjutan yang berpotensi

muncul pada kejadian Hiperemisis Gravidarum.

4) Tindakan Segera

Pada tahap ini bidan menentukan tindakan prioritas yang dilakukan

pada kasus Hiperemisis Gravidarum.

5) Rencana Kebidanan

Rencana tindakan kebidanan meliputi tahapan atau macam-macam

asuhan kebidanan yang akan diberikan berdasarkan hasil pengkajian

data subjektif serta hasil temuan dari pengkajian data objektif

6) Implementasi Kebidanan

Tindakan kebidanan meliputi tahapan atau macam-macam asuhan

kebidanan yang diberikan berdasarkan perencanaan

7) Evaluasi

Pada tahapan ini bidan melakukan penilaian keberhasilan dari asuhan

yang telah diberikan kepada ibu hamil

8) Reassesment

Pada tahapan ini bidan melakukan asasement kemungkinan tidak

tercapainya keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan kepada ibu

hamil dan membuat perencanaan baru.

9) Dokumentasi yaitu Mendokumentasikan dalam bentuk Varney


33

D. Asuhan Kebidanan pada ibu Hamil dengan Hyperemisisgravidarum di


Puskesmas Air Bintunan

I. PENGKAJIAN

1. Data subyektif (S)

a. Biodata

Nama Ibu : NY”…” Nama Suami : Tn “…”

Umur : …tahun Umur : …tahun

Agama :… Agama : ...

Pendidikan :… Pendidikan :…

Pekerjaan :… Pekerjaan :…

Alamat :… Alamat :…

b. Keluhan Utama

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dengan keluhan

mual, muntah sehingga aktifitas sehari-hari nya terganggu dan kepala

pusing, badan terasa lemas dan nyeri ulu hati

c. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan sedang menderita penyakit hipertensi, dan tidak

sedang mennderita penyakit menular seperti: TBC, PMS, Hepatitis,

maupun penyakit menahun seperti: asma, jantung, hepatitis, TBC,

DM
34

2. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Ibu mengatakan sebelum hamil tidak pernah menderita penyakit

hipertensi, dan tindak pernah menderita penyakit menular seperti :

TBC, PMS, Hepatitis, maupun penyakit menahun seperti: asma,

jantung, hepatitis TBC, DM

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit

menahun, menular, maupun penyakit keturunan seperti hipertensi,

jantung

d. Riwayat Menstruasi

Menarche : …tahun

Siklus : Teratur/tidak

Lama haid : …hari

Banyaknya : …× ganti pembalut

Keluhan : Ada/Tidak

Dismenorhoe : Ada/Tidak

e. Riwayat kehamilan,persalian, dan nifas yang lalu Hamil ke

Lama dan Penolong


Hamil Umur Penyulit/ JK/PB/
jenis dan Laktasi
ke kehamilan komplikasi BB
persalinan tempat
… … … … … … …

f. Riwayat Kehamilan Sekarang


35

G…P...A…

Umur Kehamilan : >20 minggu

HPHT :

TP :

Keluhan :

TM I : Mual/Ngidam/Kelelahan

TM II : Sering bak/Sesak nafas/Pusing

TM III : Pusing/Nyeri pinggang/Sesak nafas

Imunisasi TT : Lengkap/Tidak lengkap

g. Riwayat kontrasepsi

Jenis KB yang digunakan : Pil/Suntik/Implant

Lama menggunakan : >….th

Keluhan :

h. Riwayat Psikosial Spiritual

Usia waktu menikah :…tahun

Lama menikah :…tahun

Hubungan dengan suami : Harmonis/Baik/Tidak baik

Hubungan ibu dengan keluarga : Harmonis/Baik/Tidak baik

Harapan tentang kehamilan : Menerima/Tidak menerima

Kebiaasaan berobat : Dokterr/Bidan/Dukun

Ketergantungan obat dan alcohol : Ada/Tidak ada

i. Kebutuhan Sehari-hari
36

1. Nutrisi

a) Makan:

Frekuensi : …/hari

Jumlah : …porsi

Keluhan : Ada/Tidak ada

b) Minum :

Frekuensi : …gelas/hari

Jenis :…

Keluhan : Ada/Tidak ada

2. Eliminasi

a) BAB:

Frekuensi : …/hari

Konsistensi : Keras/Lembek/Cair

Keluhan : Ada/Tidak ada

b) BAK:

Frekuensi : …/hari

Warna :...

Keluhan : Ada/Tidak ada

3. Personal Hygiene

Mandi :…sehari

Gosok gigi :…sehari

Cuci rambut :...seminggu


37

Potong kuku :...seminggu

Ganti pakaian :…sehari

4. Istirahat dan Tidur

Tidur Siang : Ya/Tidak

Frekuensi :…jam

Tidur Malam : Ya/Tidak

Frekuensi :…jam

Gangguan tidur : Ada/Tidak

5. Aktivitas

Jenis kegiatan : Senam hamil

Frekuensi :….x/minggu

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik/Lemah/Buruk

Kesadaran : Compos Mentis/Apatis/Koma

TTV

TD Selama Hamil : ≥ 140/90 mmHg

Nadi : 60-90x/menit

Pernafasan : 16-24x/menit

Suhu : 36,5 - 37,5

b. Pemeriksaan fisik
38

1) BB saat ini : > 45 kg

2) TB :>145 cm

3) LILA : > 23,5 cm

4) Kepala

Warna rambut : Hitam/Berwarna

Distribusi : Merata/Tidak

Kerontokan : Ada/Tidak ada

Benjolan : Ada/Tidak ada

Kebersihan : Bersih/Tidak

5) Muka

Warna muka : Pucat/Tidak pucat

Cloasma gravidarum : Ada/Tidak ada

Oedema : Ada/Tidak ada

6) Mata

Oedema palpebra : Ada/Tidak ada

Konjungtiva : Anemis/An-anemis

Sklera : Ikterik/An-ikterik

7) Mulut

Kebersihan : Bersih/Kotor

Mukosa bibir : Lembab/Kering

Lidah : Bersih/Kotor

Gigi : Lengkap/Tidak
39

Gusi : Ada perdarahan/Tidak

8) Telinga

Fungsi : Baik/Tidak baik

Kebersihan : Bersih/Tidak bersih

Pengeluaran : Ada/Tidak

9) Leher

Pemb kel tiroid : Ada/Tidak ada

Pemb kel limfe : Ada/Tidak ada

Pemb vena jugularis : Ada/Tidak ada

10) Abdomen

Inspeksi

Pembesaran : Kedepan/Kesamping

Linea : Alba/Nigra

Strie : Albican/Lividae

Bekas operasi : Ada/Tidak ada

Palpasi

Leopold 1 : Untuk mengetahui tuanya umur kehamilan dan

bagian apa yang terdapat dalam fundus uteri

yaitu teraba bulat, keras, melenting (kepala),

teraba bulat lunak dan tidak melenting (Bokong

janin)
40

Leopold 2 : Untuk mengetahui dimana letak punggung janin

dan di mana letak bagian – bagian kecil janin,

Leopold 3 : Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat

dibagian bawah perut ibu.

Leopold 4 : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian

bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke

rongga panggul

Auskultasi

DJJ : (+/-)

PM : 2 jari bawah/atas pusat kiri/kanan

Frekuensi : 120-160x/m

Irama : Teratur/Tidak teratur

Kekuatan : Kuat/Lemah

TBJ : (TFU-12)x155:..graam

11) Ekstremitas Atas

Warna : pucat/tidak pucat

Oedema : ada/tidak ada

Kebersihan : bersih/tidak

12) Ekstremitas bawah

Warna : Pucat/Tidak pucat

Oedema : Ada/Tidak ada

Varices : Ada/Tidak ada


41

Reflek patella : (+/-)

Kebersihan : Bersih/Tidak

13) Genetalia

Oedema :Ada/Tidak ada

Varices :Ada/Tidak ada

Pengeluaran :Ada/Tidak ada

14) Pemeriksaan Penunjang

a. Urine Protein : ( -/+ )

II. INTERPRATASI DATA

a. Diagnosa

Ny …..umur….tahun…G..P..A.., hamil…minggu, janin tunggal/gamelli

hidup/mati, intra uterine/ekstra uterine, presentasi kepala/bokong, keadaan

jalan lahir baik/tidak baik, keadaan umum baik/tidak baik dengan

Hyperemisis Gravidarum

b. Masalah

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.

2. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan mual

muntah yang berlebihan.

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri ulu hati berhubungan

dengan frekuensi mual muntah yang berlebihan.


42

4. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan mual muntah yang

berlebihan.

5. Gangguan tingkat kecemasan berhubungan dengan Koping tidak efektif,

perubahan psikologi kehamilan.

c. Kebutuhan

1. Pemberian cairan oral secara adekuat

2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan cairan

parenteral

III. MASALAH POTENSIAL

a. Dehidrasi

b. IUGR

c. Anemia

d. Intoleransi aktivitas

e. Gangguan pola istirahat tidur

f. Konstipasi

g. Hipertemia

h. Ketidakefektifan pola nafas

i. Perubahan persepsi sensori

j. Potensial komplikasi : perdarahan


43

IV. TINDAKAN SEGERA

1. Memberikan keyakinan bahwa mual muntah itu merupakan gejala fisiologi

2. Mengubah pola makan dengan porsi kecil tapi sering

3. Hindari makanan yang berminyak

4. Memberikan terapi anti mual dengan berkolaborasi

5. Pasang infuse dextrose 5 % atau Rl sesuai kebutuhan pasien

6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat

7. Tempatkan pasien pada tempat yang aman ( isolasi )

8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat

9. Lakukan pengawasan yang ketat

V. INTERVENSI

No Diagnosa Intervensi Rasionalisasi


Dx1 HEG 1. Beritahu hasil 1. R/agar Ibu mengerti
Tingkat I pemeriksaan pada tentang keadaan
Ibu. dirianya.

2. Kaji ulang keluhan 2. R/Ibu menceritakan


Ibu. keluhan yang dirasakan.

3. R/agar dapat mengetahui


3. Observasi TTV ibu, perkembangan keadaan
turgor kulit. ibu.

4. Pantau perubahan 4. R/dapat meningkatkan


berat badan ibu. resiko ketidak adekuatan
perubahan berat badan
pada saat kehamilan iko
dehidrasi, IUGR pada
44

janin serta BBLR.

5. Tes urine terhadap 5. R/Untuk mengetahui


aseton, albumin, dan adanya komplikasi.
glukosa.

6. Berikan konseling 6. R/Bila terjadi tanda


tentang tanda bahaya bahaya kehamilan dapat
kehamilan seperti diketahui secara dini dan
penglihatan menjadi dapat ditangani secara
kabur, kepala pusing, dini.
nyeri perut yang
hebat, odema pada
muka, tangan dan
kaki serta pendarahan
per vagina.

7. Anjurkan Ibu makan 7. R/Untuk mengurangi


yang tidak mual.
merangsang mual
seperti berminyak,
berlemak, asam dan
lain-lain.

8. Anjurkan Ibu untuk 8. R/Untuk mengurangi


makan sedikit tapi mual.
sering misalnya
setiap dua jam sekali.

9. Anjurkan Ibu banyak 9. R/Untuk mencegah


minum air putih terjadinya dehidrasi.
kurang lebih 8 – 9
gelas per hari.

10. Anjurkan Ibu tidak 10. R/Agar kebutuhan


segera turun dari nutrisi tercukupi.
tempat tidur ketika
bangun pagi, terlebih
dahulu makan
makanan seperti roti
kering, biskuit dan
lain-lain.
45

11. Anjurkan Ibu makan 11. R/Agar mengurangi


makanan selagi mual.
hangat.

12. Anjurkan Ibu 12. R/Agar mengurangi


menghindari rasa mual.
mual seperti
menghindari
makanan yang berbau
menyengat.

13. Lakukan kolaborasi


dengan tim medis 13. R/Agar mempermudah
untuk memberikan dalam memberikan
cairan infus pada ibu terapi pada pasien.
untuk mencegah
terjadinya dehidrasi
dan menyeimbangkan
antara output dan
intake cairan.

HEG 1. Beritahu hasil 1. R/agar ibu mengetahui


Tingkat II pemeriksaan pada keadaannya.
ibu.

2. Kaji ulang keluhan 2. R/Ibu menceritakan


ibu. keluhan yang dirasakan.

3. R/agar dapat mengetahui


3. Observasi TTV ibu. perkembangan keadaan
ibu.

4. Tinjau ulang 4. R/ Mual muntah pada


frekuensi serta trimester I yang
banyaknya muntah. berlebihan dapat
berdampak buruk pada
status gizi ibu serta
pertumbuhan dan
perkembangan janin

5. Pantau perubahan 5. R/dapat meningkatkan


46

berat badan ibu. resiko ketidak adekuatan


perubahan berat badan
pada saat kehamilan iko
dehidrasi, IUGR pada
janin serta BBLR.

6. Jelaskan pentingnya 6. R/ Kesejahteraan janin


pemenuhan dan ibu tergantung pada
kebutuhan nutrisi nutrisi yang dikonsumsi
yang adekuat. oleh ibu selama hamil.

7. Observasi frekuensi 7. R/ Malnutrisi dapat


dan jumlah makanan berdampak buruk
yang di konsumsi terhadap pertumbuhan
ibu. janin dan memperberat
penurunan komplemen
sel otak pada janin.

8. Ukur intake dan 8. R/ Mengetahui ibu


output cairan. mengalami dehidrasi/
tidak.

9. Anjurkan ibu untuk 9. R/ Terpenuhinya


selalu memenuhi kebutuhan nutrisi yang
kebutuhan nutrisinya. dibutuhkan oleh ibu dan
janin akan
meningkatkan
kesejahteraan ibu serta
janinnya

10. Jelaskan pada ibu 10. R/ Ibu mengetahui


resiko bila ibu tidak resiko bila ibu tidak mau
mau makan/ minum. memenuhi kebutuhan
nutrisinya yaitu bisa
menyebabkan janinnya
dalam bahaya karena
kekurangan nutrisi
makannya.

HEG 1. Beritahu hasil 1. R/agar ibu mengetahui


Tingkat III pemeriksaan pada keadaannya.
ibu.
47

2. Kaji ulang keluhan 2. R/Ibu menceritakan


ibu. keluhan yang dirasakan.

3. Observasi TTV ibu. 3. R/agar dapat mengetahui


perkembangan keadaan
ibu.

4. Tinjau ulang 4. R/ Mual muntah pada


frekuensi serta trimester I yang
banyaknya muntah. berlebihan dapat
berdampak buruk pada
status gizi ibu serta
pertumbuhan dan
perkembangan janin.

5. Kontrol lingkungan 5. R/untuk mencegah dan


klien dan batasi mengurangi kecemasan.
pengunjung.

6. Berikan support 6. R/untuk menurunkan


psikologis. kecemasan dan
membina rasa saling
percaya.

7. Anjurkan klien 7. R/menghemat energi


membatasi aktivitas dan menghindari
dengan istirahat yang pengeluaran tenaga yang
cukup. terus menerus untuk
meminimalkan
kelelahan.

8. Bantu klien 8. R/aktivitas bertahap


beraktivitas secara meminimalkan
bertahap. terjadinya trauma serta
meringankan dalam
memenuhi
kebutuhannya.
48

VI. IMPLEMENTASI

Hari/
No Tanggal Implementasi Responisasi Paraf
/Jam
HEG tingkat I
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
pada Ibu.
2. Mengkaji ulang keluhan Ibu.
3. Mengobservasi TTV ibu, turgor
kulit.
4. Memantau perubahan berat badan
ibu.
5. Melakukan tes urine terhadap
aseton, albumin, dan glukosa.
6. Memberikan konseling tentang
tanda bahaya kehamilan seperti
penglihatan menjadi kabur,
kepala pusing, nyeri perut yang
hebat, odema pada muka, tangan
dan kaki serta pendarahan per
vagina.
7. Menganjurkan Ibu makan yang
tidak merangsang mual seperti
berminyak, berlemak, asam dan
lain-lain.
8. Menganjurkan Ibu untuk makan
sedikit tapi sering misalnya setiap
dua jam sekali.
9. Menganjurkan Ibu banyak minum
air putih kurang lebih 8 – 9 gelas
per hari.
10. Menganjurkan Ibu tidak segera
turun dari tempat tidur ketika
bangun pagi, terlebih dahulu
makan makanan seperti roti
kering, biskuit dan lain-lain.
11. Menganjurkan Ibu makan
makanan selagi hangat.
12. Menganjurkan Ibu menghindari
rasa mual seperti menghindari
makanan yang berbau menyengat.
49

13. Berkolaborasi dengan tim medis


untuk memberikan cairan infus
pada ibu untuk mencegah
terjadinya dehidrasi dan
menyeimbangkan antara output
dan intake cairan.
HEG tingkat II
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
pada ibu.
Melakukan pengkajian ulang
keluhan ibu.
2. Melakukan observasi TTV ibu.
3. Melakukan peninjauan ulang
frekuensi serta banyaknya
muntah.
4. Memantau perubahan berat badan
ibu.
5. Menjelaskan pentingnya
pemenuhan kebutuhan nutrisi
yang adekuat.
6. Mengobservasi frekuensi dan
jumlah makanan yang di
konsumsi ibu.
7. Mengukur intake dan output
cairan.
8. Menganjurkan ibu untuk selalu
memenuhi kebutuhan nutrisinya.
9. Menjelaskan pada ibu resiko bila
ibu tidak mau makan/ minum.
HEG tingkat III
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
pada ibu.
Melakukan pengkajian ulang
keluhan ibu.
2. Melakukan observasi TTV ibu.
3. Melakukan peninjauan ulang
frekuensi serta banyaknya
muntah.
50

4. Mengontrol lingkungan klien dan


batasi pengunjung.
5. Memberikan support psikologis.
6. Menganjurkan klien membatasi
aktivitas dengan istirahat yang
cukup.
7. Membantu klien beraktivitas
secara bertahap.

VII. EVALUASI

Hari/Tanggal Evaluasi

S :

O:

A:

P :

S :

O:

A:

P :

S :

O:

A:

P :
51

E. Kerangka Teori

Bagan 2.2

Ibu Hamil Hiperemisis Gravidarum

F. Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan

Bagan 2.3

INPUT PROSES OUTPUT


Ibu hamil dengan Metode Survei Berhasil:
hiperemesis gravidarum: 1. Pengkajian Data Dasar 1. Tingkat I
1. Tingka Ringan Mengidentifikasi - Tidak ringan.
- Dehidrasi Kerw
identias, keluhan dan - Nyeri epgastrium
- Nyeri epgastrium riwayat obstetrick. menurun.
- Nadi meningkat, 2. Interpretasi Data - Tanda-tanda vital
tekanan darah Diagnosa dan keadaan normal.
menurun. umum ibu. 2. Tingkat II
2. Tingkat Sedang 3. Diagnosa Masalah - tidak sedang.
- Dehidrasi semakin Potensial - Nyeri epgastrium
meningkat. Untuk mewaspadai menurun.
- Frekuensi nadi masalah yang akan - Tanda-tanda vital
semakin cepat > 100 terjadi. normal.
kali/menit, nadi 4. Tindakan Segera - Tidak terjadi ikterus.
kecil karena volume Memberikan - Sistem eliminasi
dareah turun, suhu manajemen asuhan normal.
badan meningkat, kebidanan sesuai - Tidak terjadi muntah
tekanan darah turun. dengan langkah- darah.
- Ikterus. langkah kebidanan. 3. Tingkat Berat
- Oliguria, anuria. 5. Intervensi - Tidak dehidrasi.
- Kadang-kadang Merencanakan asuhan - Nyeri epgastrium
muntah bercampur kebidanan yang akan menurun.
darah. diberikan. - Tanda-tanda vital
3. Tingkat Berat 6. Implementasi normal.
- Keadaan umum Melaksanakan asuhan - Muntah berhenti.
lebih parah. kebidanan yang akan - Kesadaran
- Muntah berhenti. diberikan. samnolen.
- Kesadaran 7. Evaluasi - Tanda-tanda vital
samnolen. Penilaian normal.
- Nadi kecil, tekanan perkembangan dan - Tidak terjadi ikterus.
darah menurun. kemajuan tindakan
- Ikterus semakin yang telah diberikan. Gagal: bila setelah dilakukan
perawatan selama 2 minggu tidak
meningkat. ada perbaikan. Hiperemesis tetap
terjadi.
52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian/ Desain Asuhan

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan studi dengan pendekatan kualitatif

dengan strategi Case Study Research dengan memberikan asuhan kebidanan

pada ibu hamil dengan hiperemisis gravidarum.

B. Waktu dan Tempat penelitian

Lokasi studi kasus ini akan dilakukan di Puskesmas Perawatan Air Bintunan

pada tanggal bulan juni 2018

C. Setting Penelitian

1. Letak Puskesmas

Puskesmas Perawatan Air Bintunan merupakan salah satu Puskesmas

dengan fasilitas rawat inap yang terletak di Wilayah Kecamatan Girimulya

Kabupaten Bengkulu Utara , luas wilayah kerja146 km2 yang mencakup

enam desa, yaitu desa Girimulya, Tanjung Anom, Wonoharjo, Suka

Makmur, Rena Jaya. Jarak tempuh dari ibu kota Profinsi Bengkulu 101 km.

2. Sarana dan prasarana

Puskesmas Air Bintunan terdiri dari beberapa unit yaitu Poli KIA, Poli Gigi,

Apotik/farmasi, klinik IMS, laboratorium, ruang gizi, Poli umum, ruang


53

kesling, ruang imunisasi dan ruang anak, ruang bersalin dan ruang rawat

inap.

3. Jumlah pasien

Jumlah ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Perawatan Air Bintunan

tahun 2017 sebanyak 293 dengan 11 ibu hamil Hiperemesis Gravidarum

4. Jumlah bidan di tempat penelitian

Tenaga pelayanan di ruang anak terdiri dari 1 orang dokter gigi, 1 orang

dokter umum, 18 orang bidan, 12 perawat, 1 analis, kesmas 4 orang,

nutrision 1 orang sedangkan jumlah bidan di Puskesmas Perawatan Air

Bintunan sebanyak 18 orang

5. Di Puskesmas Air Bintunan belum ada yang melakukan penelitian

sebelumnya

D. Subjek Penelitian

Karena pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan strategi

Case Study Research (CSR), maka teknik sampling dalam penelitian ini

menggunakan Non Probability yaitu teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu. Subjek studi kasus ini akan dilakukan pada ibu

hamil dengan hiperemisis gravidarum.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Metode observasi


54

partisipatif, dalam hal ini peneliti membuat pedoman observasi dengan merinci

aspek-aspek yang akan diobservasi.

F. Etika Penelitian

Menurut Sulistyaningsih (2015) etika penelitian yaitu sebuah persetujuan dari

komite etik penelitian di suatu institusi bahwa penelitian yang akan di lakukan ini

tidak membahayakan responden penelitian. Hal yang harus peneliti penuhi dalam

etika penelitian, yaitu:

1. Menjamin kerahasiaan responden

Salah satu cara untuk menjamin kerahasiaan responden yaitu dengan cara

tidak mencantumkan nama responden dalam mengisi instrumen penelitian

maupun pengkajian hasil penelitian. Nama responden di ganti dengan

pemberian nomor kode responden.

2. Menjamin keamanan responden

Bila melakukan tindakan invasif pada tubuh manusia, maka tindakan tersebut

harus dijamin tidak akan membahayakan atau aman untuk kesehatandan

keselamatan responden. Bila tindakan invasif penelitian dilakukan pada ibu

hamil, maka harus dijamin bahwa tindakan tersebut tidak membahayakan

keselamatan dan kesehatan bagi ibu dan janin.

3. Bertindak adil

Memberikan perlakuan yang sama, yaitu masing – masing responden diberi

leaflet, selanjutnya responden diberikan penyuluhan dan ada yang tidak.


55

Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan penyuluhan kepada

responden yang tidak mendapatkan penyuluhan pada proses penelitian.

4. Mendapatkan persetujuan dari responden

Peneliti perlu meminta persetujuan dari responden dalam keikutsertaanya

menjadi responden. Sebelum meminta persetujuan dari responden, peneliti

harus memberikan informasi tentang tujuan dilakukannya penelitian, jaminan

kerahasiaan, dan keamanan responden. Setelah mendapat informasi tersebut

responden berhak menolak keikutsertaan menjadi responden. Apabila

responden menyetujuinya, maka responden menandatangani persetujuan

menjadi responden.
56

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di


Puskesmas Perawatan Air Bintunan Tahun 2018

Tanggal Pengkajian : 11 Juli 2018

Jam : 08.00 WIB

Tempat Pengkajian : Puskesmas Perawatan Air Bintunan

Nama Mahasiswa : Anik Suryani

NPM : 172426054 DBRPL

I. PENGKAJIAN DATA

DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

a. Identitas Pasien

Nama ibu : Ny “R”

Umur : 28 tahun

Suku Bangsa : Rejang

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Alamat : Renajaya

Telp : 081379535453

b. Identitas Penanggungjawab (suami)


57

Nama Suami : Tn “H”

Umur : 32 tahun

Suku Bangsa : Selatan

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Swasta

2. Alasan datang ke Puskesmas : Ibu mengatakan ingin memeriksakan

kehamilannya.

3. Keluhan Utama : Ibu datang dengan keluhan mual muntah sejak tiga

minggu yang lalu, badan terasa lemas dan nyeri ulu hati.

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan dahulu : ibu mengatakan tidak pernah menderita

penyakit baik obstetric maupun ginekologi yang menghasruskan ibu

dirawat dirumah sakit. Misalnya Kanker payudara, moima uteri,

hepatitits B, TBC, DBD, Thypoid, ibu mengatakan tidak ada riwayat

SC.

b. Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan didalam keluarga tidak

ada yang menderita penyakit menular seperti hepatitis B, TBC,Ccar,

HIV/AIDS, Malaria, dll

c. Riwayat kesehatan keturunan : ibu mengatakan didalam keluarga

tidak ada yang menderita penyakit jantung, asma, hipertensi, diabetes

mellitus, HIV/AIDS, dan tidak ada riwayat kembar


58

5. Riwayat Perkawinan

Menikah satu kali, umur 22 tahun dengan suami umur 25 tahun, lama

pernikahan 7 tahun

6. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus : 28 teratur

Lamanya : 4 hari

Banyaknya : 3-4 kali ganti balut sehari

Dismenorhea : tidak ada

Keluhan : tidak ada

Flour Albus : tidak ada

HPHT : 13 April 2018

b. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Anak
Ham Partus
AN Abort Imat Prema Penolo Lahir Nifa Lakta
il UK Biasa/S JK KB
C us ur tur ng Hidup s si
Ke C
/ Mati
1 4x 38 - Iya - Sponta Bidan L hidu nor (+) Pil
mg n K p ma
l
Ini

c. Riwayat Kehamilan Sekarang

Hamil Ke : 2 (Dua), G2P1A0


59

HPHT : 13 April 2018

Periksa sebelumnya di Puskesmas sebanyak 1 kali (TM I)

Status TT long life

Obat-obat yang dikonsumsi : -

Gerakan janin belum dirasakan

Ibu tidak pernah mengkonsumsi Alkohol, tidak pernah merokok,

minuman keras dan tidak pernah mengkonsumsi jamu

Ibu mengatakan rencana persalinan (tempat) akan didiskusikan

dengan suami.

7. Riwayat Keluarga Berencana

Jenis KB : Pil

Lama Penggunaan : 6 tahun

Keluhan : tidak ada

8. Riwayat Laktasi

Ibu memberikan ASI selama 2 tahun

9. Pola kebutuhan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Ibu mengatakan pola makan selama hamil ini makan bubur, roti, nasi

kadang-kadang, Frekuensi 2-3 x/hari, Masalah kurangnya nafsu

makan, mual dan muntah. Minum air putih/the, sebanyak 5 gelas x/hari

b. Pola Eliminasi
60

Ibu mengatakan BAB 1 x sehari, bau khas feses. BAK, Frekuensi: 1-3

x sehari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan.

c. Pola aktifitas pekerjaan

Ibu mengatakan saat ini hanya mengerjakan pekerjaan rumah yang

ringan-ringan kadang kadang, karena gangguan mual dan muntah.

d. Pola Istirahat

Siang 2-3 jam x/hari, Malam 7-8 jam x/hari.

e. Personal Hygiene

Mandi 2 x/hari, Gosok Gigi 2-3 x/hari, Ganti CD 3-4 x/hari / setiap

kali basah, Mencuci Rambut 3-4 x/minggu

f. Pola seksual

Ibu mengatakan selama hamil jarang melakukan hubungan seksual

karena kondisi ibu yang kurang fit, karena sering datang mual-mual.

10. Psikososial dan Spritual

Respon keluarga terhadap kehamilan baik, pengambilan keputusan dalam

keluarga diambil secara bersama (suami dan isteri), ibu taat dalam

beribadah, di rumah tdak ada hewan peliharaan.


61

Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Lemah

Kesadaran : Compos Mentis

TB : 160 cm

BB sebelum hamil : 60 kg
BB sekarang : 50 kg

LILA : 23 cm

TTV, TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/m

P : 20 x/m

S : 36,50C

2) Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Bentuk : simetris

Kebersihan : bersih

Distribusi : merata

b. Muka

Bentuk : simetris
62

Warna : pucat

Cloasma gravidarum: tidak ada

c. Mata

Bentuk : simetris

Conjungtiva : an anemis

Sklra : an ikterik

Warna : Cekung

d. Hidung

Bentuk : simetris

Kebersihan : bersih

Pengeluaran : tidak ada

e. Telinga

Bentuk : simetris

Kebersihan : bersih

Pengeluaran : tidak ada

f. Mulut

Mukosa bibir : Lembar

Lidah : bersih

Sariawan : tidak ada

Caries gigi : tidak ada

g. Leher
63

Pem.kelenjar tyroid : tidak ada

Pem.kelenjar limfe : tidak ada

Pem.vena jugularis : tidak ada

h. Payudara

Bentuk : simetris

Pembesaran : tidak ada

Aerola mamae : hyperpigmentasi

Papilla mamae : menonjol

i. Ketiak

Pembengkakan : tidak ada

j. Abdomen : terdapat linea, triae tidak ada

k. Ekstremitas atas dan bawah

Bentuk : simetris

Kelainan : tidak ada

Varices : tidak ada

Oedema : tidak ada

Tungkai : normal

Warna Kuku : Agak pucat, CRT <5 detik

Reflek patelaka/ki : (+/+)

3) Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

Muka : Pucat
64

Abdomen : terdapat linea nigra, striae tidak ada

b. Palpasi

Leopold 1 : ballottement

TFU : pertengahan pusat simfisis

c. Auskultasi :-

d. Perkusi :-

4) Data penunjang

a. USG : belum dilakukan

b. HB : 11 gram %

II. INTERPRETASI DATA

a. Diagnosa

Ny “R” Umur 28 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 12-13 Minggu dengan

Hiperemesis Gravidarum

DS : - Ibu mengatakan hamil 12 minggu G2P1A0

- Ibu mengalami mual muntah yang berlebihan dengan frekuensi

(9-10 x/hari), badan terasa lemas

- Ibu mengatakan nafsu makan berkurang

- Ibu mengatakan asam lambung meningkat/nyeri ulu hati

DO : - K/U : lemah

- Kesadaran : compos mentis

- Berat badan menurun


65

- Nadi cepat 90x/m

- Tekanan darah menurun 100/60 mmHg

- Suhu 36,50C

- Mata cekung, lidah kering, kuit kering.

b. Masalah

1) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.

2) Gangguan keseimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan mual

muntah yang berlebihan.

3) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri ulu hati

berhubungan dengan frekuensi mual muntah yang berlebihan.

4) Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan mual muntah

yang berlebihan.

5) Gangguan tingkat kecemasan berhubungan dengan Koping tidak

efektif, perubahan psikologi kehamilan.

c. Kebutuhan

1) Pemberian cairan oral secara adekuat ±2500 cc/hari.

2) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan cairan

parenteral (D5% drip Neurobion satu kali sehari).

3) Berikan obat anti emetic : Ondansentron 3 kali sehari

4) Berikan Ranitidine 2x Sehari


66

III. DIAGNOSA POTENSIAL

a. Dehidrasi

b. IUGR

c. Anemia

d. Intoleransi aktivitas

e. Gangguan pola istirahat tidur

f. Konstipasi

IV. TINDAKAN SEGERA

Terapi cairan elektrolit, D5 % drip neurobion satu kali sehari

V. INTERVENSI

N
Diagnosa Planning Rasionalisasi
o
1 Diagnose: Hyperemisis 1. Lakukan observasi 1. R/ Agar Dapat
Gravidarum K/U dan TTV. Mengetahui Keadaan
Pasien dan memastikan
Tujuan: bahwa keadaan dan
Setelah dilakukan Asuhan tanda-tanda vital pasien
Kebidanan diharapkan dalam batas nornal.
gangguan nutrisi dapat
teratasi 2. Beritahu hasil 2. R/ Agar ibu mengetahui
pemeriksaan pada ibu. tentang keadaannya.
Kriteria Hasil
KU : Baik 3. Kaji ulang keluhan 3. R/Ibu menceritakan
Pola makan : Baik ibu. keluhan yang dirasakan.
Mual : Tidak ada
Muntah : Tidak ada 4. Observasi 4. R/ malnutrisi ibu
Ibu sudah dapat makan kesejahteraan janin berdampak terhadap
tanpa dimuntahkan (tinggi fundus uteri). pertumbuhan janin dan
67

kembali. memperberat penurunan


komplemen sel otak
pada janin yang
mengakibatkan
kemunduran
perkembangan janin dan
kemungkinan lainnya.
5. Pantau perubahan 5. R/ Pemberian anti biotik
berat badan ibu. agar tidak memperparah
keadaan.

6. Jelaskan pentingnya 6. R/dapat meningkatkan


pemenuhan kebutuhan resiko ketidak
nutrisi yang adekuat. adekuatan perubahan
berat badan pada saat
kehamilan iko dehidrasi,
IUGR pada janin serta
BBLR.

7. Anjurkan ibu bila 7. R/ Agar mengurangi


bangun pagi untuk mual dan muntah.
tidak segera turun dari
tempat tidur dan
segera makan roti
kering dan teh hangat
terlebih dahulu.
1.
8. Anjurkan ibu untuk 8. R/ kesejahteraan janin
makan sedikit tapi dan ibu tergantung pada
sering misalnya setiap nutrisi yang dikonsumsi
dua jam sekali. oleh ibu selama hamil.

9. Observasi frekuensi 9. R/ Agar kebutuhan


dan jumlah makanan nutrisi ibu tercukupi
yang dikonsumsi ibu.

10. Ukur intake dan out 10. R/ untuk mengurangi


put cairan. mual.

11. Jelaskan pada ibu 11. R/ malnutrisi dapat


resiko bila ibu tidak berdampak buruk
mau makan/minum. terhadap pertumbuhan
68

janin dan memperberat


penurunan komplemen
sel otak pada janin.

12. Anjurkan Ibu makan 12. R/ Agar mengetahui ibu


yang tidak megalami dehidrasi atau
merangsang mual tidak.
seperti berminyak,
berlemak, asam dan
lain-lain.

13. Anjurkan Ibu banyak 13. R/ agar ibu mengetahui


minum air putih resiko bila ibu tidak
kurang lebih 8 – 9 mau memenuhi
gelas perhari. kebutuhan nutrisinya
yaitu bias menyebabkan
janinya dalam bahaya
karena kekurangan
nutrisi makanannya.

14. Kolaborasi dengan 14. Therapi Dari Dokter :


dokter untuk - Infus D5% drip
pemberian Therapi neorosanbe 1x sehari
- Injeksi Ondansentron
3x1 Ampul
- Injeksi Ranitidin 2x1
Ampul

VI. IMPLEMENTASI

Hari/
N
Tangga/ Intervensi Responisasi Paraf
o
Jam
69

1 Rabu, 1. Melakukan observasi K/U dan KU ibu lemah


11 Juli 2018 TTV. TD :100/60 mmHg
08.00 WIB N : 90 x/m
P : 20 x/m
S : 36,50C

08.05 2. Memberitahu hasil pemeriksaan Ibu mengetahui


pada ibu. keadaanya.

08.07 3. Mengobservasi kesejahteraan janin Teraba ballotement.


(tinggi fundus uteri) dan DJJ DJJ 130 x/m

08.09 4. Memantau perubahan berat badan Ibu mengatakan berat


ibu. badannya menurun
08.10 5. Menjelaskan pentingnya Ibu mengerti dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang penjelasan dan
adekuat. mengatakan mau
minum lebih banyak
dan setuju untuk
diberikan Therapi

08.12 6. Menganjurkan ibu bila bangun pagi Ibu mengatakan


untuk tidak segera turun dari mengerti dengan
tempat tidur dan segera makan roti penjelasan dan mau
kering dan teh hangat terlebih mengikuti saran bidan.
dahulu.
2.
08.14 7. Menganjurkan ibu untuk makan Ibu mengatakan
sedikit tapi sering misalnya setiap mengerti dengan
dua jam sekali. penjelasan dan mau
mengikuti saran bidan.

08.16 8. Menjelaskan pada ibu resiko bila Ibu mengkuti


ibu tidak mau makan/minum. penjelasan dari bidan

08.19 9. Menganjurkan Ibu makan yang Ibu mengkuti


tidak merangsang mual seperti penjelasan dari bidan
berminyak, berlemak, asam dan
lain-lain.

08.21 10. Menganjurkan Ibu banyak minum Ibu mengkuti


air putih kurang lebih 8 – 9 gelas penjelasan dari bidan
70

perhari.

08.25 11. Memasang Infus D5 dengan drip Infus terpasang, drip


Neurosanbe 1x sehari/kolf Neorosanbe telah
diberikan

08.40 12. Melakukan injeksi ondensentron 4 Ondansentron telah


mg diberikan

08.45 13. Melakukan injeksi Ranitidin Ranitidin telah


diberikan

08.50 14. Menganjurkan ibu istirahat Ibu istirahat ditemani


suami dan keluarga

12.00 15. Mengobservasi frekuensi dan Ibu mau makan sedikit


jumlah makanan yang dikonsumsi tapi sering, makan
ibu. nasi sedikit-sedikit
dan makan roti

VII. EVALUASI

Evaluasi

S : 1. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan mengenai kondisi ibu saat
ini
2. Ibu mengatakan mau melakukan apa yang dianjurkan karena ibu mengerti
itu semua untuk kebaikan dirinya dan bayinya
3. Ibu mengatakan akan banyak makan yang bergizi seperti sayur, buah-
buahan.
4. Ibu mengatakan akan makan sedikit tetapi sering
5. Ibu mengatakan akan istirahat yang cukup
6. Ibu mengatakan mual sudah mulai berkurang dari sebelum diberikan
therapi

O : Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 90x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5 0C
71

Mual muntah Mulai berkurang


Frekuensi mual : sering
Frekuensi muntah : 3-4x/hari
TFU : ballotement

A : Ibu hamil 12-13 minggu dengan hyperemesis gravidarum


P : Catatan Perkembangan kunjungan selanjutnya.

Kunjungan ke 2

Tanggal : 12 Juli 2018

Tempat : Puskesmas Air Bintunan

Pukul : 08.00 WIB

1. Data Subjektif :

Ibu mengatakan perasaan mual sudah berkurang, muntah hanya satu kali,

keluhan pusing berkurang, ibu juga mengatakan sudah mulai bisa masuk

makanan sedikit demi sedikit.

2. Objektif :

- KU : Agak lemah

- Kesadaran : compos mentis

- TTV : TD : 110/70 MmHg, RR : 20 x/mnt, N : 98 x/mnt , S : 36,80C

- Muka agak pucat, nyeri ulu hati berkurang, warna kuku normal, CRT < 3

detik, konjungtiva An anemis.


72

3. Interpretasi Data :

Ny. “ R“ umur 28 tahun G2 P1 A0, hamil 12-13 minggu dengan hiperemisis

gravidarum

4. Planning

No Diangnosa Planning Rasionalisasi


1 Diangnosa :
Hyperemisis Observasi kesadaran dan R/ Agar Dapat Mengetahui Keadaan
gravidarum tanda-tanda vital Pasien dan memastikan bahwa
keadaan dan tanda-tanda vital pasien
Tujuan : dalam batas nornal.
Setelah di
lakukan Pantau kelancaran infus R/ Agar cairan yang masuk sesuai
asuhan dengan therapy yang telah
kebidanan direncanakan
di harapkan
pasien Berikan diet sarapan pagi R/ Agar dapat memenuhi kebutuhan
mengerti nutrisi dan cairan ibu
dan
memahami Berikan ibu support R/ Agar ibu mampu mengatasi
tindakan mental kecemasan yang dihadapinya
yang akan
dilakukan, Anjurkan ibu untuk tetap R/ Agar dapat menghindari resa mual
dan di makan dalam porsi kecil
harapkan tapi sering
keadaan ibu
baik Berikan drip Neurobion 1 R/ Agar dapat membantu
ampul 20 tetes/menit memperbaiki metabolism tubuh,
mengatur metabolism saraf,
membantu proses pembentukan
energy, menjaga kerja jantung dan
nafsu makan.
73

Berikan injeksi R/ Agar dapat membantu


ondasentron 4 mg IV mengurangi rasa mual

Berikan Injeksi ranitidine R/ Agar depat mencegah neyri ulu


4 mg IV hati

Pantau intake dan Output Muntah dapat mengakibatkan


kehilangan asam lambung atau
produksi alkalin pada gastrointestinal
bawah. pengkajian output yang tepat
akan membantu menentukan
tindakan selanjutnya guna
mempertahankan keseimbangan
asam basa dan keadaan elektrolit
yang tidak seimbang

Memberikan diet makan R/ Agar dapat memenuhi kebutuhan


siang nutrisi dan cairan ibu

Menganjurkan ibu makan R/ Agar dapat mengurangi rasa mual


sedikit tapi sering dan
dalam keadaan hangat

Menganjurkan ibu untuk R/ Istirahat akan menurunkan


istirahat siang kebutuhan energy yang
menyebabkan metabolism meningkat
sehingga tidak merangsang
terjadinya mual dan muntah .

5. Implementasi

Hari/
Pa
No Tanggal Implementasi Respon
raf
Jam
Selasa
14-07-2018 Mengobservasi kesadaran KU ibu lemah
08.00 dan tanda-tanda vital TD :110/70 mmHg
N : 85 x/m
P : 20 x/m
S : 37,00 C
74

08.05 Memantau kelancaran Tetesan infus lancar


infus

08.10 Berikan diet sarapan pagi Sarapan pagi telah


diberikan, ibu mau sarapan
sedikit-sedikit

08.15 Berikan ibu support Ibu terlihat percaya akan


mental kesembuhannya

08.20 Anjurkan ibu untuk tetap Ibu mau makan sedikit tapi
makan dalam porsi kecil sering
tapi sering

08.25 Berikan drip Neurobion 1 Neurobion drip telah


ampul 20 tetes/menit diberikan

08.40 Berikan injeksi Injeksi ondasentron 4 mg


ondasentron 4 mg IV telah diberikan secara IV

08.45 Berikan Injeksi ranitidine Injeksi ranitidine telah


IV diberikan secara IV

08.50 Pantau intake dan Output Ibu mengatakan mual masih


terasa namun sudah
berkirang dari hari pertama,
muntah 1-2 kali sehari

11.50 Memberikan diet makan Ibu mau makan siang


siang sedikit-sedikit

12.00 Menganjurkan ibu makan Ibu mau mengikuti saran


sedikit tapi sering dan bidan
dalam keadaan hangat

13.00 Menganjurkan ibu untuk Ibu mengerti penjelasan


istirahat siang bidan

6. Evaluasi
75

Evaluasi

S : 1. Ibu mengatakan hamil kurang lebi 12-13 minggu anak ke-2.


2. Ibu mengalami mual muntah sudah berkurang
3. Ibu mengatakan sudah mulai makan nasi, lauk pauk dalam porsi kecil.
4. Ibu mengatakan nyeri ulu hati sudah mulai berkurang
6. Ibu mengatakan perubahan pada tubuhnya seperti mata cekung, lidah kering,
kulit kering sudah mulai berkurang.

O : Keadaan umum : lemah


Kesadaran : Composmentis
TTV: TD: 110/70 mmHg, N : 85x/menit, P : 20x/menit, S :370 C
Frekuensi mual : sudah berkurang
A : Ibu hamil 12-13 minggu dengan hyperemesis gravidarum

P : Catatan Perkembangan kunjungan selanjutnya.

Kunjungan ke 3

Tanggal : 13 Juli 2018

Tempat : Puskesmas Air Bintunan

Pukul : 08.00 wib

1. Data Subjektif :

Ibu mengatakan mual sudah berkurang, tidak muntah lagi, tidak nyeri ulu hati,

nafsu makan sudah membaik

2. Objektif :

- KU : Baik

- Kesadaran : compos mentis

- TTV : TD : 120/70 MmHg, RR : 19 x/mnt, N : 88 x/mnt S : 36,50C


76

- Warna kuku normal, Konjungtiva An anemis.

3. Analisa Data

Ny. “ R“ umur 28 tahun G2 P1 A0, hamil 12-13 minggu dengan hiperemisis

gravidarum

4. Planning

No Diangnosa Planning Rasionalisasi


Diagnosa : 1. Berikan pasien Untuk membuat ibu percaya ia bisa
Hyperemisis support mental mengatasi mual dalam kehamilam
gravidarum
2. Anjurkan ibu istirahat Untuk meminimalkan rasa cemas pada
Tujuan pasien.
Diharapkan 3. Anjurkan ibu untuk
Setelah tetap memenuhi Dengan mengkonsumsi makanan
dilakukan kebutuhan nutrisinya bernutrisi seimbang diharapkan
Asuhan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.
Kebidanan ibu
dapat
mengatasi rasa 4. Lakukan observasi Agar mengetahui perkembangan
mual di rumah kesadaran dan TTV: keadaan ibu.

Kriteria Hasil 5. Visite dokter Agar mengetahui kemajuan


KU: Baik kesehatan ibu. (Hasil visite dokter
TD : 120/80 pasien boleh pulang)
mmHg
N : 85x/m 6. Lepaskan infus Agar mempermudah persiapan ibu
P : 20x/m untuk pulang.

7. Berikan obat oral Agar pelanjutan terapi di rumah.


untuk dibawa pulang

8. Persiapan pasien
pulang Keadaan ibu telah baik
77

5. Implementasi

Hari
No Tanggal IMPLEMENTASI RESPON
Jam
Diagnosa : 1. Memberikan pasien Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
Hyperemisis support mental kepada
gravidarum ibu bahwa penyakit
yang dialaminya bisa
Tujuan disembuhkan serta
Diharapkan menghilangkan rasa
Setelah takut hamil dan konflik
dilakukan yang melatarbelakangi
Asuhan hyperemesis
Kebidanan ibu Gravidarum.
dapat
mengatasi rasa 2. Memberikan Ibu mengerti cara perawatan HEG di
mual di rumah pendidikan kesehatan rumah, ibu mau menghindari makan
dirumah makanan berlemak, ibu mau makan
Kriteria Hasil dalam keadaan hangat, ibu mau
KU: Baik mengkinsumsi banyak air putih, ibu
TD : 120/80 mengerti bila HEG berlanjut harus ke
mmHg pelayanan kesehatan, ibu mau makan
N : 85x/m obat teratur.
P : 20x/m
3. Melakukan observasi Kesadaran : compos mentis
kesadaran dan TTV: KU: baik,
Kesadaran: compos TD: 110/70 mmHg,
mentis N : 85 x/ menit,
KU: baik, TD: P : 20x/ menit,
110/70 mmHg, N: 85 S : 36,6o C
x/ menit,
P: 20x/ menit,
S: 36,6o C

4. Melepaskan infus Infus sudah dilepas, tidak ada tanda


plebitis

5. Berikan obat oral untuk Obat oral telah diberikan


dibawa pulang
78

6. Persiapan pasien Pasien pulang, ibu sehat


pulang

6. Evaluasi

Evaluasi
S : 1. Ibu mengatakan hamil 12-13 minggu anak ke-2
2. Ibu mengatakan nafsu makan mulai membaik
3. Ibu mengatakan badan nya sudah kuat
4. Ibu mengatakan nyeri ulu hati sudah tidak terasa lagi
5. Ibu mengatakan terjadinya perubahan pada tubuhnya seperti mata
cekung, lidah kering, kulit kering sudah mulai membaik
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV:
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5 celcius
Frekuensi mual : tidak ada lagi
Frekuensi muntah : tidak ada lagi

A : Ibu hamil 12-13 minggu dengan hyperemesis gravidarum

P : Pasien pulang, intervensi selesai


79

B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemsis Gravidarum di Puskesmas Air

Bintunan. Dalam penerapan asuhan kebidanan ini penulis tidak menemukan

kesenjangan antara terori dan praktek.

1. Pengkajian

Pengkajian data pada ibu hamil Ny.R dengan Hiperemesis Gravidarum

di dapatkan data subjektif yaitu ibu mengeluh mual muntah sejak tiga minggu

yang lalu dengan frekuensi 7-8x/hari setelah makan dan minum dengan

konsistensi berupa cairan dan mengeluh badan terasa lemas, nyeri ulu hati dan

kepala terasa pusing. Pada data objektif didapat keadaan umum lemah,

kesadaran composmentis, turgor kulit menurun, bibir mengering, mata

cekung, nadi mulai meningkat (98x/menit), berat badan 50 kg, TD 100/60

MmHg.
80

Sedangkan menurut teori tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum

yaitu penderita mengalami mual dan muntah terus menerus sehingga

menimbulkan dehidrasi (turgor kulit turun) nafsu makan berkurang, berat

badan menurun, mata cekung dan lidah kering, epigastrium nyeri karena asam

lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esophagus, nadi meningkat dan

tekanan darah turun, tampak lemah dan lemas (manuaba 2008). Dari

pengkajian tersebut penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori

dan praktek dilapangan.

2. Interpretasi Data

Data yang telah dikumpulkan pada kasus ibu hamil Ny.R dengan

Hiperemesis Gravidarum dapat ditegakkan diagnose sebagai berikut: Ny.R

G2P0A0 umur 28 tahun hamil 12-13 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum.

Masalah yang muncul yaitu gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake

yang kurang, gangguan keseimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan

mual muntah yang berlebihan, gangguan rasa nyaman berhubungan dengan

nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi mual muntah yang berlebihan,

gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan mual muntah yang

berlebihan, gangguan tingkat kecemasan berhubungan dengan Koping tidak

efektif, perubahan psikologi kehamilan. Sedangkan kebutuhan dari masalah

tersebut adalah pemberian cairan oral secara adekuat ±2500 cc/hari,

kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan cairan parenteral
81

(D5%), berikan obat antiemetik yang diprogramkan dengan dosis rendah,

misalnya Ondasentron 4-8mg/IV (Manuaba, 2008). Sedangkan menurut

pendapat Winkjosastro (2006) masalah adalah hal-hal yang sedang dialami

wanita yang didentifikasikan oleh bidan sesuai dengan pengkajian, sebagai

contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum adalah gangguan pemenuhan

cairan dan elektrolit, kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan

belum teridentifikasi dalam diagnose dan masalah yang di dapatkan dengan

melakuakan analisa data, sebagai contoh pada kasus Hipermesis Gravidarum

Grade I adalah memberikan pemenuhan cairan dan elektrolit yang adekuat

(Mansjoer, 2009). Dari data diatas penulis tidak menemukan adanya

kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

3. Diagnosa Potensial

Dalam kasus Hiperemesis Gravidarum yang telah diambil di

Puskesmas Air BIntunan yang telah dilakukan tindakan yang cepat dan tepat

sehingga tidak terjadi diagnose potensial terjadi dehidrasi dan terganggunya

keseimbangan elektrolit dan dapat mengarah ke Hiperemesis Gravidarum

Grade II yang dapat membahayakan hidup ibu dan janin (Varney 2007). Dari

perbandingan tersebut penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan praktek di lapangan.

4. Antisipasi Tindakan Segera

Pada langkah antisipasi pada kasus Hyperemesis Gravidarum yaitu

pemberian cairan terapi: pasang infus D5% drip Neurobion, injeksi


82

ondonsentron 4 mg secara IV, injeksi ranitidine secara IV dan motivasi untuk

pemenuhan cairan dan nutrisi per oral secara adekuat. Sedangkan pada teori

menurut Wiknjosastro (2008), penanganan pada kasus Hiperemsis Graviarum

pada prinsipnya adalah tidak ada, namun karena pasien merasa lemah maka

dilakukan kalaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antimetik dan

antihistamin, secara motivasi untuk memenuhi asupan nutrisi dan cairan

peroral seara adekuat. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan.

5. Rencana Asuhan

Rencana asuhan yang diberikan pada kasus Hiperemesis Gravidarum di

Puskesmas Air Bintunan dalah beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan

tentang keadaaan yang dialaminya sekarang, anjurkan makan-makanan dalam

kondisi hangat atau sangat dingin, makan sedikit tapi sering, jaga

keseimbangan cairan dengan infus, Observasi mual muntah, berikan terapi

obat: ondansentron 3 x 1/ hari, Ranitidin 3x1 tablet/ hari, anjurkan ibu untuk

beristirahat, misalnya tidur siang + 1 jam dan malam hari + 8 jam, observasi

KU dan TTV. Menurut Manuaba (2008), rencana asuhan yang dapat diambil

adalah pemberian cairan dan elektrolit yang adekuat baik peroral maupun

parental, kalori yang diberikan secara parental dengan glukosa 5 % dalam

cairan fisiologis sebanyak 2 sampai 3 liter sehari, jaga keseimbangan cairan,

bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan KU menjadi baik, diberikan

minuman dan makanan yang sedikit demi sedikit ditambah, berikan antimetik
83

seperti ondansentron, berikan terapi psikologis untuk meyakinkan pasien

bahwa penyakitnya bias disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil

dan konflik yang melatarbelakangi Hiperemesis Gravidarum, berikan obat

antihistamin seperti dramamin, avomim. Pada langkah ini penulis tidak

menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang terdapat dilahan

praktek.

6. Penatalaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh.

Pelaksaan yang dilakukan sesuai dengan teori Sarwono (2008) perlu

diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan

menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta

menghilangka masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang

penyakit ini. Pemberian cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat

dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3

liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin khususnya

vitamin B Kompleks dan Vitamin C. Dibuat daftar control cairan yang masuk

dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala akan

berkurang dan keadaan bertambah baik. Menjaga keseimbangan cairan

dengan infus D5 drip Neurobion, mengobservasi mual muntah, memberikan

terapi obat: ondansentron 3x1/ hari, ranitidine 3x1/hari menganjurkan ibu


84

untuk beristirahat, misalnya tidur siang + 1 jam dan mlam hari + 8 jam,

mengobservasi KU dan TTV. Dari pelaksanaan pada Ny. R dengan

Hyperemesis Gravidarum tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktek yang ada dilahan.

7. Evaluasi

Pada kasus Hyperemesis Gravidarum Grade 1 ini dilakukan puskesmas

peratawan Air Bintunan. Didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, TTV: TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S:

36,50 celcius, ibu sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak pusing, ibu

makan nasi dan lauk pauk 3x/hari porsi kecil, ibu sudah dapat beristirahat

dengan nyaman, tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 8 jam.

Sedangkan menurut Varney (2007) hasil asuhan kebidanan yang

diharapkan adalah mual muntah berkurang, keadaan umum baik, berat badan

naik, tidak terjadi dehidrasi, tidak terjadi Hyperemesis Gravidarum Grade II.

Pada langkah evaluasi ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan praktek.


85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang

berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. R dengan hiperemesis

gravidarum grade di Puskesmas Air Bintunan, yaitu :

1. Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny. R dengan hiperemesis gravidarum

diperoleh data subjektif yaitu ibu datang dengan keluhan mual muntah sejak

tiga minggu yang lalu sebanyak 7-8 kali per hari setelah makan dan minum,

badan terasa lemas, nyeri ulu hati serta kepala terasa pusing. Pada data

objektif didapat keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, turgor kulit

berkurang, berat badan 50 kg, mata cekung. Interpretasi data dilakukan

dengan mengumpulkan data secara teliti dan akurat sehingga didapatkan

diagnosa Ny. R Umur 28 tahun G2P1A0 tahun hamil 12-13 minggu dengan

hiperemesis gravidarum.

2. Diagnosa potensial pada kasus Ny. R dengan hiperemesis gravidarum ini

tidak muncul karena dapat ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan

prosedur. Antisipasi pada Ibu hamil Ny. R dengan hiperemesis gravidarum

telah dilakukan sesuai dengan teori yaitu memberikan nutrisi dan cairan

peroral secara adekuat dan melakukan kolaborasi dengan dokter untuk


86

pemberian terapi infus D5 Drip Neurobion, injeksi ondansetron, ijeksi

ranitidine.

3. Rencana tindakan pada kasus ini dilakukan sesuai dengan teori hiperemesis

gravidarum, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

4. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada kasus hiperemesis gravidarum

ini disesuaikan dengan rencana asuhan yang sudah dilakukan secara

menyeluruh.

5. Evaluasi yang dihasilkan setelah diberikan asuhan kebidanan dilakukan

perawatan di Puskesams selama 3 hari. Didapatkan hasil keadaan umum ibu

baik, kesadaran composmentis, TTV: TD :120/80 mmHg, N : 80 x/ menit,

RR: 20 x/ menit, S : 36,50C, ibu sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak

pusing, ibu makan 3 kali sehari porsi kecil seperti nasi, sayur, sepotong daging

/ikan dan tahu/tempe, ibu sudah dapat beristirahat, sudah dapat tidur siang

selama 1 jam dan tidur malam 8 jam.

6. Pada kasus Ny. R G2P1A0 hamil 12-13 minggu dengan hiperemesis

gravidarum tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek

yang ada dilapangan.

7. Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah di berikan pada

NYvb “R” gestasi 12-13 minggu di Puskesmas Air Bintunan.


87

B. Saran

Dari studi kasus pada Ny. R dengan hiperemesis gravidarum saran yang dapat

menulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan kepada klien dan keluarga untuk memeriksakan kehamilannya

secara teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang

mungkin terjadi pada kehamilan.

2. Bagi Bidan

Dapat memberikan perhatian khusus kepada bidan untuk dapat melaksanakan

asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur karena teori dan prosedur

yang benar mendasari setiap praktek sehingga menghindari kesalahan.

3. Bagi Lembaga

a. Bagi Institusi Pendidkan

Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai

sumber atau referensi yang bisa digunakan sebagai bahan belajar dan

mengajar bagi dosen atau mahasiswa khususnya

b. Bagi pihak Rumah Sakit

Sebagai masukan dan gambaran informasi untuk meningkatkan manajemen

asuhan kebidanan pada ibu hamil terutama dengan hiperemisis gravidarum

sehingga dapat menurunkan komplikasi yang tidak terjadi pada ibu hamil
88

16.

17. Intervensi

Renca

INFORMED CONSENT
Bengkulu
89

You might also like

  • Proposal Ok
    Proposal Ok
    Document59 pages
    Proposal Ok
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet
  • Jurnal Ikhsan
    Jurnal Ikhsan
    Document17 pages
    Jurnal Ikhsan
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet
  • Jurnal Eva
    Jurnal Eva
    Document14 pages
    Jurnal Eva
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet
  • Kuesioner Ok
    Kuesioner Ok
    Document3 pages
    Kuesioner Ok
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Document4 pages
    KUESIONER
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet
  • Samsul Kuesoner
    Samsul Kuesoner
    Document6 pages
    Samsul Kuesoner
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet
  • Kuesioner Marwan
    Kuesioner Marwan
    Document7 pages
    Kuesioner Marwan
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Document3 pages
    KUESIONER
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka Hasni
    Daftar Pustaka Hasni
    Document2 pages
    Daftar Pustaka Hasni
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    No ratings yet