You are on page 1of 4

LAPORAN ANALISA SINTESA

DISUSUN OLEH :

Nur Agni Dwiningsih

NIM : G3A017261

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


Nama : NUR AGNI DWININGSIH
Nim : G3A017261
Tempat: IGD RSUD UNGARAN
Tanggal : 14 NOVEMBER 2018

1. IDENTITAS KLIEN : Tn R, 23 th
2. DIAGNOSA MEDIS : Vulnus laceratum
3. DASAR PEMIKIRAN :
Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek) adalah luka ini disebabkan oleh karena benturan
dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan perdarahan sedikit luka dan
meningkatkan resiko infeksi. (Mansjoer (2008).

4. ANALISA SENTESA
benturan,tekanan,cedera,sayatan

luka terbuka

perdarahan

jahit luka/hecting

5. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DI LAKUKAN


Jahit luka/hacting

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan sekunder,
adanya trauma jaringan

7. DATA FOKUS
Tn. J 23th di bawa ke ugd dengan diagnosa medis vulnus laceratum di area
tangan dengan luka robek sepanjang 6 cm karna mabuk dan akhirnya kecelakaan
motor yang di kendarainya, kesadaran compos mentis : E4 M5 V6, klien tampak
meringis kesakitan.
8. PRINSIP TINDAKAN DAN RASIONAL
a. Prinsip steril dengan menggunkana alat dan bahan yang steril
Rasional : agar mencegah masuknya mikroganisme yang dapat terjadinya
infeksi pada luka klien
b. Luka harus di bersikan dengan Nacl dan cairan antiseptik
Rasional : agar luka bersih dari kotoran yang menempel pada luka dan
menghilangkan mikroganisme yang menempel pada luka
c. Lakukan anastesi pada jaringan yang luka
Rasional : agar mengurangi dan menghilangkan rasa sakit pada saat luka di
jahit
d. Lanjutkan jahit luka sampai tertutup
Rasional : agar luka dapat tertutup dan terhindar dari mikroganisme
e. Tutup luka dengan sufratul, kasa steril dan plester
Rasional : agar menjaga dan melindungi luka dari mikroganisme yang
menyebabkan infeksi pada luka dan tidak ada tanda tanda perdarahan

9. TUJUAN TINDAKAN
Tindakan hecting merupakan tindakan yang dilakukan untuk menyatukan tepi
luka robekan dan meminimal infeksi agar mikroorganise tidak masuk kedalam luka.
Tindakan hecting yang dilakukan kepada Tn J dengan menggunakan simpul tunggal,
yaitu melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi
luka dan sekaligus mengambil jaringan sub kutannya sekalian dengan penusukan
jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.Penjahitan luka dengan benang
pada Tn J sebanyak 5 jahitan luar pada luka robek dibagian regio mentalis. Jahitan
tertutup dengan sufratul lalu ditutup kassa steril dan plester dan tidak ada tanda-
tanda perdarahan yang keluar.

10. BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT TINDAKAN TERSEBUT DAN


CARA PENCEGAHANY
a. Bahaya yang dapat terjadi Jika jahitan terlalu tegang dapat menyebabkan
avaskularisasi sehingga menyebabkan kematian jaringan
Antisipasi : jangan terlalu tegang minimal luka tertutup dengan rapat dan
tak ada luka yang terbuka
b. Jika teknik penjahitan yang dilakukan tidak steril maka dapat terjadi
infeksi
Antisipasi : dalam penindakan hecting harus di lakukan dengan tindakan
steril mulai dari alat dan bahan harus berbasis steril
c. Pembersihan luka yang kurang teliti juga dapat menimbulkan infeksi jika
masih ada benda asing yang tertinggal pada luka.
Antisipasi : setiap tindakan di sarankan harus ada partner dalam menjahit
luka agar bisa berkolaborasi dengan baik

11. EVALUASI
S : Pasien mengatakan luka sudah dijahit 5 kali.
O : Luka tampak terdapat jahitan 5 simpul dan ditutup kasa 8x4 cm, tidak ada
rembesan darah.
A : Infeksi terkontrol
P : intervensi dilanjutkan di rumah
Infection control
Infection protection

You might also like