You are on page 1of 12

Nama : Hari Susanto

Kelas : 9-2

No.Absen : 12

Tugas I : Baca Bab 8 buku Godfrey tentang Liabilities dan kerangka pelaporan keuangan IASB terkait Liabilities. Ringkas konsep
penting terkait liabilities dan perbedaan antara konsep dalam buku godfrey dengan Kerangka Konseptual terbaru! - 70%

A. Tabel perbedaan Konsep Liabilities

NO Uraian Menurut GODFREY Menurut KERANGKA KONSEPTUAL Komentar


IASB 2018
1 Definisi “Liability is a present obligation of “A liability is a present obligation of the
Tidak ditemukan perubahan yang
the entity arising from past events, entity to transfer an economic terlalu signifikan dari sisi definisi
the settlement of which is expected to resource as a result of past events.”
liabilitas. Perubahan definisi hanya
result in an outflow from the entity dibentuk dalam 1 konsep utama
of resources embodying economic “An economic resource is a right that liabilitas dan ditambah penegasan
benefits” has the potential to produce economic
definisi dari economic resource. Pada
Benefits” definisi Godfrey, disebutkan mengenai
Kriteria Liabilitas: outflow “manfaat ekonomi”, sedangkan
1. Kewajiban masa kini, butuh Kriteria Liabilitas: di KK IFRS 2018 lebih menekankan
penyerahan di masa depan 1. Adanya kewajiban entitas istilah transfer atau perpindahan dari
2. Hasil dari transaksi masa lalu 2. Transfer sumber daya ekonomi sumberdaya ekonomi dan lebih
atau kegiatan lain yang lewat 3. Kewajiban masa kini dari kejadian
menekankan bahwa sumberdaya
masa lalu ekonomi itu bersifat “potential” bukan
sekadar expected.
2 Kriteria a. Present Obligation a. Obligation Secara garis besar tidak ditemukan
Liabilitas  Menyebabkan terjadinya  Tanggung jawab yang tidak bisa banyak perbedaan. Pada KK 2018,
pengorbanan/outflow manfaat dihindari entitas, dan selalu terdapat pengaturan lebih detil
ekonomi di masa depan terkait dengan pihak lain mengenai transfer sumber daya
 Saat ini, pengorbanan/outflow  Kewajiban dari satu pihak berarti ekonomi yang diakibatkan oleh adanya
belum dilakukan hak bagi pihak lain untuk kewajiban entitas. Selain itu dimensi
 Termasuk kewajiban yang menerima sumber daya liabilitas dalam hal transfer of an
direncanakan ke pihak ekonomi, namun bukan berarti economic resource dapat terjadi di
eksternal jumlah hak dan kewajiban masa depan, walaupun kontrak
 Legal enforceability, jika tersebut sama besarnya. ditandatangani di masa lalu. Sebagai
sudah terdapat kontrak legal  Timbul dari kontrak, legislasi, konsekuensi dari hal tersebut,
 Settlement: pembayaran kas, dan legal enforcement lainnya kewajiban tetap harus diakui sebagai
transfer aset lain, provisi oleh pihak yang terlibat. Bisa liabilitas.
layanan, penggantian juga muncul dari kebijakan dan
kewajiban dengan kewajiban praktik umum. Selain itu, pada KK terbaru,
lainnya, perubahan dari b. Transfer of an economic resource dimungkinkan dalam hal transfer
kewajiban ke equity, atau  Kewajiban harus punya potensi tersebut,diperkenankan adannya suatu
pelepasan kewajiban dari yang memaksa entitas unsur “tidak pasti”, sehingga seperti
kreditor. mentransfer sumber daya provisi dan kontijensi dapat
 Outflow Asset hanya untuk ekonomi ke pihak lain dimasukkan ke dalam klasifikasi
pembayaran kas dan transfer  Potensi transfer tersebut tidak liabilitas.
aset lainnya. harus pasti atau kemungkinan
b. Past Transaction besar terjadi, cukup dapat terjadi Konsep Godfrey terkait settlement lenih
 Obligation must be the result pada kejadian masa depan yang menitikberatkan pada penyelesaian
of past events tidak pasti. secara lebih sederhana tanpa
 Kewajiban saat ini, bukan  Kewajiban dapat termasuk mempertimbangkan suatu kondisi
kewajiban di masa depan liabilitas walaupun kemungkinan tertentu, sedangkan pada KK terbaru
yang telah diakui transfer sumber daya ekonomi terdapat pertimbangan kondisi seperti
– pertukaran sumber daya ekonomi
 Contoh: perusahaan rendah mempengaruhi
penyediaan informasi kewajiban dengan pihak lain dalam kondisi yang
pertambangan yang
tersebut menguntungkan dan ‘kejadian
mengumumkan
 Kewajiban transfer terdiri dari: spesifik tidak pasti’ terjadi di masa
penambangan mengakui
pembayaran uang, depan
kewajiban kini untuk
memulihkan situs tambang. menyediakan barang dan jasa,
Kewajiban tersebut muncul pertukaran sumber daya
sebagai akibat dari peristiwa ekonomi dengan pihak lain
masa lalu penandatanganan dalam kondisi yang
kontrak. menguntungkan, kewajiban
transfer sumber daya ekonomi
saat ‘kejadian spesifik tidak
pasti’ terjadi di masa depan, dan
kewajiban issue instrument
keuangan
 Entitas juga bisa: negosiasi
pelepasan kewajiban,
pemindahan kewajiban ke pihak
ketiga, mengganti kewajiban
dengan kewajiban lainnya.
c. Present Obligation as a result of
past events
 Hanya jika: entitas telah
memperoleh manfaat ekonomi
atau mengambil tindakan; dan
sebagai konsekuensinya, entitas
harus menyerahkan sumber
daya ekonomi.
 Saat manfaat ekonomi diraih,
atau tindakan dilakukan,
kewajiban masa kini dapat
terakumulasi dari waktu ke
waktu
 Dapat terjadi walau transfer
sumber daya ekonomi baru
dapat dilakukan di masa depan
3 Pengakuan Terdapat beberapa aturan yang  Terdapat ketentuan mengenai Perbedaan sangat jelas terlihat
digunakan dalam pengakuan recognition dan derecognition pada istilah yang muncul pada KK
kewajiban, yaitu:  Untuk dapat diakui, liabilitas harus terbaru yaitu derecognition, bukan
a. Reliance on the law memenuhi recognition criteria. hanya recognition liabilitas
 Apakah terdapat tuntutan  Liabilitas diakui ketika biaya yang sebagaimana konsep Godfrey.
hukum pada entitas untuk timbul untuk mengakui dan
memenuhi kewajiban menggunakan informasi tersebut Perbedaan mendasar lain adalah
b. Determination of economic lebih kecil dibandingkan manfaat penekanan pada prinsip
substance of the event yang didapatkan dari pengakuan conservatism. Pada konsep
 Pertimbangan substansi liabilitas tersebut. Godfrey, lebih menekankan pada
ekonomi dari transaksi  Meskipun tidak diakui, namun prinsip konservatisme, seperti pada
 Apakah kewajiban “benar- entitas tetap harus menyediakan liabilitas akan dicatat terlebih
benar terjadi”? informasi mengenai liabilitas di dahulu dibandingkan aset.
 Pertimbangan seberapa dalam CALK. Sedankan pada KK terbaru,
penting pencatatan dan  Recognition criteria – menghasilkan ketentuan konservatisme tidak
pelaporan kewajiban dalam informasi dalam laporan keuangan ditemukan.
laporan bagi pembacanya yang berguna:
 Kegagalan pencatatan a. Relevant Perbedaan unsur-unsur yang
kewajiban hingga equity is  Keyakinan bahwa liabilitas dipenuhi untuk pengakuan liabilitas
issued dapat berarti benar-benar ada juga berbeda antara konsep
kegagalan dalam pencatatan  Kemungkinan inflow atau Godfrey dan KK terbaru. Pada KK
substansi ekonomi-nya. outflow manfaat ekonomi terbaru pengakuan liabilitas
c. Ability to measure value of tinggi. Jika rendah, cukup dilakukan saat suatu kewajiban
liability diungkapkan di catatan. memenuhi kriteria liabilitas dan
 Contract price – jumlah yang memenuhi recognition criteria
 Faktor-faktor lain yang
dibayarkan untuk barang dan (relevant dan faithful
menyediakan informasi
jasa yang diterima representation). Sedangkan pada
relevan
 Present Value of expected konsep godfrey, unsur yang harus
b. Faithful representation
future cash flow – dengan dipenuhi adalah probability dan
reliability.
pertimbangan time value of  Liabilitas yang diakui harus
money memenuhi prinsip faithful
d. Use of the conservatism representation
principle  penting untuk
 Pendekatan konservatif – mempertimbangkan
mencatat kewajiban terlebih pengaruh liabilitas pada
dahulu dibandingkan aset income, expenses, dan
 Asset understated “lebih perubahan ekuitas;
aman” daripada liabilities termasuk apakah liabilitas
understated yang diakui terkait dengan
 Masalah: informasi yang bias aset tertentu (recognition
(terlalu konservatif) concistency)

Elemen dalam neraca dan laporan  Derecognition: penghapusan


laba rugi diakui jika memenuhi unsur: seluruh atau sebagian liabilitas dari
a. Probability laporan posisi keuangan entitas.
 Probable that any future Biasanya muncul ketika kewajiban
economic benefit associated with tidak lagi memenuhi syarat sebagai
the items will flow to or from the liabilitas. Derecognition
entity merepresentasikan jumlah liabilitas
b. Reliability yang tersisa dan perubahan pada
 the item has a cost or value that jumlah liabilitas entitas.
can be measured with reliability
 pengukuran dapat diverifikasi
dengan bukti objektif
 dalam banyak kasus, akuntan
menggunakan judgement untuk
mengestimasi kewajiban
 contoh: tindakan hukum. Jika
kerusakan yang akan dibayar
tidak dapat diestimasi dengan
andal maka item tidak dapat
diakui sebagai kewajiban.
4 Pengukuran  paling banyak menggunakan  KK membebaskan penggunaan Perbedaan yang ditemukan adalah
metode pengukuran biaya historis biaya historis maupun current value, bahwa pada konsep Godfrey
 pengukuran dengan nilai wajar tergantung pada judgement dan menekankan bahwa metode
digunakan terbatas untuk pertimbangan entitas. pengukuran yang paling banyak
pengukuran awal transaksi  Metode pengukuran dipilih dengan digunakan adalah historical cost.
leasing, instrument keuangan, mempertimbangkan karakteristik Selain pengukuran historical cost
pembayaran berbasis saham, kualitatif kegunaan informasi dalam seperti nilai wajar hanya untuk
dan kombinasi bisnis. LK dan cost constraint-nya. penggunaan pada kondisi tertentu
a. Employee Benefits – Pension  Basis Pengukuran terdiri dari dua yang sudah ditetapkan.
Plans metode: Historical Cost dan Current Sedangkan, pada KK 2018, tidak
 Dana pensiun adalah entitas Value. ditemukan suatu ketentuan atau
hukum terpisah dari  Relevansi informasi liabilitas harus kewajiban penerapan salah satu
perusahaan pemberi kerja melihat: karakteristik liabilitas; dan metode pengukuran tertentu.
 Contributory (penyedia kerja bagaimana kontribusinya pada cash
dan tenaga kerja) dan non- flow di masa depan. KK terbaru lebih memberikan
contributory (penyedia kerja  Basis pengukuran liabilitas dan aset fleksibilitas dalam penggunaan
saja) yang terkait harus sama, agar tidak metode pengukuran berdasarkan
 Fully fund – kas atau investasi menimbulkan measurement suatu judgement perusahaan,
yang cukup untuk memenuhi inconsistency. dengan mempertimbangkan faktor-
kewajiban kepada pegawai  entitas juga menggunakan dan faktor tertentu yang dijelaskan lebih
 Unfunded – jumlah yang mempertimbangkan enhancing lanjut dalam standar.
disetorkan ke dana pensiun qualitative characteristic of financial KK juga memungkinkan
tidak mencukupi untuk statement, seperti komparabilitas, penggunaan dua jenis basis
memenuhi kewajiban saat ia understandability, verifiability, pengukuran yang berbeda untuk
jatuh tempo termasuk cost constraint. satu liabilitas dan aset yang terkait.
 Unfunded commitment
sebenarnya bukan kewajiban
dari perusahaan pemberi
kerja. Namun, perusahaan
punya equitable obligation
untuk mendanai dana
pensiun.
b. Provisions and Contingecies
 “Provision and contingencies
occur where there is a blurring
of the line between present
and future obligations.”
 Keberadaan kewajiban akan
dikonfirmasi oleh terjadi atau
tidak terjadinya peristiwa di
masa depan yang tidak
sepenuhnya dalam kendali
entitas
 Kewajiban kini yang tidak
diakui karena: kemungkinan
tidak mengakibatkan
keluarnya sumber daya dan
manfaat ekonomi untuk
menyelesaikan kewajiban
tersebut; jumlah kewajiban
tidak dapat diukur dengan
andal.
 Provision diakui pada saat
ada kewajiban kini,
kemungkinan besar terjadi
dan dapat diukur dengna
andal.
 Contingencies harus
diungkap karena dapat
mempengaruhi proses
pengambilan keputusan.

B. Issue for Auditor


Lengkapnya liabilities yang diakui, pengungkapan note dan obligasi lainya merupakan salah satu isu yang di hadapi para auditor. Mereka
wajib mengumpulkan bukti bahwa account payable, accrual, and other liabilities disajikan secara benar. Auditor perlu mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya penyimpangan waktu, dimana liability yang ada sebelum akhir periode tidak dicatat oleh entitas sampai dimulainya
periode baru. Dengan uji cut off para auditor dapat mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat dalam perode yang tepat.Pengenalan
IFRS2/AASB berbasis pembayaran shares meningkatkan paduan otoritas untuk auditor saaat menilai kewajaran dari nilai fair value yang di
berikan. Standar menyatakan bahwa fair value dapat ditentukan baik oleh nilai saham yang diberikan atau dengan nilai barang/jasa yang
diterima.
2. Pejalari dan Jelaskan tantangan dan kompleksitas perlakuan akuntansi untuk
kewajiban entitas terkait program-program kesetiaan pelanggan (Customer Loyalty
Program) – 30%

A. Gambaran Umum Customer Loyalty Program

Customer Loyalty Program adalah suatu program yang memberikan apresiasi terhadap
pelanggan yang setia memilih produk atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan. Dalam
jurnal Vyas, Preeta H. (2008:6) yang berjudul Loyalty Programmes: Practices, Avenues and
Challenges bahwa tujuan dilaksanakannya customer loyalty program ialah membangun
hubungan dengan pelanggan untuk jangka waktu yang lama, mengumpulkan informasi
pelanggan, meraih keuntungan melalui penggunaan dan penjualan produk serta untuk
bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat.

Program loyalitas pelanggan digunakan entitas untuk menyediakan insentif kepada


pelanggan untuk membeli barang atau jasa mereka. Jika pelanggan membeli barang atau
jasa, entitas akan memberikan poin penghargaan kepada pelanggan (seringkali
dideskripsikan sebagai “poin”). Pelanggan dapat menukar kredit penghargaan tersebut
dengan barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga.

Interpretasi ini berlaku untuk poin penghargaan loyalitas pelanggan yang:

a. entitas memberikan kepada pelanggannya sebagai bagian dari transaksi penjualan,


yaitu penjualan barang, pemberian jasa atau penggunaan aset entitas oleh pelanggan,
dan
b. bergantung pada pemenuhan terhadap setiap kondisi lebih lanjut yang dipersyaratkan,
pelanggan dapat menukar barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga
di masa depan.

Entitas menerapkan PSAK 23: Pendapatan paragraf 13 dan mencatat poin penghargaan
sebagai komponen yang diidentifikasikan secara tersendiri dari transaksi penjualan pada saat
diberikan (“penjualan awal”). Imbalan yang dialokasikan pada poin penghargaan diukur
dengan mengacu pada nilai wajarnya. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Entitas menerapkan
penyesuaian atas paragraf 06, PP01, PP02, dan PP03 secara prospektif untuk periode tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

Contoh dari Customer Loyalty Program adalah GoJek. GO-JEK merancang program
loyalty program dengan satu fitur baru yang berkaitan dengan Go-Pay, yakni Go-Points.
Program ini menggunakan loyalty point untuk setiap transaksi layanan GO-JEK yang
menggunakan Go-Pay. Semakin banyak transaksi, semakin banyak poin yang bisa
didapatkan user dan poin tersebut kemudian bisa ditukarkan dengan berbagai reward, dari
mulai voucher belanja sampai dengan MacBook. Contoh lain pada sektor perbankan, baru-
baru ini terdengar kabar mengenai D-Point, Danamon Reward Point. D-Point adalah
sistem reward point terintegrasi dari beragam transaksi di Danamon, yang bisa ditukarkan
dengan berbagai hadiah yang bisa dipilih sesuai keinginan dan kebutuhan kamu. Untuk
mengikuti program ini nasabah tidak perlu melakukan registrasi apapun, karena saat kamu
tercatat sebagai nasabah Danamon maka secara otomatis kamu langsung bisa
mengumpulkan poin dari beragam aktivitas perbankan kamu. Mulai dari transaksi belanja,
pencairan pinjaman, kepemilikan produk asuransi atau investasi dan layanan lainnya.
B. Perlakuan Akuntansi
1. Klasifikasi

Secara garis besar, teradapat dua akun utama yang terlibat dalam, yaitu pendapatan
dan kewajiban perusahaan. Dalam hal pendapatan. Hal inilahh yang menjadi salah satu
pertimbangan dalam pengakuan pendapatan. Selanjutnya, mucul sebuah pertanyaan
tentang berapa besar keuntungan atau pendapatan yang harus diakui, ketika perusahaan
memberikan poin penghargaan tertentu bersamaan dengan penjualan barang atau jasa
kepada pelanggan. Jika dilihat dari sisi kewajiban, perusahaan juga harus
mengidentifikasikan dan mengelompokkan program loyalty pelanggan ke dalam klasifikasi
kewajiban yang tepat.

Sebagaimana definisi liabilitas dalam Kerangka Konseptual IFRS Tahun 2018:

“A liability is a present obligation of the entity to transfer an economic resource as


a result of past events.”

“An economic resource is a right that has the potential to produce economic Benefits”

Apabila kita cermati definisi di atas, terdapat potensi perusahaan mentransfer sumber
daya ekonomi di masa depan, sebagai akibat dari kejadian di masa lalu. Perlu ditegaskan
kembali bahwa, kejadian masa lalu adalah kesepakatan antara perusahaan dengan
pelanggan, sedangkan potensi transfer sumber daya ekonomi adalah pemberian
barang/jasa gratis, pemberian potongan harga, dan sebagainya kepada pelanggan.
Berdasarkan definisi tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa program loyalitas
pelanggan termasuk liabilitas masa kini perusahaan yang harus disajikan dan/atau
diungkapkan dalam laporan keuangan.

Kepastian akan dari program keterjadiannya masih belum dapat ditentukan.


Maksudnya perusahaan tidak bisa mengidentifikasikan baik jumlah maupun waktu
kewajiban harus diberikan kepada pelangan dengan tepat pada saat sekarang.
Perusahaan hanya dapat menggunakan estimasi berdasarkan data dan informasi masa
lalu atau trend, data perusahaan dan program sejenis, dan data-data relevan lainnya untuk
menentukan besaran kewajiban jangka pendek terkait loyalty program. Estimasi dilakukan
karena besaran kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan berada di luar control
perusahaan itu sendiri, yaitu pada klaim yang dilakukan oleh pelanggan. Oleh karena itu,
berdasarkan sifat dan karakteristiknya, program loyalitas pelanggan dapat diklasifikasikan
sebagai kewajiban provisi, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tergantung dari
periode yang ditentukan perusahaan.

2. Pengakuan
Didalam PSAK 57, Provisi diakui jika:
a. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu;
b. Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi; dan
c. Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jika
kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui. (2009:57.7)

Perusahaan mengakui adanya kewajiban provisi terkait program loyalitas pelanggan


ketika terdapat keyakinan bahwa kewajiban tersebut benar-benar ada, dan informasi
tersebut material untuk disajikan kepada pembaca laporan keuangan. Dalam hal ini,
keyakinan keteradaan kewajiban terjadi pada saat perusahaan membuat kebijakan loyalty
program di awal periode, yang menerbitkan kesepakatan antara perusahaan dengan
pelanggan mengenai kriteria dan persyaratan program tersebut. Perusahaan akan
mengakui kewajiban provisi senilai estimasi yang ditetapkan bedasarkan judgement atas
faktor dan kondisi yang ada. Misalkan, perusahaan memberikan hadiah 1 buah gelas
untuk total belanja 500.000. Jika total penjualan satu periode ditaksir 50 juta, dan harga 1
gelas adalah 5.000, maka perusahaan akan mengakui provisi di akhir periode sebesar
500.000 (100 gelas x 5000). Namun, jika sepanjang periode tersebut ada pelanggan yang
melakukan klaim dan perusahaan memberikan 30 buah gelas, maka kewajiban provisi di
akhir tahun adalah sebesar 350.000 (70 gelas x 5000).

3. Pengukuran

Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Estimasi
terbaik pengeluaran merupakan jumlah yang secara rasional yang akan dibayar oleh
entitas untuk menyelesaikan kewajibannya pada akhir periode pelaporan.

Beberapa hal yang mempengaruhi pengukuran Provisi:

a. Jika nilai waktu dari uang berdampak material, maka provisi diukur berdasarkan
nilai kini (dilakukan diskonto untuk provisi).
b. Mempertimbangkan peristiwa masa depan yang akan terjadi.
c. Mempertimbangkan dampak peraturan perundang undangan yang kemungkinan
akan diberlakukan.

Provisi diakui oleh perusahaan senilai estimasi yang dapat ditetapkan, berdasarkan
judgement dan pertimbangan perusahaan. Judgement perusahaan didasarkan pada
faktor-faktor tertentu. Estimasi terbaik pengeluaran adalah jumlah yang secara rasional
yang akan dibayar oleh perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya di akhir periode
pelaporan. Jika ada pelanggan yang menukarkan poinnya, maka kewajiban provisi
perusahaan terkait program loyalitas akan berkurang sejumlah klaim yang telah diajukan
pelanggan.

4. Penyajian

Perusahaan menyajikan kewajiban provisi terkait program loyalitas pelanggan di


laporan posisi keuangan. selain itu, untuk memberikan informasi yang lebih andal dan
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan, perusahaan juga mengungkapkan
informasi terkait di dalam catatan atas laporan keuangan. informasi terkait provisi misalkan
kebijakan mengenai provisi tersebut, berapa jumlah estimasinya, bagaimana perlakuan
akuntansinya, pihak ketiga yang terlibat jika ada, dan lain sebagainya. Perusahaan juga
menyajikan bagian lancar dari kewajiban provisi jangka panjang sebagai bagian terpisah
di laporan keuangan, untuk memberikan informasi yang lebih relevan terkait program ini
kepada pembaca laporan keuangan.
C. Tantangan dan Kompleksitas Akuntansi Customer Loyalty Program

Meski terlihat sederhana, namun nyatanya perlakuan akuntansi customer loyalty


program tidaklah semudah yang dibayangkan. Terbitnya standar khusus yang membahas
masalah ini menjadi salah satu tanda yang mengisyaratkan penting dan rumitnya
perlakuan akuntansi untuk loyalty program, sehingga perlu diberikan panduan khusus.
Sebenarnya, Kerumitan dan kompleksitas dalam akuntansi customer loyalty program lebih
terkait dengan pengakuan pendapatannya, dibandingkan dengan pengakuan kewajiban
oleh perusahaan.

1. Model loyalty program bervariasi. Sebagai contoh, program loyalty yang memberikan
potongan harga atau diskon (non-barang) dapat memiliki accounting treatment yang
berbeda dengan program yang diterapkan GarudaMiles atau Bodyshop yang
memberikan reward berupa produk tertentu secara cuma-cuma (barang).
2. Perusahaan tidak mengenakan batas waktu (expired date) atas loyalty program,
namun pelanggan tidak kunjung meng-exercise poin loyalty-nya. Hal ini dapat
menyebabkan penumpukan kewajiban bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat
membebani laporan keuangan.
3. Kesulitan dalam menemukan cara yang efektif dalam menemukan estimasi terbaik
atas pengeluaran sumber daya yang dapat membebani perusahaan di kemudian
hari.
4. Sulitnya menentukan sifat dan waktu pengakuan pendapatan bagi perusahaan akibat
ketidakpastian kewajiban yang dapat timbul di masa mendatang.

Dari sisi kewajiban, kompleksitas yang mungkin akan dihadapi perusahaan adalah
menentukan jumlah estimasi yang tepat sebagai kewajiban provisi. Karena kewajiban
provisi loyalty program ini diluar kendali perusahaan, maka perusahaan akan sulit
mengendalikan jumlah yang diklaim dan tidak di klaim oleh perusahaan. Sementara itu,
kesulitan lebih besar juga bisa dialami perusahaan ketika memberlakukan program
loyalitas pelanggan melebihi satu periode akuntansinya, dengan berbagai jenis program
loyalitas.

Referensi
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/interpretasi-sak-6-isak-10-
program-loyalitas-pelanggan
https://dailysocial.id/post/pentingnya-customer-loyalty-program-bagi-perusahaan

You might also like